Anda di halaman 1dari 24

TUGAS 7

WAWASAN SENI RUPA PERIODE RENAISSANCE


Untuk melengkapi tugas mata kuliah :

WAWASAN SENI
Dosen Pengampu : Drs. Syahruddin Harahap, M. SI.

DISUSUN OLEH :

GENIE SOPHEEN
(2203151014)
KELAS : D
PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
TUJUAN

1. Untuk memahami defenisi Renaissance


2. Untuk mengetahui penyebab kemunculan kebudayaan Renaissance dan perkembangannya
3. Untuk mengenal jenis-jenis seni rupa yang berkembang pada periode Renaissance
4. Untuk memahami bentuk, gaya, aliran dan karakter dari jenis-jenis karya seni rupa
Renaissance
5. Untuk menganal tokoh-tokoh senirupawan pada periode Reanaissance
6. Untuk mengetahui perbedaan gaya seni rupa antar negara pada periode Reanaisance
1. Defenisi Renaissance
Renaissance atau Abad Pembaharuan berasal dari bahasa Prancis yang artinya “kelahiran
kembali” atau kurun waktu dalam sejarah Eropa dari abad ke-14 sampai abad ke-17, yang
merupakan zaman peralihan dari Abad Pertengahan ke Zaman Modern. Yang dimaksud sebagai
kelahiran kembali adalah kembalinya pengaruh seni dan budaya Yunani dan Romawi Kuno dan
menenggelamkan pengaruh gereja dalam kehidupan sosial masyarakat.
Pada masa itu, dominasi gereja hampir berada didalam semua aspek kehidupan masyarakat
dan negara. Dominasi gereja ini memberikan efek yang buruk terhadap peradaban Eropa.
Dimana, ilmu pengetahuan mengalami kemerosotan, terjadinya feodalisme dan ekonomi yang
terlalu fokus kepada bidang pertanian tanpa mengembangkan sektor lainnya.
Kata 'renaissance' pertama kali diperkenalkan oleh sejarawan Prancis, Jules Michelet, pada
1855. Ia menggunakan kata tersebut dalam salah satu karya ilmiahnya yang berjudul “Historie de
France”.

2. Penyebab munculnya kebudayaan Renaissance


Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai
kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek
kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur
pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang
merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan
Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya,
tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup
seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya
sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan.
Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada teknologi. Suatu pemikiran
filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut
Dark Age atau Zaman Kegelapan.
Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja
maka timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang
kejiwaan, kemasyarakatan dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja
mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan,
kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh
maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat renaissance.
Menurut Ernst Gombrich munculnya renaissance sebagai suatu gerak kembali di dalam seni,
artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru. Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite
atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik
Internasional yang penuh hiasan.
Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance muncul karena bubarnya jaringan-jaringan
sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk
kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai
teknik visual-dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-
khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-teladan dan sebagainya yang
diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga dapat mempersatukan kembali gereja yang
terpecah-belah akibat skisma (perang agama).
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan
mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga
menyebabkan dihapuskannya system stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik.
Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas.
Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya
sendiri dan menjadi focus kemajuan. Adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin
menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.

3. Perkembangan Renaissance

Seni Renaisance yang berarti "kelahiran kembali", yang dianggap sebagai tradisi kuno
paling mulia, mengambil dasarnya sebagai seni kuno Klasik , tetapi mengubah tradisi itu dengan
menyerap perkembangan terkini dalam seni Eropa Utara dan dengan menerapkan pengetahuan
ilmiah kontemporer. Seni Renaisans, dengan filosofi humanis Renaisans , menyebar ke seluruh
Eropa, memengaruhi seniman dan pendukung mereka dengan perkembangan teknik baru dan
kepekaan artistik baru. Seni Renaisans menandai transisi Eropa dari periode abad pertengahan ke
era Modern Awal.
Di banyak bagian Eropa, seni Renaisance Awal diciptakan secara paralel dengan seni Abad
Pertengahan Akhir. Seni Renaisance, lukisan, patung, arsitektur, musik, dan sastra yang
diproduksi selama abad ke-14, 15, dan 16 di Eropa di bawah pengaruh gabungan dari
peningkatan kesadaran akan alam, kebangkitan pembelajaran klasik dan pandangan yang lebih
individualistis tentang manusia. Para ahli tidak lagi percaya bahwa Renaisans menandai
pemutusan mendadak dengan nilai-nilai abad pertengahan, seperti yang dikemukakan oleh kata
Prancis renaisance, yang berarti "kelahiran kembali". Sebaliknya, sumber sejarah menunjukkan
bahwa minat pada alam, pembelajaran humanistik dan individualisme sudah ada di akhir periode
abad pertengahan dan menjadi dominan di Italia abad ke-15 dan ke-16, bersamaan dengan
perubahan sosial dan ekonomi seperti sekularisasi kehidupan sehari-hari, kebangkitan ekonomi
kredit-uang yang rasional, dan mobilitas sosial yang sangat meningkat.

Sejarah

Proto -Renaissance di Italia (1280–1400)


Di Italia pada akhir abad ke-13 dan awal abad ke-14, patung Nicola Pisano dan putranya
Giovanni Pisano , yang bekerja di Pisa, Siena dan Pistoia menunjukkan kecenderungan yang
sangat klasik, mungkin dipengaruhi oleh keakraban para seniman ini dengan sarkofagus Romawi
kuno. Mahakarya mereka adalah mimbar Baptistery dan Katedral Pisa.
Sejalan dengan Giovanni Pisano, pelukis Florentine Giotto mengembangkan cara lukisan
figuratif yang belum pernah terjadi sebelumnya naturalistik, tiga dimensi, hidup dan klasik, bila
dibandingkan dengan orang-orang sezaman dan gurunya Cimabue. Giotto, yang karyanya
terbesar adalah siklus Kehidupan Kristus di Kapel Arena di Padua, dilihat oleh penulis biografi
abad ke-16 Giorgio Vasari sebagai "menyelamatkan dan memulihkan seni" dari "gaya Bizantium
tradisional, kasar" yang lazim di Italia pada abad ke-13.

Giotto : Ratapan, 1305, Kapel Scrovegni , menandakan Renaisans.

Seni Belanda awal (1425-1525)

Pelukis Negeri-negeri Rendah pada periode ini termasuk Jan van Eyck, saudaranya Hubert
van Eyc , Robert Campin, Hans Memling, Rogier van der Weyden dan Hugo van der Goes.
Lukisan mereka berkembang sebagian secara independen dari lukisan Renaisans Italia Awal, dan
tanpa pengaruh upaya yang disengaja dan sadar untuk menghidupkan kembali zaman kuno.
Gaya lukisan tumbuh langsung dari lukisan abad pertengahan dalam bentuk tempera, pada
panel dan manuskrip bercahaya , dan bentuk lain seperti kaca patri, media fresco kurang umum
di Eropa utara. Media yang digunakan adalah cat minyak , yang sudah lama digunakan untuk
mengecat perisai dan perlengkapan upacara kulit, karena sifatnya yang fleksibel dan relatif tahan
lama. Lukisan cat minyak Belanda paling awal sangat teliti dan detil seperti lukisan tempera.
Materinya cocok untuk penggambaran variasi dan tekstur tonal, sehingga memfasilitasi
pengamatan alam dengan sangat detail.
Pelukis Belanda tidak mendekati penciptaan gambar melalui kerangka perspektif linier dan
proporsi yang tepat. Mereka mempertahankan pandangan abad pertengahan tentang proporsi
hierarkis dan simbolisme agama, sambil menikmati perlakuan realistis terhadap elemen material,
baik alami maupun buatan manusia. Jan van Eyck, bersama saudaranya Hubert, melukis The
Altarpiece of the Mystical Lamb . Antonello da Messina kemungkinan besar telah mengenal
karya Van Eyck saat berada di Napoli atau Sisilia. Pada tahun 1475, Altarpiece Portinari Hugo
van der Goes tiba di Florence di mana ia memiliki pengaruh yang mendalam pada banyak
pelukis, paling cepat Domenico Ghirlandaio , yang melukis altar meniru elemen-elemennya.
Seorang pelukis Belanda yang sangat penting menjelang akhir periode adalah Hieronymus
Bosch , yang menggunakan jenis bentuk khayalan yang sering digunakan untuk menghias
perbatasan dan huruf dalam manuskrip yang diterangi, menggabungkan bentuk tumbuhan dan
hewan dengan arsitektonis. Jika diambil dari konteks iluminasi dan dihuni manusia, bentuk-
bentuk ini memberikan lukisan Bosch kualitas surealis yang tidak ada bandingannya dengan
karya pelukis Renaissance lainnya. Karya besarnya adalah triptych The Garden of Earthly
Delights.

Rogier van der Weyden , The Descent from the Cross (1435), minyak pada panel kayu ek, 220 cm × 262 cm
(87 inci × 103 inci). Museo del Prado , Madrid

Awal Renaisans di Italia (1400–1495)


Meskipun Pisanos dan Giotto memiliki murid dan pengikut, seniman Renaissance pertama
yang benar-benar tidak muncul di Florence sampai 1401 dengan kompetisi untuk memahat satu
set pintu perunggu Baptistery of Florence Cathedral, yang menarik entri dari tujuh pematung
muda termasuk Brunelleschi, Donatello dan pemenangnya, Lorenzo Ghiberti. Brunelleschi,
paling terkenal sebagai arsitek kubah Katedral Florence dan Gereja San Lorenzo , menciptakan
sejumlah karya pahatan, termasuk Salib di Santa Maria Novella, yang terkenal karena
naturalismenya. Studi perspektifnya dianggap telah mempengaruhi pelukis Masaccio. Donatello
menjadi terkenal sebagai pematung terhebat pada Awal Renaisans, mahakaryanya adalah patung
Daud yang Humanis dan erotis yang tidak biasa, salah satu ikon republik Florentine, dan
monumen besarnya untuk Gattamelata, perunggu berkuda besar pertama yang dibuat sejak
Romawi waktu.
Orang kontemporer Donatello, Masaccio, adalah keturunan pelukis Giotto dan memulai
Renaisans Awal dalam Lukisan Italia pada tahun 1425, melanjutkan tren ke arah soliditas bentuk
dan naturalisme wajah dan gerak tubuh yang telah dimulai Giotto seabad sebelumnya. Dari
1425–28, Masaccio menyelesaikan beberapa lukisan panel tetapi terkenal karena siklus fresco
yang dimulainya di Kapel Brancacci bersama seniman tua Masolino dan yang memiliki pengaruh
besar pada pelukis-pelukis selanjutnya, termasuk Michelangelo. Perkembangan Masaccio dibawa
maju dalam lukisan Fra Angelico, khususnya pada lukisan dindingnya di Biara San Marco di
Florence.
Perlakuan elemen perspektif dan cahaya dalam lukisan menjadi perhatian khusus pelukis
Florentine abad ke-15. Uccello begitu terobsesi untuk berusaha mencapai sebuah tampilan
perspektif yang, menurut Giorgio Vasari, mengganggu tidurnya. Solusinya dapat dilihat pada set
mahakaryanya yang terdiri dari tiga lukisan, Battle of San Romano, yang diyakini telah selesai
pada tahun 1460. Piero della Francesca membuat studi sistematis dan ilmiah baik dari perspektif
cahaya maupun linear, yang hasilnya dapat berupa terlihat dalam siklus fresco-nya The History
of the True Cross di San Francesco, Arezzo.
Di Napoli , pelukis Antonello da Messina mulai menggunakan cat minyak untuk potret dan
lukisan religius pada tanggal yang mendahului pelukis Italia lainnya, mungkin sekitar 1450. Dia
membawa teknik ini ke utara dan memengaruhi pelukis Venesia . Salah satu pelukis paling
penting di Italia Utara adalah Andrea Mantegna, yang mendekorasi interior ruangan, Camera
degli Sposi untuk pelindungnya Ludovico Gonzaga, mengatur potret keluarga dan istana ke
dalam ruang arsitektur ilusionistik.
Periode akhir Renaisans Awal dalam seni Italia ditandai seperti awalnya, oleh sebuah komisi
khusus yang mempersatukan seniman, kali ini dalam kerja sama daripada kompetisi. Paus Sixtus
IV telah membangun kembali Kapel Kepausan, menamai Kapel Sistina untuk menghormatinya,
dan menugaskan sekelompok seniman, Sandro Botticelli, Pietro Perugino, Domenico
Ghirlandaio dan Cosimo Rosselli untuk mendekorasi dindingnya dengan lukisan dinding yang
menggambarkan Kehidupan Kristus dan Kehidupan dari Musa. Dalam enam belas lukisan besar,
para seniman, meskipun masing-masing bekerja dengan gaya masing-masing, menyepakati
prinsip-prinsip format, dan menggunakan teknik pencahayaan, perspektif linier dan atmosfer,
anatomi, penyortiran dan karakterisasi yang telah dibawa ke titik tertinggi di dunia. studio besar
Florentine di Ghiberti, Verrocchio, Ghirlandaio dan Perugino.

Donatello, David (1440-an) Museo Nazionale del Bargello.

Awal Renaisans di Prancis (1375–1528)


Para seniman Prancis, (termasuk kadipaten seperti Burgundia ) sering dikaitkan dengan
pengadilan, menyediakan manuskrip dan potret yang diterangi untuk kaum bangsawan serta
lukisan dan altar. Di antara yang paling terkenal adalah Limbourg bersaudara , iluminator
Flemish dan pencipta iluminasi manuskrip Très Riches Heures du Duc de Berry . Jean Fouquet ,
pelukis istana kerajaan, mengunjungi Italia pada 1437 dan mencerminkan pengaruh pelukis
Florentine seperti Paolo Uccello. Meskipun terkenal karena potretnya seperti karya Charles VII
dari Prancis , Fouquet juga menciptakan iluminasi, dan dianggap sebagai penemu miniatur potret
.
Ada sejumlah seniman pada tanggal ini yang melukis altar terkenal, yang secara gaya sangat
berbeda dari Italia dan Flemish. Ini termasuk dua tokoh misterius, Enguerrand Quarton yang
dinobatkan sebagai Pieta dari Villeneuve-lès-Avignon , dan Jean Hey , atau dikenal sebagai
"Master of Moulins" setelah karyanya yang paling terkenal, Moulins Altarpiece. Dalam karya-
karya ini realisme dan pengamatan yang cermat terhadap sosok manusia, emosi dan pencahayaan
dipadukan dengan formalitas Abad Pertengahan, yang meliputi latar belakang emas.

Jean Fouquet , potret diri (1450)


Miniatur potret paling awal, dan mungkin potret diri formal paling awal

Renaissance Tinggi di Italia (1495-1520)


Leonardo da Vinci yang "jenius universal" adalah menyempurnakan lebih jauh aspek seni
bergambar (pencahayaan, perspektif linier dan atmosfer, anatomi, penyortiran dan karakterisasi)
yang telah menyibukkan para seniman pada masa Renaisans Awal, selama seumur hidup
mempelajari dan merekam pengamatannya dengan cermat di dunia alami. Pengadopsian cat
minyak sebagai media utamanya berarti bahwa ia dapat menggambarkan cahaya dan
pengaruhnya pada lanskap dan objek secara lebih alami dan dengan efek dramatis yang lebih
besar daripada yang pernah dilakukan sebelumnya, seperti yang ditunjukkan dalam Mona Lisa .
Pembedahan mayat membawa pemahaman tentang anatomi kerangka dan otot, seperti yang
terlihat pada Saint Jerome yang belum selesai di alam liar . Penggambarannya tentang emosi
manusia dalam The Last Supper , diselesaikan tahun 1495–1498, menjadi patokan bagi lukisan
religius.
Seni kontemporer Leonardo yang lebih muda, Michelangelo, mengambil arah yang sangat
berbeda. Michelangelo, baik dalam lukisan maupun pahatannya tidak menunjukkan minat dalam
pengamatan objek alam apa pun kecuali tubuh manusia. Dia menyempurnakan tekniknya dalam
menggambarkannya, ketika berusia awal dua puluhan, dengan penciptaan patung marmer besar
David dan kelompok Pieta, di Basilika Santo Petrus, Roma. Dia kemudian mulai mengeksplorasi
kemungkinan ekspresif dari anatomi manusia. Penugasannya oleh Paus Julius II untuk mengecat
langit-langit Kapel Sistina menghasilkan karya agung komposisi figuratif , yang memiliki efek
mendalam pada setiap generasi seniman Eropa berikutnya. Karyanya selanjutnya, The Last
Judgment, dilukis di dinding altar Kapel Sistina antara tahun 1534 dan 1541 menunjukkan gaya
Mannerist (juga disebut Renaisans Akhir) dengan tubuh yang umumnya memanjang yang
diambil alih dari gaya High Renaissance antara tahun 1520 dan 1530.
Michelangelo, (1511) The Creation of Adam , dari langit-langit Kapel Sistina

Berdiri di samping Leonardo dan Michelangelo sebagai pelukis besar ketiga dari High
Renaissance adalah Raphael yang lebih muda, yang dalam rentang hidup yang singkat melukis
sejumlah besar potret yang hidup dan menarik, termasuk lukisan Paus Julius II dan penggantinya
Paus Leo X, dan banyak lagi. penggambaran Madonna dan Christ Child, termasuk Sistine
Madonn . Kematiannya pada 1520 pada usia 37 dianggap oleh banyak sejarawan seni sebagai
akhir dari periode High Renaissance, meskipun beberapa seniman terus bekerja dalam gaya High
Renaissance selama bertahun-tahun setelahnya.
Di Spanyol Utara, High Renaissance diwakili oleh karya-karya terakhir Giovanni Bellini,
terutama lukisan religius, yang mencakup beberapa altar besar dari jenis yang dikenal sebagai "
Percakapan Suci ", yang menunjukkan sekelompok orang suci di sekitar Madonna yang bertahta.
Giorgione sezamannya, yang meninggal sekitar usia 32 tahun 1510, meninggalkan sejumlah
kecil karya misterius, termasuk The Tempest , yang subjeknya tetap menjadi spekulasi. Karya
paling awal Titian berasal dari era High Renaissance, termasuk altar besar The Assumption of
the Virgin yang menggabungkan aksi manusia dan drama dengan warna dan suasana
spektakuler. Titian terus melukis dalam gaya Renaisans Tinggi secara umum hingga mendekati
akhir kariernya pada tahun 1570-an, meskipun ia semakin sering menggunakan warna dan garis
terang untuk menentukan sosoknya.

Seni Renaisance Jerman


Seni Renaisans Jerman termasuk dalam kategori yang lebih luas dari Renaisans di Eropa
Utara, juga dikenal sebagai Renaisans Utara . Pengaruh Renaisans mulai muncul dalam seni
Jerman pada abad ke-15, tetapi tren ini tidak meluas. Art Through the Ages karya Gardner
mengidentifikasi Michael Pacher, seorang pelukis dan pematung, sebagai seniman Jerman
pertama yang karyanya mulai menunjukkan pengaruh Renaisans Italia. Menurut sumber itu,
lukisan Pacher, St. Wolfgang Forces the Devil to Hold His Prayerbook (1481), bergaya Gotik
Akhir, tetapi juga menunjukkan pengaruh seniman Italia, Mantegna. Pengrajin, seperti pengukir,
menjadi lebih mementingkan estetika daripada hanya menyempurnakan kerajinan mereka.
Jerman memiliki pengukir master, seperti Martin Schongauer , yang mengukir logam pada akhir
1400-an. Gardner menghubungkan penguasaan seni grafis ini dengan kemajuan dalam
percetakan yang terjadi di Jerman, dan mengatakan bahwa ukiran logam mulai menggantikan
ukiran kayu selama Renaisans. Namun, beberapa seniman, seperti Albrecht Dürer, terus
melakukan penebangan kayu. Baik Gardner dan Russell menggambarkan kualitas bagus dari
potongan kayu Dürer, dengan Russell menyatakan, dalam The World of Dürer, bahwa Dürer
"mengangkatnya menjadi karya seni yang tinggi".
Pada tahun 1500-an, seni Renaisans di Jerman menjadi lebih umum karena, menurut
Gardner, "Seni Eropa utara selama abad keenam belas ditandai dengan kesadaran mendadak
akan kemajuan yang dibuat oleh Renaisans Italia dan oleh keinginan untuk mengasimilasi gaya
baru ini. secepat mungkin.” Salah satu praktisi seni Renaisans Jerman yang paling terkenal
adalah Albrecht Dürer (1471–1528). Ketertarikan Dürer dengan ide-ide klasik membawanya ke
Italia untuk belajar seni. Baik Gardner dan Russell menyadari pentingnya kontribusi Durer pada
seni Jerman dalam membawa gaya dan ide Renaisans Italia ke Jerman. Russell menyebutnya
"Membuka jendela Gotik seni Jerman", sementara Gardner menyebutnya "misi hidup" Dürer.
Yang penting, seperti yang ditunjukkan Gardner, Dürer "adalah seniman utara pertama yang
sepenuhnya memahami tujuan dasar Renaisans selatan," meskipun gayanya tidak selalu
mencerminkan hal itu. Sumber yang sama mengatakan bahwa Hans Holbein the Younger (1497-
1543) berhasil mengasimilasi ide-ide Italia sambil juga mempertahankan "tradisi utara yang
mendekati realisme." Hal ini berlawanan dengan kecenderungan Dürer untuk bekerja dalam
"gaya Jerman asalnya sendiri" daripada menggabungkan gaya Jerman dan Italia. Seniman
penting lainnya dari Renaisans Jerman adalah Grünewald, Albrecht Altdorfer dan Lucas Cranach
the Elder.

Lucas Cranach the Elder , Apollo dan Diana

Inggris

Inggris sangat terlambat untuk mengembangkan gaya Renaisans dan sebagian besar seniman
istana Tudor adalah orang asing yang diimpor, biasanya dari negara-negara Rendah, termasuk
Hans Holbein the Younger, yang meninggal di Inggris. Satu pengecualian adalah miniatur potret
yang dikembangkan oleh seniman termasuk Nicholas Hilliard menjadi genre yang berbeda, jauh
sebelum menjadi populer di seluruh Eropa. Seni Renaisans di Skotlandia juga bergantung pada
seniman impor dan sebagian besar terbatas pada pengadilan.

Masa Renaissance Akhir

Perkembangan pertama renaisans terjadi di kota Firenze. Keluarga Medici yang memiliki
masalah dengan sistem pemerintahan kepausan menjadi penyokong keuangan dengan usaha
perdagangan di wilayah Mediterania. Hal ini membuat para intelektual dan seniman memiliki
kebebasan besar karena tidak lagi perlu memikirkan masalah keuangan dan mendapatkan
perlindungan dari kutukan pihak gereja. Keleluasaan ini didukung oleh tidak adanya kekuasaan
dominan di Firenze. Kota ini dipengaruhi secara bersama oleh bangsawan dan pedagang.
Dengan kebebasan besar itu, seniman bisa berkumpul dan mendirikan gilda-gilda seni yang
mengangkat nama banyak seniman terkenal. Melalui gilda ini seniman mendelegasikan
pekerjaan, bekerja sama, hingga mendidik bakat-bakat baru.
Sejarah kebudayaan modern, dengan segala kelebihan dan kekurangannya bagi umat manusia
dan kemanusiaan, berawal dari kota-kota di Italia dan Prancis selatan pada tahun 1300-an
Masehi. Kota-kota ini tidak berada dibawah otoritas raja, bangsawan maupun pihak gereja
seperti daerah-daerah lain di Eropa kala itu. Para warganya menyebut diri mereka sebagai
“komuni” otonom yang mampu mengatur diri sendiri.
High Renaissance, dalam sejarah seni, merupakan puncak perkembangan seni Renaissance Italia
antara 1450 dan 1527. Karena Paus Julius II melindungi banyak seniman ketika itu,
perkembangan pergerakan seni ini berpusat di Roma; sebelumnya berpusat di Kota Florence.

High Renaissance secara luas dipandang sebagai ledakan terbesar para seniman jenius
kreatif dalam sejarah. Bahkan relatif kecil pelukis aktif selama periode itu, seperti Fra
Bartolomeo dan Mariotto Albertinelli, menghasilkan karya-karya yang luar biasa dengan
harmoni yang sempurna dan kontrol media lukis. Proporsi pose memanjang dan tidak biasa
dalam karya akhir Michelangelo, Andrea del Sarto dan Correggio menandai kemunculan
Mannerism, sebagai akhir dari sejarah Renaissance. Kematian Raphael di 1520 dan kerusuhan
Roma pada tahun 1527 disebut sebagai penutup High Renaissance.
Mannerism adalah gaya seni rupa, terutama seni lukis, yang berkembang setelah peristiwa Sack
of Rome pada tahun 1527 sesaat setelah munculnya masa High Renaissance. Mannerisme
memperlihatkan sisi individual seniman, di samping juga pengaruh seni klasik Roma,
mannerisme digunakan untuk menjelaskan gaya seni pada rentang waktu 1530 sampai 1580 yang
memperlihatkan lukisan-lukisan dengan proporsi tubuh seperti ditarik memanjang, beberapa
deformasi bentuk, dan pose-pose janggal dengan tujuan menciptakan dramatisasi.

Pada masa renaissance muncul beberapa konsep dalam perencanaan kota. Salah satu yang
paling menonjol adalah konsep gaya sumbu dalam disain kota. Kota harus memiliki garis tengah
sebagai pengatur. Penggunaan lapangan umum dan dan alun-alun sangat dianjurkan oleh para
perencana, contohnya, adalah Piazza San Marco di Venice (salah satu Piazza terbaik) dan
Lapangan St. Peter’s di Roma.

Implementasi Renaissance di Abad 20

Pada pembahasan kali ini, penulis akan menjelaskan implementasi Renaissance yang ada
pada abad 20. Objek implementasi Renaissance yang akan dibahas adalah latar tempat dari
sebuah video klip berjudul “Badman” dari sebuah grup laki-laki asal Korea Selatan, B.A.P.
Namun sebelum itu, penulis akan menjelaskan mengenai arsitektur Renaissance.

4. Jenis-jenis Karya Seni Rupa Renaissance

Karya Seni Lukis Renaissance Giovanni Bellini


Karya Seni zaman Renaissance lainnya :
Arsitektur Renaissance

Karakter Arsitektur
1. Penerapan konsep simetri yang kuat, pada
tampak dan ruang dalam bangunan.
2. Mayoritas pemakaian bahan
bangunan/material dari marmer pada interior
3. Warna bangunan yang cenderung
monochrome atau satu warna.
4. Bangunan kaya akan elemen dekoratif, baik pada interior maupun eksterior bangunan. Elemen
dekoratif tersebut umumnya berupa ukiran/sculpture, relief serta lukisan-lukisan. Tema elemen
dekoratif tersebut umumya melambangkan karakter-karakter atau penginterpretasian alam dan
sosok manusia, flora, fauna serta pemandangan alam.
5. Pada ruang dalam, bagian dinding dan langit-langit umumnya dilapisi ukiran (stucco) yang
obyeknya seputar flora, sosok dan perilaku dari fauna dan manusia, topeng-topeng, perahu
maupun perisai.
6. Pada langit-langitnya biasanya berbentuk kubah (setengah lingkaran) yang dihiasi elemen-
elemen dekoratif.

5. Gaya dan Karakter Seni Rupa Renaissance

Gaya Seni Renaissance

Salah satu ciri khas dari seni zaman Renaissance adalah lukisan-lukisan yang realis namun
memiliki perspektif yang linear. Prinsip perspektif dan titik hilang baru digunakan sejak
penelitian catatan arsitektur Yunani didemonstrasikan oleh Filipo Brunelleschi. Penggunaan
perspektif merupakan langkah pertama menuju realisme. Seniman-seniman lain mulai
mengembangkan teknik-teknik baru, seperti mempelajari cahaya dan bayangan, dan kemudian
dipelopori oleh Leonardo da Vinci - anatomi.
Lukisan-lukisan yang hadir di era ini awalnya menggambarkan peristiwa-peristiwa dari
mitologi. Namun, penggambaran mitologi erat hubungannya dengan penyembahan dewa-dewa
yang dianggap pagan atau kafir oleh Gereja. Akhirnya, lukisan-lukisan Renaissance berhenti
menggambarkan mitologi dan lebih banyak melukiskan peristiwa-peristiwa dari kitab suci. Ciri
khas lain dari Renaissance adalah, meskipun yang dilukiskan adalah peristiwa dari kitab suci,
tapi setting tempat dalam lukisan-lukisan tersebut adalah keadaan abad 16.
karya-karya seni yang dibuat menggambarkan dewa-dewi mereka, dan karena dewa-dewi
dianggap sempurna, maka hasil lukisan dan patung yang dibuat pun juga menggambarkan postur
tubuh manusia yang “sempurna.” Hal ini pun dihidupkan kembali di era Renaissance, sehingga
karya-karyanya menggambarkan manusia dengan postur tubuh sempurna, walaupun aslinya tidak
demikian; misalnya patung David yang dibuat Michelangelo menggambarkan lelaki tinggi,
tegap, dan berbadan atletis, padahal di kisah aslinya, Daud/David digambarkan pendek. Warna-
warna yang digunakan dalam lukisan sebagian besar menggunakan warna pastel (dicampur putih
sehingga menjadi halus) atau dull (dicampur abu-abu sehingga tampak kusam).

Karakter Seni Renaissance

Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi dari
semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya memikirkan nasib
di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini.
Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan
menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke surga.
Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia
bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan
manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-baktnya. Manusia bukan budak melainkan
majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero
dikatakan dapat dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.
Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini
menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan
sekulerisasi itu sendiri.

Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan


pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara
aktif memikirkan kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan
ilmu pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat
pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan.

Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya


dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan
mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari
keindahan jasmani maupun kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan
dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya
kemampuan manusia terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak
ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.

6. Tokoh-Tokoh

Tokoh besar pada masa Renaissance

Leonardo da Vinci

Leonardo da Vinci lahir di Vinci, propinsi


Firenze, Italia, 15 April 1452 adalah arsitek, musisi,
penulis, pematung  dan pelukis Renaisans Italia. Ia
digambarkan sebagai arketipe" manusia renaisans" dan
sebagai jeniusuniversal. Leonardo terkenal karena
lukisannya yang piawai, seperti mahakaryanya,
Jamuan Terakhir (The Last Supper) pada tahun 1495
sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara
Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan
waktu. Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa
yang kini terdapat di musium Louvre Paris. Leonardo
da Vinci wafat pada usia 87 tahun di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan
dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel Amboise, Perancis. Pada usia belia, beliau sudah
belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze. Ada kabar
mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan
muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri.
Menurut Leonardo da Vinci, lukis tidak saja mencerminkan luarnya benda, pendapat Da
Vinci: yang dimaksud dengan lukis adalah segala sesuatu yang terkandung di dalamnya, yang
dasarnya alami dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang manusia, lalu diekspresikan dalam
bentuk gambar. Setelah meninggal dunianya, sangat kuat ditengarai bahwa Leonardo pernah
memegang peranan sebagai orang terkuat di sebuah organisasi rahasia bernama Priory of Sion
yang berlaskarkan Knights Templar. Apakah organisasi rahasia ini? Banyak fakta mengarahkan
pada suatu dugaan bahwa Priory of Sion merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat
rahasia sejarah kristiani menurut versi yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat.
Yang dirahasiakan adalah mengenai siapa mesias yang sesungguhnya dan kemungkinan Yesus
tidak menjalankan hukum selibat.
Dalam versi yang sempat menimbulkan kontroversi ini diyakini bahwa Mesias yang
sesungguhnya adalah Santo Yohanes Pembaptis, hal tersebut tersirat dari kekerapan Da Vinci
melukis Sang Santo dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi 'Putra Allah'.
Versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena si bekas
perempuan pelacur diperistri oleh Yesus. Namun semua hal tersebut tidak terbukti kebenarannya,
hingga saat ini, sehingga tudingan ini hanya dianggap sebagai langkah untuk memojokkan posisi
umat Kristiani.
Menurut Da Vinci, Ilmu pengetahuan dan lukis ada hubungannya, misalnya gambar
manusia, dia pernah melakukan sebuah percobaan (membedah mayat agar dapat mengerti
anatomi tubuh manusia).
Sehingga dalam lukisannya, dia selalu dengan tepat menangkap gerakan otot di bawah
lapisan kulit, maka hasil lukisannya sangat halus, dan cermat, contohnya: sketsa tangannya yang
masih tersimpan hingga kini, setiap goresannya sangat indah, goresan penanya juga jelas, hal ini
jarang dijumpai pada saat itu. Terutama pada bagian mata dan rambut, tidak saja lembut, juga
mengandung suatu daya tarik. Ini menunjukan kematangan, kemampuan lukis tingkat tinggi.
Michelangelo
Michaelangelo Buonarroti' atau nama lengkapnya dalam bahasa Italia Michelangelo di
Lodovico Buonarroti Simoni (dalam bahasa Spanyol disebut Miguel Ángel; dalam bahasa
Perancis disebut Michel-Ange, yang kurang lebih berarti Malaikat Mikail) (6 Maret, 1475 – 18
Februari 1564) adalah seorang pelukis, pemahat, pujangga, dan arsitek zaman Renaissance. Ia
terkenal untuk sumbangan studi anatomi di dalam Seni Rupa. Karyanya yang dianggap terbaik
adalah Patung David, Pietà, dan Fresko di langit-langit Sistine's Chapel. Ciri perfeksionisme
Michaelangelo mulai berkembang sejak kritik-kritik yang dilancarkan Lorenzode Medici.

Patung Pieta
Kecenderungan karya Michaelangelo untuk menampilkan objek nudity tubuh laki-laki
membuat ia diduga mengalami kelainan homoseksualitas. Michaelangelo juga terkenal dengan
sifatnya yang perfeksionis terhadap karya-nya. Sifat perfeksionis terlihat di banyak karya
Michaelangelo, salah satunya patung Faun yang dikritik oleh Lorenzo de Medici. Michaelangelo
rela menghancurkan gigi-gigi Faun tersebut untuk memenuhi keinginan Lorenzo de Medici
untuk membuat patung itu terlihat tua.
Michelangelo mengungkapkan pernyataan bahwa gerak dan kemuliaan tubuh (keindahan)
terletak pada kecermatan observasi berdasarkan hitungan aritamatika tertentu. Selain itu
Michalangelo juga memberikan ‘sumbangan’-nya terhadap Renaissance, diantaranya:
• Karya Michaelangelo membuka mata seniman pada zaman ini tentang pentingnya studi
yang baik tentang anatomi. Pada masa inilah dimulai penelitian langsung organ tubuh dan
alat gerak dari mayat.
• Karya-karyanya banyak menjadi inspirasi karya seni di masa Renaisans. Selain itu karya
arsiterturnya bisa dilihat di banyak bangunan di Firenze.

Daftar Tokoh-tokoh berpengaruh pada jaman Renaissance di bidang seni dan budaya lainnya;

 Albrecht Dührer (1471-1528)


 Desiserius Eramus (1466-1536)
 Donatello
 Ghirlandaio
 Hans Holbein (1465-1506)
 Hans Memling (1430-1495)
 Hieronymus Bosch (1450-1516)
 Josquin de Pres (1445-1521)
 Leonardo da Vinci (1452-1519)
 Lucas Cranach (1472-1553)
 Michaelangelo (1475-1564)
 Perugino (1446-1526)
 Raphael (1483-1520)
 Sandro Botticelli (1444-1510)
 Tiziano Vecelli (1477-1526)

Italia

o Leone Battista Alberti (1404–1472)


o Fra Angelico (1395 - 1455)
o Sofonisba Anguissola (1532- 16 November 1625)
o Biagio d'Antonio (1446 - 1 Juni 1516)
o Giotto di Bondone (1267–1337)
o Donatello (1386 - 13 Desember 1466)
o Leonardo da Vinci (15 April 1452 - 2 Mei 1519)
o Michelangelo (6 Maret 1475 - 18 Februari 1564)
o Raphael (6 April atau 28 Maret 1483 - 6 April 1520)
o Sandro Botticelli (1445 - 17 Mei 1510)
o Masaccio (21 Desember 1401 - 1428)
o Domenico Veneziano (1410 - 15 Mei 1461)
o Filippo Lippi (1406 - 8 Oktober 1469)
o Andrea del Castagno (1421 - 19 Agustus 1457)
o Piero di Cosimo (2 Januari 1462 - 12 April 1522)
o Paolo Uccello (1397 - 10 Desember 1475)
o Antonello da Messina (1430 - Februari 1479)
o Pisanello (± 1395 - ± 1455)
o Andrea Mantegna (1431 - 13 September 1506)
o Luca Signorelli (1445 - 16 Oktober 1523)
o Alessio Baldovinetti (14 Oktober 1425 - 29 Agustus 1499)
o Piero della Francesca (1415 - 12 Oktober 1492)
o Masolino (sekitar 1383 - sekitar 1447)
o Titian (1488/1490 - 27 Agustus 1576)
o Andrea del Verrocchio (1435 - 1488)
o Domenico Ghirlandaio (1449 - 11 Januari 1494)
o Benozzo Gozzoli (± 1421 - 1497)
o Carlo Crivelli (± 1435 - ± 1495)
o Marco Cardisco (± 1486 - ± 1542)
o Pietro Negroni (sekitar 1505 - sekitar 1565)

Seniman dari Negara Rendah


 Jean Bellegambe (± 1470 - 1535)
 Hieronymus Bosch (± 1450 - 1516)
 Pertandingan Dirk (1415 - 6 Mei 1475)
 Robert Campin (1380 - 1444)
 Petrus Christus (1410 / 1420–1472)
 Jacques Daret
 Gerard David (1455 - 1523)
 Hubert van Eyck (1366? –1426)
 Jan van Eyck (1385–1440?)
 Geertgen tot Sint Jans
 Hugo van der Goes
 Adriaen Isenbrant (sekitar 1490 - 1551)
 Limbourg bersaudara
 Quentin Matsys (1466–1530)
 Hans Memling (1430 - 1494)
 Joachim Patinir
 Rogier van der Weyden (Rogier de la Pasture)

Jerman

o Albrecht Altdorfer (± 1480–1538)


o Hans Baldung (1480 - 1545), Alsatian
o Leonhard Beck (1480 - 1542)
o Barthel Bruyn the Elder (1493 - 1555)
o Hans Burgkmair (1473 - 1531)
o Lucas Cranach the Elder (1472 - 1553)
o Lucas Cranach the Younger (1515 - 1586)
o Albrecht Dürer (1471 - 1528)
o Conrad Faber von Kreuznach (sekitar 1500 - sekitar 1553)
o Matthias Grünewald (sekitar 1470 - 1528)
o Hans Holbein the Elder (sekitar 1460 - 1524)
o Hans Holbein the Younger (c. 1497 - 1543)
o Ambrosius Holbein (1494 - 1519)
o Jerg Ratgeb (1480 - 1526)
o Wilhelm Stetter (1487 - 1552), Alsatian

Prancis

 Jean Fouquet (1420–1481)


 Jean Clouet ( 1480–1541 )
 François Clouet (1510 - 22 Desember 1572)
 Barthélemy d'Eyck (1420 - setelah 1470)
 Nicolas Froment (± 1435 - ± 1486)
 Jean Hey (sebelumnya dikenal sebagai Master of Moulins) (1475 - 1505)
 Simon Marmion (1425 - 24/25 Desember 1489)
 Enguerrand Quarton (± 1410 - ± 1466)
Spanyol
o Bartolomé Bermejo
o Pedro Berruguete
o Ayne Bru
o Juan de Flandes
o Luis de Morales
o Jaume Huguet
o Paolo da San Leocadio
o Alonso Sánchez Coello
o El Greco

Kroasia
 Francesco Laurana (1430 - 12? Maret 1502)
 Giorgio da Sebenico (1410 - 10 Oktober 1475)
 Niccolò di Giovanni Fiorentino
 Andrea Alessi (1425–1505)
 Nicholas dari Ragusa (1460? - 1517)
 Giovanni Dalmata (± 1440 - ± 1514)
 Andrea Schiavone (1510 / 1515–1563)
KESIMPULAN

Renaissance dipungut dari kata Itali (abad ke-16) yang memiliki arti kelahiran kembali..
Para ahli kebudayaan modern menggunakan istilah ini sebagai gejala kebudayaan dari abad ke-
15 dan 16 di Itali.

Ciri utama dari karya seni rupa Renaissance ini ialah gaya seni naturalisme. Seni naturalisme
Renaissance merupakan kelahiran kembali nilai-nilai seni klasik, yang mencapai puncaknya
sekitar tahun 1500-1527. Pusat gerakan Renesan adalah kota Florence berdasarkan pendapat ahli
sejarah kesenian umum. Gerakan ini dikelompokkan ke dalam tiga periode perkembangan
(Yudoseputro, 1987):

1. Renesan Awal (sekitar tahun 1410-1500)


2. Renesan Tinggi (sekitar tahun 1500-1527)
3. Renesan Akhir (sekitar tahun 1527-1570)

Pembagian tiga periode Renesan itu didasari oleh adanya tiga kecenderungan karakteristik gaya
(segi teknis dan estetis). Renesan awal memperlihatkan adanya gaya perintisan naturalisme yang
belum sempurna. Renesan tinggi tampak menampilkan karya yang lebih idealistik dengan tingkat
pencapaian teknik yang mapan. Pada Renesan akhir perkembangan mengalami penurunan
kualitas ideal klasik, sebab idenya hanya berkisar pada peniruan gaya naturalisme lama.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/zaman-renaissance-apa-itu-4591/
https://blog.ruangguru.com/renaissance-eropa-menuju-masa-kebangkitan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans#:~:text=Renaisans%20adalah%20sebuah
%20gerakan%20budaya,kemudian%20menyebar%20ke%20seluruh
%20Eropa.&text=Kebudayaan%20klasik%20ini%20dipuja%20dan,dasar%20bagi%20seluruh
%20peradaban%20manusia
https://kumparan.com/potongan-nostalgia/periode-renaissance-membangkitkan-peradaban-
modern-eropa
https://wawasansejarah.com/sejarah-renaisans/
https://serupa.id/aliran-seni-rupa-berdasarkan-periodisasi-seni-dunia/
https://www.gurupendidikan.co.id/renaissance/
https://www.kompasiana.com/wahyu_setyaningsih/sejarah-
renaissance_55007ea5813311971ffa78ad
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/zaman-renaissance-apa-itu-4591/
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
client=srp&depth=3&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&t
l=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Renaissance_art&usg=ALkJrhgQcnguz8P-
Unn1Ru9zxKX7yoixmw
http://adhiskaputrimaharani.blogspot.com/2011/02/baroque-rococo-dan-rinaisancce.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai