Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN


GASTRITIS
Dosen pembimbing : Hj. Ermawati Dalami, S.Kp, M.Kes

Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Individu Keperawatan Dasar

DISUSUN OLEH :

NAMA : BEKTI NURCAHYANI


NIM : P27901119010
TINGKAT : 2A D3 KEPERAWATAN
MK : KEPERAWATAN DASAR

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TANGERANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Kebutuhan Nutrisi


a) Definisi
Nutrisi adalah zat - zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan - bahan dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan - bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat - zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit (Wartonah, 2010).
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar
manusia yang sangat penting. Nutrisi merupakan sumber energi untuk
segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal
dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan
hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang
berasal dari luar tubuh seperti yang sehari - hari dimakan oleh manusia.
(NANDA 2012 - 2014) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup memenuhi kebutuhan metabolik.
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi
dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor - faktor yang memengaruhinya.Secara
umum faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor
fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti
adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosioekonomi seperti adanya
kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
b) Etiologi
1) Kekurangan nutrisi
o Efek dari pengobatan.
o Mual atau muntah.
o Gangguan intake makanan.
o Radiasi atau kemoterapi.
o Penyakit kronis.
o Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
o Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
o Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit atau intoleransi
laktosa.
o Nafsu makan menurun.
2) Kelebihan nutrisi
o Kelebihan intake.
o Gaya hidup.
o Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori.
o Penurunan laju metabolic.
o Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat.
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya
nafsu makan yang disebabkan oleh :
a. Rasa nyeri.
b. Anxietas.
c. Depresi.
d. Perubahan Situasi/lingkungan.
e. Perbedaan makanan.
f. Gangguan pemasukkan makanan.
g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat.
c) Patofisiologi dan Pathway
a. Patofisiologi
Nutrisi merupakan bagian dari komponen yang penting dalam
menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan
dimana hal ini menjadi kebutuhan tumbuh kembang selama proses
pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan zat gizi yang diperlukan
antara lain: karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air (Indriyani
2013). Gangguan pada nutrisi tubuh dapat menyebabkan beberapa
masalah antara lain:
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Penyakit saluran pencernaan sehingga terjadi erosi mukosa
lambung. Setelah itu tonus dan peristaltik lambung menurun
sehingga menyebabkan refluk duodenum ke lambung terjadi
mual dan muntah dan diangkat diagnosa keseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Selain itu diagnosa tersebut dapat
disebabkan oleh status kesehatan yang menurun kemudian otot
menelan menjadi lemah dan terjadilah gangguan menelan
makanan sehingga asupan nutrisi tidak terpenuhi dan pasien
mengalami penurunan berat badan (Aditya, 2014).
2. Berat badan berlebih
Pertumbuhan membutuhkan metabolisme. Hal ini
menyebabkan terjadinya pengingkatan intake nutrisi sehingga
kebutuhan energi meningkat. Seseorang menjadi mudah lapar
dan nafsu makan meningkat, sering makan dan terjadi
peningkatan berat badan (Aditya, 2014).
3. Gangguan menelan
Gangguan pada struktur oral, faring atau esofagus antara
lain sariawan dan nyeri pada epigastrik menyebabkan seseorang
mengalami kesulitan menelan. Pada keadaan lain dapat juga
menyebabkan muntah dan bisa menyebabkan volume
kekurangan cairan (Herdman dan Kamitsuru, 2015).
b. Pathway
Pola makan tidak teratur, tidak nafsu makan, mual, muntah.

Berkurangnya pemasukan makanan. Berlebihnya pemasukan makanan.

Zat makanan tersimpan di jaringan


Kekosongan lambung. adipose dipakai sebagai energi.

Erosi pada lambung (gesekan). Berat tubuh meningkat.

Produksi HCL meningkat. Kelebihan nutrisi.

Asam lambung refleks.

Berkurangnya pemasukan makanan.

Intake makanan tidak adekuat.

Kekurangan nutrisi.

d) Manifestasi Klinik
Ada beberapa tanda dan gejala di antaranya :
a. Berat badan dibawah ideal lebih dari 20%.
b. Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan tubuh yang
dianjurkan.
c. Konjungtiva dan membran mukosa mukus pucat.
d. Lemah otot untuk menelan dan mengunyah.
e. Luka, inflamasi pada rongga mulut.
f. Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan.
g. Melaporkan kurang makan.
h. Melaporkan perubahan sensasi rasa.
i. Tidak mampu mengunyah makanan.
j. Miskonsepsi.
k. Penurunan berat badan dengan intake makanan tidak adekuat.
l. Enggan makan.
m. Kram abdominal.
n. Tonus otot buruk.
o. Nyeri abdomen patologi atau bukan.
p. Kerusakan minat terhadap makanan.
q. Pembuluh kapiler rapuh.
r. Diare atau steatorea.
s. Kehilangan rambut banyak.
t. Suara usus hiperaktif.
u. Kurang informasi, misinformasi.
e) Komplikasi
Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan
kebutuhan nutrisi terdiri atas :
o Kekurangan Nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat
badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
o Kelebihan Nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih.
o Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya
adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
o Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah
asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
o Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
o Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari
obesitas, serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang
berlebihan.
o Penyakit Jantung Koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas, dan lain - lain.
o Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan
oleh konsumsi lemak secara berlebihan.
o Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energi.
a. Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja
bakteri pada karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut,
yang pada waktunya menghasilkan asam - asam yang melarutkan
email gigi.
b. Kanker rongga mulut.
c. Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya peristaltik
esofagus distal disertai dengan kegagalan sfingter esofagus untuk
rileks dalam respon terhadap menelan.
d. Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang
sembrono.
e. Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk
dalam dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
f. Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang
abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih
dari 200g/hari) dan konsistensi (feses cair).
g. Peritonitis adalah inflamasi peritonium - lapisan membran serisa
rongga abdomen dan meliputi visera.
f) Pemeriksaan Penunjang
Pada pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemeriksaan penunjang yang
dilakukan seperti :
a. Pemeriksaan darah lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit
turun/meningkat, Eritrosit turun.
b. USG : Terlihat massa pada daerah uterus.
c. Vagina toucher : Didapatkan perdarahan pervagina, teraba massa,
konsistensi dan ukurannya.
d. Sitologi : Menentukan tingkat keganasan dari sel - sel neoplasma
tersebut.
e. Rontgen : Untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat
menghambat tindakan operasi.
f. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat
mempengaruhi tindakan operasi.
g) Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan
kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui sistem
pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral
total (TEN) diberikan apabila klien tidak tidak mampu menelan
makanan/mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas
dan transpot makanan ke usus halus terganggu. Pemberian
makanan lewat enteral diberikan melalui selang nasogastrik dan
selang pemberian makan berukuran kecil/melalui selang
gastrostomi/yeyunostomi.

2) Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi
parenteral total (TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH),
diberikan jika saluran gastrointestinal tidak berfungsi karena
terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya/karena
kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral
diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral ke
vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak,
protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini
memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN
bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral
yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien
(Kozier, 2011).
b. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai
klien yang disesuaikan dengan kondisi klien.
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan
klien yang anoreksik.
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan/tidak nyaman
sesaat sebelum/setelah makan.
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari
penglihatan dan bau yang tidak enak. Balutan kotor, pispot
yang telah terpakai, set irigasi yang tidak tertutup/bahkan
piring yang sudah dipakai dapat memberikan pengaruh
negative pada nafsu makan.
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan
sebelum waktu makan, istirahat bila mengalami keletihan.
6) Kurangi strees psikologi.
7) Berikan oral hygiene sebelum makan.
b) Membantu klien makan.
c) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai
dengan kondisi.
(Kozier, 2011)
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data
dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien (Budiono, 2015).
Kegiatan pengkajian yang dilakukan oleh seorang perawat dalam
pengumpulan data dasar yaitu mengkaji identitas atau biodata klien.
Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan untuk menghimpun
informasi tentang status kesehatan klien. Status kesehatan klien yang
normal maupun yang senjang hendaknya dapat dikumpulkan. Hal ini
dimaksudkan untuk mengidentifikasi pola fungsi kesehatan klien, baik
yang efektif optimal maupun yang bermasalah. Teknik pengumpulan data
yang dapat dilakukan ada 3, yaitu :
1) Anamnesis yaitu suatu proses tanya jawab atau komunikasi untuk
mengajak klien dan keluarga bertukar pikiran dan perasaan,
mencangkup keterampilan secara verbal dan nonverbal, empati dan
rasa kepedulian yang tinggi.
2) Observasi yaitu pengamatan perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
3) Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan menggunakan metode atau
teknik PE (Physical Examination) yang terdiri atas :
a) Inspeksi, yaitu suatu teknik yang dapat dilakukan dengan proses
observasi/melihat yang dilaksanakan secara sistematik.
b) Palpasi, yaitu suatu teknik yang dapat dilakukan dengan
menggunakan indra peraba.
c) Perkusi adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan
mengetuk, dengan tujuan untuk membandingkan kiri - kanan
pada setiap daerah permukaan tubuh dnegan menghasilkan
suara.
d) Auskultasi merupakan pemeriksaan yang dapat dilakukan
dengan mendengar suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respons
individu, keluarga, ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab.
Tujuan penggunaan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :
Memberikan bahasa yang umum Diagnosa Keperawatan adalah
pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual
atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi
keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah
kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya (Carpenito dalam
Tarwoto, 2010).
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi dan mengatasi masalah - masalah yang telah
diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan. Desain perencanaan
menggambarkan sejauh mana seorang tenaga kesehatan mampu
menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien. Pada
tahap perencanaan, ada empat hal yang harus diperhatikan :
1) Menentukan prioritas masalah.
2) Menentukan tujuan.
3) Menentukan kriteria hasil.
4) Merumuskan intervensi dan aktivitas perawatan.

4. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
perawat buat pada tahap perencanaan.
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari
hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan
perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan. Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai
berikut :
a. Daftar tujuan - tujuan pasien.
b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu.
c. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien.
d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
: Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Tim Pokja SIKI PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Nanda International. 2018 - 2020. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klarifikasi. Jakarta : EGC
Astari, Wiwik. Laporan Pendahuluan Nutrisi. Academia edu
https://www.academia.edu/38208622/LAPORAN_PENDAHULUAN_NUT
RISI
Soediartawan, Su. Laporan Pendahuluan (Nutrisi). SCRIBD
https://id.scribd.com/doc/210496837/Laporan-Pendahuluan-nutrisi
Dwipujis. Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Nutrisi. SCRIBD
https://id.scribd.com/doc/303280887/Konsep-Dasar-Kebutuhan-Dasar-
Nutrisi
Nurcahyo, Akhmadi. Laporan Pendahuluan Nutrisi. SCRIBD
https://id.scribd.com/doc/69456261/LAPORAN-PENDAHULUAN-
NUTRISI
Rofisyahrizal. Laporan Pendahuluan Kebutuhan Nutrisi. SCRIBD
https://id.scribd.com/document/391237709/Laporan-Pendahuluan-
Kebutuhan-Nutrisi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. G DENGAN DIAGNOSA MEDIS
GASTRITIS DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS BENDA BARU

Tgl/Jam MRS : 16 Februari 2020 (08.00 WIB)


Tanggal/Jam Pengkajian : 16 Februari 2020 (12.00 WIB)
Metode Pengkajian : Head to toe
Diagnosa Medis : Gastritis
No. Registrasi : 1346

A. PENGKAJIAN
I. Biodata
Nama Klien : Nn. G
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jakarta
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
II. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jakarta
Hubungan dengan Klien : Ibu
III. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri saat
menelan, mulut terasa pahit.

IV. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Pengkajian Sekarang
Nn. G mengeluh tidak bisa makan selama 2 hari karena
mulutnya terasa pahit, dan setiap makanan yang ingin dimakan pasti
dimuntahkan dan saat menelan terasa sakit pada tenggorokannya
yang menyebabkan klien tidak nafsu makan.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Nn. G mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti ini
dan tidak pernah dirawat di rumah sakit.
a. Pola Kebiasaan
Pola Aktivitas Sehari - hari
No Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1 Nutrisi Pasien mengatakan makan 3 Pasien mengatakan selama
x sehari dengan nasi putih, di rawat di rumah sakit
sayur, lauk pauk dengan makan 1 x sehari dengan
porsi makan sedang. Pasien bubur porsi makan sedikit
minum air putih 3 - 7 gelas dengan keluhan mulut
perhari dan minum susu 1 x pait, mual muntah, nyeri
sehari. saat menelan.
2 BAB Pasien mengatakan buang Pasien mengatakan buang
air besar sehari 1 - 2 kali, air besar sehari 1 kali,
berwarna kuning kecoklatan berwarna kuning
dengan konsistensi lunak. kecoklatan dengan
konsistensi lunak.
3 BAK Pasien mengatakan buang Pasien mengatakan buang
air kecil 5 - 7 kali sehari, air keci 4 - 5 kali sehari,
berwarna kuning jernih. berwarna kuning pekat.
4 Pola Pasien mengatakan tidur ± Pasien mengatakan tidur ±
istirahat 8 jam/hari dengan kualitas 5 jam dengan kualitas
dan tidur tidur yang baik. tidur yang tidak
nyaman/nyenyak dan
sering terbangun karena
mual dan muntah.
Sebelum sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi 
Ambulasi 
Selama sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi 
Ambulasi 
Keterangan
0 : Mandiri 2 : Dibantu orang Lain
1 : Dibantu sebagian 3 : Dibantu orang lain dan
alat
4 : Ketergantungan/ tidak mampu
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
memiliki penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes mellitus
dan sebagainya.
Genogram

Keterangan :

Laki - laki
Perempuan
Meninggal
Klien
Tinggal satu rumah
V. Pola Fungsi Gordon
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya dan
hanya membeli obat nyeri di warung.
2. Pola kognitif dan perseptual
a. Nyeri (Kualitas, insentitas, durasi, skala, cara mengurangi
nyeri). Pasien merasa nyeri perut terus menerus, seperti di
remas-remas, dengan skala 4. Cara pasien mengurangi nyeri
dengan membeli obat yang di jual di warung.
b. Fungsi panca indra (penglihatan, pendengaran, pengecapan,
penghidu, perasa). Fungsi panca indera pasien masih berfungsi
dengan baik dan tidak menggunakan alat bantu apapun.
c. Kemampuan membaca. Dapat membaca dengan baik.
3. Pola konsep diri
a. Harga diri : Pasien merasa harga diri rendah karena tidak dapat
melakukan atau memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bantuan
orang lain atau keluarga.
b. Ideal diri : Pasien berharap dapat segera sembuh dari sakitnya
dan keluarga dapat memberi dukungan agar pasien cepat
sembuh dan segera beraktivitas seperti biasanya.
c. Identitas diri : Status pasien dirumah sebagai anak pertama dari
3 bersaudara.
d. Gambaran diri : Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang
terlalu disukai.
e. Peran : Pasien mengatakan sedih karena tidak dapat beraktivitas
seperti biasanya.
4. Pola koping
a. Masalah utama selama masuk RS ( keuangan, dll) : Pasien
mengatakan tidak dapat beraktivitas dan membantu orang tua.
b. Kehilangan/ perubahan yang terjadi sebelumnya : Tidak bisa
beraktivitas seperti biasa.
c. Pandangan terhadap masa depan : Pasien percaya akan sembuh
dalam waktu dekat.
d. Koping makanisme yang digunakan saat terjadi masalah :Pasien
selalu berdoa untuk kesembuhannya.
5. Pola seksual reproduksi
a. Masalah menstruasi : Tidak ada.
b. Pepsmear terakhir : Tidak pernah melakukan papsmear.
c. Perawatan payudara setiap bulan : SADARI.
d. Alat kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada.
e. Apakah ada kesukaran dalam berhubungan seksual : -
f. Apakah penyakit sekarang mengganggu fungsi seksual : Tidak.
6. Pola peran hubungan
a. Pola pasien dalam keluarga dan masyarakat : Hubungan dan
pola interaksi pasien sangat baik, Ibu dan Ayah pasien selalu
bergantian menemani pasien, ada beberapa teman pasien yang
datang untuk menjenguk, dan pasien berinteraksi dengan pasien
yang lain dalam satu ruangan.
b. Apakah klien punya teman dekat : Punya.
c. Siapa yang dipercaya untuk membantu klien jika ada kesulitan :
Keluarga pasien terutama ibu pasien.
d. Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat? Bagaimana
keterlibatan klien : -
7. Pola nilai dan kepercayaan
a. Agama : Islam.
b. Ibadah : Klien menunaikan ibadah sholat 5 waktu
VI. Data Psikososial
Pasien mengatakan saat sehat aktivitas berjalan dengan biasanya
seperti bekerja, membantu orang tua, berkumpul dll.
VII.Riwayat Spiritual
Pasien mengatakan beragama Islam. Sholat 5 waktu selalu
dikerjakan bersama keluarga dan tak lupaa mengaji.
VIII. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tingkat kesadaran : Composmetis
3. Tanda - tanda Vital
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37,5ºC
4. Antropometri
TB : 155 cm
BB (sekarang) : 50 kg
BB sebelum sakit : 53 kg
5. Head To Toe
a. Kulit dan kepala di dapatkan data
o Bentuk dan ukuran kepala : Simetris, masosefal.
o Pertumbuhan rambut : Rambut tebal, pertumbuhan merata
dan rambut terlihat panjang merata.
o Kulit kepala : Bersih.
o Tidak ada lesi.
o Tidak mudah rontok dan berwarna hitam.
b. Mata di dapatkan data
o Kebersihan : Bersih.
o Fungsi penglihatan : Baik.
o Bentuk mata : Simetris.
o Konjungtiva : Anemis.
o Palpebra : Normal,
o Sclera : Ikterik.
o Pupil : normal.
o Reflek Terhadap Cahaya : langsung.
o Pengunaan alat bantu penglihatan : Tidak ada
c. Hidung di dapatkan data
o Fungsi penciuman : Normal.
o Sekret : Tidak ada.
o Nyeri sinus : Tidak ada.
o Bentuk simetris.
o Tidak ada pernafasan cuping hidung.
d. Mulut di dapatkan data
o Kemampuan bicara : Normal.
o Keadaan bibir : Kering.
o Selaput mukrosa : Kering.
o Warna lidah : Merah muda.
o Keadaan gigi : Lengkap dan rapih.
o Bau nafas : Tidak ada.
o Dahak : tidak ada.
o Tidak ada perdarahan pada gusi.
e. Leher di dapatkan data
o Bentuk : Simestris.
o Gerakan leher dapat bergerak kanan - kiri/menoleh.
o Tidak ada ordema dan lesi.
o Pembesaran tyroid : Tidak ada.
o Kelenjar getah bening : Tidak ada.
o Nyeri waktu menelan : ada
f. Telinga di dapatkan data
o Fungsi pendengaran : Normal.
o Bentuk : Simetris.
o Tidak ada lesi.
o Kebersihan : Bersih.
o Serumen : Tidak ada.
o Nyeri Telinga : Tidak ada
g. Dada di dapatkan data
o Bentuk simetris.
o Tidak ada lesi.
o Tidak ada suara tambahan
o Suara nafas vesikuler.
h. Abdomen di dapatkan data
o Inspeksi : Bentuk perut datar.
o Aukultusi : Bising usus hiperaktif.
o Perkusi : Timpani.
o Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada perut bawah kanan
skala 4.
i. Genetalia dan anus di dapatkan data
o Genetalia : Bersih, tidak ada nyeri dan pendarahan,
terdapat rambut kemaluan, tidak ada lesi/oedema, tidak
ada kelainan.
o Anus : Bersih, berfungsi dengan baik, tidak ada kelainan,
tidak ada lesi, normal.
j. Ekstremitas atas di dapatkan data
o Bentuk simetris.
o Perubahan bentuk tulang : Tidak ada.
o Perabaan Akral : Dingin.
o Pitting edema : <2 detik.
o Terpasang infus : Dekstra.
o Jumlah jari lengkap (10)
o Tidak ada lesi dan edema.
k. Ekstremitas bawah di dapatkan data
o Bentuk simetris.
o Perubahan bentuk tulang : Tidak ada.
o Varises : Tidak ada.
o Perabaan Akral : Dingin.
o Pitting edema : <2 detik.
o Jumlah jari lengkap (10).
l. Kulit dan kuku di dapatkan data
o Kulit : Turgor kulit baik, temperatur kulit 37,5 oC, kulit
lembab, kulit teraba dingin.
o Kuku : Bersih, pendek dan berbentuk cembung.
IX. Pemeriksaan laboratorium
Jenis Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan Hasil
Pemeriksaan
MCV 76,4 fl 80,0-96,6 Kurang
MCH 24,5 pg 27,0-36,0 Kurang
Leukosit 2.59 /mm3 4,50-6,20 Leukopenia
RDW-SD 35,4 fl 37-54 Kurang
Monosit 6 % 2-8 Normal

X. Terapi media
Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi
Kandungan
Cairan IV :
Ketorolac 1 am Nonsteroid Meredakan
(OAINS) peradangan dan
nyeri.
Ringer Laktat 20 tpm Kristaloid Menjadi perantara
untuk obat - obatan
yang dimasukkan
ke pembuluh darah.

Obat Peroral :
Antasida syrup 2 sdm

Obat Perenteral : -
Obat Topikal : -
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Analisa Data
Nama : Nn. G
No. CM : 1346
Data Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS Gastritis. Nyeri Akut.
o Pasien mengatakan ↓
nyeri perut. Iritasi mukosa
o Pasien mengatakan lambung.
mual. ↓
DO Peradangan mukosa
o Sulit tidur. lambung.

o Nafsu makan ↓

berubah. Nyeri akut.

o Skala nyeri :
 P : Nyeri
tampak
disebabkan oleh
peradangan
mukosa
lambung.
 Q : Nyeri
tampak terasa
seperti ditusuk -
tusuk.
 R : Nyeri
tampak terasa
dibawah ulu
hati.
 S : Skala nyeri
4.
 T : Nyeri
tampak terasa
hilang timbul.
2. DS Gastritis. Defisit nutrisi.
o Pasien mengatakan ↓
tidak nafsu makan. Iritasi mukosa
o Pasien mengatakan lambung.
sulit menelan. ↓
o Pasien mengatakan Peradangan mukosa
Nyeri perut. lambung.
DO ↓
o Berat badan menurun. Hipotalamus.

o Otot menelan lemah. ↓


Asam lambung
meningkat.

Anoreksia, mual,
muntah.

Masukan nutrient
inadekuat.

Defisit nutrisi.
II. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
inflamasi ditandai dengan sulit tidur dan nafsu makan berubah.
2. Defisit nutrisi yang berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan ditandai dengan berat badan menurun dan otot menelan
lemah.
C. INTERVENSI/RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Data Perencanaan
No/Hari/Tanggal Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut yang Setelah dilakukan 1. Identifikasi skala 1. Mengidentifikasik
Selasa, berhubungan dengan tindakan keperawatan nyeri. an derajat nyeri
16/02/2021 agen pencedera selama 1 x 24 jam kebutuhan untuk
fisiologis inflamasi diharapkan tingkat analgestik.
ditandai dengan sulit nyeri menurun. 2. Berikan teknik 2. Meringangkan
tidur dan nafsu Dengan kriteria hasil : nonfarmakologis atau mengurangi
makan berubah. o Keluhan nyeri untuk mengurangi nyeri sampai pada
DS menurun. rasa nyeri. tingkat yang dapat
o Pasien o Kesulitan tidur diterima pasien.
mengatakan menurun 3. Fasilitas istirahat 3. Memberikan rasa
nyeri perut. o Muntah menurun. dan tidur. nyaman dan dapat
o Pasien o Mual menurun. meringankan atau
mengatakan o Nafsu makan mengurangi nyeri.
mual. 4. Kolaborasi 4. Analgetik dapat
membaik.
DO pemberian memblok reseptor
o Sulit tidur. analgetik, jika nyeri pada

o Nafsu makan perlu. susunan saraf

berubah pusat.

o Muntah.
2. Defisit nutrisi yang Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Mengetahui apa
Selasa, berhubungan dengan tindakan keperawatan makanan yang makanan yang
16/02/2021 ketidakmampuan selama 1 x 24 jam disukai. disukai pasien,
menelan makanan diharapkan status supaya dapat
ditandai dengan nutrisi membaik. membangkitkan
berat badan Dengan kriteria hasil : selera makan
menurun dan otot o Porsi makanan pasien.
menelan lemah. yang dihabiskan 2. Monitor asupan 2. Mengawasi
DS meningkat. makanan. masukan kalori
o Pasien o Kekuatan otot /kualitas
mengatakan menelan kekurangan
tidak nafsu meningkat. konsumsi
makan. o Berat badan makanan.
o Pasien membaik. 3. Berikan makanan 3. Makanan yang
mengatakan o Frekuensi makan tinggi serat untuk tinggi akan serat
sulit menelan. membaik. mencegah mampu mencegah
o Pasien o Nafsu makan konstipasi. konstipasi.
mengatakan membaik. 4. Berikan makanan 4. Makanan yang
Nyeri perut. tinggi kalori dan tinggi akan kalori
DO tinggi protein. dan protein dapat
o Berat badan memulihkan

menurun. energi sehingga

o Otot menelan mempermudah

lemah. proses
penyembuhan
penyakit.

D. IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
Data Tindakan Keperawatan
Tanggal/Ja No. DP Tindakan Keperawatan Tanda Tangan
m
17/02/2021 1. 1. Mengidentifikasi skala nyeri Bekti Nurcahyani
08.00
Hasil :
o S : Pasien mengatakan nyeri perut
berkurang.
o O
 P : Nyeri tampak disebabkan oleh
peradangan mukosa lambung.
 Q : Nyeri tampak terasa seperti
ditusuk - tusuk.
 R : Nyeri tampak terasa dibawah ulu
hati.
 S : Skala nyeri 3.
 T : Nyeri tampak terasa hilang
timbul.
2. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Hasil :
o S : Pasien mengatakan sudah melakukan
teknik nonfarmakologis dengan
mendengarkan musik dan nafas dalam.
o O : Skala nyeri 2
3. Fasilitas istirahat dan tidur
Hasil :
o S:-
o O : Pasien tampak melakukan istirahat.
4. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Hasil :
o S:-
o O : Ketorolac 1 am telah diberikan.
17/02/2021 2. 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai. Bekti Nurcahyani
08.00
Hasil :
o S : Pasien mengatakan menyukai makanan
yang manis, asin dan pedas.
o O : Ahli gizi akan mengatur makanan yang
disukai pasien dengan tetap
memperhatikan gizi yang dibutuhkan.
2. Memonitor asupan makanan
Hasil :
o S:-
o O : Pasien tampak minum sebanyak 2,5
liter/24 jam dan tampak makanan
sedikit tapi sering.
3. Memberikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
Hasil :
o S:-
o O : Ahli gizi memberikan sayuran yang
mengandung akan serat dan pasien pun
mau menghabiskannya.
4. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein.
Hasil :
o S:-
o O : Ahli gizi memberikan makanan yang
mengandung akan kalori dan protein
seperti telur, dada ayam dll. Pasien pun
mau menghabiskannya.

E. EVALUASI/CATATAN PERKEMBANGAN
Data Catatan Perkembangan
Tanggal/Ja No. DP Catatan Perkembangan Tanda Tangan
m
17/02/2021 1. S : Pasien mengatakan nyeri perut Bekti Nurcahyani
12.00
sudah berkurang.
O
 P : Nyeri tampak disebabkan
oleh peradangan mukosa
lambung.
 Q : Nyeri tampak terasa seperti
ditusuk - tusuk.
 R : Nyeri tampak terasa
dibawah ulu hati.
 S : Skala nyeri 3.
 T : Nyeri tampak terasa hilang
timbul.
A : Masalah Teratasi Sebagian.
P : Lanjutkan Intervensi.
17/02/2021 2. S : Pasien mengatakan nafsu Bekti Nurcahyani
14.00
makan membaik dan untuk
menelan sudah tidak sakit dan
nyeri sudah tidak dirasakan.
O
 Pasien makan menghabiskan 1
porsi makannya.
 BB : 50,10 kg.
 Nafsu makan pasien sudah
membaik.
A : Masalah Teratasi.
P : Hentikan intervensi.

DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai