Anda di halaman 1dari 3

Nama : Raisa Alifya Grianti Maulida

NPM : 180110200070

Kelas : B

1. Wiji Thukul
Wiji Thukul hanyalah seorang buruh yang tidak memiliki latar belakang pendidikan
yang tidak tinggi, ia hanya sekolah sampai tingkat SMP. Sejak SD Wiji sangat
tertarik dengan dunia kata-kata. Ia terbilang aktif di organisasi kesenian sampai ia
menjadi aktivis melawan penindasan rezim orde baru. Tulisan-tulisan Wiji dikenal
sebagai penyemangat untuk para kaum buruh dan aktivis untuk melawan orde baru.
Karena karya-karyanya Wiji menjadi ‘musuh rezim orde baru’ dan ia termauk
kedalam daftar orang-orang hilang ditahun 1998 dan sampai kini belum ditemukan
keberadaannya.
Hingga saat ini Wiji Thukul selalu dikenang, dan dipelajari cara ia berjuang
menghadapi orde baru. Kisah Wiji yang melarikan bisa kita tonton pada film
“Istirahatlah Kata-Kata”. Thukul sangat ingin membebaskan rakyat dari
penindasan sampai akhirnya ia diculik.

2. Puisi “Hukum” Karya Wiji Thukul

Saya mempunyai buku kumpulan puisi Wiji Thukul, dan ada satu puisi yang sangat
menarik bagi saya. Yaitu, puisi berjudul “Hukum” yang hanya terdapat 3 baris tetapi
memiliki banyak makna.

Semua bengkok

Mana yang lurus?

Juga hukum

17 November 96
Puisi ini ditulis oleh Wiji ketika ia sedang menjadi buron. Karya-karya Wiji
kebanyakan mengkritisi tentang pemerintahan pada masanya. Yang saya tangkap
pada puisi ini, ia sedang memberitahu bahwa hukum di Indonesia tidaklah lurus
atau bengkok.

Yang dimaksud bengkok di dalam puisi ini adalah hukum yang banyak
melencengnya. Nada yang saya dapat disini bahwa Wiji jadi tidak percaya lagi
dengan hukum karena tidak ada yang lurus, semuanya bengkok.

3. a. Haji Abdul Malik Karim Amrullah

Beliau lebih sering dikenal dengan nama akronimnya Hamka, ia adalah seorang
wartawan, sastrawan, pujangga, ahli filsafat, ahli agama, dan pembicara. Hamka
telah menulis beberapa novel salah satunya yang terkenal adalah “Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck” . Ayah beliau memiliki pengaruh yang kuat terhadap
hidupnya. Hamka tidak pernah lupa dengan ajaran ayahnya berupa kebebasan
fikiran, keberanian menegakkan kebenaran dan timbulnya pribadi-pribadi. Hamka
tidak pernah memiliki dendam di hatinya, ia selalu berkata apa adanya tidak
melebih-lebihkan.

b. Chairil Anwar

Chairil Anwar adalah penyair terkemuka di Indonesia. Karya-karyanya lebih banyak


tanggapan dari persoalan pada zaman perjuangan seperti revolusi dan peperangan.
Selain itu, ia kerap membuat sajak tentang keseharian yang bisa jadi bahan
renungan. Karya Chairil Anwar yang terkenal ada “aku” “Karawang Bekasi” dan
“Catatan Tahun 1946”

c. Goenawan Mohamad

Ia adalah seorang pendiri Majalah Tempo. Goenawan Mohamad memiliki


pemikiran yang liberal dan terbuka. Karyanya yang tidak bisa lepas dari namanya
adalah catatan pinggir yang muncul pada Majalah Tempo.
d. Pramoedya Ananta Toer

Pram adalah salah satu penulis terbaik di Indonesia, karena di dalam tulisannya ia
bisa menggambarkan kehidupan yang realistis meskipun ceritanya tidaklah
berdasarkan kisah nyata. Pram percaya bahwa lewat pengalaman pahit kita akan
bisa membentuk karakter, lewat karya-karya pram ia bisa menggerakan anak-anak
muda untuk berfikir lebih dalam dan luas. Karya Pram yang sampai ditranslate ke
banyak Bahasa asing adalah “Bumi Manusia”

e. Putu Wijaya

Putu Wijaya memiliki nama asli I Gusti Ngurah Raka, ia adalah seorang sarjana
hukum tetapi tidak pernah menggunakan gelar sarjana hukumnya dalam
kesehariannya. Ia adalah seorang penulis naskah drama modern yang beraliran arus
kesadaran. Selain menulis naskah drama, ia juga menulis novel dan cerpen,
“Telegram” adalah salah satu karya novelnya. Karya Putu Wijaya bercorak
kejiwaan dan filsafat.

Anda mungkin juga menyukai