Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PELAYANAN

HIGH CARE UNIT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


DATU PANCAITANA
KABUPATEN BONE

TAHUN 2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I DEFINISI ..................................................................................................... 1

A. DEFINISI HIGH CARE UNIT.................................................................. 1


B. MANFAAT HIGH CARE UNIT............................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................................... 2

BAB III TATA LAKSANA............................................................................................ 3

A. INDIKASI MASUK DAN KELUAR HCU............................................... 5

BAB IV DOKUMENTASI............................................................................................. 6

BAB I
DEFINISI

A.Definisi Hight Care Unit

Hight Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi pasien dengan
kondisirespirasi, hemodinamik, dan kesadaran yang stabil yang masih memerlukan
pengobatan, perawatan, dan observasi secara ketat.
Pelayana HCU adalah pelayanan medik pasien dengan kebutuhan memerlukan
pengobatan, perawatan, dan observasi secara ketat dengan tingkat pelayanan yang berada
antara ICU dan ruang rawat inap ( tidak perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di
ruang rawat biasa karena memerlukan observasi yang ketat).

B. Manfaat High Care Unit


Bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Peningkatan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) di Rumah Sakit secara terus menerus ditingkatkan sejalan
dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
Pengembangan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit juga diarahkan guna meningkatkan mutu
dan keselamatan pasien serta efisiensi biaya dan kemudahan akses segenap masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pelayanan High Care Unit (HCU) di Rumah Sakit perlu ditingkatkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan pengobatan, perawatan dan
pemantauan secara. ketat yang semakin meningkat sebagai akibat penyakit menular maupun
tidak menular seperti: demam berdarah, malaria, cedera, keracunan, penyalahgunaan NAPZA,
HIV, penyakit jantung pembuluh darah, diabetes mellitus dan gagal ginjal.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang
membutuhkan pelayanan, pengobatan dan pemantauan secara ketat tanpa penggunaan alat
bantu misalnya ventilator dan terapi titrasi.
Pelayanan HCU meliputi pemantauan pasien secara ketat, menganalisis hasil
pemantauan dan melakukan tindakan medik dan asuhan keperawatan yang diperlukan.
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilakukan antara lain:

1. Tingkat kesadaran.
2. Fungsi pernapasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4 (empat) jam atau
disesuaikan dengan keadaan pasien.
3. Oksigenasi dengan menggunakan oksimeter secara terus menerus.
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 (delapan) jam atau disesuaikan
dengan keadaan pasien.
Tindakan medik dan asuhan keperawatan yang dilakukan di ruangan HCU adalah:

1. Bantuan Hidup Dasar/ Basic Life Support (BHD/ BLS) dan Bantuan Hidup
Lanjut/Advanced Life Support (BHD/ALS)

a. Jalan nafas (Airway): Membebaskan jalan nafas, bila perlu menggunakan alat bantu
jalan nafas, seperti pipa oropharingeal atau pipa nasopharingeal. Dokter HCU juga
harus mampu melakukan intubasi endotrakea bila diindikasikan dan segera
memindahkan/ merujuk pasien ke lCU.

b. Pernafasan/ ventilasi (Breathing): Mampu melakukan bantuan nafas (breathing


support) dengan bag-mask-valve.

c. Sirkulasi (Circulation): resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan kompresi


jantung luar.

2. Terapi oksigen.

Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien dengan berbagai alat pengalir oksigen,
seperti: kanul nasal, sungkup muka sederhana, sungkup muka dengan reservoir, sunggup
muka dengan katup dan sebagainya.
3. Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi (obat inotropik, obat anti nyeri,
obat aritmia jantung, obat-obat yang bersifat vasoaktif, dan
4. Nutrisi enteral atau nutrisi parenteral campuran.
5. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien.
6. Evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah diberikan.

BAB III
TATA LAKSANA
Pasien yang masuk dalam ruangan HCU merupakan pasien yang berasal dari ruang IGD,
ruang rawat inap, kamar bersalin, dan pasien yang berasal dari instalasi bedah sentral.
tindakan medis yang di lakukan di HCU dilaksanakan melalui pendekatan tim
multidisiplin yang dipimpin oleh dokter spesialis dan dokter serta di bantu oleh perawat yang
bekerja secara interdisiplin dengan berfokus pelayanan pengutamaan pada pasien yang
membutuhkan pengobatan,perawatan dan observasi secara ketat.
Tenaga yang terlibat dalam pelayanan HCU terdiri dari tenaga dokter spesialis, dokter
dan perawat. Tenaga tersebut melaksanakan pelayanan HCU sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan yang diatur oleh masing-masing RS. Adapun susunan tim pelayanan HCU
adalah sebagai berikut:
1. Koordinator: Dokter Spesialis yang telah mengikuti pelatihan dasar-dasar
ICU, yang meliputi:
a. pelatihan pemantauan
b. pelatihan penatalaksanaan jalan napas dan terapi oksigen
c. pelatihan terapi cairan, elektrolit, dan asam basa
d. pelatihan pencegahan dan pengendalian infeksi
e. pelatihan manejemen HCU
2. Anggota:
a. Dokter spesialis/ dokter yang telah mengikuti pelatihan Basic dan
Advanced Life Support.
b. Perawat yang telah mengikuti pelatihan Basic Life Support dan dapat
melakukan pemantauan menggunakan peralatan monitor.
SDM pelayanan HCU diharuskan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
secara berkelanjutan guna mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.

A. Indikasi Masuk Dan Indikasi Keluar Hcu


Penentuan indikasi pasien yang masuk ke HCU dan keluar dari HCU serta pasien yang
tidak dianjurkan untuk dirawat di HCU ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Indikasi Masuk
a. Pasien gagal organ yang berpotensi mempunyai risiko tinggi untuk terjadi
komplikasi dan tidak memerlukan monitor dan alat bantu invasif. (seperti
terlampir)
b. Pasien yang memerlukan perawatan dan pengawasan perioperatif.
KESADARAN PERNAPASAN □ CRT > 2 detik
□ GCS 8-14 □ Frekuensi nafas >24 atau □ Produksi urine <
□ Apatis <10 x/ menit 0,5cc/kgBB/jam
□ Delirium □ Saturasi perifer O2 > 95% □ Perdarahan 20-30% EBV
□ Somnelon □ Memerlukan terapi oksigen □ Memerlukan monitoring
□ Sopor SIRKULASI tanda vital berkala
JALAN NAPAS □ Denyut jantung >110 atau < □ Memerlukan pemeriksaan
□ Sumbatan parsial jalan napas 50x/menit dengan pulsasi EKG berkala
(snoring, gargling, stidor) lemah □ Memerlukan monitoring
□ Memerlukan pemeliharaan □ Gangguan irama jantung cairan ketat
jalan nafas atau hisap lendir □ Nyeri dada akut LAIN-LAIN
berkala □ MAP 65-110mmHg □ Pasca operasi berat
□ Resiko Aspirasi □ Dehidrasi berat >10% □ Kehamilan atau pasca
□ Gangguan menelan □ Turgor kulit menurun persalinan dengan
komplikasi
□ Pemantauan gula darah
berkala
□ Gangguan elektrolit berat
(K<2, Na <120)
□ Trombositopenia dengan
resiko perdarahan
□ Kejang berulang
Keterangan:
Indikasi masuk HCU bila memenuhi minimal 3 kriteria di atas dengan hemodinamik stabil atau
tanpa gagal napas

2. Indikasi Keluar
a. Pasien yang tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat.
b. Pasien, yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan pemantauan dan alat
bantu invasif sehingga perlu pindah ke ICU,
KESADARAN PERNAPASAN SIRKULASI
□ GCS 15 □ Frekuensi napas 12-20x/ □ Denyut jantung 60-100
□ GCS 8-14 menit x/menit dengan pulsasi
□ GCS <8 □ Ancaman gagal napas kuat
JALAN NAPAS □ Saturasi perifer O2 > 95% □ Denyut jantung<50x menit
□ Sumbatan parsial jalan napas □ Saturasi O2 <95% □ MAP 65 – 110 mmHg
(snoring, gargling, stidor) □ Memerlukan ventilasi □ MAP > 110 mmHg
□ Jalan napas paten mekanik □ MAP < 65 mmHg
□ CRT > 2 detik
□ CRT < 2 detik
□ Ganguan irama jantung,
dengan gangguan
hemodinamik
Kondisi lain:

 Indikasi keluar HCU bila memenuhi minimal 3 kriteria di atas.


 Keluar HCU (jika kondisi pasien membaik pindah keruangan, jika memburuk pasien di rujuk ke
rumah sakit yang memilki fasilitas pelayanan ICU).
 Menolak intervensi aktif, terapi bantuan hidup(menandatangani form penolakan tindakan).

3. Yang tidak perlu masuk HCU


a. Pasien dengan fase terminal suatu penyakit (seperti: kanker stadium akhir).
b. Pasien/ keluarga yang menolak untuk dirawat di HCU (atas dasar ‘informed
consent'). beberapa kasus yang merupakan indikasi masuk HCU yaitu:
1. Sistem kardiovaskuler
a) Miokard infark dengan hemodinamika stabil
b) Gangguan irama jantung dengan hemodinamika stabil
c) Gangguan irama jantung yang memerlukan pacu jantung sementara/ menetap
dengan hemodinamika stabil
d) Gagal jantung kongestif NYHA Class I dan II
e) Hipertensi “urgensi” tanpa ada gagal organ target.
2. Sistem Pernapasan
Gangguan pernapasan yang memerlukan fisioterapi yang intensif dan agresif
3. Sistem Pernapasan
a) Cedera kepala sedang,sampai berat/stroke yang stabil dan memerlukan
pemeliharaan jalan napas secara khusus, seperti hisap lendir
b) Cedera sumsum tulang belakang bagian leher yang stabil
4. Sistem Saluran Pencernaan
Perdarahan saluran cerna atas tanpa hipotensi ortatistik dan respon dengan
pemberian cairan
5. Sistem Kelenjar Endokrin
DKA dan infus insulin yang konstan
6. Pembedahan
Pasca bedah besar dengan hemodinamik stabil tapi masih memerlukan resusitasi
cairan
7. Kebidana dan Kandungan
Pre eklamsia pada kehamilan atau pascapersalinan
Desain Ruangan HCU
Tipe ruangan HCU dapat dibedakan dalam tiga tipe yaitu:
a. Separated/ conventional/ freestanding HCU adalah HCU yang berdiri sendiri
(independent), terpisah dari ICU.
b. Integrated HCU adalah HCU yang menjadi satu dengan ICU.
c. Paralel HCU adalah HCU yang terletak berdekatan (bersebelahan) dengan ICU.
1. Area pasien:
a. Jarak antara tempat tidur: 1 m.
b. Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan lampu TL day light
10 watt/m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan
personil. Desain dari unit juga memperhatikan privasi pasien.
Peralatan
a. Bedside Monitor (yang bisa memonitor tekana darah, nadi secara berkala, EKG dan
oksimetri)
b. Defibrilator
c. Alat pembebas jalan napas ( laringoskop,pipa endotrakeal dan lainnya)
d. Alat akses pembuluh darah
e. Infus pump/syringe pump
f. Alat transportasi pasien.
BAB IV
DOKUMENTASI
Setiap pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
secara kesinambungan dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan kesehatan tersebut
bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien/patient safety
Pencatatan dan pelaporan di pelayanan HCU meliputi pencatatan rekam medis pasien
dan pelaporan kegiatan pelayanan Rumah Sakit menjadi tanggung jawab Kepala HCU yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pencatatan rekam medis pada pelayananan HCU sangat dibutuhkan oleh Tim untuk
pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan dan sebagai dasar pertimbangan dalam
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan medis serta untuk kepentingan perlindungan
hukum bagi Dokter/ Dokter Spesialis.
Rekam medis HCU dapat menggunakan model rekam medis ICU atau membuat
sendiri catatan terhadap pemantauan dan intervensi yang dilakukan sesuai kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai