Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

Post Natal Care (ANC)

Oleh :

NAMA : TOMMY DIMAS UTAMA


NIM : 2020207209021

PROGRAM STUDYPROFESI NERS REGULER FAKULTAS


KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
(UMPRI) LAMPUNG
TAHUN 2020
A. Pengertian Post Natal

Persalinan adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar

rahim bayi baru lahir. Dengan faktor- faktor insensial persalinan, proses

persalinan itu sendiri, kemauan persalinan, adaptasi ibu dan bayi, proses

keperawatan baik pada wanita maupun pada keluarga (Alden, 2004). Post

partum adalah waktu dimana proses penyembuhan dan perubahan, waktu

sesudah melahirkan sampai sebelum hamil, serta penyesuaian terhadap

hadirnya anggota keluarga baru (mitayani, 2009).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berahir ketika

alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau

puerpenium dimulai 2 jam setelah melahirkan plasenta sampai dengan 6

minggu (42 hari) setelah itu, dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah

melahirkan anak ini disebut puerperium yaitu dari kata puer yang artinya bayi

dan parous melahirkan. Jadi puerperium berarti masa setelah melahirkan

bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

sampai alat–alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, sekitar 50%

kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pertolongan

pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk

memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Vivian, 2011).

Masa puerperium atau masa nifas (post partum) adalah jangka waktu 6

minggu yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali

organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan (Bobak, MI 2000)


B. Adaptasi Fisiologi Dan Psikologis Ibu Nifas

Ada beberapa adaptasi fisiologi pada ibu nifas yaitu, antara lain :

1. Involusio uterus

Secara berangsur – angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya

kembali seperti sebelum hamil, setelah plasenta lahir uterus merupakan

alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Fundus uteri 

3 jari dibawah pusat. Selama 2 hari berikutnya, besarnya tidak seberapa

berkurang tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan cepat sehingga

padahari ke-10 tidak teraba dari luar. Setelah 6 minggu tercapainya lagi

ukurannya yang normal. Epitelerasi siap dalam 10 hari, kecuali pada

tempat plasenta dimana epitelisasi memakan waktu tiga minggu.

2. Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak mengganggu seperti corong

berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat

perlukaan-perlukaan kecil setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk

rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari

hanya dapat dilalui 1 jari.

3. Payudara

Konsentrasi hormone yang menstimulasi perkembangan payudara selama

wanita hamil (estrogen, progesterone, HCG, prolaktin, kortisol dan

insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.

4. Sistem Urinary
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu, tergantung

pada (1) Keadaan/status sebelum persalinan (2) lamanya partus kala II

dilalui (3) besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan.

5. Sistem gastrointestinal

Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan.Hal ini umumnya

karena makan padat dan kurangnya berserat selama persalinan. Seorang

wanita dapat merasalapar dan siap menyantap makanannya dua jam

setelah persalinan. Kalsium sangat penting untuk gigi pada kehamilan

dan masa nifas, dimana pada masa ini terjadi penurunan konsentrasi ion

kalsium karena meningkatnya kebutuhan kalsium padaibu, terutama pada

bayi yang dikandungnya untuk proses pertumbuhan juga pada ibudalam

masa laktasi (Saleha, 2009).

6. Sistem muskuloskeletal

Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca

partum antara lain:

a) Nyeri punggung bawah

b) Sakit kepala dan nyeri leher

c) Nyeri pelvis posterior

d) Disfungsi simfisis pubis

e) Diastasis rekti

f) Osteoporosis akibat kehamilan

7. Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina

dalam masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea
cruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-

sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.

a) Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban,

sel-sel dari desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.

b) Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan

lendir hari ke 3-7 pasca persalinan

c) Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari

ke 7-14 pasca persalinan.

d) Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu.

e) Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah

berbau busuk.

f) Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya.

8. Pembuluh Darah Rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah

yang besar, karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran

darah yang banyak. Bila pembuluh darah yang besar, tersunbat karena

perubahan pada dindingnya dan diganti oleh pembuluh-pembuluh yang

kiri.

9. Vagina dan perineum

Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan lama, tetapi

biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada wanita yang asthenis

menjadi diastasis dari otot-otot rectus abnominis sehingga sebagian dari

dinding perut di garis tengah terdiri dari perineum, fascia tipis dan kulit.
Tempat yang lemah dan menonjol kalau berdiri atau mengejan (Suherni,

2009).

10. Tanda-tanda Vital

a) Suhu tubuh :

Pada 24 jam setelah melahirkan subu badan naik sedikit (37,5℃-38℃

) sebagai dampak dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan

yang berlebihan, dan kelelahan (Trisnawati, 2012)

b) Nadi : Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat dari

denyut nadi normal orang dewasa (60-80x/menit).

c) Tekanan darah, biasanya tidak berubah, kemungkinan bila tekanan

darah tinggi atau rendah karena terjadi kelainan seperti perdarahan dan

preeklamsia.

d) Pernafasan, frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24

kali per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau

normal. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,

kemungkinan ada tanda-tanda syok (Rukiyah, 2010).

11. Endometrium

Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis, di tempat implantasi plasenta.

Pada hari-hari pertama, endometrium setebal 12,5 mm akibat pelepasan

desidua dan selaput janin.

Adaptasi psikologis post partum menurut teori rubin dibagi dalam 3 periode

yaitu sebagai berikut ;

1. Periode Taking In
a) Berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan

b) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga

komunikasi yang baik.

c) Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain, mengharapkan segala

sesuatru kebutuhan dapat dipenuhi orang lain.

d) Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya

e) Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika melahirkan

secara berulang-ulang

f) Diperlukan lingkungan yang kondusif agar ibu dapat tidur dengan

tenang untuk memulihkan keadaan tubuhnya seperti sediakala. 

g) Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan

kurangnya nafsu makan menandakan ketidaknormalan proses

pemulihan

2. Periode Taking Hold

a) Berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan

b) Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam

merawat bayi

c) Ibu menjadi sangat sensitive, sehingga mudah tersinggung. Oleh

karena itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang

terdekat

d) Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai

penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat

menumbuhkan rasa percaya dirinya.


e) Pada periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi

tubuhnya, misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar

untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang

perawatan bagi diri dan bayinya

3. Periode Letting Go

a) Berlangsung 10 hari setelah melahirkan. 

b) Secara umum fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah

c) Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan

diri dengan ketergantungan bayinya

d) Keinginan untuk merawat bayi meningkat

e) Ada kalanya ibumengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan

bayinya, keadaan ini disebut baby blues .

C. Tujuan Keperawatan Masa Post natal

Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang

dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari

rumah sakit. Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.

2. Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan

perawatan bayi sehat.

4. Untuk mendapatkan kesehatan emosi.


D. Kebutuhan pada Ibu nifas

1. Mobilisasi

Jelaskan bahwa latihan tertentu sangat membantu seperti :

a) Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot

perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke

dada : tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi 10 x.

b) Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel).

c) Berdiri dengan tungkai dirapatkan kencangkan otot-otot, pantat dan

pinggul dan tahan sampai 5 hitungan kendurkan dan ulangi latihan

sebanyak 5 kali.

d) Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan setiap minggu

naikkan 5 kali. Dan pada 6 minggu setelah persalinan ibu harus

mengerjakan sebanyak 30 kali.

2. Diet

Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap hari.

Makanan harus diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan

vitamin yang cukup. Pil besi harus diminum minimal 40 hari pasca

melahirkan. Minum sedikitnya 3 liter, minum zat besi, minum kapsul

vitamin A dengan dosis 200.000 unit.

3. Miksi hendaknya dapat dilakukan sendiri mungkin karena kandung

kemih yang penuh dapat menyebabkan perdarahan.

4. Defekasi

Buang air besar harus dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila

tidak bisa maka diberi obat peroral atau perektal atau klisma.
5. Perawatan Payudara

a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu

b) Menggunakan BH yang menyokong payudara

c) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar

pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui

tetap dilakukan dari puting susu yang tidak lecet.

d) Apabila lecet berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI

dikeluarkan dan diminum dengan menggunakan sendok.

e) Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tab

setiap 4-6 jam.

f) Apabila payudara bengkok akibat pembendungan ASI, lakukan :

- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan

hangat selama 5 menit.

- Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau

menggunakan sisir untuk mengurut arah Z pada menuju puting.

- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga

puting susu menjadi lunak.

- Susukan bayi setiap < 3 jam. Apabila tidak dapat menghisap

seluruh ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan.

- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

6. Laktasi

ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna,

memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap

untuk diminum.
Tanda ASI cukup :

a) Bayi kencing 6 kali dalam 24 jam.

b) Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan

c) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur

cukup.

d) Bayi menyusui 10-11 kali dalam 24 jam.

e) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali menyusui.

f) Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI.

g) Bayi bertambah berat badannya (Sarwono, 2002).

E. Asuhan Keperawatan pada ibu nifas

1. Pengkajian

a) Pengkajian Fisik

- Riwayat kesehatan sebelumnya

- Tanda-tanda Vital

- Mamae: gumpalan, kemerahan, nyeri, perawatan payudara,

management engorgement, kondisi putting, pengeluaran ASI.

- Abdomen: palpasi RDA, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,

striae.

- Perineum: lochea, tanda-tanda REEDA.

- Ekstremitas: varices, tanda-tanda Homan.

- Rektum: hemoroid, dll.

- Aktivitas sehari-hari.

-
b) Pengkajian Psikologis

- Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan.

- Spesifik: depresi postpartum.

- Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan

libido.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada ibu nifas menurut Doenges, (2001) & (Bobak,

(2004)yaitu :

a) Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan.

b) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan

proses

persalinan.

c) Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang

pengetahuan cara perawatan payudara bagi ibu menyusui.

d) Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan

adanyakonstipasi.

e) Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan

dengan kehilangan darah dan intake ke oral.

f) Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal

psikologis, proses persalinan dan proses melelahkan.


F. Intervensi Keperawatan

N Dx. Keperawatan NOC NIC Rasional


o
1 Nyeri berhubungan Setelah diberikan asuhan 1 Kaji karakteristik 1 Untuk menentukan
dengan involusi keperawatan selama 3 x 24 nyeri klien dengan PQRST jenis skala dan
uterus, nyeri jam diharapkan nyeri ( P : faktor penambah dan tempat terasa nyeri
setelah melahirkan. berkurang dengan criteria pengurang nyeri, Q :
hasil : kualitas atau jenis nyeri, R : 2 Sebagai salah satu
1 Klien mengatakan regio atau daerah yang dasar untuk
nyeri berkurang mengalami nyeri, S : skala memberikan tindakan
dengan skala nyeri 3-4 nyeri, T : waktu dan atau asuhan
frekuensi ) keperawatan sesuai
2 Klien terlihat rileks, dengan respon klien
ekspresi wajah tidak 2 Kaji faktor-faktor yang
tegang, klien bisa tidur mempengaruhi reaksi klien 3 Membantu klien
nyaman terhadap nyeri rilaks dan
3 Tanda-tanda vital mengurangi nyeri
dalam batas normal : 3 Berikan posisi yang
suhu 36-370 C, N 60- nyaman, tidak bising, 4 Beraktivitas sesuai
100 x/menit, RR 16-24 ruangan terang dan tenang kesenangan dapat
x/menit, TD 120/80 mengalihkan
mmHg 4 Biarkan klien melakukan perhatian klien dari
aktivitas yang disukai dan rasa nyeri
alihkan perhatian klien
pada hal lain
5 Untuk menekan atau
mengurangi nyeri
5 Kolaborasi pemberian
analgetik

2 Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan 1 Pantau vital sign 1. Peningkatan suhu
infeksi keperawatan selama 3 x 24 dapat
berhubungan jam diharapkan tidak 2 Kaji daerah perineum dan mengidentifikasi
dengan laserasi dan terjadi infeksi dan vulva adnya infeksi
proses pengetahuan bertambah 2. menentukan adakah
persalinan. dengan criteria hasil : 3Kaji pengetahuan pasien tanda peradangan di
1 Klien menyertakan mengenai cara perawatan daerah vulva dan
perawatan bagi dirinya ibu post partum perineum
3. pasien mengetahui
2 Klien bisa 4Ajarkan perawatan vulva bagi cara perawatan vulva
membersihkan vagina bagi dirinya
pasien
dan perineumnya 4. Pasien mengetahui
secara mandiri cara perawatan vulva
5Anjurkan pasien mencuci bagi dirinya
tangan sebelum memegang 5. Meminimalkan
3 Perawatan pervagina daerah vulvanya
berkurang terjadinya infeksi
6. Mencegah terjadinya
6 Lakukan perawatan vulva infeksi dan
4 Vulva bersih dan tidak
memberikan rasa
inveksi
nyaman bagi pasien
5 Tidak ada perawatan

6 Vital sign dalam batas


normal

3 Resiko menyusui Setelah diberikan asuhan 1 Kaji pengetahuan paien 1. mengetahui tingkat
tidak efektif keperawatan selama 3 x 24 mengenai laktasi dan pengetahuan pasien
berhubungan jam diharapkan perawatan payudara dan untuk
dengan kurang mengetahui cara perawatan menentukan
pengetahuan cara payudara bagi ibu 2 Ajarkan cara merawat intervensi
perawatan menyusui dengan kroteria payudara dan lakukan cara selanjutnya
payudara bagi ibu hasil : brest care
menyusui. 1 Klien mengetahui cara 2. meningkatkan
perawatan payudara 3 Jelaskan mengenai pengetahuan pasien
bagi ibu menyusui manfaat menyusui dan dan mencegah
mengenai gizi waktu terjadinya bengkak
2 Asi keluar menyusui pada payudara

3 Payudara bersih 4 Jelaskan cara menyusui


yang benar 3. memberikan
pengetahuan bagi ibu
4 Payudara tidak
mengenai manfaat
bengkak dan tidak
ASI bagi bayi
nyeri
4. mencegah terjadinya
5 Bayi mau menetek aspirasi pada bayi

4 Gangguan pola Setelah diberikan asuhan 1 Auskultasi bising 1. penurunan peristaltik


eliminasi bowel keperawatan selama 3 x 24 usus, apakah peristaltik usus menyebapkan
berhubungan jam diharapkan kebutuhan menurun konstpasi
dengan adanya eliminasi terpenuhi dengan 2. nyeri abdomen
konstipasi. criteria hasil : 2 Observasi adanya nyeri menimbulkan rasa
abdomen takut untuk BAB
1 Pasien mengatakan 3. makanan tinggi serat
sudah BAB 3 Anjurkan pasien makan- melancarkan BAB
makanan tinggi serat 4. mengkonsumsi air
2 Pasien mengatakan hangat melancarkan
tidak konstipasi BAB
4 Anjurkan pasien
5. penggunana laksatif
banyak minum terutama
3 Pasien mungkan perlu untuk
air putih hangat
mengatakan perasaan merangsang
nyamannya peristaltik usus
5 Kolaborasi dengan perlahan atau
pemberian laksatif evakuasi feses
( pelunak feses ) jika
diperlukan

5 Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan 1 Mengkaji keadaan umum 1. menetapkan data
kekurangan volume keperawatan selama 3 x 24 pasien dan tanda-tanda dasar pasien untuk
cairan dan elektrolit jam diharapkan kebutuhan vital mengetahui
berhubungan cairan tercukupi dengan 2 Mengobservasi penyimpangan dari
dengan kehilangan criteria hasil kemungkinan adanya keadaan normal
darah dan intake ke 1 Menyatakan tanda-tanda syok 2. agar segera dilakukan
oral. pemahaman faktor 3 Memberikan cairan rehidrasi maksimal
penyebap dan perilaku intravaskuler sesuai jika terdapat tanda-
yang perlu untuk program tanda syok
memenuhi kebutuhan 3. pemberian cairan IV
cairan, seperti banyak sangat penting bagi
minum air putih dan pasien yang
pemberian cairan lewat mengalami difisit
IV. volume cairan
dengan keadaan
2 Menunjukkan umum yang buruk
perubahan karena cairan IV
keseimbangan cairan, langsung masuk ke
dibuktikan oleh pembuluh darah.
haluaran urine adekuat,
tanda-tanda vital stabil,
membran mukosa
lembab, turgor kulit
baik

6 Gangguan pola Setelah diberikan asuhan 1 Kaji tingkat kelelahan dan 1. persalinan/ kelahiran
tidur berhubungan keperawatan selama 3 x 24 kebutuhan untuk istirahat. yang lama dan sulit
dengan respon jam diharapkan istirahat Catat lama persalinan dan khususnya bila
hormonal tidur terpenuhi dengan jenis kelahiran terjadi malam
psikologis, proses kriteria hasil : meningkatkan tingkat
persalinan dan Mengidentifikaasikan 2 Kaji faktor-faktor bila ada kelelahan.
proses melelahkan. penilaian untuk yang mempengaruhi 2. membantu
mengakomodasi perubahan istirahat meningkatkan
yang diperlukan dengan istirahar, tidur dan
kebutuhan terhadap 3 Berikan informasi tentang relaksasi,
anggota keluarga baru. kebutuhan untuk tidur / menurunkan
Melaporkan peningkatan istirahat setelah kembali rangsang
rasa sejahtera istirahat ke rumah 3. rencana kreatif yang
memperoleh untuk
tidur dengan bayi
lebih awal serta tidur
lebih siang
membantu untuk
memenuhi kebutuhan
tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Alden K.R, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Dialihbahasakan oleh

Maria A. Jakarta: EGC.

Dewi V.N, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Mitayani, 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Sarwono, P.2008.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka

Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakart: Penerbit Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai