Anda di halaman 1dari 5

PENGUKURAN KINERJA PERAWAT UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS PELAYANAN RSUD. X

Eva Zulfa
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura
Zulfaaja8@gmail.com

ABSTRAK- Rumah sakit merupakan suatu Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
organisasi sosial yang menyediakan pelayanan kesehatan 840/MENKES/VII/2007 yang mempunyai fasilitas
bagi masyarakat berupa penyembuhan penyakit beserta pelayanan rawat inap, rawat jalan, kegiatan operasional
pencegahannya dan merupakan pusat rujukan, sehingga medis, kegiatan operasional non medis dan transportasi.
dengan perannya yang sangat penting bagi masyarakat, Jumlah tempat tidur di rawat inap berjumlah 125 tempat
rumah sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan tidur dengan jumlah tenaga medis 15 orang dan 132 tenaga
yang maksimal dengan memanfaatkan sumber daya yang keperawatan yang terdiri dari 56 PNS, 53 pegawai kontrak
ada dan memahami ekspektasi dan harapan pasien. dan 23 tenaga sukarela. Berdasarkan peraturan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menteri nomor 340/MENKES/PER/III/2010 bahwa
mengukur kinerja perawat atau keberhasilan kinerja perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur
perawat dalam memberikan pelayanan. Tujuan lainnya adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai
yaitu mengetahui kualitas pelayanan yang ada di RSUD. X dengan pelayanan di rumah Sakit. Perbandingan tenaga
dan memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan keperawatan dan tempat tidur yang ada di RSUD. X tidak
kualitas pelayanan tersebut. terkontrol yang mengakibatkan banyaknya tenaga
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu keperawatan dibandingkan tempat tidur. Hal ini terjadi
metode Service Quality yaitu menghitung rata-rata tingkat dikarenakan tidak adanya evaluasi terhadap penerapan
kepuasan, rata-rata tingkat harapan dan rata-rata peraturan menteri nomo340/MENKES/PER/III/2010 dan
kesenjangan (gap) tiap dimensi kualitas pelayanan. belum pernah dilakukannya pengukuran terhadap
Metode Importance Performance Analysis yang digunakan kinerja tenaga keperawatan. Tenaga keperawatan
sebagai teknik menghitung tingkat kepentingan dan adalah orang yang paling dekat dengan
kinerja yang akan menentukan urutan prioritas. Subjek pasien sehingga kualitas pelayanan yang diberikan oleh
penelitian adalah pasien rawat inap pada tahun 2016- perawat sangat mempengaruhi pers epsi pasien tentang
2017 dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. kualitas pelayanan tersebu.
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 2. Teori Dasar
setiap dimensi kualitas pelayanan menunjukan nilai Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi
negatif yang disebabkan oleh pelayanan yang diberikan seberapa baik atau buruknya karyawan dalam melakukan
rendah sedangkan harapan terhadap pelayanan tersebut pekerjaan dengan beberapa standar yang telah ditetapkan
tinggi. Kualitas pelayanan yang ada di RSUD. X (Zainal, 2015). Instrumen penilaian kinerja dapat
berdasarkan penilaian tertinggi yaitu pada indikator digunakan untuk mereview kinerja, perangkat kerja,
perawat memberi informasi tentang takaran obat yang penilaian kinerja, penilaian karyawan dan sekaligus
harus dikonsumsi dengan nilai kepuasan sebesar 4,68 dan evaluasi karyawan sehingga dapat melihat kemampuan
kualitas pelayanan terendah yaitu pada indikator perawat karyawan yang bekerja secara baik, efektif, efesien dan
mengucapkan terima kasih pada akhir pelayanan dengan produktif sesuai dengan tujuan perusahaan (Zainal, 2015).
nilai kepuasan sebesar 2,52. Usulan perbaikan untuk Beberapa pendapat mengenai elemen kualitas
meningkatkan kualitas pelayanan dilakukan dengan pelayanan seperti Parasuraman dkk pada tahun 1985
memprioritaskan harapan pasien. yang berhasil mengidentifikasi
lima faktor utama penentu kualitas pelayanan yang dikenal
Kata kunci : Rumah sakit, Service Quality, Importance
dengan Q-RATER. Kelima penentu kualitas pelayanan
Performance Analysis, Kualitas pelayanan
tersebut adalah (Tjiptono, 2006):
1. Tangibles (bukti fisik), merupakan meliputi fasilitas
1. Pendahuluan
RSUD. X merupakan salah satu institusi fisik, perlengkapan pegawai, dan sarana komunikasi. Hal
pemerintah Kabupaten Sambas yang dibentuk untuk ini bisa berarti penampilan fasilitas fisik, seperti gedung
mengemban tugas dan tanggung jawab memberikan dan ruangan yang ada di rumah sakit, tersedianya tempat
pelayanan kesehatan. Rumah Sakit tipe C berdasarkan
31
parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan Kelima kesenjangan tersebut dapat dilihat pada gambar 1
ruangan, berikut:
kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan
karyawan.
2. Realibility (kehandalan), yaitu kemampuan untuk
memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat
dan akurat serta memuaskan. Hal ini berarti perusahaan
memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama
(right the first time). Selain itu juga berarti bahwa
perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya,
misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal
yang disepakati, menyediakan jasa / pelayanan yang
handal, produk juga harus dalam keadaan baik.
3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kemauan
atau keinginan para staf untuk membantu konsumen
dalam memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap.
Unsur lain yang juga penting dalam elemen cepat tanggap
ini adalah mengutaman kepentingan konsumen dalam
kondisi apapun.
4. Assurance (jaminan), yaitu meliputi
pengetahuan, kemampuan, keramahan, kesopanan dan Gambar 1. Konsep Service Quality
sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf. (Sumber : Wijaya,T. 2011)
Pada persaingan yang kompetitif unsur jaminan Model kualitas pelayanan (Servqual)
menjadi pusat perhatian konsumen pada saat mendefinisikan bahwa kesenjangan gap (G) untuk faktor
mendapat pelayanan. kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:
5. Empathy (empati), yaitu yang meliputi G = P (Perception) – E (Expectations)
kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang Kesenjangan yang bernilai negatif
baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan menunjukkan bahwa harapan konsumen tidak
konsumen. Setiap anggota penyedia jasa hendaknya terpenuhi. Semakin besar kesenjangan, semakin lebar
mengelola waktu agar dapat dihubungi baik melalui jurang pemisah antara keinginan konsumen dan
telepon maupun bertemu langsung, usahakan pula untuk sesuatu yang mereka peroleh sebenarnya.
menjalin hubungan yang akrab dengan konsumen.
Importance Performance Analysis
Service Quality Suatu teknik yang digunakan untuk menilai tingkat
Konsep service quality digunakan untuk kepentingan dan kinerja yang menghasilkan suatu
menghitung gap antara persepsi pelanggan terhadap jasa perhitungan mengenai tingkat kesesuaian, yaitu
dan nilai ekpsektasi atau harapan. Model tersebut perbandingan skor kinerja perusahaan (performance)
mengidentifikasi lima kesenjangan (gap) yang dengan skor kepentingan (importance) tingkat kesesuaian
menyebabkan kegagalan penyampaian jasa menurut ini akan menentukan urutan prioritasfaktor-faktor yang
Wijaya (2011), lima kesenjangan tersebut yaitu: akan mempengaruhi kepuasan pelanggan (Nasution, 2005).
1. Kesenjangan antara pengharapan konsumen dan Diagram kartesius merupakan suatu bagian yang
persepsi manajemen. dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis
2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X,Y), X
spesifikasi kualitas layanan. merupakan rata-rata darirata-rata skor tingkat pelaksanaan
3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas layanan atau kepuasan seluruh faktor atau atribut dan Y adalah rata-
dan penyampaian layanan. rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor
4. Kesenjangan antara penyampaian layanan dan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Selanjutnya,
komunikasi eksternal. tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi
5. Kesenjangan antara persepsi layanan yang dirasakan menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius seperti
dan jasa yang diharapkan. pada gambar 2 berikut:

32
indikator no 6 (perawat memberi informasi mengenai
takaran obat yang harus dikonsumsi).

c. Pendidikan Responden
kinerja pada indikator no 1 (penampilan perawat
terlihat rapi dan bersih), indikator no 2 (perawat
menggunakan seragam), dan no 6 (perawat memberi
informasi mengenai takaran obat yang harus
dikonsumsi) sudah terlaksana dengan baik. Sedangkan
harapan peningkatanan pelayanan menurut jenis
pendidikan rerponden yaitu mengharapkan peningkatan
pelayanan pada indikator no 3 (peralatan makan dan
minum terlihat bersih), indikator no 6 (peralatan makan
dan minum terlihat bersih) dan indikator no 11 (perawat
Gambar 2. Model Diagram Kartesius cepat tanggap).
(Sumber : Nasution,M.N.2005)
d. Pekerjaan Responden
3. Hasil Penelitian kinerja pada indikator no 1(penampilan
Analisa data yang akan dibahas yaitu
tanggapan responden tentang indikator pelayanan (pakaian) perawat terlihat rapi dan bersih), indikator no
berdasarkan karakteristik responden, hasil 2 (perawat menggunakan seragam), dan indikator no
kesenjangan (gap) antara kepuasan dan harapan 6 (perawat memberi informasi mengenai takaran obat
menggunakan metode Service quality (Servqual), dan yang harus dikonsumsi) sudah terlaksana dengan baik.
analisa Importance performance analysis (IPA). Sedangkan responden menurut jenis pekerjaannya
Adapun penjelasan lebih lanjut dapat dilihat seperti mengharapkan peningkatan pelayanan pada indikator
berikut: no 3 (peralatan makan dan minum terlihat bersih),
Analisa Tanggapan Berdasarkan
indikator 6 (perawat memberi informasi mengenai
Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin takaran obat yang harus dikonsumsi) dan indikator no
Tanggapan responden menurut jenis 11 (perawat cepat tanggap).
kelamin laki-laki danperempuanmenilai bahwa
pelayanan terbaik ada pada indikator no 6 (perawat Analisis Kesenjangan (Gap) Menggunakan
memberi informasi mengenai takaran obat yang harus Metode Servqual
dikonsumsi). Sedangkan harapan pelayanan terbaik Nilai kesenjangan (gap) secara keseluruhan
menurut jenis kelamin laki-laki mengharapkan masih bernilai negatif, yang berarti bahwa harapan
peningkatan pelayanan pada indikator no 6 (perawat pelayanan yang diinginkan oleh pasien lebih besar dari
memberi informasi mengenai takaran obat yang harus pelayanan yang diberikan oleh perawat sehingga
dikonsumsi) dan menurut responden berjenis kelamin pelayanan tersebut belum terpenuhi. Nilai kesenjangan
perempuan mengharapkan peningkatan pelayanan terbesar terjadi pada dimensi empathy dengan nilai
pada indikator no 11 (perawat cepat tanggap). kesenjangan (gap) yaitu sebesar -1,186. Nilai
kesenjangan terbesar kedua yaitu pada dimensi
b. Usia Responden responsiveness dengan nilai kesenjangan (gap) yaitu
Tanggapan responden yang berusia dibawah sebesar -0,963. Nilai kesenjangan tertinggi berikutnya
20 sampai ≥61 tahun menilai bahwa pelayanan yaitu pada dimensi assurance dengan nilai kesenjangan
terbaik yaitu pada indikator no 6 (perawat memberi (gap) yaitu sebesar -0,818. Nilai kesenjangan tertinggi
informasi mengenai takaran obat yang harus berikutnya yaitu pada dimensi reliability dengan nilai
dikonsumsi). Sedangkan harapan pelayanan menurut kesenjangan (gap) yaitu sebesar -0,395. Nilai
responden berusia ≤ 20 tahun aitu meningkatkan kesenjangan terenda diantara dimensi-dimensi lainnya
pelayanan pada indikator no 6 (perawat memberi yaitu pada dimensi tangible dengan nilai kesenjangan
informasi mengenai takaran obat yang harus (gap) yaitu sebesar -0,345.
dikonsumsi) dan indikator no 11 (perawat cepat
tanggap). Responden yang berusia 21-40 tahun Analisis Prioritas Menggunakan Metode
mengharapkan peningkatan pelayanan pada indikator Importance Performance Analysis (IPA)
no 3 (peralatan makan dan minum terlihat bersih). Berdasarkan hasil pemetaan tingkat harapan
Responden yang berusia 41-60 tahun sampai usia ≥ dan kepuasan dapat dilihat pada diagram kartesius
61 tahun mengharapkan peningkatan pelayanan pada berikut:

33
[ 9 ] Perawat mendengarkan keluhan dengan
seksama.
[12] Perawat memberikan kesempatan untuk
bertanya.
[14] Terciptanya rasa kekeluargaan antara
perawat dan pasien.
[17] Perawat menggunakan bahasa yang mudah
difahami.
[18] Perawat memberikan pelayanan tanpa pilih-
pilih.
[19] Perawat memberikan salam kepada pasien.

d. Kuadran D
Kuadran D menunjukkan indikator
Gambar 3. Diagram Kartesius pelayanan yang di anggap kurang penting oleh
pasien namun dilaksanakan dengan berlebihan
a. Kuadran A oleh perawat di RSUD. X dalam kuadran ini adalah
Kuadran A menunjukan indikator sebagai berikut: [15] Kemampuan perawat
kualitas pelayanan RSUD. X yang dianggap membuat pasien merasa aman dan tentram
penting oleh pasien tetapi pada kenyataannya masih selama perawatan.
belum sesuai dengan harapan pasien. Indikator [16] Kemampuan perawat dalam menghilangkan
pelayanan di RSUD. X yang termasuk dalam rasa khawatir pasien.
kuadran ini adalah sebagai berikut:
[ 4 ] Ketersediaan panggilan darurat. 4. Kesimpulan
[10] Perawat mengutamakan keluhan pasien. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada
[11] Perawat cepat tanggap. penelitian ini, dapat disimpulkan hasil penelitian
[13] Sikap ramah dan sopan santun perawat. sebagai berikut:
1. Keberhasilan kinerja dapat diukur dengan melihat
b. Kuadran hasil kerja yang diberikan kepada pasien. Hasil
B tersebut berupa kepuasan pasien atas kualitas
Kuadran B menunjukkan indikator pelayanan yang dirasakan dan harapan pelayanan
pelayanan yang dianggap penting dan memuaskan yang diinginkan. Kepuasan pelayanan memiliki
pasien yang sudah dilaksanakan dengan baik oleh lima dimensi yaitu tangible, reliability
perawat di RSUD. X. Indikator-indikator yang responsiveness, assurance dan empathy. Secara
termasuk dalam kuadran ini adalah sebagai berikut: keseluruhan kinerja perawat dalam memberikan
[1] Penampilan (pakaian) perawat terlihat rapi pelayanan masih belum terlaksana dengan baik
dan bersih. yang dapat dilihat pada kesenjangan ekspektasi
[2] Perawat menggunakan seragam. dan harapan pasien yang bernilai negatif seperti
[3] Peralatan makan dan minum terlihat berikut: pada dimensi tangible kesenjangan
bersih. ekspektasi layanan dengan harapan pasien
[5] Keterampilan perawat dalam sebesar -0,345, dimensi reliability kesenjangan
memberikan pelayanan. ekspektasi layanan dengan harapan pasien
[6] Perawat memberi informasi mengenai sebesar -0,395, dimensi responsiveness sebesar -
takaran obat yang harus dikonsumsi. 0,962, dimensi assurance kesenjangan ekspektasi
[7] Perawat memberitahu prosedur perawatan. layanan dengan harapan pasien sebesar -0,818,
[8] Perawat mengontrol pasien secara dan dimensi empathy kesenjangan ekspektasi
teratur. layanan dengan harapan pasien sebesar -
1,186.
c. Kuadran C 2. Kualitas pelayanan diukur berdasarkan kepuasan
Kuadran C menunjukkan faktor yang pasien terhadapat pelayanan yang diterimanya.
dianggap kurang penting oleh pasien dan tidak Penilaian kepuasan menggunakan variabel
terlaksana dengan baik oleh perawat di RSUD. X. kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible,
Indikator-indikator yang termasuk dalam kuadran reliability, responsiveness, assurance dan
ini adalah sebagai berikut: empathy. Berdasarkan hasil perhitungan untuk
34
keseluruhan indikator kualitas pelayanan yang Referensi
dirasakan oleh pasien menunjukan penilaian [1] Nasution, M.N., 2005. Manajemen Mutu
tertinggi yaitu pada indikator X6 yaitu perawat Terpadu. Ghalia Indonesia, Bogor.
memberi informasi mengenai takaran obat yang [2] Tjiptono, F. 2005. Manajemen Jasa.
harus dikonsumsi dengan nilai 4,68 dan untuk Yogyakarta: Andi.
penilaian terendah yaitu pada indikator X19 yaitu [3] Wijaya, T. 2011. Manajemen Kualitas Jasa.
perawat mengucapkan terimakasih pada akhir Jakarta: PT Indeks .
pelayanan dengan nilai 2,52. [4] Zainal, V. R., dkk.2015. Manajemen Sumber
3. Usulan Rekomendasi perbaikan dilakukan sesuai Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta:
dengan hasil yang didapatkan dari diagram Rajawali Pers.
kartesius, dimana terdapat 4 atribut yang menjadi
prioritas.
1) Meningkatkan pelayanan perawat dalam Biografi
Penulis lahir di Sambas pada tanngal 16 maret
merespon panggilan darurat. Dilakukan dengan
1995, merupakan anak ke-10 dari 11 saudara
cara menetapkan kepala ruangan yang merupakan anak dari pasangan bahagia Misra dan
bertanggung jawab atas kegiatan yang terjadi di Munzili. Penulis memulai pendidikan pada tahun
ruangan tersebut. Melakukan pengawasan 2001 di SDN 24 Sungai Kelambu, kemudian
yang berkala di setiap ruangan perawat. melanjutkan ke SMP N 03 Sekadim pada tahun
Melakukan evaluasi pencapaian kerja. 2007, setelah lulus SMP kemudian melanjutkan
Disarankan untuk semua ruangan jangan pendidikan di SMA N 02 Tebas pada tahun 2010,
penulis meraih kelulusan SMA pada tahun 2013
dibiarkan kosong meskipun pada saat jam
yang kemudian langsung melanjutkan studi di
istirahat untuk menghindari adanya panggilan Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,
yang terlewatkan. Universitas Tanjungpura.
2) Mengutamakan keluhan pasien. Dilakukan
dengan cara menetapkan tugas dan tanggung
jawab sebagai perawat dalam memberikan
pelayanan kepada pasien. Mendengarkan
keluhan pasien secara teliti dan detail
serta memberikan respon persetujuan
untuk menindaklanjuti keluhan tersebut.
Hal ini dilakukan untuk menghindari
kesalahan dalam menerima informasi
keluhan pasien yang berdampak pada
pelayanan yang akan diberikan.
3) Meningkatkan perawat yang cepat tanggap.
Dilakukan dengan cara memberikan pelatihan
dasar dalam menangani pasien darurat.
Menjadikan pasien sebagai prioritas pertama
dalam melakukan tindakan penanganan
perawatan hal ini dilakukan supaya perawat
lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang
tepat sasaran dan tepat waktu. Memberikan
motivasi kepada perawat agar lebih
bersemangat dalam memberikan pelayanan.
4) Meningkatkan sikap ramah dan sopan
santun perawat. Dilakukan dengan cara
memberikan pengarahan ataupun bimbingan
tentang tata cara berinteraksi dengan pasien.
Misalnya ketika berbicara dengan pasien
sebaiknya gunakan tutur kata yang baik, sopan
dan bersikap ramah dengan menghormati pasien
yang lebih tua serta menyayangi pasien yang
lebih muda. Hal ini dilakukan agar pasien yang
dirawat merasa dihormati dan dihargai sebagai
pasien.

35

Anda mungkin juga menyukai