Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
System saraf adalah sistem penghubung yang sangat kompleks yang dapat mengirim dan
menerima informasi dalam jumlah besar secara bersamaan. Sistem ini memiliki dua bagian, yaitu
sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), serta sistem saraf tepi atau perifer (semua
elemen saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan berbagai organ tubuh). Otak,
sumsum tulang belakang, dan saraf-saraf ini saling bekerja sama dalam mengatur dan
mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh. Bila ada bagian di antara ketiganya yang rusak atau
mengalami gangguan, dapat menimbulkan kesulitan bergerak, bicara, menelan, bernapas, atau
mempelajari sesuatu
Sistem saraf adalah sistem organ pada makhluk hidup yang terdiri dari jutaan serabut saraf
yang terdiri dari sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indra,
involunter organ atau jaringan tubuh, aktivitas motorik volunter, dan homeostasis berbagai proses
fisiologis tubuh pada makhluk hidup. Sistem saraf terdiri dari jaringan yang rumit dan paling
penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk
perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan pada makhluk hidup terutama manusia.
Sistem saraf adalah system organ yang paling rumit, tersusun dari jutaan sel-sel saraf
(neuron) yang berbentuk serabut dan saling terhubung untuk persepsi sensor, aktivitas motor
sadar maupun tidak sadar, homeostasis proses biologis tubuh, serta perkembangan pikiran dan
ingatan. Dengan demikian, system saraf merupakan system organ tubuh yang paling penting atau
memiliki fungsi yang paling berpengaruh dalam tubuh manusia. Ada berbagai kelainan atau
gangguan pada system saraf manusia. Seperti, meningitis, ensifalopati, neuritis, epilepsy,
Alzheimer, kebas dan kesemutan, kanker otak, geger otak, dan masih banyak lagi.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara detil mengenai apa saja penyebab, gejala dan
pengobatan untuk gangguan pada system saraf manusia tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf?
2. Apa saja kelainan pada sistem saraf?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui kelainan-kelainan pada sistem saraf.
2. Untuk mengetahui pengertian, diagnosa, pengobatan, dan pencegahan kelainan pada sistem
saraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelainan Pada Sistem Persyarafan Manusia

Penyakit pada sistem saraf dapat terjadi secara perlahan dan menyebabkan hilangnya
fungsi secara bertahap (degeneratif). Namun, kondisi ini juga bisa terjadi secara tiba-tiba dan
menyebabkan masalah yang mengancam jiwa (akut)

World Health Organization  ratusan juta orang di seluruh dunia terkena gangguan sistem
saraf. Jumlah ini terdiri dari berbagai jenis penyakit saraf dari yang umum terjadi hingga yang
langka. Gangguan pada sistem saraf, baik pusat maupun tepi, dapat terjadi pada siapapun.
Penyakit ini pun dapat memengaruhi wanita maupun pria di segala usia, termasuk penyakit saraf
pada anak.

Ada lebih dari 600 penyakit sistem saraf yang bisa terjadi. Dari jumlah tersebut,
beberapa penyakit yang umum diantaranya:

1) Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau
berkurang, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Kondisi ini menyebabkan sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit.
2) Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah kelainan progresif yang menyebabkan sel-sel otak merosot atau
mati. Penyakit ini merupakan penyebab umum dari demensia, yang dapat memengaruhi
ingatan, pemikiran, dan perilaku penderitanya.
3) Parkinson
Penyakit Parkinson adalah gangguan yang terjadi ketika sel-sel saraf tidak menghasilkan
cukup dopamin, yaitu bahan kimia yang berperan penting dalam mengontrol otot dan
gerakan.
Berikut ini adalah obat-obatan yang biasa diberikan:
4) Multiple sclerosis
Multiple sclerosis adalah penyakit kronis yang memengaruhi saraf pusat. Kondisi ini
ditandai dengan  kerusakan pada selaput mielin, yaitu selubung pelindung yang mengelilingi
serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
5) Epilepsi
Epilepsi adalah kondisi yang ditandai dengan kejang yang berulang atau kambuhan. Kondisi
ini dapat terjadi karena adanya gangguan aktivitas listrik di otak. Meningitis
Meningitis adalah salah satu penyakit infeksi yang memengaruhi selaput di sekitar otak dan
sumsum tulang belakang (meninges). Penyakit ini biasanya disebabkan oleh virus, parasite,
jamur dan bakteri.
6) Ensefalitis
Ensefalitis adalah penyakit infeksi yang ditandai dengan munculnya peradangan pada
jaringan otak. Penyakit ini dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi yang umum adalah
infeksi virus.
7) Bell’s palsy
Bell’s palsy adalah kondisi lemah atau lumpuh pada satu sisi wajah secara tiba-tiba. Kondisi
ini disebabkan oleh peradangan atau kerusakan ada saraf di wajah. Biasanya, kondisi ini
hanya sementara dan bisa pulih dalam jangka waktu tertentu.
8) Neuropati perifer
Neuropati perifer adalah penyakit yang terjadi akibat kerusakan saraf di luar otak dan
sumsum tulang belakang (saraf tepi/perifer). Kondisi ini menyebabkan kelemahan, mati
rasa, dan nyeri, yang biasanya terjadi di tangan dan kaki, tetapi juga dapat memengaruhi
area lain dari tubuh.
9) Tumor otak
Tumor otak adalah gumpalan sel abnormal yang tumbuh di otak. Gumpalan ini bisa jinak,
tetapi bisa juga ganas atau disebut dengan kanker otak. Kondisi ini bisa merusak otak Anda,
sehingga dapat memengaruhi fungsi normalnya.
10) Penyakit Self Injury
Self injury atau self harm (menyakiti/melukai diri sendiri) merupakan tindakan
menimbulkan luka-luka pada tubuh diri sendiri secara sengaja, Self injury dapat berupa
mengiris, menggores kulit atau membakarnya, melukai atau mememarkan tubuh lewat
kecelakaan yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam kasus-kasus yang lebih ekstrim
mereka bahkan mematahkan tulang-tulang mereka sendiri, memakan barang-barang yang
berbahaya, mengamputasi tubuh mereka sendiri, atau menyuntikkan racun ke dalam tubuh.

B. Tanda dan gejala penyakit saraf

Tanda-tanda, ciri-ciri, atau gejala penyakit sistem saraf bisa berbeda pada setiap orang. Hal
ini tergantung pada area mana dari sistem saraf yang rusak dan apa yang menyebabkan masalah
tersebut.
Gejalanya pun bisa ringan atau berat, tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.
Adapun Gejala-gejala umum penyakit saraf secara umum, berikut adalah tanda-tanda dan gejala
yang paling umum dari gangguan sistem saraf, yaitu :

 Sakit kepala yang muncul mendadak dan terus menerus.

 Sakit kepala yang berubah atau terasa berbeda dengan jenis sakit kepala umumnya.

 Mati rasa atau kesemutan.

 Pusing atau goyah hingga tidak mampu berdiri atau berjalan.

 Kelemahan atau kehilangan kekuatan otot.

 Kehilangan penglihatan atau penglihatan ganda.

 Kehilangan memori atau hilang ingatan.

 Gangguan kemampuan mental.

 Kurangnya koordinasi tubuh.

 Otot kaku.

 Tremor dan kejang.

 Nyeri punggung yang menjalar ke telapak atau jari kaki atau bagian tubuh lainnya.

 Atrofi otot dan cadel.

 Kesulitan bicara atau kesulitan memahami pembicaraan.

 Mual atau muntah yang parah.

Gejala gangguan sistem saraf dapat menyerupai kondisi atau masalah medis lainnya. Selalu
konsultasikan pada dokter untuk diagnosis yang tepat.

C. Penyebab penyakit saraf

Penyakit saraf dapat disebabkan oleh beberapa hal. Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat
menyebabkan gangguan sistem saraf:

 Faktor keturunan atau genetik.

 Masalah pasokan darah (gangguan vaskuler).

 Cedera atau trauma, terutama pada kepala (cedera otak) dan sumsum tulang belakang (cedera
tulang belakang).
 Masalah yang muncul pada saat lahir (kongenital).

 Masalah kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau psikosis.

 Paparan zat beracun, seperti karbon monoksida, arsenik, atau timah.

 Rusak atau matinya sel saraf yang menyebabkan hilangnya fungsi secara bertahap
(degeneratif), seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis (MS), Amyotrophic lateral
sclerosis (ALS), penyakit Alzheimer, penyakit Huntington, dan neuropati perifer.

 Infeksi, seperti penyakit ensefalitis, abses otak, atau meningitis.

 Penggunaan berlebihan atau penarikan obat-obatan resep dan nonbebas, obat-obatan


terlarang, atau alkohol.

 Jaringan sel yang abnormal (tumor atau kanker).

D. Kondisi gagal organ yang bisa menyebabkan penyakit saraf

Tak hanya itu, beberapa kondisi atau kegagalan yang terjadi di organ lainnya juga bisa menjadi
penyebab gangguan sistem saraf. Sebagai contoh gagal jantung, gagal hati, atau gagal ginjal.
Selain itu, kondisi lain yang bisa menyebabkan kelainan sistem saraf, yaitu:

 Disfungsi tiroid, baik tiroid terlalu aktif maupun kurang aktif.

 Gula darah tinggi (diabetes) atau gula darah rendah (hipoglikemia).

 Masalah elektrolit.

 Kekurangan nutrisi, seperti vitamin B1 (tiamin) atau defisiensi vitamin B12.

 Sindrom Guillain-Barre’.

E. Faktor risiko penyakit saraf

Setiap jenis penyakit saraf mungkin memiliki faktor risiko yang berbeda. Namun, secara umum,
beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kelainan pada sistem saraf,
yaitu:

 Usia lanjut, karena efek penuaan terhadap sistem saraf, terutama pada kelainan degeneratif
seperti penyakit Alzheimer, parkinson, dan lainnya.

 Riwayat penyakit sistem saraf dalam keluarga.

 Sistem kekebalan yang lemah, termasuk pengidap HIV/AIDS.


 Pola makan buruk yang berisiko menyebabkan kekurangan nutrisi, seperti vitamin B1 dan
B12.

 Konsumsi alkohol.

 Kebiasaan merokok.

 Kelebihan berat badan atau obesitas. (Anda bisa mengecek kalkulator BMI ini untuk
mengetahui apakah berat Anda berlebih dan berisiko).

 Kurang aktivitas fisik, termasuk olahraga.

 Konsumsi obat-obatan tertentu, termasuk obat-obatan terlarang karena efek buruk narkoba


pada otak.

F. Diagnosis dan pengobatan penyakit saraf

Berikut beberapa tes yang umumnya dilakukan, yaitu:

 CT scan, untuk melihat gambar bagian tubuh Anda, seperti tulang, otot, atau organ tubuh
tertentu.

 Magnetic resonance imaging (MRI), untuk melihat struktur tubuh atau organ Anda secara
lebih detail.

 Elektroensefalografi (EEG), untuk mengukur aktivitas listrik di otak.

 Tes elektrodiagnostik, seperti elektromiografi (EMG) dan studi konduksi saraf, untuk
mendiagnosis gangguan otot dan neuron motorik.

 Angiogram, untuk mendeteksi penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah.

 Positron emission tomography (PET), untuk mengukur aktivitas metabolisme sel.

 Pungsi lumbal (spinal tap), dengan mengambil sampel cairan serebrospinal dari tulang
belakang untuk mendeteksi infeksi atau masalah saraf lainnya.

 Evoked potentials, untuk mencatat respons listrik otak terhadap rangsangan visual,


pendengaran, dan sensorik.

 Neurosonografi, untuk menganalisis aliran darah jika terjadi stroke.

Pengobatan untuk gangguan sistem saraf disesuaikan dengan jenis penyakit dan kondisi yang
menyebabkannya. Misalnya, pada gangguan saraf yang terjadi karena penggunaan obat tertentu,
dokter mungkin akan mengganti obat atau menyesuaikan dosis obat yang Anda konsumsi. Bila terjadi
karena tumor atau kanker, dokter akan memberikan serangkaian pengobatan untuk kanker,
seperti radioterapi, kemoterapi, atau bahkan operasi pengangkatan tumor. Selain itu, obat-obatan pun
mungkin saja diberikan untuk mengatasi berbagai gejala lain yang timbul, seperti obat pereda nyeri,
antikonvulsan, atau antidepresan. Obat-obatan ini umumnya diberikan untuk mengatasi nyeri yang
terkait dengan saraf (neuropati). Namun, obat antikonvulsan juga merupakan pengobatan
epilepsi yang utama untuk mengontrol kejang yang terjadi. Pada kondisi tertentu, tindakan operasi
atau pembedahan pun mungkin dilakukan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
System saraf adalah sistem penghubung yang sangat kompleks yang dapat mengirim dan
menerima informasi dalam jumlah besar secara bersamaan. Sistem ini memiliki dua bagian, yaitu
sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), serta sistem saraf tepi atau perifer (semua
elemen saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan berbagai organ tubuh). Otak,
sumsum tulang belakang, dan saraf-saraf ini saling bekerja sama dalam mengatur dan
mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh. Bila ada bagian di antara ketiganya yang rusak atau
mengalami gangguan, dapat menimbulkan kesulitan bergerak, bicara, menelan, bernapas, atau
mempelajari sesuatu. Tak hanya itu,
Ada berbagai kelainan atau gangguan pada system saraf manusia. Seperti, meningitis,
ensifalopati, neuritis, epilepsy, Alzheimer, kebas dan kesemutan, kanker otak, geger otak, dan
masih banyak lagi.

B. Saran
1. Diharapkan kepada semua pihak yang terkait dapat memberikan saran agar penyempurnaan
makalah ini dapat terlaksana dengan baik.
2. Diharapkan agar makalah ini dapat diterima dengan baik meskipun dalam pengerjaannya
terdapat banyak kesalahan.
3. Diharapkan kepada pembaca agar menjadikan makalah ini sebagai salah satu referensi
mengenai gangguan pada sistem saraf.
Intetvensi yang dapat dilakukan di rumah pada klien dengan gangguan fungsi saraf

 Lakukan Olahraga teratur, seperti berjalan atau jenis olahraga untuk kesehatan otak lainnya.

 Berhenti merokok.

 Anjurkan untuk Istirahat yang cukup.

 Tangani kondisi kesehatan yang dapat menurunkan fungsi sistem saraf, seperti diabetes
atau tekanan darah tinggi.

 Terapkan pola makan yang sehat dan seimbang, dengan mengurangi lemak serta
memperbanyak asupan vitamin B6, B12, dan folat.

 Anjurkan untuk Minum banyak air putih untuk membantu mencegah dehidrasi, yang dapat
menyebabkan linglung dan masalah memori.

 Hindari mengonsumsi alkohol dan narkoba.

 Konsumsi obat-obatan sesuai dengan dosis dan ketentuan yang direkomendasikan dokter.

 Lakukan perlindungan diri untuk mencegah cedera.

 Konsumsi makanan sehat yang kadar lemak dan kolesterolnya rendah. Tingkatkan asupan
serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.

Intervensi dan implementasi yang dapat dilakukan dirumah pada klien dengan
gangguan persyarafan

1. Oleskan Minyak Penghilang Rasa Sakit 

Ramuan yang dijual bebas seperti krim yang mengandung capsaicin dapat digosokkan
langsung paling menyakitkan. Hal ini akan terasa terbakar pada awalnya, tetapi dikatakan
mengurangi rasa sakit dan peradangan. Krim yang mengandung lidokain dapat membantu
mematikan rasa di wilayah tersebut, tetapi efeknya bersifat sementara.

2. Lakukan pemijatan

Disebutkan bahwa dengan melakukan pijatan dapat mengurangi dampak dari kerusakan saraf.
Pijatan dapat membantu kamu dalam memanipulasi dan memobilisasi kaki dan tungkai dari
area yang terkena nyeri saraf dan mengurangi ketidaknyamanannya. Pijat juga dapat
melepaskan ketegangan dan meningkatkan relaksasi.
3. Akupunktur

Akupunktur dilakukan dengan menempelkan jarum tipis dan logam pada titik-titik tertentu
pada kulit atau tubuh. Hal tersebut dapat meredakan nyeri saraf yang terjadi. Jarum tersebut
dapat mengubah aliran energi dan dapat membantu melepaskan endorfin, serta penghilang
rasa sakit alami tubuh. Pastikan untuk menemui ahli akupunktur bersertifikat untuk
memastikan perawatan terbaik dan teraman.

4. Terapi Fisik

Terapi fisik adalah pengobatan pilihan untuk mengatasi nyeri saraf kronis. Jika dilakukan
secara teratur dapat meredakan nyeri saraf dengan memperkuat area yang lemah,
meningkatkan rentang gerak, dan mengajarkan cara bergerak untuk mengurangi rasa tidak
nyaman.

https://www.halodoc.com/artikel/cara-untuk-atasi-kerusakan-saraf

Berikut ini adalah jenis makanan yang dapat dikonsumsi di rumah dan dapat membawa manfaat baik
untuk kesehatan sistem saraf, yaitu :

1. Perbanyak sayuran berdaun hijau


Jenis sayuran ini kaya akan vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin E, dan magnesium yang
penting untuk sistem saraf. Peran vitamin B sangat penting dalam proses sintesis dan sirkulasi
neurotransmiter, yang merupakan bahan kimia otak yang mengatur detak jantung, pernapasan,
dan pencernaan. Magnesium membantu menenangkan saraf, sedangkan vitamin E dan
vitamin C bertindak sebagai antipenuaan sistem saraf.
2. Konsumsi Ikan
Saraf dilindungi oleh selubung mielin, yang mengandung tingkat asam lemak yang sangat
tinggi. Orang-orang yang kekurangan asam lemak dapat mengalami kerusakan saraf. Ikan
memiliki asam lemak omega-3 tinggi, sehingga sangat baik untuk menjaga fungsi saraf. Salah
satu ikan yang dianjurkan adalah salmon.Salmon adalah sumber tinggi omega-3 yang dapat
memperkuat kekuatan otak. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas
Pittsburgh, Amerika Serikat, orang dewasa di bawah usia 25 tahun yang meningkatkan
asupan omega-3 selama 6 bulan tercatat mengalami peningkatan skor tes dengan mengukur
memori kerja.
3. Dark chocolate
Dark chocolate mengandung flavonol yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan.
Senyawa tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah
ke otak dan jantung. Pastikan dark chocolate yang dikonsumsi mengandung setidaknya 70
persen kakao.
4. Telur
Telur kaya akan kolin dan vitamin B. Kolin akan digunakan otak untuk membuat asetilkolin,
neurotransmiter yang penting untuk daya ingat dan komunikasi di antara sel-sel otak.
Sedangkan vitamin B diketahui dapat membantu memperbaiki kerusakan fungsi sistem saraf.
5. Kacang
Ada beberapa nutrisi dalam kacang-kacangan, seperti lemak sehat, antioksidan, dan vitamin E
—semuanya baik untuk kesehatan otak. Vitamin E melindungi membran sel dari kerusakan
akibat radikal bebas, sehingga bisa membantu memperlambat penurunan mental.
6. Brokoli
Brokoli diketahui kaya akan vitamin K yang dapat meningkatkan kekuatan otak dan
keterampilan kognitif. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa brokoli mampu
memaksimalkan kerja otak dan menajamkan daya ingat. Manfaat ini diperoleh berkat adanya
kandungan glukosionolat. Glukosionolat ini bekerja memperlambat kerusakan asetilkolin,
yang dibutuhkan sistem saraf pusat untuk menjalankan fungsinya depan benar, serta membuat
otak dan memori tetap tajam.

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3633829/tak-hanya-lezat-6-makanan-ini-juga-baik-untuk-
kesehatan-saraf

https://hellosehat.com/saraf/penyakit-saraf/
https://www.academia.edu/34139057/Makalah_Biologi_Sistem_Saraf

Anda mungkin juga menyukai