Anda di halaman 1dari 19

Manajemen Operasional

Manajemen
Rantai
Pasokan
Disusun Oleh
Kelompok 2 AK S1 D
Wilisa (1992140023)
Fadhilah Fitria Sani (1992142102)
Altasya Nurmaeza (1992142104)
Alifah Salsa Bilah (1992142113)
Indah Nuraeni.M (1992142118)
Muh. Zaky Athari Ihsan (1992142121)
A. Muh. Al-Qadri Iskandar (1992142129)
A. Kepentingan Strategis Rantai Pasokan
Manajemen rantai pasokan (SCM) adalah pengintegrasian
aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi
barang setengah jadi dan produk akhir serta pengiriman ke
pelanggan.
Pentingnya Strategi Manajemen Rantai Pasokan
Supply Chain Management berkaitan dengan siklus yang
lengkap dari bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan
operasional di perusahaan, berlanjut ke ditribusi sampai kepada
konsumen.
Pentingnya Pembelian (Purchasing)
Pembelian memberikan peluang besar pengurangan biaya dan
peningkatan marjin kontribusi, maka strategi pembelian yang efektif
merupakan sesuatu yang vital dalam konsep Supply Chain Management,
karena porsi terbesar dari pendapatan digunakan untuk melakukan
pembelian.
Suplly chain membantu Strategy Bisnis , bagaimana keputusan mengenai rantai pasokan berdampak pada strategi
akan ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel: Dampak
keputusan
Rantai Pasokan
terhadap
Strategi Bisnis
B. Strategi rantai pasokan
Dalam rangka memperoleh barang dan jasa dari luar, suatu perusahaan harus
memutuskan suatu strategi rantai pasokan. Ada 6 strategi rantai pemasokan
1. Banyak Pemasok (Many Supplier)
Strategi ini menekankan pada pencapaian permintaan pembeli atas pemasok
dan membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling
bersaing secara agresif.
2.Vertical Integration
Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang
sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor.
Integrasi vertikal dapat menawarkan kesempatan strategis untuk manajer operasi.
3. Kairetsu Network.
Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli
dari sedikit pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara
financial pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok kemudian menjadi bagian
dari koalisi perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu.
4. Perusahaan Virtual (Virtual Company)
Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk
memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan
organisasi yang tidak tetap dan bergerak sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan
yang unik agar dapat memenuhi permintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan
yang terbentuk dapat memberikan pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji,
pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya.
5. Ventura Bersama
Suatu konsolidasi dan kolaborasi dari suatu perusahaan dengan perusahaan
lain dengan bekerjasama untuk mengurangi beban seperti beban biaya pengembangan dan
produksi. Perusahaan-perusahaan tersebut bekerjasama tanpa membaurkan merk atau
mengakui keunggulan kompetitif masing-masing.
6. Sedikit Pemasok (Few Supplier)
Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan
para pemasok yang komit atau berdedikasi. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung
lebih memahami tujuan umum dan sasaran-sasaran luas dari perusahaan dan konsumen
akhir.
Pemilihan Vendor

Fungsi operasi memerlukan adanya hubungan dengan vendor yang sempurna. Agar
hubungan tersebut efektif maka perlu dilakukan tiga proses yaitu:

a. Evaluasi Penjual, Tahap ini mencakup kegiatan pencarian penjual potensial dan
penentuan kemungkinan penjual tersebut menjadi pemasok yang baik.

b. Pengembangan Penjual, Apabila perusahaan sudah memastikan akan


menggunakan jasa penjual tertentu, maka cara agar pemasok dapat
diintegrasikan ke dalam system yang berlaku adalah dengan memastikan bahwa
penjual menghargai kebutuhan akan mutu, dan kebijakan perolehan bahan baku.
c. Negosiasi, Strategi Negosiasi terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Model harga
berdasarkan biaya, yang mengharuskan pemasok terbuka kepada pembeli. 2) Model
berdasarkan harga pasar harga didasarkan pada publikasi atau indeks. 3) Perebutan
tender terjadi pada kasus dimana pemasok tidak bersedia membahas biaya dan tidak
ada pasar yang mendekati sempurna.

d. Internet Purchasing (E-procurement), E-procurement yaitu order dilakukan


melalui komunikasi atau menyetujui catalog vendor yang didapat melalui internet
untuk digunakan oleh karyawan dari perusahaan di bagian pembelian.
Mengelola Rantai Pasukan

Proses Supply Chain Management


Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah, produk
setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai fasilitas yang terhubung
oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam bentuk bagan akan
nampak sebagai berikut:
Tantangan Dalam Mengelola Supply Chain Management
Terdapat tantangan yang harus dihadapi dalam mengelola supply chain, yaitu:
1. Kompleksitas struktur supply chain
• Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda
• Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan
2. Ketidakpastiaan
• Ketidakpastian permintaan
• Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll.
• Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak sempurna,
ketidakpastian kualitas produksi dll.
3. Waktu
Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita
mengasumsikan ada tingkat penggunaan konstan dari persediaan, maka waktu dalam
persediaan hanya tingkat persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran produk
dengan persentase tertentu atau jumlah.
5. Biaya
Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total biaya
pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya persediaan tercatat, dan biaya rekening
membawa piutang.
Supply Chain Economics
Pedagang besar maupun eceran membeli semua yang akan dijual, tetapi tidak
demikian halnya untuk perusahaan manufaktur, karena banyak input yang diperlukan
perusahaan untuk menghasilkan output. Oleh karena itu agar operasional berjalan secara
efektif dan efisien maka adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk membuat atau
membeli serta konsep Outsourcing
Keputusan Membuat atau Membeli
Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan tersebut diantaranya dijabarkan
pada tabel berikut
Alasan Membuat Alasan Membeli

1 Biaya produksi yang lebih rendah Biaya perolehan lebih rendah


2 Pemasok kurang cocok. Menjaga komitmen pemasok
3 Memastikan pemasok yang Mendapatkan keahlian tehnis
memadai dan manajemen
4 Pemanfaatan tenaga kerja berlebih Kapasitas tidak memadai
5 Memperoleh kualitas yang Mengurangi biaya persediaan
diinginkan
6 Menghilangkan kolusi pemasok Memastikan ada sumber daya
alternatif
7 Memperoleh item yang unik Kapasitas di perusahaan tidak
mendukung
8 Mempertahankan bakat yang ada Pertukaran informasi
9 Menjaga rancangan dan kualitas Item terlindungi karena hak
yang memadai paten
10 Mempertahankan dan Membebaskan manajemen
meningkatkan ukuran perusahaan menangani bisnis utama
Outsourcing
Outsourcing adalah memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam
konsep tradisional kepada supplier eksternal. Outsourcing merupakan tren yang
kontinyu yang mengarah pada efisiensi melalui konsep spesialisasi sehingga
perusahaan dapat berkonsentrasi pada core competencies yang dimiliki.
Dengan outsourcing tidak ada tangible product dan transfer. Perusahaan
kontraktor biasanya menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer ke perusahaan pemasok yang
meliputi: fasilitas, orang dan peralatan.
C. Mengelola Rantai Pasokan
Proses Supply Chain Management
Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan
mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai
fasilitas yang terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material.
D. Manajeman Logistik
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses
mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan
pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat.
E. Benchmarking Manajemen Rantai Pasokan
Benchmark atau patok duga tidak sama dengan analisis persaingan. Analisis
Persaingan meliputi perbandingan antara produk-produk pesaing dengan produk yang
dihasilkan Perusahaan. Sedangkan Benchmarking lebih jauh daripada itu, yaitu
membandingkan bagaimana suatu produk direkayasa, diproduksi, didistribusikan dan
didukung.
Jenis-jenis Benchmarking
Jenis benchmarking dapat dibagi menjadi beberapa metode pendekatan, diantaranya :
Benchmarking internal. Pendekatan ini dilakukan dnegan membandingkan oerasi syuatu
bagian dengan bagian internal lainnya dalam suatu organisasi.
Benchmarking kompetitif. Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan perbandingan
dengan berbagai pesaing.
Benchmarking fungsional. Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan perbandingan
fungsi atau proses dari perusahaan-perusahaan yang berada di berbagai industri.
TERIMA
KASIH
KELOMPOK 2

Anda mungkin juga menyukai