LAPORAN
PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI
Alat Plate, Rak tabung, Inkas, Tabung reaksi, Tabung khan, Durham, Inkubator, Ose bulat dan
Ose Jarum, Haskun, Masker, Lampu spirtus
Pewarnaan Gram I (Gentian violet), Gram II (Lugol), Gram III (Alkohol 70%), Gram IV
(Fucshin)
Bahan Media dan Reagen NB, MCA, EMB, Biokimia reaksi, KOH 5%, alfa nafthol 40%,
Kovac, MR
Prosedur Kerja
SAMPEL
-----------------------------------------------------------
Pewarnaan Gram
Bentuk bakteri : Batang pendek
Warna : Merah
Susunan : Menyebar
Sifat : Gram ( - )
Media MCA
Bentuk : Bulat
Ukuran : Kecil
Warna : Merah
Tepi : Rata
Setelah diinkubasi Permukaan : Cembung
Fermentasi : Laktosa
Konsistensi: Mucoid
Media EMB
Bentuk : Bulat
Ukuran : Kecil
Warna : Metalic sheen
Tepi : Rata
Setelah diinkubasi Permukaan : Cembung
Fermentasi : Laktosa dan Sukrosa
Konsistensi: Semi mucoid/kering
Pewarnaan Gram
Warna : Merah
Susunan : Menyebar
Setelah Inkubasi
(+) Setelah Inkubasi
(+)
2 Glukosa 8 VP
Setelah Inkubasi
(+)
Setelah Inkubasi
(+)
3 Laktosa 9 Citrat
Setelah Inkubasi
(+) Setelah Inkubasi (+)
4 Manosa 10 Urea
Setelah Inkubasi
(+) Setelah Inkubasi (-)
5 Maltosa 11 Motil
Setelah Inkubasi
(+)
Setelah Inkubasi
(+)
6 Sukrosa 12 KIA
Setelah Inkubasi
(+) Setelah Inkubasi
L: Acid
D : Acid
H2S : (-)
Gas : (+)
Test IMVC
Kesimpulan Mahasiswa
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa sampel atau
spesimen positif (+) teridentifikasi bakteri Escherichia coli dengan menggunakan media Mac
Conkey Agar dan Eosin Methylene Blue sebagai tempat biakan bakteri, dilakukan pewarnaan
gram dan dilakukan uji biokimia reaksi dengan melibatkan 12 media (Indol, Glukosa, Laktosa,
Manosa, Maltosa, Sukrosa, MR, VP, Citrat, Urea, Motil dan KIA). Dengan hasil yang
didapatkan pada uji biokimia reaksi indol positif (+), glukosa positif (+), laktosa positif (+),
manosa positif (+), maltosa positif (+), sukrosa positif (+), MR positif (+), VP positif (+), citrat
positif (+), urea negatif (-), motil positif (+), KIA Lereng: acid; Dasar: acid; H2S: negatif (-);
Gas: positif (+).
Catatan Mahasiswa
Mac Conkey Agar (MCA) merupakan media selektif bakteri Gram negatif. Salah satu
komposisi MCA yaitu laktosa menjadi sumber karbohidrat bakteri batang Gram negatif sekaligus
digunakan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memfermentasikan laktosa. Bakteri
yang mampu memfermentasi laktosa antara lain E.coli, Klebsiella sp., Enterobacteraerogenes,
dan Citrobacter sp. tidak dapat diamati apabila waktu inkubasi kurang dari 48 jam. Hal tersebut
dikarenakan pada penelitian ini waktu inkubasi yang digunakan hanya 24 jam sehingga hanya
koloni bakteri yang memiliki kemampuan fermentasi laktosa dalam waktu kurang dari 24 jam
yang dapat diamati, seperti E.coli dan Klebsiella pneumonia (Jawetz et al, 2013). Pada media
MCA, produksi asam ditandai dengan perubahan warna koloni bakteri yang semula merah
(neutral red pada MCA) berubah menjadi merah muda (pink) akibat absorbansi neutral red
karena adanya penurunan pH (asam) (Champoux et al., 2004). Escherichia coli merupakan flora
normal di saluran pencernaan (Jawetz et. al, 2013). Bakteri tersebut tumbuh dengan cepat pada
suasana aerob dan anaerob, dapat memfermentasi glukosa, dan bersifat oksidasi negatif
(Champoux et. al, 2004).
Pada identifikasi yang telah dilakukan didapatkan pada media Mac Conkey Agar (MCA)
dengan ciri-ciri berbentuk bulat, berukuran kecil, berwarna merah, memiliki tepi yang rata,
permukaan cembung, fermentasi laktosa dan konsistensi mucoid yang mempunyai persamaan
dengan koloni Klebsiella spp. Menurut Ray (2004) dan Yadav et. al (2014), koloni E.coli dan
Klebsiella memiliki ciri-ciri yang hampir sama pada media diferensial (MCA), hanya bentuk
dan elevasi yang berbeda. Koloni E.coli memiliki bentuk bulat kecil dan semi mucoid, sementara
koloni Klebsiella spp. meiliki bentuk bulat besar dengan elevasi mucoid. Adanya kandungan
crystal violet dan garam empedupada media selejtif MCA menjaikan pertumbuhan bakteri Gram
positif terhambat. Pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMB) didapatkan ciri-ciri berbentuk
bulat, berukuran kecil, berwarna metallic sheen, memiliki tepi yang rata, permukaan cembung,
fermentasi laktosa dan sukrosa, dan konsistensi semi mucoid (kering). Menurut Prawethirini et al
(2009), koloni hijau metalik yang tumbuh pada media EMBA dapat diduga koloni tersebut
adalah Escherichia coli. Bakteri tersebut membentuk koloni metalik dikarenakan adanya reaksi
antara bakteri dengan Methylene blue. Karena dalam media biakan positif koloni bakteri
Escherichia coli, maka dilakukan uji biokimia rekasi.
Uji biokimia reaksi melibatkan 12 media (Indol, Glukosa, Laktosa, Manosa, Maltosa,
Sukrosa, MR, VP, Citrat, Urea, Motil dan KIA). Pada uji biokimia reaksi didapatkan hasil
terbentuknya cincin merah pada media indol dan MR sedangkan pada media VP tidak terbentuk
cincin merah. Menurut Hemraj et al. (2013), isolate bakteri dinyatakan positif dapat
memfermentasikan gula yang diujikan apabila media yang semula berwarna hijau berubah
menjadi kuning ataupun terbentuk gas. Durham ataupun tabung Durham yang terangkat. Hal
tersebut menandakan bakteri mampu memfementasikan karbohidrat. Terbentuknya cincin merah
pada permukaan media indol, MR, dan VP, menandakan hasil positif. Cincin merah pada media
indol menunjukkan kemampuan bakteri dalam mendegradasi asam amino triptofan. Asam amino
triptofan merupakan asam amino esensial yang dapat didegradasi oleh beberapa spesies bakteri
dnegan menghasilkan produk berupa indol, asam amino, dan piruvat. Produk indol dapat
diketahui dengan mereaksikan biakan pada indol dengan reagen Kovac dengan hasil
terbentuknya cincin merah. Media VP berfungsi untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
menghasilkan acetylmethylcarbinol atau acetoin. Hal tersebut dipengaruhi oleh penguraian
glukosa. Apabila terjadi penguraian glukosa, kemudian hasil penguraian bereaksi dengan alpha-
naphthol dan calium hydroxide (KOH) maka akan terbentuk warna merah atau cincin merah
sebagai indicator adanya acetoin. Methyle Red adalah reagen yang direaksikan dengan media
MR. Reagen itu berfungsi berfungsi mendeteksi bakteri dalam menghasilkan campuran asam
sebagai produk fermentasi glukosa. Reagen akan membentuk warna merah apabila kondisi
media berada pada pH 4,4 (asam) yang menunjukkan hasil MR positif.
Pneumonia termasuk salah satu penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Akut
(ISPBA). Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur dan parasit). Proses peradangan akan menyebabkan jaringan paru yang berupa alveoli
(kantung udara) dapat dipenuhi cairan ataupun nanah. Akibatnya kemampuan paru sebagai
tempat pertukaran gas (terutama oksigen) akan terganggu (Dahlan Soemantri, 2001). Pneumonia
bakteri adalah infeksi akut parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri. Sebenarnya bakteri
penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumonia sudah ada di
kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuhnya menurun karena sakit, usia tua atau
malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan (Misnadiarly, 2008).
Bakteri yang pada umumnya menginfeksi adalah Streptococcus pneumonia (80%),
Staphylococus aureus, Hemophyllus influenza, Respiratory Syncial Virus (RSV). Sedangkan
pada bakteri-bakteri seperti E. coli, Klebsiella sp, Proteus sp merupakan penyebab pneumonia
nosokominal yang resisten terhadap antibiotik yang beredar di rumah sakit. Antibiotik yang
resisten yaitu Sefalosporin (Klebsiella sp dan E. coli), ampisilin (E. coli, Staphyllococcus aureus,
H. influenza), penisilin antipseudomonas dan tetrasiklin (Proteus sp) (Anonim, 2005).
Endokarditis adalah peradangan pada katup dan permukaan endotel jantung (Arif
Muttaqin, 2009). Endokarditis infektif atau endokarditis bakterialis merupakan penyakit yang
disebabkan infeksi mikroba pada lapisan endotel jantung, ditandai oleh vegetasi yang biasanya
terdapat pada katup jantung (Bayer et al., 1991).
Diare adalah penyakit yang ditandai oleh perubahan bentuk dan konsistensi tinja
melembek sampai cair dengan frekwensi lebih dan 3 kali sehari (Benensons, 1990). Diare dapat
disebabkan oleh agent penyebab (virus, bakteri, parasit), keracunan makanan, kekurangan gizi,
dan sebagainya (Depkes RI, 1992). Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat dengan
Iingkungan sanitasi yang kurang baik dan sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat
kesehatan (Firdaus, 1997). Penularan diare disebabkan oleh agent melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi oleh tinja atau muntahan yang mengandung kuman penyebab
(Sutoto, 1996). Menurut Kusbaryanto dan Titik (2008), gejala terbanyak diare adalah
pusing/sakit kepala, sakit perut, demam, diare dengan lendir. Gejala ini sesuai dengan gejala
diare yang disebabkan oleh Esherechia coli.
( …………………………… ) (……………………………)
Mengetahui
Kepala Program Study
DAFTAR PUSTAKA
Anjani Marisa K., Iwan Sahrial H., Muhammad Thohawi E. P., Ratna D., Faisal F., dan Ratih
N.P., 2019. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Escherechia coli Kontaminan Pada Daging
Ayam Broiler Di Rumah Potong Ayam Kabupaten Lamongan. Jurnal Medik Veteriner.
Vol 2 No 1:66-71. Surabaya: Universitas Airlangga. Diakses dari https://e-
journal.unair.ac.id/JMV/article/download/11419/pdf pada 14 Maret 2021.
Anonim. 2005. dikutip dari Puspitasari, Tribata., 2011. Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada
Pasien Pneumonia Dewasa Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Paru dr. Ario
Wirawan Salatiga Tahun 2009 Sampai Maret 2010. [skripsi thesis]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses dari eprints.ums.ac.id/12662 pada 14
Maret 2021.
Arif Muttaqin. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kardiovaskular dan
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Champoux, J. J., Neidhardt, F. C., Drew, W. L., & Plorde, J. J. (2004). Enterobacteriaceae in
Pathogenic Bacteria. In K. J. Ryan, & C. G. Ray (Eds), Sherris medical microbiology
fourth edition: an introduction to infectious diseases, (pp. 343-357). New York, USA:
McDraw- Hill.
Dahlan Soemantri S.E., 2001. Ilmu Ppenyakit Dalam Jilid II Edisi III. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Depkes RI., 1992. Keputusan Seminar Nasional Pemberantasan Diare. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Hemraj, V., Diksha, S., & Avneet, G. (2013). A review on commonly used biochemical test for
bacteria. Innovare Journal of Life Science, 1(1), 1-7.
Jawetz., Melnick., & Adelberg’s. (2013). Normal flora of the intestinal tract in normal microbial
flora of the human body. In G. F. Brooks, K. C. Carroll, J. S. Butel, & S. A. Morse
(Eds), Medical Microbiology Twenty-Fourth Edition (pp. 199). New York, USA:
McDraw-Hill.
Kusbaryanto dan Titik Hidayati. 2008. Gambaran Kejadian Wabah Diare Dan Faktor-faktor
Terkait Di Dusun Denden Desa Sidorejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2005. Jurnal Fakultas Kedokteran. Vol 8 No 1:09-18. Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Diakses dari
https://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/download/1649/1694 pada 14 Maret
2021.
Mastuti W dan Aldino Marcos. 2018. Isolasi Escherichia coli Dari Urine Pasien Infeksi Saluran
Kemih Di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. Jurnal Biologi 11(2), 2018, 99-108. Kediri:
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/270290-isolasi-escherichia-coli-dari-urine-
pasi-b96684bd.pdf pada 14 Maret 2021.
Misnandiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneuomi pada Anak, Orang Dewasa dan
Usia Lanjut Edisi I. Jakarta: Pustaka Obor Populer.
Yadav, S., Siwach, S., Goel, S., & Rani, P. (2014). Prevalence of asympatomatic urinary tract
infection in pregnancy in rural area. International Journal of Current Microbiology and
Applied Sciences, 3(3), 159-163.
Naskah Diterima: 5 September 2017; Direvisi: 1 Mei 2018; Disetujui: 3 Mei 2018
Abstrak
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi akibat adanya invasi mikroorganisme (bakteri) pada saluran
kemih. Peningkatan kejadian ISK dapat dipengaruhi oleh kondisi refluks vesikouretral (RVU),
obstruksi saluran kemih, pemakaian instrumen uretral baru, dan septikimia. Angka kejadian ISK di
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri tahun 2016 berjumlah 346 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya Escherichia coli pada urine pasien ISK di Rumah Sakit Bhayangkara
Kediri. Besarnya persentase ISK yang disebabkan E. coli mendorong peneliti untuk melakukan
isolasi bakteri tersebut dari urine pasien ISK di rumah sakit tersebut. Teknik sampling yang
digunakan berupa Accidental sampling dengan sampel berupa urine porsi tengah (UPT) sebanyak
30. Sampel urine diinokulasikan pada media MCA, kemudian dilakukan pewarnaan Gram,
dilanjutkan uji biokimia reaksi untuk membedakan golongan Enterobacter. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 12 sampel positif mengandung E. coli, 3 sampel mengandung Klebsiella spp.,
dan 15 sampel tidak terdeteksi sama sekali. Hasil positif E. coli ditunjukkan dengan koloni bulat
berukuran kecil, elevasi semi mucoid, dan fermentasi laktosa positif pada media MCA. Hal tersebut
menunjukkan bahwa E. coli dapat ditemukan pada sampel urine pasien ISK di Rumah Sakit
Bayangkara Kediri.
Kata kunci: Escherichia coli; ISK; RS Bhayangkara Kediri
Abstract
Urinary tract infection (UTI) is caused by microbial invasion (bacteria) in the urinary tract. The increased
of UTI can be affected by a condition of vesicouretral reflux (RVU), urinary tract obstruction, application of
new urethral instruments, and septicemia. The incidence of UTI in Bhayangkara Kediri Hospital in 2016 was
346 cases. The objective of this research was to determine the presence of E. coli in UTI patients in the
Bhayangkara Kediri Hospital. The large percentage of UTI caused by Escherichia coli encouraged
researchers to isolate the bacteria from the urine of UTI patients in the hospital. Accidental sampling with
30 middle portion urine samples (UPT) was carried out. The samples were inoculated onto separate MCA
media. Representative bacterial isolates were stained with Gram staining technique and followed by reaction
biochemistry tests to distinguish Enterobacter groups. The results showed that 12 urine samples contained E.
coli, 3 urine samples contained Klebsiella spp., while 15 urine samples were negative (not containing
bacteria). The positive results of E. coli showed small rounded, elevation of semi mucoid colonies, and
positive lactose fermentation on the MCA media. It showed that E. coli indeed exists in the urine samples of
UTI patients in Bayangkara Kediri Hospital.
Keywords: Bhayangkara Kediri Hospital; Escherichia coli; UTI
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v11i2.5899
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 100
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
adalah pasien penderita ISK tanpa melihat usia sama pada media diferensial (MCA), hanya
dan jenis kelamin. bentuk dan elevasi yang berbeda. Koloni E.
coli memiliki bentuk bulat kecil dan semi
Inokulasi pada Media Selektif Mac Conkey mucoid, sementara koloni Klebsiella spp.
Agar (MCA) memiliki bentuk bulat besar dengan elevasi
Sebelum dilakukan inokulasi, sebanyak mucoid. Adanya kandungan crystal violet dan
510 mL sampel urine disentrifugasi selama garam empedu pada media seletif MCA
10 menit dengan kecepatan 2.5003.000 rpm. menjadikan pertumbuhan bakteri Gram positif
Sentrifugasi bertujuan mengendapkan materi terhambat (Ray, 2004; Yadav et al., 2014).
lain yang ada di dalam urine selain bakteri. Uji biokimia reaksi melibatkan 12 set
Isolasi E. coli dilakukan dengan melakukan media yaitu media uji fermentasi gula
inokulasi sampel urine ke media diferensial sebanyak 5 macam (glukosa, laktosa, manosa,
Mac Conkey Agar (MCA) (Swetha et al., maltosa, dan sukrosa), media uji motil, media
2014; Yadav et al., 2014). Biakan diinkubasi KIA, media urea, media indol, media MR,
selama 24 jam pada suhu 37 °C, kemudian media VP, dan media uji citrat (Tabel 2). Isolat
dilakukan pewarnaan Gram pada isolat-isolat bakteri dinyatakan positif dapat mem-
terpilih (representatif). fermentasi gula yang diujikan apabila media
yang semula berwarna hijau berubah menjadi
Pewarnaan Gram kuning ataupun terbentuk gas. Hasil fermentasi
Pewarnaan Gram dilakukan untuk berupa gas ditandai dengan adanya gelembung
mengetahui kelompok bakteri yang ada dalam udara di dalam tabung Durham ataupun tabung
sampel urine. Bakteri E. coli adalah bakteri Durham yang terangkat. Hal tersebut me-
Gram negatif, berbentuk batang, serta tersusun nandakan bakteri mampu memfermentasi
menyebar (Jawetz et al., 2013). karbohidrat (Gambar 3). Terbentuknya cincin
merah pada permukaan media indol, MR, dan
Inokulasi pada Media Biokimia Reaksi VP, menandakan hasil positif (Gambar 4 dan
Koloni dengan ciri berbentuk bulat, Gambar 5). Cincin merah pada media indol
berukuran kecil, berwarna merah, memiliki menunjukkan kemampuan bakteri dalam
tepi rata, permukaan cembung, semi mucoid, mendegradasi asam amino triptofan. Asam
dan dengan hasil fermentasi laktosa positif amino triptofan merupakan asam amino
pada MCA (hasil didapat setelah inkubasi esensial yang dapat didegradasi oleh beberapa
selama 24 jam pada suhu 37 °C), dilanjutkan spesies bakteri dengan menghasilkan produk
inokulasi pada media reaksi biokimia. Media berupa indol, asam amino, dan piruvat. Produk
biokimia reaksi yang digunakan adalah indol dapat diketahui dengan mereaksikan
medium dengan kandungan gula (glukosa, biakan pada media indol dengan reagent
laktosa, maltosa, manisa, atau sukrosa) sebagai Kovac’s dengan hasil terbentuknya cincin
sumber karbon, medium Kliger Iron agar merah (Hemraj et al., 2013).
(KIA), urea, medium untuk menguji motilitas, Media VP berfungsi untuk mengetahui
dan medium IMVIC (indol, MR, VP, Citrat) kemampuan bakteri dalam menghasilkan
(Prabowo & Habib, 2012). acetylmethylcarbinol atau acetoin. Hal tersebut
dipengaruhi oleh penguraian glukosa. Apabila
HASIL terjadi penguraian glukosa, kemudian hasil
Hasil isolasi E. coli pada pasien ISK di penguraian bereaksi dengan alpha-naphthol
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri tersaji pada dan calium hidroxide (KOH) maka akan
Tabel 1 dan Tabel 2, serta persentase isolasi E. terbentuk warna merah atau cincin merah
coli tersaji pada Gambar 1. sebagai indikator adanya acetoin. Methyle Red
Data pada Tabel 1 dan Gambar 1 adalah reagent yang direaksikan dengan media
menunjukkan bahwa sampel yang dinyatakan MR. Reagent itu berfungsi mendeteksi bakteri
negatif lebih banyak dibandingkan dengan dalam menghasilkan campuran asam sebagai
yang positif ditemukan adanya E. coli ataupun produk fermentasi glukosa. Reagent akan
bakteri lain (dalam penelitian ini ditemukan membentuk warna merah apabila kondisi
Klebsiella spp.). Koloni E. coli dan Klebsiella media berada pada pH 4,4 (asam) yang
(Gambar 2) memiliki ciri-ciri yang hampir
101 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 102
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
Glukosa
Sukrosa
Maltosa
Laktosa
Manosa
sampel Motil Urea IMVIC
L D Gas H2S
urine
E. coli
Negatif 40%
50%
Klebsiella
spp.
10%
Gambar 1. Persentase komposisi bakteri pada urine penderita ISK di Rumah Sakit Bhayangkara
Kediri
103 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
(a)
(b)
Gambar 2. Hasil inokulasi sampel urine pada Mac Conkey Agar (MCA). (a) E. coli dan (b)
Klebsiella spp.
Gambar 3. Hasil fermentasi karbohidrat. Tanda panah menunjukkan adanya gas dalam tabung
Durham
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 104
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
Gambar 5. Hasil uji (a) Indol, (b) MR, dan (c) VP pada Klebsiella spp. Uji VP bernilai positif
ditunjukkan dengan adanya cincin/warna merah pada media
1 2 1 2
(a) (b)
Gambar 6. Hasil uji (1) Citrate dan (2) KIA pada (a) E. coli dan (b) Klebsiella spp.
105 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
al. (2014) dan Yadav et al. (2014) yaitu E. coli suasana aerob dan anaerob, dapat mem-
menjadi bakteri terbanyak yang ditemukan fermentasi glukosa, dan bersifat oksidasi
pada penderita ISK, kemudian diikuti negatif (Champoux et al., 2004). Mikro-
Klebsiella spp. Hasil tersebut didapatkan dari organisme seperti E. coli dapat masuk ke
pengamatan pada media MCA dan biokimia saluran kemih melalui beberapa cara yaitu
reaksi (Tabel 1 dan Tabel 2). Penelitian ISK ascending, hematogen, limfogen, ataupun
pada pasien di RSUP Dr. Soetomo Surabaya penularan secara langsung dari organ-organ di
menunjukkan hasil yang berbeda dengan sekitar yang telah mengalami infeksi.
penelitian ini. Pada penelitian tersebut, Sebanyak 90% kasus ISK yang disebabkan E.
Klebsiella pneumoniae lebih banyak ditemu- coli tidak mengakibatkan adanya komplikasi,
kan dibanding E. coli (Muhajir et al., 2016). namun dapat menyebabkan kekambuhan
Bakteri Gram positif seperti Salmonella sp., selama 12 bulan setelah infeksi tersebut
Shigella sp., Proteus sp., dan Pseudomonas sp. sembuh (Israr, 2009). Gejala ISK akibat infeksi
tidak tumbuh pada MCA karena adanya E. coli terlihat dari frekuensi ingin berkemih
kandungan garam empedu dan crystal violet yang tinggi namun hanya mengeluarkan sedikit
(Jawetz et al., 2013). urine, hematuria, disuria, dan piuria (Jawetz et
Escherichia coli ataupun Klebsiella spp. al., 2013).
memiliki kemampuan yang sama dalam Sebanyak 50% sampel urine me-
memfermentasi laktosa. Mac Conkey Agar nunjukkan hasil negatif (tidak ditemukan
(MCA) merupakan media selektif bakteri bakteri) (Gambar 1). Hal tersebut kemungkin-
Gram negatif. Salah satu komposisi MCA an besar karena pasien sudah diberikan
yaitu laktosa menjadi sumber karbohidrat pengobatan berupa antibiotik. Di Rumah Sakit
bakteri batang Gram negatif sekaligus Bhayangkara Kediri, jenis antibiotik yang
digunakan untuk mengetahui ke-mampuan diberikan pada pasien ISK saat penelitian ini
bakteri dalam memfermentasi laktosa. Bakteri berlangsung adalah amoxillin. Amoxillin
yang mampu memfermentasi laktosa antara merupakan antibiotik penicillin semi sintetik
lain E. coli, Klebsiella sp., Enterobacter yang termasuk dalam kelompok antibiotik
aerogenes, dan Citrobacter sp. Spesies Beta-Lactamase (Elmolla & Chaudhuri, 2010).
Citrobacter sp. juga dapat menimbul-kan ISK. Penelitian Mahesh et al. (2011)
Kemampuan fermentasi laktosa yang lambat menunjukkan bahwa E. coli ditemukan pada
menjadikan pertumbuhan Citrobacter sp. tidak hasil isolasi urine penderita ISK. Pada
dapat diamati apabila waktu inkubasi kurang penelitian tersebut, E. coli yang ditemukan
dari 48 jam. Hal tersebut dikarenakan pada ditunjukkan dengan hasil positif aktivitas
penelitian ini waktu inkubasi yang digunakan Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL).
hanya 24 jam sehingga hanya koloni bakteri Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL)
yang memiliki kemampuan fermentasi laktosa adalah enzim hidrolitik yang dimiliki
dalam waktu kurang dari 24 jam yang dapat kelompok bakteri Gram negatif sepeti E. coli
diamati, seperti E. Coli dan Klebsiella dan Klebsiella spp. untuk menghidrolisis
pneumoniae (Jawetz et al., 2013). Pada media cincin beta laktam (Muhajir at al., 2016).
MCA, produksi asam ditandai dengan Apabila cincin tersebut lisis, maka akan terjadi
perubahan warna koloni bakteri yang semula peningkatan resistensi bakteri terhadap anti-
merah (neutral red pada MCA) berubah biotik, seperti penicillin ataupun kelompok
menjadi merah muda (pink) akibat absorbansi antibiotik aztreonam (Katzung, 2002).
neutral red karena adanya penurunan pH Kasus ISK, infeksi sering terjadi secara
(asam) (Champoux et al., 2004). Kemampuan ascending yaitu bakteri masuk melalui uretra
bakteri memfermentasi laktosa juga kemudian bakteri akan mengalami multiplikasi
ditunjukkan dengan terbentuknya gas dan dan binding dalam vesika urinaria. Bakteri dari
produksi asam pada media KIA dan media uji vesika urinaria selanjutnya masuk ke ginjal.
fermentasi gula (Jawetz et al., 2013). Pertambahan usia dan aktivitas seksual
Escherichia coli merupakan flora normal menjadi salah satu penyebab peningkatan
di saluran pencernaan (Jawetz et al., 2013). jumlah penderita ISK (Samirah et al., 2006).
Bakteri tersebut tumbuh dengan cepat pada Kejadian ISK tidak hanya disebabkan oleh
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 106
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
infeksi bakteri, tetapi juga karena terjadinya Depkes RI. (2014). Survei demografi dan
penurunan kompetitor adesi patogen di dalam kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
tubuh akibat sistem imun host yang terganggu Elmolla, E. S., & Chaudhuri, M. (2010).
(Israr, 2009). Photocatalytic degradation of
amoxicillin, ampicillin and cloxacillin
SIMPULAN antibiotics in aqueous solution using
Escherichia coli ditemukan pada 40% UV/TiO2 and UV/H2O2/TiO2
sampel urine penderita ISK di RS photocatalysis. Desalination, 252(1-3),
Bhayangkara Kediri. Penelitian selanjutnya, 46-52.
sebaiknya dilakukan pengelompokkan sampel Geografi, L., Wahyono, D., & Yasin, N. M.
berdasarkan usia dan jenis kelamin pasien, (2014). Evaluasi penggunaan antibiotik
sehingga diperoleh informasi tentang ke- untuk terapi infeksi saluran kemih pada
cenderungan gender dan usia penderita ISK di pasien sindrom nefrotik pediatri. Jurnal
RS Bhayangkara Kediri. Inokulasi sampel Manajemen dan Pelayanan Farmasi,
urine pada medium umum juga dapat 4(1), 1-6.
dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak Getachew, T. (2010). Bacterial pathogens
kelompok bakteri dari sampel urine yang implicated is causing urinary tract
diteliti. infection (UTI) and their antimicrobial
susceptibility pattern in Ethiopia.
REFERENSI Ciencias Biologicas, 41(1), 1-6.
Alkhyat, S. H., & Al-Maqtari, M. A. (2014). Hemraj, V., Diksha, S., & Avneet, G. (2013).
Prevalence of microorganism isolates A review on commonly used
from urinary track infection at some biochemical test for bacteria. Innovare
hospitals in Sana’a City, Yemen. Journal of Life Science, 1(1), 1-7.
International Journal of Current Israr, Y. A. (2009). Infeksi saluran kemih.
Microbiology and Applied Sciences, Riau: Universitas Riau.
3(6), 876-885. Jarvis, T. R., Chan, L., & Gottlieb, T. (2014).
Becker, K., Hellmann, C., & Peters, G. (2014). Assessment and management of lower
Coagulase-negative Staphylococci. urinary tract infection in adults. Aus-
Clinical Microbiology Reviews, 27(4), tralian Prescriber Journal, 37(1), 7-9.
870-926. Jawetz., Melnick., & Adelberg’s. (2013).
Bien, J., Sokolova, O., & Bozko, P. (2012). Normal flora of the intestinal tract in
Role of uropathogenic Escherichia coli normal microbial flora of the human
virulence factors in development on body. In G. F. Brooks, K. C. Carroll, J.
urinary tract infection and kidney S. Butel, & S. A. Morse (Eds), Medical
damage. International Journal of Microbiology Twenty-Fourth Edition
Nephrologi, 2012(2), 1-16. (pp. 199). New York, USA: McDraw-
Champoux, J. J., Neidhardt, F. C., Drew, W. Hill.
L., & Plorde, J. J. (2004). Enterobacteri- Katzung, B. G. (2002). Farmakologi dasar dan
aceae in Pathogenic Bacteria. In K. J. klinik. Jakarta: EGC.
Ryan, & C. G. Ray (Eds), Sherris Kibret, M., & Abera, B. (2014). Prevalence
medical microbiology fourth edition: an and antibiogram of bacterial isolates
introduction to infectious diseases, (pp. from urinary tract infections at Dessie
343-357). New York, USA: McDraw- Health Research Laboratory, Ethiopia.
Hill. Asian Pacific Journal of Tropical
Darsono, P. V., Mahadiyah, D., & Fahrianti, F. Biomedicine, 4(2), 164-168.
(2016). Gambaran karakteristik ibu hamil Mahesh, E., Medha, Y., Indumathi, V. A.,
yang mengalami infeksi saluran kemih Kumar, P. S., Khan, M. W., & Punith, K.
(ISK) di wilayah kerja Puskesmas (2011). Community-acquired urinary
Pekauman Banjarmasin. Dinamika tract infection in the elderly. British
Kesehatan, 7(1), 162-170. Journal of Medical Practitioners, 4(1),
1-6.
107 | Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 11(2), 2018
Mamonto, N. D., Soeliongan, S., & Homenta, Sibi, G., Devi, A. P., Fouzia, K., & Patil, B. R.
H. (2015). Identifikasi bakteri aerob pada (2011). Prevalence microbiologic profile
urin porsi tengah pasien penyakit ginjal of urinary tract infection and its
kronik stadium 5 di BLU RSUP Prof. treatment with Trimethoprim in diabetic
R.D. Kandau Manado. Jurnal e- patients. Research Journal of
Biomedik, 3(1), 211-215. Microbiology, 6(6), 543-551.
Muhajir, A. S., Purwono, P. B., & Handayani, Sumolang, S. A. C., Porotu’o, J., &
S. (2016). Gambaran terapi dan luaran Soeliongan, S. (2013). Pola bakteri pada
infeksi saluran kemih oleh bakteri penderita infeksi saluran kemih di BLU
penghasil Extended Spectrum Beta RSUP Prof.dr.R.D. Kandau Manado.
Lactamase pada anak di RSUD Dr. Journal e-Biomedik, 1(1), 597-601.
Soetomo Surabaya. Sari Pediatri, 18(2), Swetha, V. V., Rao, U. S., Prakash, P. M., &
111-116. Subbarayudu, S. (2014). Aerobic
Nordstrom, L., Liu, C. M., & Price, L. B. bacteriological profile of urinary tract
(2013). Foodborne urinary tract infections in a tertiary care hospital.
infections: a new paradigm for International Journal of Current
antimicrobial-resistant foodborne illness. Microbiology and Applied Sciences,
Frontiers in Microbiology, 4(29), 1-6. 3(3), 120-125.
Prabowo, F. I., & Habib, I. (2012). Identifikasi Trisnadewi, I. G. A., Suharjono., Hardiono., &
pola kepekaan dan jenis bakteri pada Widodo, A. D. W. (2014). Analysis of
pasien infeksi saluran kemih di Rumah antibiotic usage in patients with
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. bacteremia in the ICU Unit of DR.
Mutiara Medika, 12(2), 93-101. Soetomo Hospital Surabaya. Folia
Prakasam, K. C. A., Kumar, K. G. D., & Medica Indonesia, 50(4), 254-261.
Vijayan, M. (2012). A cross sectional Yadav, S., Siwach, S., Goel, S., & Rani, P.
study on distribution of urinary tract (2014). Prevalence of asympatomatic
infection and their antibiotic utilisation urinary tract infection in pregnancy in
pattern in Kerala. International Journal rural area. International Journal of
of Research in Pharmaceutical and Current Microbiology and Applied
Biomedical Science, 3(3), 1125-1130. Sciences, 3(3), 159-163.
Samirah., Darwati., Windarwati., &
Hardjoeno. (2006). Pola dan sensitifitas
kuman di penderita infeksi saluran
kemih. Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory,
12(3), 110-113.
Copyright © 2018. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 108
Jurnal Medik Veteriner April 2019, Vol.2 No.1 : 66-71
DOI: 10.20473/jmv.vol2.iss1.2019.66-71 online pada https://e-journal.unair.ac.id/JMV
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, dan mengidentifikasi bakteri Escherichia coli yang diambil
dari daging ayam di Rumah Potong Ayam (RPA) Kabupaten Lamongan. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daging ayam broiler yang di potong pada Rumah Potong Ayam Kabupaten Lamongan pada
bulan Juli 2018. Daging ayam yang digunakan sebagai sampel adalah Musculus pectoralis seberat 25 gram.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 26 sampel daging ayam yang diambil di Rumah Potong
Ayam Kabupaten Lamongan. Sampel yang telah diambil dilakukan isolasi secara primer untuk menumbuhkan
bakteri pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) kemudian dilakukan isolasi sekunder pada media Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA) yang bertujuan untuk memisahkan bakteri terduga Escherichia coli dengan
bakteri Coliform lain. Identifikasi bakteri Escherichia coli menggunakan uji biokimia yaitu Uji IMViC yang
berguna untuk mengidentifikasi bakteri Enterobacteriaceae terdiri atas Uji Indol, Uji Methyl Red (MR), Uji
Voges Proskauer (VP) dan Uji Sitrat. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan terdapat 3 sampel positif
Escherichia coli dari 26 sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian adalah sebanyak 3 sampel positif Escherichia coli sedangkan 23 sampel lainnya negatif Escherichia
coli dengan persentase sampel positif Escherichia coli adalah 11,5% sedangkan persentase sampel negatif
Escherichia coli adalah 88,5%.
Kata kunci: Escherichia coli, daging ayam, Rumah Potong Ayam, Kabupaten Lamongan
Abstract
This study aimed to isolate, and identify, Escherichia coli from Poultry Slaughterhouse in Lamongan
District. The sample used in this study was broiler chicken meat taken in July 2018 from Poultry Slaughterhouse
in Lamongan District. In this study, 25 grams of Musculus pectoralis from chicken meat used as a sample and
amount of samples was 26 samples of chicken meat taken from Poultry Slaughterhouse in Lamongan District.
The samples were primary isolated to Eosine Methylene Blue Agar (EMBA) as medium to grow bacteria, then
secondary isolation was carried out on Eosine Methylene Blue Agar (EMBA) which aims to seperate the
Escherichia coli suspected with other Coliform bacteria. Identification of Escherichia coli using biochemical
tests, namely IMViC Test which is useful for identifying Enterobacteriaceae bacteria consisting of Indol Test,
Methyl Red Test (MR), Voges Proskauer Test (VP) and Citrate Test. The results of the research conducted
showed that there were 3 positive samples of Escherichia coli from 26 samples used in this study. The
conclusions obtained from the results of the study were, were as many as 3 positive samples of Escherichia coli
while the other 23 samples were negative to Escherichia coli with the percentage of positive samples of
Escherichia coli was 11.5% while the percentage of negative samples of Escherichia coli was 88.5%.
Key words: Escherichia coli, chicken meat, Poultry Slaughterhouse, Lamongan District
Gambar 1. Media EMBA yang diduga Escherichia coli berwarna hijau metalik
A B
Gambar 2. (A) Hasil uji Indol (+); (B) Hasil uji indol (-)
A B C
Gambar 3. Hasil (A) uji MR positif kuat; (B) uji MR positif lemah; (C) uji MR negatif
A B
Gambar 4. Uji VP negative Gambar 5. (A) Uji sitrat negative; (B) uji sitrat positif
Koloni hijau metalik yang tumbuh pada Escherichia coli dikonfirmasi menggunakan uji
media EMBA dapat diduga koloni tersebut IMViC yang terdiri atas Uji Indol, Uji Methyl
adalah Escherichia coli (Prawesthirini et al, Red (MR), Uji Voges Proskauer (VP) dan Uji
2009). Bakteri tersebut membentuk koloni Sitrat.
metalik dikarenakan adanya reaksi antara bakteri Uji Indol yang dilakukan pada media Sulfide
dengan Methylene blue. Koloni yang diduga Indole Motility (SIM) menggunakan 6 sampel
terduga Escherichia coli yaitu koloni berwarna dikarenakan Rumah Potong Ayam Kabupaten
hijau metalik atau hitam yang diambil pada Lamongan sebagai tempat pengambilan sampel
media EMBA menunjukkan hasil positif ditandai memiliki sanitasi yang lebih baik sehingga angka
dengan terbentuknya cincin indol berwarna fecal contaminant yang terjadi tidak terlalu
merah muda setelah ditetesi reagen Kovach pada tinggi.
gambar 2 (Sunarjo, 1994). Penelitian (Dewantoro dkk., 2009)
Hasil pengamatan untuk uji Methyl Red pada menyatakan tingkat prevalensi Escherichia coli
isolat bakteri Escherichia coli adalah positif pada daging ayam beku di DKI Jakarta sebesar
yang ditunjukkan dengan larutan berwarna 31,25%, Serang sebesar 27,78%, Bekasi sebesar
merah ataupun orange sedangkan kuning berarti 27,27% dan Bogor sebesar 12,50% sedangkan
negatif (Rahayu dan Gumilar, 2017). Hasil yang Setiowati dan Mardiastuti (2009) menyatakan,
didapatkan dari 6 sampel yang di uji bahwa sebanyak 28% sampel daging ayam dari
menunjukkan 5 sampel positif, dan 1 sampel pasar tradisional dan swalayan di DKI Jakarta
negative seperti gambar 3. yang diuji pada tahun 2006 sampai 2009
Uji Voges Proskauer (VP) negatif untuk melebihi BMCM Escherichia coli yang
Escherichia coli karena Escherichia coli diperbolehkan SNI. DKI Jakarta menunjukkan
memfermentasikan karbohidrat menjadi produk tingkat prevalensi Escherichia coli yang tinggi
asam dan tidak menghasilkan produk netral akibat higiene yang rendah dan sanitasi yang
seperti asetonin (Rahayu dan Gumilar, 2017). buruk di tempat pemotongan maupun saat
Pada 6 sampel yang diuji didapatkan hasil pengolahan atau pengemasan daging ayam di
negatif dimana tidak ada perubahan warna media DKI Jakarta.
dari kuning menjadi pink sampai merah seperti Kontaminasi Escherichia coli pada daging
gambar 4. ayam memiliki beberapa penyebab yaitu, sanitasi
Hasil pengamatan untuk uji sitrat adalah yang kurang baik pada kandang, kebersihan yang
negatif pada Escherichia coli karena Escherichia buruk pada tempat penampungan, dan higienitas
coli tidak memanfaatkan sitrat sebagai sumber peternak yang kurang baik (Rombaut, 2005;
karbon yang ditunjukan tidak adanya perubahan Fikri et al., 2017). Sumber cemaran Escherichia
warna pada media uji sitrat (Rahayu dan coli pada daging ayam selama proses
Gumilar, 2017). Hasil uji yang dilakukan pemotongan yang kontak dengan feses (Bhunia,
terhadap 6 sampel didapatkan hasil 3 sampel 2008).
positif dan 3 sampel negatif kerena adanya Penyebab kontaminasi Escherichia coli pada
perubahan warna pada media seperti gambar 5. daging ayam dapat dikarenakan kondisi kandang
Hasil uji isolasi dan identifikasi dengan pemeliharaan yang kurang baik, tempat
menggunakan uji IMViC yang dilakukan pemeliharaan yang jarang dibersihkan dari
terhadap 26 sampel dari daging ayam yang kotoran ayam dan kondisi kandang yang
diperoleh di Rumah Potong Ayam Kabupaten berdekatan dengan tempat pembuangan kotoran.
Lamongan menunjukkan terdapat 3 sampel Management pemeliharaan ayam potong dengan
positif Escherichia coli sedangkan 23 sampel metode diumbar pada kandang yang luas
lainnya negatif Escherichia coli. Persentase menyebabkan banyak feses yang berceceran
sampel positif Escherichia coli adalah 11,5% serta penggantian alas yang jarang dilakukan
sedangkan persentase sampel negatif menyebabkan bakteri yang terdapat pada feses
Escherichia coli adalah 88,5% seperti tabel 1. ayam menempel pada bulu dan kulit ayam, oleh
Angka kontaminasi Escherichia coli pada karena itu pergantian alas kandang perlu
daging ayam di Rumah Potong Ayam Kabupaten dilakukan secara rutin dan terjadwal agar lebih
Lamongan tidak terlalu tinggi jika dibandingan bersih dan mengurangi tingkat cemaran bakteri.
dengan penelitian (Sari, 2018) dengan hasil Kontaminasi yang tinggi dari Escherichia coli
15,7% sampel positif menunjukkan adanya pada daging ayam berhubungan erat dengan
kontaminasi Escherichia coli, hal ini bisa rendahnya kesadaran akan kebersihan sanitasi
dan higienis dalam proses penyajian dan yang tinggi, sehingga daging ayam dapat
penanganan terhadap daging (Suardana dan menjadi media pertumbuhan yang baik untuk
Swacita, 2009). Escherichia coli (Rahardjo dan Santoso, 2005).
Escherichia coli yang mencemari daging
ayam umumnya berasal dari ruangan, peralatan, KESIMPULAN
meja pemotongan ayam, serta air yang
digunakan selama proses pemotongan hingga Ditemukan sebanyak 3 isolat positif bakteri
pengolahan daging ayam (Fikri et al., 2018). Escherichia coli dari 26 sampel daging ayam
Faktor tersebut dapat mendukung peningkatan yang diambil di Rumah Potong Ayam
jumlah Escherichia coli pada daging ayam. Kabupaten Lamongan. Sebanyak 3 sampel
Selain itu, peningkatan jumlah Escherichia coli positif Escherichia coli sedangkan 23 sampel
juga dipengaruhi oleh pengangkutan yang masih lainnya negatif Escherichia coli dengan
sederhana dan kurang higienis, transportasi yang persentase sampel positif Escherichia coli adalah
dilakukan secara tidak layak dapat 11,5% sedangkan persentase sampel negatif
mengakibatkan kontaminasi yang tinggi dari Escherichia coli adalah 88,5%.
Escherichia coli pada daging ayam (Nugroho,
2005). UCAPAN TERIMA KASIH
Alat pemotong yang kurang bersih dapat
menjadi salah satu penyebab kontaminasi Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
Escherichia coli di Rumah Potong Ayam Dinas Peternakan Kabupaten Lamongan dan
Kabupaten Lamongan. Peralatan yang tidak Rumah Potong Ayam Kabupaten Lamongan atas
dibersihkan atau dicuci setiap kali akan izin yang telah diberikan untuk dilakukan
digunakan dalam proses pemotongan dapat penelitian dan para petugas di Rumah Potong
tercemari oleh bakteri Escherichia coli sehingga Ayam Kabupaten Lamongan.
pencucian peralatan pemotongan sangat penting
sebelum proses pemotongan ayam akan DAFTAR PUSTAKA
dilakukan (Mundi, 2018).
Cara penyimpanan daging ayam juga Álvarez-Astorga, M., Capita, R., Alonso-Calleja,
menjadi salah satu faktor penting dalam tingkat C., Moreno, B., Garcıá -Fernández, C. 2002.
cemaran bakteri. Tempat penyimpanan daging Microbiological quality of retail chicken by-
ayam yang kurang bersih dapat memperbesar products in Spain. Meat Sci., 62(1), 45-50.
resiko terjadinya cemaran. Penyimpanan daging
ayam ditempat terbuka disekitar tempat Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan.
pemotongan yang kurang bersih, serta pegawai 2016. Populasi Ternak Unggas Menurut
Rumah Potong Ayam Kabupaten Lamongan Kecamatan dan Jenis Unggas di Kabupaten
yang menyimpan daging ayam tidak Lamongan.
memperhatikan kebersihan tempat penyimpanan
menyebabkan peningkatan terjadinya cemaran Bhunia, A. 2008. Foodborne microbial
(Mundi, 2018). pathogens. In Mechanisms and pathogenesis.
Pertumbuhan mikroba pada produk pangan Springer Science Business Media, New
dapat terjadi karena ketersediaan nutrisi, pH dan York, NY.
suhu yang sesuai serta kadar air. Oleh karena itu,
Escherichia coli dapat tumbuh dengan baik pada Dewantoro, G. I., Adiningsih, M. W.,
daging ayam sesuai dengan kondisi tersebut. Purnawarman, T., Sunartatie, T., Afiff, U.
Bakteri Escherichia coli dapat tumbuh dengan 2009. Tingkat prevalensi Escherichia coli
baik di dalam lemak dan protein yang dalam daging ayam beku yang
merupakan sumber nutrisi bagi mikroba. Daging dilalulintaskan melalui pelabuhan
ayam memiliki kandungan lemak dan protein
Fikri, F., Hamid, I. S., Purnama, M. T. E. 2017. Rombaut, R. 2005. Dairy Microbiology and
Uji organoleptis, pH, uji eber dan cemaran Starter Cultures. Laboratory of Food
bakteri pada karkas yang diisolasi dari kios Technology and Engineering. Gent
di Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner, University. Belgium.
1(1), 23-27.
Sari, R. R. 2018. Daya Hambat Aktinomisetes
Fikri, F., Purnama, M. T. E., Saputro, A. L., terhadap Escherichia coli Resisten Antibiotik
Hamid, I. S. 2018. Identifikasi Escherichia pada Daging Ayam yang Dilalulintaskan
coli dan Salmonella spp pada Karkas Sapi di melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Rumah Potong Hewan di Banyuwangi dan [Thesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Resistensi Terhadap Antibiotika. Jurnal Sain
Veteriner, 36(1), 123-128. Setiowati, W. E., dan E. Mardiastuty. 2009.
Tinjauan Bahan Pangan Asal Hewan yang
Mundi, N. 2018. Karakterisasi Profil Resistensi ASUH berdasarkan Aspek Mikrobiologi di
Antibiotik Pada Escherichia coli yang DKI Jakarta. Prosiding PPI Standardisasi. 1-
Diisolasi Dari Daging Ayam yang Dijual di 11.
Beberapa Pasar di Surabaya [Thesis].
Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Suardana, I. W., dan I. B. N. Swacita. 2009.
Airlangga. Higiene Makanan. Kajian Teori Dan Prinsip
Dasar. Fakultas Kedokteran Hewan.
Nugroho. W.S. 2005. Aspek Kesehatan Universitas Udayana, Denpasar.
Masyarakat Veteriner Staphylococcus
Bakteri Jahat yang Sering Disepelekan. Sunarjo. 1994. Penyehatan Air dalam Program
http//:weesnugroho.staff.ugm.ac.id [03 Penyediaan dan Pengolahan Air Bersih.
Januari 2019]. Jakarta.
***