Menben
Menben
Untuk menghindari atau mengurangi dampak akibat bencana, perlunya pengelolaan bencana.
Dimana pengelolaan bencana terdiri dari pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, rehabilitasi dan rekontruksi pada tahap setelah bencana. Mitigasi adalah tindakan
yang dilakukan untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh terjadinya bencana.
Tindakan mitigasi terdiri dari mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Mitigasi
struktural adalah tindakan untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan dampak
bencana secara fisik. Mitigasi non struktural adalah tindakan terkait kebijakan, pembangunan
kepedulian, pengembangan pengetahuan dan peraturan. (Dr. Ir. Krishna S. Pribadi, Ir.
Engkon K. Kertapati, Dr. Diah Kusumastuti, Dr. Hamzah Latief, Dr. Hendra Grandis, Dr.
Eng. Imam A. Sadisun, Dr. Soebagiyo Soekarnen, Dr. Harman Ajibowo, Retno Dwi, Ayu
Krisnha Juliawati, Farah Mulyasari, Novya Ekawati, Bayu Novianto. 2008)
Menurut Khrisna S. Pribadi (2008) mitigasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi dampak yang disebabkan oleh terjadinya bencana. Tahap mitigasi memfokuskan
pada tindakan jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana. Implementasi strategi
mitigasi dapat dipandang sebagai bagian dari proses pemulihan jika tindakan mitigasi
dilakukan setelah terjadinya bencana. Namun demikian, meskipun pelaksanaannya
merupakan upaya pemulihan, tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau
mengurangi risiko pada masa datang dikategorikan sebagai tindakan mitigasi. Tindakan
mitigasi terdiri dari mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Mitigasi struktural adalah
tindakan untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan dampak bencana secara fisik.
Sedangkan mitigasi non struktural adalah tindakan untuk mengurangi risiko bencana melalui
kebijakan, pengembangan pengetahuan, peraturan dan pengamanan benda berbahaya.
Mitigasi merupakan tindakan yang paling efisien untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh terjadinya bencana.
Arahan mitigasi banjir tipe I adalah arahan mitigasi untuk kelas kerentanan sangat
rentan dengan jenis banjir kiriman. Satuan lahan pada tipe ini adalah satuan lahan 6 (F.7 – I –
Al) dan satuan lahan 7 (F.7 – II – Al) seluas 705,56 ha (25,90%). Arahan mitigasi struktural
yang dilakukan adalah dengan membangun tanggul penahan banjir, normalisasi sungai
(pengerukan dan perbaikan alur sungai), dan pengaturan pintu air. Arahan mitigasi banjir tipe
II adalah arahan mitigasi banjir untuk kelas kerentanan rentan dengan jenis banjir kiriman.
Satuan lahan pada tipe ini adalah satuan lahan 1 (F.1 – I – Al) dan satuan lahan 2 (F.1 – II –
Al) dengan luas 1587,19 ha (58,26%). Arahan mitigasi struktural yang dilakukan adalah
melakukan pengerukan sungai dan pembuatan tanggul penahan banjir.
Arahan mitigasi banjir tipe III adalah arahan mitigasi banjir untuk kelas kerentanan
rentan dengan jenis banjir lokal di satuan lahan 4 (F.1 – I – Re) dan satuan lahan 5 (F.1 – II –
Re). Arahan mitigasi struktural yang perlu dilakukan adalah perbaikan saluran air dan
pembuatan gorong-gorong.
Arahan mitigasi banjir tipe IV adalah arahan mitigasi banjir untuk kelas kerentanan
kurang rentan dengan jenis banjir kiriman. Satuan lahan yang ada pada tipe ini adalah satuan
lahan 3 (F.1 – III – Al) di Desa Pasuruhan dengan luas 2,57 ha (0,09%). Arahan mitigasi
struktural yang dilakukan untuk tipe IV adalah dengan perbaikan saluran air.
1. Mitigasi Struktural
Mitigasi Struktural adalah upaya yang dilakukan demi meminimalisir bencana seperti dengan
melakukan pembangunan danal khusus untuk mencegah banjir dan dengan membuat
rekayasa teknis bangunan tahan bencana, serta infrastruktur bangunan tahan air. Dimana
infrastruktur bangunan yang tahan air nantinya diharapkan agar tidak memberikan dampak
yang begitu parah apabila bencana tersebut terjadi.
Beberapa contoh yang dapat dilakukan dengan metode mitigasi struktural adalah :
2. Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi non-struktural adalah upaya yang dilakukan selain mitigasi struktural seperti dengan
perencanaan wilayah dan & asuransi. Dalam mitigasi non-struktural ini sangat mengharapkan
dari perkembangan teknologi yang semakin maju. Harapannya adalah teknologi yang dapat
memprediksi, mengantisipasi & mengurangi resiko terjadinya suatu bencana.
Beberapa contoh yang dapat dilakukan dengan metode mitigasi non-struktural adalah :