Anda di halaman 1dari 31

LINGKUNGAN TANAH DAN PENCEMARAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan

Dosen Pengampu : Welly Anggraini, M.Si.

Kelompok 2

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala yang


telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Fisika Lingkungan yang dibimbing oleh Dosen Welly Anggraini, M.Si.

Sholawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepada nabi besar Nabi
Muhammad shalallahu alaihi wa salam. Yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan
kebenaran di dunia dan di akhirat kepada umat manusia. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini.

Kami sangat menyadari banyaknya kekurangan serta keterbatasan


yang jauh dari kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan umumnya untuk kita semua.

Indot, Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 2

C. Tujuan………………………………………………………………... 3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………. 4

A. Ruang Lingkup Tanah………………………………………………... 4

B. Pencemaran Tanah…………………………………………………..... 15

C. Pencegahan dan Penanggulanagan Pencemaran Tanah………………. 19

BAB III PENUTUP………………………………………………………………. 25

A. Kesimpulan…………………………………………………………… 25

B. Saran………………………………………………………………….. 25

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Tanah adalah salah satu dari tiga unsur yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup, yaitu air, udara, dan tanah itu sendiri. Ketiga unsur tersebut saling
berhubungan satu sama lain. Kegunaan tanah bagi makhluk hidup misalnya
sebagai tempat atau media tumbuhnya tanaman; penyedia hara dan air, sebagai
lahan untuk hidup dan bergerak bagi hewan darat dan manusia; dan lain-lain.
Bahkan, tanah merupakan salah satu unsur yang dibutuhkan dalam penciptaan
manusia sebagaimana telah disebutkan dalam al-quran yaitu :

۟ ُ‫طفَ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ثُ َّم ي ُْخر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغ ٓو ۟ا أَ ُش َّد ُك ْم ثُ َّم لِتَ ُكون‬
‫وا ُشيُو ًخا َو ِمن ُكم َّمن‬ ْ ُّ‫ب ثُ َّم ِمن ن‬
ٍ ‫ه َُو ٱلَّ ِذى خَ لَقَ ُكم ِّمن تُ َرا‬
ِ
َ‫يُت ََوفَّ ٰى ِمن قَ ْب ُل َولِتَ ْبلُ ُغ ٓو ۟ا أَ َجاًل ُّم َس ّمًى َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون‬

Artinya : Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang
anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa
(dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada
yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai
kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). (Qs.Ghafir[40] :
67)

Tanah memberikan banyak manfaat bagi manusia, misalnya sebagai


lahan berkebun, mendirikan rumah atau bangunan, sebagai lahan pertanian, dan
masih banyak lagi manfaat tanah bagi manusia. Akan tetapi, usaha manusia dalam
memanfaatkan tanah justru menimbulkan masalah dan kerusahakan terhadap
tanah. Masalah yang dimaksud tersebut adalah pencemeran tanah. Pencemaran
terhadap lingkungan dapat menyebabkan dampak yang membahayakan bagi
lingkungan terutama dapat dirasakan baik oleh biotik seperti manusia, hewan,
tanaman dan organisme lain, maupun abiotik seperti tanah, air, dan udara.

Masalah yang ditimbulkan pencemaran tanah berbeda-beda tergantung


dari jenis, sumber, jumlah dan karakter komponen pencemar serta dampaknya
terhadap penurunan fungsi tanah tersebut. Penggunaan pestisida kimia dalam
pertanian yang berlebih juga dapat menjadi penyebab tercemarnya lingkungan
tanah. Tanah yang digunakan untuk pertanian rentan mengalami pencemaran
akibat aktivitas manusia seperti industi, rumah tangga, pertambangan, pertanian
dan lain-lain. Pencemaran pada tanah pertanian merupakan salah satu yang
menghasilkan masalah serius di masyarakat, karena hal ini akan mempengaruhi
kualitas produk makanan yang akan dikonsumsi oleh manusia.
Pencemaran tanah berakibat terhadap kesehatan manusia, tata
kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan
pencemaran, karena tanah menghasilkan makanan bagi mahluk hidup. Gejala
pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu
pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu relatif singkat,
terjadi seminggu sampai dengan setahun.
Melihat berbagai dampak dan kerusakan akibat pencemaran tanah,
maka makalah ini dibuat guna memaparkan tentang ruang lingkup tanah yang
meliputi pengertian tanah, profil tanah, sifat-sifat tanah, dan pencemaran tanah
serta cara pencegahan dan penanggulangan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah
yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup tanah?
2. Apa itu pencemeran tanah?
3. Bagaimana penanganan dan pencegahan dari Pencemaran Tanah ?

2
C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui tentang ruang lingkup tanah


2. Mengetahui tentang pengertian pencemaran tanah
3. Mengetahui bagaimana cara mencegah dan menanggulangi pencemaran tanah

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Tanah

1. Pengertian tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Adapun komponen-komponen penyusun tanah yang dimaksud antara
lain bahan padatan berupa bahan mineral, bahan padatan berupa bahan
organik, air, dan udara. Bahan- bahan tersebut rata-rata 50% bahan padatan
(45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air, dan 25% udara.
Definisi tanah dapat dikelompokkan dalam beberapa sudut pandang.
Berdasarkan sudut pandang ahli geologi atau berdasarkan pendekatan geologi,
tanah didefinisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari
bebatuan dan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya
alam, sehingga bebatuan tersebut membentuk lapisan partikel halus (regolith).
Menurut sudut pandang ahli ilmu alam murni atau berdasarkan
pendekatan pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan padat (baik berupa
mineral maupun organik) yang terletak dipermukaan bumi. Bahan padat
tersebut telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor bahan induk, iklim, organisme, topografi, dan waktu.
Berdasarkan sudut pandang ahli pertanian atau berdasarkan
pendekatan edaphologi, tanah didefinisikan sebagai media untuk tumbuh
tanaman. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, tanah diartikan sebagai
wilayah darat dimana diatasnya dapat digunakan untuk berbagai usaha misalnya
pertanian, peternakan, mendirikan bangunan, dan lain-lain.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 150 Tahun 2000 disebutkan
bahwa tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak
bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat

4
fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya.
Sedangkan berdasarkan pada sudut pandang ahli ilmu tanah bahwa
tanah didefinisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang secara fisik
berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, sebagai
penopang tumbuh tegaknya tanaman dan menyuplai kebutuhan air, serta hara
ke akar tanaman; secara kimiawi tanah berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi, baik berupa senyawa organik maupun anorganik
sederhana dan unsur-unsur esensial; dan secara biologis tanah berfungsi
sebagai habitat dari organisme tanah yang turut berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif bagi tanaman.

2. Profil Tanah
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas
hingga ke bebatuan induk tanah (regolith), yang biasanya terdiri dari horizon-
horizon O – A – E – B – C – R.

Gambar Lapisan permeabilitas tanah

5
Profil tanah juga merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah
dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu
dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan
penelitiannya. Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam
meloloskan air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian
dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi
menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian menurunkan laju aliran air.

Penjelasan dari masing-masing lapisan permeabilitas tanah atau yang


dikenal dengan susunan horizon-horizon yaitu sebagai berikut.

a. Lapisan O
Huruf O menujukkan kata “organic”. Lapisan ini disebut juga dengan
humus. Lapisan O terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman dan
bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah. Lapisan ini
didominasi oleh keberadaan material organik dalam jumlah besar yang
berasal dari berbagai tingkat dekomposisi. Lapisan O ini tidak sama dengan
lapisan dedaunan yang berada di atas tanah, yang sesungguhnya bukan
bagian dari tanah itu sendiri.
b. Lapisan A dan E
Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi huruf A.
Kondisi teknis dari lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali
dijelaskan sebagai lapisan tanah yang relatif lebih dalam dari lapisan O.
Lapisan ini memiliki warna yang lebih gelap dari pada lapisan yang berada di
bawahnya dan mengandung banyak material organik. Dan lapisan ini lebih
ringan dan mengandung lebih sedikit tanah liat. Lapisan A dikenal sebagai
lapisan yang memiliki banyak aktivitas biologi. Organisme tanah seperti
cacing tanah, arthropoda, nematoda, jamur, dan berbagai spesies bakteri
archaea terkonsentrasi di sini, dan seringkali berhubungan dengan akar
tanaman. Sedangkan lapisan E dianggap sebagai perantara lapisan B dan
memiliki sifat antara A dan B. Pada lapisan ini mineral telah teraluviasi.

6
c. Lapisan B
Lapisan B umumnya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung
lapisan mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah liat seperti besi atau
aluminium atau material organik yang sampai ke lapisan tersebut oleh suatu
proses kebocoran. Akar tanaman menembus lapisan tanah ini, namun lapisan
ini sangat miskin material organik. Lapisan ini umumnya berwarna
kecoklatan atau kemerahan akibat tanah liat dan besi oksida yang terbilas
dari lapisan A.
d. Lapisan C
Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. Lapisan ini
sedikit dipengaruhi oleh keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah.
Lapisan C ini mengandung bebatuan yang belum mengalami proses
pelapukan. Lapisan C juga mengandung material induk.
e. Lapisan R
Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami sebagian
pelapukan bebatuan menjadi tanah. Berbeda dengan lapisan di atasnya,
lapisan ini sangat padat dan keras dan tidak bisa digali dengan tangan.
Lapisan ini merupakan bahan induk tanah.

3. Sifat-Sifat Tanah
Tanah merupakan campuran dari berbagai mineral, bahan organik, dan
air yang dapat mendukung kehidupan tanaman. Tanah umumnya mempunyai
struktur yang lepas dan mengandung bahan-bahan padat dan rongga-rongga
udara. Bagian-bagian mineral dari tanah dibentuk dari batuan induk oleh
proses-proses pelapukan fisik, kimia dan biologis. Susunan bahan organik
tanah terdiri dari sisa-sisa biomassa tanaman dari berbagai tingkat penguraian
atau pembusukan. Sejumlah besar bakteri, fungi dan hewan-hewan seperti
cacing tanah dapat ditemukan di dalam tanah. Tanah memiliki beberapa sifat,
yaitu sifat fisika dan sifat kimia, dan sifat biologi.
a. Sifat Fisika Tanah

7
Sifat fisika tanah diantaranya sebagai berikut.
1) Kerapatan massa tanah
Kerapatan massa tanah adalah petunjuk kepadatan tanah dimana
semakin padat tanah maka makin tinggi bulk density yang berarti
makin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman.
Kerapatan massa tanah merupakan berat massa tanah per volume
tanah.
2) Kerapatan partikel tanah
Kerapatan partikel tanah adalah berat partikel padat per volume
partikel padat.
3) Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah proporsi perbandingan relatif antara partikel
pasir, debu dan lempung dalam suatu massa tanah. Tanah disebut
bertekstur pasir jika kandungan partikel pasir lebih banyak dibanding
partikel lainnya. Suatu tanah disebut bertekstur lempung jika
kandungan partikel lempung lebih banyak dibanding partikel lainnya.
Partikel pasir berdiameter antara 0,05 – 2 mm. partikel debu
berdiameter antara 0,002 – 0,05 mm, sedangkan pertikel lempung
berdiameter < 0,002 mm.
4) Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan susunan butiran – butiran tanah yang
membentuk gumpalan tanah dalam berbagai bentuk, ukuran dan
kemantapan. Di berbagai tempat, struktur tanah berbeda-beda. Di
daerah gurun, struktur tanah tidak dapat terbentuk karena butiran tanah
bersifat lepas atau tidak terikat satu dengan yang lain.
5) Warna Tanah
Tanah memiliki warna yang bermacam – macam, dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu : kadar bahan organik di dalam tanah, kadar
mineral di dalam tanah dan lengas (kelembaban) tanah. Semakin
banyak kadar bahan organik maka semakin hitam atau gelap warna

8
tanah. Kapur, kaolin dan kuarsa akan menambah warna putih pada
tanah. Sat besi dan hematit akan memberi akan memberi warna coklat,
merah atau kuning pada tanah.
6) Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah sifat fisik yang menyatakan besar kecilnya
gaya kohesi dan adhesi dalam berbagai kelembaban. Sifat konsistensi
tanah adalah reaksi tanah jika mendapat tekanan. Jika tanah tersebut
tidak hancur saat mendapat tekanan maka tanah memiliki konsistensi
yang kuat. Konsistensi tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik,
koloid dan lengas tanah.
7) Drainase
Drainase adalah kemampuan tanah mengalirakan atau mengatuskan air
yang berada di dalam tanah ataupun di atas permukaan tanah. Pada
tanah dengan drainase buruk, air cendrung menggenang sehingga
diperlukan pembuatan selokan untuk mengalirkan air. Air yang
menggenang dipengaruhi oleh bebrapa faktor seperti topografi, air
tanah yang dangkal dan besar kecilnya curah hujan.
8) Pemeabilitas tanah
Permaebilitas tanah adalah kecepatan air merembes di dalam tanah
melalui pori – pori tanah baik secara horizontal maupun vertikal.
Kecepatan perembesan air di dalam tanah dipengaruhi oleh tekstur
tanah.
9) Porositas Tanah
Porositas tanah adalah perbandingan presentase pori – pori dalam
tanah dengan volume tanah. Tanah yang cepat meresapkan air disebut
tanah porous. Tanah yang bertekstur pasir bersifat porous sedangkan
tanah yang bertekstur lempung bersifat tidak porous.
10) Lengas tanah
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori-pori
tanah yang letaknya berada di atas muka air tanah. Air yang berada di

9
dalam pori-pori tanah yang jenuh air dan merupakan air tanah tidak
termasuk dalam lengas tanah.
11) Suhu tanah
Tanah di sawah atau lading pada siang hari lebih panas dibandingkan
pada pagi hari karena tanah pada siang hari memiliki suhu yang lebih
tinggi daripada pagi hari. Suhu tanah merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivitas mikrobiologi dan perkecambahan pada biji-
biji tanaman.
12) Udara Tanah
Udara tanah adalah kandungan udara di dalam tanah yang mengisi
pori-pori tanah dan digunakan untuk bernapas akar-akar tanaman.
Pada tanaman palawija jika tergenang air saat turun hujan maka
tanaman palawija bisa mati lemas karena kekurangan udara tanah.
Beberapa jenis tanaman seperti padi, kangkung dan bakau, tidak
terpengaruh oleh genangan air karena jenis tanaman tersebut memiliki
akar napas.
b. Sifat Kimia Tanah
Tanah memiliki berbagai macam unsur kimia, sifat kimia tanah antara lain
adalah
1) Bahan OrganikBahan Organik adalah semua bahan yang berupa sisa-
sisa tumbuhan atau hewan yang sudah mati, pupuk hijau, pupuk
kandang atau lender serangga dan cacing. Kandungan bahan organik
dalam tanah mempengaruhi sifat kimia tanah, sehingga dapat dikenali
dari warna tanah. Pada tanah yang memiliki kandungan bahan organik
tinggi akan memberikan efek warna tanah coklat sampai hitam.
2) Unsur HaraUnsur Hara adalah semua unsur kimia yang ada di dalam
tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Kandungan unsur
kimia tanah memiliki banyak macamnya, tetapi hanya sebagian yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembuahan tanaman.

10
3) pH Tanah
pH Tanah adalah tingkat keasaman tanah. Tanah yang normal
memiliki pH antara 6,5 – 7,5 . dalam kondisi seperti ini, semua unsur hara
di dalam tanah tersedia. Jika pH tanah nilainya < 4,0 maka tanah dalam
keadaan masam, sebaliknya jika pH tanah > 8,0 maka tanah dalam kondisi
alkalis.
c. Sifat Biologi Tanah
Zat-zat yang membentuk tanah terdiri dari partikel-partikel tanah,
bahan organik dan organisme dalam tanah. Organisme tanah dapat
dibedakan atas organisme tumbuhan dan organisme hewan. Yang
termasuk dalam organisme tumbuhan antara lain adalah bakteri, jamur,
lumut dan akar tumbuhan. Sedangkan organisme hewan adalah protozoa,
serangga, cacing tanah dan tikus. Tanah sebagai media pertumbuhan
tanaman dan organisme tanah, menyediakan semua unsur yang dibutuhkan
oleh tanaman dan organisme tanah tersebut. Misalnya cacing tanah akan
meningkatkan unsur nitrogen, kalium dan kalsium dalam tanah sehingga
kesuburan tanah menjadi meningkat. Peranan cacing tanah yang lain
adalah dengan adanya lubang-lubang yang dibuat oleh cacing tanah
membuat drainase dalam tanah menjadi lebih baik. Selain itu kotoran dan
lendir cacing tanah mampu mengikat partikel-partikel tanah menjadi
gumpalan tanah yang lebih stabil.

4. Struktur Tanah
Apabila tekstur mencerminkan ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah,
maka struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel
primer tanah (pasir, debu, dan liat individual) hingga partikel-partikel
sekunder (gabungan partikel-partikel primer yang disebut ped (gumpalan)
yang membentuk agregat (bongkah). Struktur tanah berfungsi memodifikai
pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah, karena susunan

11
antar-ped atau agregat tanah akan menghasilkan ruang yang lebih besar
daripada susunan antar partikel primer. Oleh karena itu tanah yang berstruktur
baik akan mempunyai kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga
lebih memudahkan sistem perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan
mengabsorbsi (menyerap) hara dan air,sehingga pertumbuhan dan produksi
menjadi lebih baik.
Struktur tanah dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: air dan udara
dalam tanah, bahan-bahan organik dalam tanah, serta bahan-bahan anorganik
dalam tanah.
a. Air
Air yang berada pada zona aerasi disebut lengas tanah. Bila zona
aerasi tidak lagi mampu menahan kapasitas air, maka air akan masuk ke
bagian bawah, yaitu zona saturasi, ini disebut air tanah. Frekuensi
pemberian air irigasi untuk tanaman dipengaruhi oleh sifat hubungan
antara tanaman, air, dan tanah. Sedangkan faktor yang mempengaruhi
daya tahan tanah adalah tekstur, struktur dan bahan organik yang terdapat
di dalam tanah.
b. Udara
Salah satu unsur yang mendukung tumbuhnya tanaman dengan baik
adalah udara. Ketersediaan udara di dalam tanah, berperan penting bagi
pernafasan akar- akar tanaman. Seperti yang sudah ditulis bahwa tanah
yang baik adalah tanah yang memiliki pori-pori untuk menyimpan butiran
air, namun sebenarnya tidak semua pori-pori tersebut menyimpan air.
Sebagian akan menyimpan udara untuk kehidupannya, terutama bagian
akar agar tidak membusuk apalagi bagi tanaman yang tidak tahan terhadap
genangan air. Pertumbuhan pada akar tanaman biasanya dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya suhu tanah, khususnya pada daerah akar.
c. Bahan-bahan Organik dalam Tanah
Di dalam tanah yang produktif, meskipun kandungan bahan
organiknya kurang dari 5 %, namun demikian meskipun jumlah yang

12
tidak terlalu besar dari bahan organik ini memainkan peran yang sangat
penting dalam penentuan produktivitas tanah.

Tabel Komposisi dan Kegunaan setiap tipe senyawa dalam tanah

Tipe senyawa Komposisi Pengaruh/kegunaan

Humus Sisa degradasi dari penguraian tanaman, Kelimpahan bahan


banyak mengandung C, H, dan O organik meningkat sifat-
sifat fisik tanah,
pertukaran akar, tempat
persediaan nitrogen.

Lemak-lemak, Lemak-lemak yang dapat diekstraksi oleh Secara umum hanya


resin, dan lilin pelarut-pelarut organic beberapa % dari bahan
organik tanah yang
dapat mempengaruhi
sifat- sifat fisik tanah.

Sakarida Selulosa, jerami, hemiselulosa Makanan tanaman bagi


mikroorganisme tanah,
mambantu menstabilkan
agregat tanah.

Nitrogen dalam Ikatan N pada humus, asam amino, gula Penyedia nitrogen untuk
bahan organic amino kesuburan tanah.

13
Senyawa- Ester-ester fosfat, fosfolipid Sumber dari
senyawa fosfor fosfat tanaman.

d. Bahan-bahan Anorganik dalam Tanah


Selain senyawa organik mengandung pula bahan-bahan non organik
seperti nitrogen, fosfor, kalium yang kandungannya kadang jauh berbeda
antara tanah yang satu dengan tanah yang lainnya. Tanaman dapat
mengabsorbsi nitrogen dalam bentuk nitrat secara berlebihan dari tanah
yang mengandung banyak nitrat. Hal ini terjadi bila lahan pertanian di
pupuk cukup banyak pada musim kemarau. Bila tanaman ini dimakan
hewan seperti sapi akan mengakibatkan keracunan.
Seperti halnya dengan nitrogen, fosfor harus ada dalam tanah dalam
bentuk anorganik yang dominan dalam tanah, H2PO4 dan (HPO4)2
merupakan jenis-jenis yang sering ditemukan. Kalium dalam tanah
diperlukan dalam jumlah yang relatif tinggi untuk pertumbuhan tanaman.
Kalium mengaktifkan beberapa jenis enzim dan memegang peranan
penting di dalam keseimbangan air dalam tanaman. Kalium adalah salah
satu unsur yang terdapat dalam jumlah besar di kerak bumi yaitu sebesar
2,6 %. Sebagai contoh adalah senyawa rangkap K2O2, Al2O3.4SiO2.
Magnesium walaupun terdapat sampai kurang lebih 2,1 % di dalam kerak
bumi, sebagian terbesar dari unsur ini terikat kuat di alam mineral-
mineral. Secara umum magnesium yang dapat dipertukarkan tergolong
pada yang tersedia untuk tanaman dan unsur ini diikat oleh bahan organik
atau clay melalui pertukaran ion.
Belerang dari tanah diasimilasi oleh tanaman sebagai ion sulfat, SO4. Di
suatu daerah dimana terjadi pencemaran SO2 di atmosfer, maka belerang

14
dapat diabsorbsi oleh daun-daun tanaman sebagai sulfur dioksida.
Kandungan SO2 yang cukup tinggi di atmosfer dapat mematikan tanaman.

B. Pencemaran Tanah

1. Pengertian Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam tanah oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
tanah tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran tanah
adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau faislitas komersial, penggunaan
pestisida, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah,
air limbah tempat penumbunan sampah seta limbah industry yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan
tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dana tau masuk ke dalam
tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di
atasnya.

2. Sumber Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah memiliki hubungan erat dengan pencemaran udara
dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air
pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Berdasarkan
sumbernya, pencemaran tanah dapat di bedakan menjadi dua, yaitu akibat
aktivitas alam dan aktivitas manusia.
a. Aktivias Alam

15
Sumber pencemar akibat aktivitas alam antara lain diakibatkan oleh
kegiatan gunung berapi, banjir, aliran lava. Dimana pada masing-masing
sumber tersebut menghasilkan zat pencemar yang berbeda. Misalnya
aliran larva yang dapat merubah struktur tanah, pH, dan suhunya, sehingga
tanah tak lagi sesuai dengan peruntukkannya.

b. Aktivitas Manusia
Secara umum sumber pencemaran tanah akibat aktivitas manusia
dapat dibedakan berdasarkan bentuk fisik pencemar dan jenis limbahnya,
antara lain :

1) Limbah Domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk/
perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain yang dapat berupa
limbah padat dan cair. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis
sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non
degradable), misalnya plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol
plastik air mineral, dan sebagainya. Sedangkan limbah cair berupa
tinja, deterjen, oli, cat, dan jika meresap ke dalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikroorganisme di
dalam tanah.
2) Limbah industri
a) Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil
buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari
proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pilp,
kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan, dan lain-lain.
b) Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam
dan industri kimia lainnya seperti tembaga, timbal, perak, krom,
arsen dan boron.

16
3) Limbah Pertanian
Limbah pertanian yang bisa menyebabkan pencemaran tanah
merupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan
tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama
tanaman, misalnya DDT.

3. Komponen Bahan Pencemaran Tanah


Komponen pencemaran yang diperoleh dari sumber-sumber bahan
pencemearan tanah diantaranya yaitu sebagai berikut.
a. Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh
mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan, dan
hewan yang mati.
b. Senyawa organik dan anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/diuraikan
oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng, dan
bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
c. Pencemar udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida
nitrogen (NO dan NO2) oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon
(CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah
bersifat asam dan merusak kesuburan tanah atau tanaman.
d. Pencemaran berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah
industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e. Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari
percobaan lain yang menggunakan atau menghasilkan zat radioaktif.
4. Dampak Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe
polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan

17
bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada
anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan
ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air
raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada
keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan
pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.
Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti
sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan
kimia yang disebut di atasm dan pada dosis yang besar, pencemaran tanah
dapat menyebabkan Kematian.
b. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah
sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah
tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer
dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap
predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek
kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah
piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan
akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya
tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
c. Dampak pertanian

18
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini
dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana
tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan
pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain
bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah
utama. Di beberapa daerah pencemaran tanah akan menurunkan tingkat
kesuburan tanah itu sendiri. Tanaman akan sulit hidup di tanah yang
tercemar dan meskipun tetap hidup ia akan menghasilkan produk yang
belum tentu aman untuk dikonsumsi.
d. Pencemaran udara
Sampah yang mencemari tanah secara perlahan akan terdekomposisi
oleh bakteri dekomposer. Proses ini akan berlangsung dalam waktu yang
lama dan membuat udara di sekitarnya menjadi tidak nyaman untuk
dihirup. Pada proses dekomposisi akan membuat sampah menjadi busuk
dan mengeluarkan gas-gas berbau menyengat.
e. Merusak estetika
Di kota besar dan negara. Pencemaran tanah berdampak pada rusaknya
estetika atau kekeindahan ekosistem yang ada. Sampah yang menumpuk
dan tersebar tentu tak sedap di pandang mata. Hal ini selain mengganggu
bagi penghuni di sekitar tempat itu, tentu juga akan membuat wisatawan
tidak tertarik untuk berkunjung ke daerah tersebut sehingga membuat
mereka kehilangan pendapatan dari sektor pariwisata.

C. Pencegahan dan Penanganan Pencemaran Tanah


Pencegahan dan penanganan merupakan dua tindakan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling
menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka
dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada dasarnya bahwa tindakan
pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran

19
terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat
aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan
tindakan penanggulangan. Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan
terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai
dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan
sebagai berikut.
1. Langkah pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk
tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi
terjadinya bahan pencemar, antara lain:
a. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme
antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam
tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai
kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas
yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah
dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
b. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat
baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh
dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi
partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
c. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang
akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
d. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumur-
sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak
berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal

20
pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat
dalam.
e. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun
sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
f. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik
yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
2. Langkah Penanganan
a. Remediasi
Tanah yang telah terkontaminasi oleh berbagai jenis polutan dapat
dipulihkan dengan metode pengolahan yang disebut dengan remidiasi.
Remidiasi yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah. Sebelum
melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui diantaranya:
 Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak,
berbahaya atau tidak.
 Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
 Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P)
 Jenis tanah.
 Kondisi tanah (basah, kering).
 Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
 Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa
ditunda).
1) Remediasi in situ
Remediasi in situ adalah pembersihan atau pengolahan tanah
terkontaminasi di lokasi. Remediasi in situ lebih murah dan lebih
mudah dengan konversi biologi dan kimia, pemisahan daerah
terkontaminasi agar tidak mencemari lingkungan lainnya.
2) Remediasi ex situ
Remediasi ex situ adalah pengolahan tanah terkontaminasi digali dan
diolah di suatu unit pengolahan antara lain, dapat dilakukan dengan

21
cara memisahkan bahan pencemar dengan tanah, penguraian
kontaminan dengan mikroba, pemanfaatan energi panas yang dapat
menguapkan kontaminan dari tanah, dan ekstraksi kontaminan dari
tanah. Remediasi ex situ ini jauh lebih mahal dan rumit.
3) Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi
bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun. Proses bioremediasi
harus memperhatikan temperature tanah, ketersediaan air, nutrien (N,
P, K), perbandiangan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan
oksigen.
Ada 4 teknik dasar yang bisa digunakan dalam bioremediasi
a) Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (dilokasi tercemar) dengan
penambahan nutrient, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dan
sebagainya.
b) Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi
khusus.
c) Penerapan immobilized enzymes
d) Fitoremediasi, yaitu teknologi pembersihan, penghilangan atau
pengurangan polutan berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan
senyawa organik beracun dalam tanah dengan bantuan tanaman
(hiperkumulator plant). Berikut ini adalah beberapa contoh
tanaman yang dapat djadikan sebagai fitorremediasi, yaitu :

22
Tabel Contoh tanaman fitoremediasi
Jenis Tanaman Unsur Yang diserap
Thlaspi caerulescens Zink (Zn) dan Kadmium (Cd)
Alyssum sp., Berkheya sp., Sebertia Nikel (N)
acuminate
Brassicacea sp. Sulfate
Pteris vittata, Pityrogramma Arsenik
calomelanos
Alyssum murale, Oryza Sativa Senyawa organic (petroleum
hydrocarbons, PCBs, PAHs, TCE
dan TNT)
Brassicca sp. Emas (Au)
Pteris vittata, Nicotiana tabalum, Merkuri (Hg)
Liriodendron, Tulipifera
Brassica juncea Selenium (Se)

Adapun klasifikasi proses terjadinya fitoremediasi yaitu sebagai


berikut.

 Fitostabilisasi (phytostabolization), akar tumbuhan melakukan


imobilisasi polutan dengan cara mengakumulasi, mengadsorbsi
pada permukaan akar dan mengendapkan presipitat polutan
dalam zona akar. Proses ini secara tipikal digunakan untuk
dekontaminasi zat-zat anorganik yaitu sulfur, nitrogen, dan
beberapa logam berat.
 Fitoekstraksi/fitoakumulasi
(phytoextraction/phytoaccumulation), akar tumbuhan
menyerap polutan dan selanjutnya ditranslokasi ke dalam organ
tumbuhan. Proses ini cocok digunakan untuk degontaminasi
zat-zat anorganik seperti pada fitostabilisasi.
 Rizofiltrasi (rhizofoltration), akar tumbuhan mengabsorpsi atau
presipitasi pada zona akar atau mengabsorpsi larutan polutan

23
sekitar akar ke dalam akar. Proses ini digunakan untuk baham
larutan yang mengandung bahan organic maupun anorganik.
 Fitodegradasi/fitotransformasi
(phytodegradation/phytotransformation),or-gan tumbuhan
menguraikan polutan yang diserap melalui proses metabolism
tumbuhan atai secara enzimatik
 Rizodegradasi (rhizodegradation), polutan yang diuraikan oleh
mikroba tanah, yang diperkuat/sinergis oleh ragi, fungi, dan
zat-zat keluaran akar tumbuhan (eksudat) yaitu gula, alkohol,
dan asam. Eksudat ini merupakan makanan mikroba yang
menguraikan polutan maupun biota tanah lainnya. Proses ini
tepat untuk dekontaminasi zat organik.
 Fitovolatilisasi (phytovolatilization), penyerapan polutan oleh
tumbuhan dan dikeluarkan dalam bentuk uap cair ke amosfer.
Kontaminan bisa mengalami transformasi sebelum lepas ke
atmosfer. Proses ini tepat digunakan untuk kontaminan zat-zat
organik.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada bab pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat
diambil beberapa poin penting terkait lingkungan tanah dan pencemarannya yaitu
sebagai berikut.
1. Ruang lingkup tanah meliputi pengertian tanah, profil tanah, sifat-sifat tanah,
struktur tanah, dan struktur tanah.

25
2. Pencemaran tanah dalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam tanah oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
tanah tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
3. Langkah pencegahan pencemaran tanah yang dapat dilakukan yaitu mencegah
atau mengurangi bahan pencemarnya, sedangkan upaya penanganan
pencemaran tanah yaitu dengan melakukan remediasi.

B. Saran
Demikianlah pembahasan makalah ini semoga dapat menambah
wawasan dan dapat bermanfaat bagi pembaca. Setelah membaca dan membahaas
makalah ini, pemakalah menyarankan kepada pembaca agar mampu mengolah,
memanfaatkan dan menjaga tanah secara baik dan benar, karena tanah merupakan
salah satu kekayaan alam yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta ala yang
dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Pemakalah juga menyarankan untuk
menggunakan referensi ilmiah yang terpercaya pada makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Yulianto, Darjati. 2017. Fisika Lingkungan. Jakarta: Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

Malau, Nya Daniaty. 2019. Modul Fisika Lingkungan. Jakarta: Universitas Kristen
Indonesia

Gusmara Herry, dkk. 2016. Dasar-Dasar Ilmu Tanah ITN-100. Bengkulu :


Universitas Bengkulu

26
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2006. Sifat Fisik Tanah Dan Metode
Analisisnya. Jakarta : Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian

27

Anda mungkin juga menyukai