STEP 7
1. Anatomi dan fisiologi dari pancreas?
Jawab:
ANATOMI
Morfologi
Penggantung
Vaskularisasi
- A. pancreatioduodenalis superior
- A. pancreatioduodenalis inferior
- R. Pancreatici a. Lienalis
Innervasi
- Simpatis
Nervi spinals segmen T6-T10
- Parasimpatis
N. vagus
Anatomi Pankreas
Pancreas merupakan suatu organ yang berada di region epigastrika dan kuadran kiri
atas.Terdiri dari 3 bagian yaitu caput, corpus dan cauda.Caput pancreas berbentuk pipih
dengan facies anterior dan facies posterior.Pada bagian yang berbatasan dengan corpus
membentuk procssus uncinatus. Diantara processus uncinatus dan corpus terdapat
incisura pankreatica yang ditempati oleh vasa mesenterica superior. Truncus coeliacus
terletak pada margo superior pankreatis dan vasa lienalis (cabang truncus coeliacus)
terbentang sepanjang margo tersebut. Vasa lienalis tersebut setelah sampai dihilus
lienalis akan mempercabangkan vasa lienalis, gastrica breves dan gastroepiploica
sinistra. Pankreas memiliki duktus untuk sekresi enzim2 pencernaan yaitu duktus
pankreatikus wirsungi dan kadan2 ada duktus pankreatikus santorini.Duktus
pankreatikus mayor memiliki m. sphincter ductus pancratici untuk mengatur keluarnya
kelenjar.
INNERVASI : saraf simpatis torachal 6-10 dan parasimpatis dari truncus vagalis.
VASKULARISASI : a. pancreaticoduodenale superior (cabang dari truncus coeliacus)
a. pancreaticoduodenale inferior ( cabang dari a mesenterica sup)
rr. pancreatici a. lienalis
fisiologi pancreas
terdapat 3 rangsangan dasar yang penting dalam menyebabkan sekresi pankreatik:
asetilkolin, yang dilepaskan oleh nervus vagus parasimpatis demikian juga
dari saraf2 kolinergik di dalam system saraf enteric
kolesistokinin, yang disekresikan oleh mukosa duodenum dan jejunum bagian
atas ketika makanan masuk ke dalam usus halus
sekretin, yang disekresikan oleh mukosa duodenum dan jejunum yang sama
ketika makanan yang sangat asam masuk ke usus halus.
Asetilkolin dan kolesistokinin menyebabkan pancreas mensekresi enzim2
pencernaan dengan jumlah cairan yang relative sedikit sedangkan sekretin
merangsang sekresi larutan natrium bikarbonat .
fase sefalik: sinyal2 saraf yg sama dari otak yang menyebabkan asetilkolin
dilepaskan oleh ujung2 n. vagus dalam pancreas. Hal ini menyebabkan
sejumlah enzim dilepaskan ke dalam duktus pankreatikus enzim dlm
jumlaah sedang di ekskresikan ke dlm asini pancreas, menghasilkan krg lebih
20% dari total sekresi pancreas sesudah makan. Namun sejumlah kecil sekresi
pancreas keluar dari ductus pankreatikus ked lm usus krn hnya sedikit air dan
elektrolit yg di sekresikan bersama enzim.
fase gastric: rangsangan saraf terhadap sekresi enzim berlangsung terus
menghasilkan lagi 5-10% dari enzim yang disekresikan sesudah makan.
Walaupun demikian hanya sejumlah kecil yang masuk ke dalam duodenum
karena kurangnya cairan.
Fase intestinal: sesudah kimus 9hasil pencernaan yg sudah dip roses di
lambung) masuk ke dalam usus halus, sekresi pancreas menjadi sangat
banyak, terutama sebagai respon terhadap hormone sekretin.
Fisiologi Guyton & Hall
Kapan enzim pancreas di sekresikan?
serabut nyeri afferen dari pankreas diketahui mengikuti saraf simpatis secara
retrograde, melewati ganglia seliaka, saraf splanknicus, white rami, dan saraf tulang
belakang lalu mencapai ke sumsum tulang belakang. Tingkat area umum nyeri
pankreas di epigastrik, kuadran kiri atas, dan daerah belakang sesuai dengan
pendapat ini. Pengetahuan yang pasti tentang hasil stimulasi saraf pada sekresi
pankreas agak dikaburkan oleh efek hormonal secretin dan cholecystokinin dari
mukosa duodenum.
NETTER
a. Di epigastrium ada gaster, hepar, pankreas, colon transversum, cor. Karena hasil
lab amilase dan lipase serum meningkat maka dicurigai ada masalah pada
pankreas, bisa karena peregangan pankreas.
b. Jika ada inflamasi karena iritasi pancreas dari infeksi virus, alkohol, batu empedu)
maka akan ada pengeluaran mediator inflamasi, Saat inflamasi ada sitokin yang
mengundang neutrofil akan mengaktifkan superoxide dan proteasis yang
merangsang nyeri di korteks serebri dan diterjemahkan sebagai rasa nyeri.
Kalau pankreas nyeri nya bisa ke punggung (VT 6-10) : Simpatis : VT 6-10 (nyeri
sampai ke punggung), Parasimpatis : n.vagus (nyeri di epigastrium)
c. Batu empedu menyumbat saluran obstruksi duktus pancreatikus
peningkatan tekanan pada kapsula pancreas dan area sekitar nyeri
Warna biru pudar di sekitar umbilikus (tanda Cullen) dapat terjadi sebagai akibat dari
hemoperitoneum, dan perubahan warna biru-merah-ungu atau hijau pada panggul
(tanda Turner) mencerminkan katabolisme jaringan hemoglobin. Dua temuan
terakhir, yang tidak umum, menunjukkan adanya pankreatitis nekrotikans yang
parah
Harrison’s Gastroenterology and Hepatology 17th edition
jam dan berlangsung selama beberapa hari. Pada saat berjalan atau tidur
b. Mual muntah bersifat tidak spesifik. Mual atau muntah sering merupakan
neurogenik.
2. Pemeriksaan Fisik
ikterus ringan. Dijumpai nyeri spontan atau nyeri di perut, perut kembung
berupa :
a. Tanda CULLEN, suatu bercak kebiruan/ekimosis sekitar umbilicus.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Lab : kadar amylase serum, lipase serum, amylase urin, tes faal hati
c. CT scan
a. Anamnesis
- Nyeri perut tiba tiba pada kuadran kiri atas, region periumbilikal, san atau
epigastrium
- Nyeri dirasakan sangat sakit kemudian dirasakan semakin konstan
- Nyeri menjalar melalui perut ke dada atau punggung tengah
- Nyeri memberat setelah makan atau minum seperti makanan berlemak
- Membaik saat posisi duduk
- Keluhan lain seperti mual dan muntah memberat saat posisi terlentang
- Sering merasa perut penuh, distensi, feses berwarna pucat, penurunan
pengeluaran urin, dan mengalami cegukan
- Bisa juga mengalami sinkop (pingsan) atau demam
b. Pemeriksaan fisik
- Dapat normal atau demam, hipotensi, takikardi, takipnea, atau diaphoresis
(berkeringat)
- Nyeri tekan pada saat palpasi : kemungkinan adanya iritasi peritoneal,
distensi atau keras
- Suara usus menurun
- Ikterik
- Pada keadaan yang brat terjadi gangguan kesadaran
- Terdapat Cullen sign (ekimosis dan edema pada jaringan subkutan sekitar
umbilical)
- Terdapat Grey Turner sign (ekimosis di badan)
c. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium:
1. Kadar lipase dan amylase
2. Pemeriksaan C-reactive protein (CRP)
- Pemeriksaan Radiologi :
1. Pemeriksaan USG (gold standar)
2. Pemeriksaan Contrast-enchaced computed tomography (CECT)
3. Pemeriksaan Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP)
4. CT scan
Banyak kasus pada pankreatitis akut yang disebabkan oleh aktivitas tidak terkontrol
dari tripsinogen (inaktiv zymogen) menjadi tripsin (protease aktif) didalam pankreas.
Tripsin akan mengaktifkan zyomgen zymogen lainnya, yang menyebabkan lokal
injury dan digesti jaringan, dimana hal ini akan memicu respon inflamasi.
NETTER
Pankreatitis Kronis
Faktor etiologinya sama dengan pankreatitis akut, walaupun sekitar 75% pasien
dewasa dengan pankreatitis kronik di AS merupakan peminum alkohol; fibrosis
kistik merupakan penyebab tersering pada anak.
Buku Patofisiologi jilid I ed. VI, Sylvia. A. Price
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pankreatitis akut cukup banyak. Tapi
sampai saat ini faktor-faktor tersebut bisa dikategorikan dalam beberapa
kelompok. Penyakit pada traktus biliaris dan alkohol menempati 80 % penyebab
terjadinya pankreatitis akut, sementara sisanya disebabkan antara lain : infeksi,
trauma pada perut bagian atas, hiperlipidemia, hiperparatiroid, iatrogenik pasca
bedah, ERCP, dan herediter
Secara ringkas progresi pankreatitis akut dapat dibagi menjadi 3 fase berurutan, yaitu: 1.
inflamasi lokal pankreas, 2. peradangan sistemik atau systemic inflammatory response
syndrome (SIRS), 3. disfungsi multi organ atau multiorgan dysfunctions (MODS). Berat
ringannya pankreatitis akut tergantung dari respons inflamasi sistemik yang diperantarai
oleh keseimbangan sitokin proinflamasi dan antiinflamasi, dan ada tidaknya infeksi baik
lokal maupun sistemik. Pada keadaan dimana sitokin proinflamasi lebih dominan
daripada sitokin antiinflamasi (IL-10, IL-1 receptor antagonist (IL- 1ra)) dan soluble TNF
receptor (sTNFR) keadaan yang terjadi adalah pankreatitis akut berat.
Samokhvalov, Andriy., Rehm, Jurgen., Roerecke, Michael. Alcohol Consumption
as a Risk Factor for Acute and Chronic Pancreatitis: A Systematic Review and a
series of Meta-analyses. EBioMedicine 2015;2(12): 1996-2002
12. Apa pemeriksaan penunjang dari scenario?
Jawab:
Tes Laboratorium
o Amylase
- Total serum amylase adalah tes yang paling sering digunakan.
- Nilainya meningkat pada 6 - 12 jam setelah onset of symptoms dan
tetap tinggi selama 3 - 5 hari pd kebanyakan kasus, kembali normal
setelah 8-14 hari. Jika tetap tinggi kemungkinan terjadi nekrosis
pankreas dan komplikasi lain
o Lipase
- Serum lipase assays, spesifik untuk pankreas. Peningkatan Level serum
lipase bertahan lebih lama dibanding amilase
o Pemeriksaan CRP (c-reactive protein)
Tes Lain
o Serum immunoreactive cationic trypsin, elastase, dan phospholipase A2 ,
trypsin activation peptide dan serum anionic trypsinogen
o Diagnosis urin: rasio amylase dan creatinine clearance ratio (Cam/Ccr) tidak
memberikan keuntungan
o Leukocytosis; lebih dari 25,000 cells/mm3 terdapat pada 80% pasien
o Hypocalcemia terjadi pada lebih dari 30% pasien akibat kombinasi
hypoalbuminemia dan pengendapa kalsium di area nekrosis lemak.
Imaging Test
o Pemeriksaan foto rontgen perut standar bisa memperlihatkan pelebaran
usus atau memperlihatkan satu atau lebih batu empedu.
o Pemeriksaan USG bisa menunjukkan adanya batu empedu di kandung
empedu dan kadang-kadang dalam saluran empedu, selain itu USG juga
bisa menemukan adanya pembengkakan pankreas.
o CT scan bisa menunjukkan perubahan ukuran dari pankreas dan digunakan
pada kasus-kasus yang berat dan kasus-kasus dengan komplikasi (misalnya
penurunan tekanan darah yang hebat).
o ERCP (tehnik sinar X yang menunjukan struktur dari saluran empedu dan
saluran pankreas) biasanya dilakukan hanya jika penyebabnya adalah batu
empedu pada saluran empedu yang besar.
o Endoskopi dimasukkan melalui mulut pasien dan masuk ke dalam usus
halus lalu menuju ke sfingter Oddi. Kemudian disuntikkan zat warna
radioopaq ke dalam saluran tersebut. Zat warna ini terlihat pada foto
rontgen. Bila pada rontgen tampak batu empedu, bisa dikeluarkan dengan
menggunakan endoskop.
Buku Patofisiologi jilid I ed. VI, Sylvia. A. Price.
Pemeriksaan Laboratorium
- Kadar Lipase dan Amilase Pemeriksaan tingkat lipase lebih sensitif dan
spesifik daripada pemeriksaan tingkat amilase. Kadar amilase dan lipase
lebih tinggi tiga kali lipat dari kadar normal menunjukkan adanya
pankreatitis
- Pemeriksaan C-reactive protein (CRP) Kadar serum CRP lebih dari 150
mg/dL atau 14.286 nmol/L dalam 48 jam masuk rumah sakit
menunjukkan bentuk pankreatitis akut berat dari pankreatitis akut
Pemeriksaan Radiologi
Semua pasien yang mengalami pankreatitis akut dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi (USG). Hal ini akan sangat membantu diagnosis pankreatitis
yang disebabkan oleh batu kelenjar empedu.
Pemeriksaan Contrast-enhaced computed tomography (CECT) merupakan
standar diagnosis yang dapat digunakan.
Merupakan pilihan utama yang dapat digunakan pada pasien dengan nyeri
perut yang berat dan ketika diduga adanya pankreatitis nekrotik. Sangat
baik dilakukan pada 48-72 jam6 .
CT scan tidak perlu dilakukan pada kondisi pasien stabil dengan pankreatitis
akut ringan. Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP)
memiliki sensitivitas 79% dan spesifitas 92% dibandingakan dengan
pemeriksaan CT scan. Pemeriksaan ini sangat membantu pada kondisi
penggunaan kontras dikontraindikasikan (disfungsi renal).
Direkomendasikan pada pasien dengan peningkatan enzim hati dan
Common Bile Duct (CBD) bila tidak dapat di evaluasi dengan
USG.Pemeriksaan dengan Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP) dapat membantu dalam mendiagnosis
penyebab pankreatitis akut oleh karena choledocholithiasis
Tenner, Scott MD., Bailie, John., DeWitt, John., Vege, Santhi S.
American College of Gastroenterology Guideline: Management of
Acute Pancreatitis. AMJ Gastroenterol 2013;10: 1-16
Operasi
Pankreatitis Akut
pengobatan awal utama pankreatitis adalah obat-obatan, sedangkan pembedahan
hanya dilakuakn bila terjadi obstruksi atau komplikasi khusus seperti pseudokista
pankreas. sasaran pengobatan adalah mengatasi nyeri, mengurangi sekresi pankreas,
mencegah atau mengobati syok, memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit,
dan mengobati infeksi sekunder.
- syok dan hipovolemia pemberian infus plasma dan elektrolit dengan
menggunakan hematokrit, tekanan vena sentral, dan keluaran urine sebagai
petunjuk cukupnya penggantian volume.
- nyeri diberikan meperidin (Demerol) dan bukan opiat, karena kurang
menyebabkan spasme sfingter Oddi.
- penghentian semua asupan oral dan penyedotan isi lambung secara terus
menerus akan mengurangi distensi usus, mencegah isi lambung yang asam
masuk ke duodenum, dan merangsang sekresi pankreas.
- infeksi diberikan antibiotik untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi
sekunder.
- inhibitor protease juga dapat mengurangi kerusakan pankreas.
bila fase akut mereda, dapat diberikan makanan oral. setelah bising usus pulih
diberikan cairan jernih yang berkembang menjadi makanan rendah lemak dan tinggi
karbohidrat sehingga stimulasi sekresi pancreas
bersifat minimal. usahakan untuk menentukan penyebab peradangan. penderita
dinasehati untuk tidak minum alkohol sedikitnya selama 3 bulan, dan bila
pankreatitis diduga akibat alkohol, sebaiknya penderita benar-benar tidak lagi
minum alkohol sama sekali.
Buku Patofisiologi jilid I ed. VI, Sylvia. A. Price.
Komplikasi yang terjadi dapat bersifat lokal maupun sistemik, komplikasi lokal
meliputi kumpulan cairan akut, nekrosis,abses, dan pseudosit (kumpulan getah
pankreas dan pecahan jaringan yang selaputi dengan dinding berserat atau jaringan
berbentuk granul) yang berkembang sekitar 4 – 6 minggu setelah serangan awal.
Abses pankreatik biasanya merupakan infeksi sekunder darinekrosis jaringan atau
pseudosit dan terkait dengan keparahan penyakit. Kematian biasanya disebabkan
nekrosis infeksi dan sepsis. Asites pankreatik terjadi ketika sekresi pankreas
menyebar ke rongga peritoneal.
Komplikasi sistemik meliputi gangguan kardiovaskular, renal, pulmonary, metabolik,
hemoragik, abnormalitas sistem saraf pusat. Shock adalah penyebab utama
kematian. Hipotensi terjadi akibat hipovolemia, hypoalbuminemia, da rilis kinin serta
sepsis. Komplikasi renal biasanya disebabkan hipovolemia. Komplikasi pulmonary
berkembang ketika terjadi akumulasi cairan diantara rongga pleura dan menekan
paru, acute respiratory distress syndrome (ARDS) ini akan menahan pertukaran gas,
yang dapat menyebabkan hipoksemia. Pendarahan gastrointestinal terjadi akibat
ruptur pseudosit. Pankreatitis akut berat biasanya diserta kebingungan dan koma.
Zhu et al, melaporkan frekuensi terjadinya gagal organ pada pasien dengan
pankreatitis akut berat: gagal organ multipel (27%), gagal respirasi (46%), gagal ginjal
(16,2%), gagal jantung (17,6%), gagal hati (18,9%) dan perdarahan saluran cerna
(10,8%), dengan angka mortalitas akibat gagal organ multipel sebesar 45%.
TATALAKSANA PANKREATITIS AKUT OLEH HAMZAH PRATAMA. CDK-
238/vol.43 no.3, th.2016
15. Prognosis dari scenario?
Jawab: