Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ADVOKASI GIZI

MASALAH KURANG ENERGI KRONIS DI KLUNGKUNG

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Advokasi Gizi Semester 6

Oleh:
Kelompok 7 Kelas A
Prodi Sarjana Terapan Gizi Dan Dietetika

A.A. Sagung Mirah Adi Kencana Putri (P07131218014)


Ni Luh Eka Aprilia Susanti (P07131218015)
I Dewa Agung Ayu Diah Wulandari (P07131218030)
Ni Made Ayu Putriliani (P07131218036)
Ni Luh Nyoman Sulistya Dewi (P07131218039)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan
judul “Masalah Kurang Energi Kronis Di Klungkung” ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Advokasi Gizi. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan pengetahuan maupun
pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca, dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini
agar menjadi lebih baik. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami menyadari
makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 20 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Kebijakan Pemerintah dan Masalah KEK di Klungkung.............................................................3
a. Program Pemerintah Dalam Menanggulangi Masalah Kek.........................................................3
b. Masalah Kekurangan Energi Kronik di Kabupaten Klungkung...................................................3
2.2 Tujuan Advokasi..........................................................................................................................4
2.3 Sasaran Advokasi.........................................................................................................................4
BAB III
PENUTUP......................................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................5
3.2 Saran............................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya belum
pernah tuntas di dunia. Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya ketika
masalah gizi kurang masih mendominasi dan belum tuntas, sudah muncul masalah gizi
lebih, sehingga dikatakan Indonesia memiliki permasalahan gizi yang rumit. Bahkan
permasalahan gizi tersebut disebut sebagai intergenerational impact karena dapat
memengaruhi status gizi pada periode kehidupan selanjutnya.Wanita dan anak-anak
merupakan kelompok yang memiliki risiko paling tinggi mengalami Kurang Energi
Kronis (KEK).
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan keadaan dimana ibu menderita
keadaan kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang berlangsung menahun (kronis)
yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil. Kekurangan energi
kronik (KEK) pada ibu hamil disebabkan karena asupan nutrisi yang dikonsumsi tidak
memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil yang berlangsung dalam jangka
waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan adanya gangguan kesehatan. (Kemenkes,
2015).
Menurut Arisman (2007) dalam indriati (2018), terdapat beberapa penyebab yang
mempengaruhi kebutuhan ibu akan zat gizi tidak terpenuhi yaitu disebabkan
karena asupan makanan yang kurang dan penyakit infeksi, ibu hamil yang asupan
makanannya cukup tetapi menderita sakit maka akan mengalami gizi kurang dan
ibu hamil yang asupan makanannya kurang maka daya tahan tubuh akan melemah
dan akan mudah terserang penyakit, tingkat pendidikan yang rendah,
pengetahuan ibu tentang gizi kurang, pendapatan keluarga yang tidak memadai, usia
ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun sehingga berpengaruh pada
kebutuhan gizinya.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), prevalensi Kurang Energi Kronis
(KEK) pada ibu hamil tahun 2013 secara nasional yaitu sebesar 24,2% dan menurun

1
menjadi 17,3% pada tahun 2018. Prevalensi Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil
di Bali pada tahun 2013 sebesar 10,1 % dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 13, 8 %.
Indikator ibu hamil yang mengalami kurang energi kronik (KEK) adalah lingkar engan
atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. Kontribusi dan terjadinya KEK pada ibu hamil akan
mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain dapat meningkatkan resiko terjadinya
berat bayi lahir rendah (BBLR). Ibu hamil dengan KEK memiliki resiko kesakitan
yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan sehingga dapat mengakibatkan
kelahiran BBLR dan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak, perkembangan
intelektual, serta produktivitas di kemudian hari.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kebijakan pemerintah mengenai program untuk mengatasi KEK yang sudah
berjalan namun masih terdapat masalah KEK di Kabupaten Klungkung?
2. Apa tujuan dari advokasi masalah KEK di Kabupaten Klungkung?
3. Siapa sasaran dari advokasi masalah KEK di Kabupaten Klungkung?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui permasalahan KEK dan cara menangani KEK dengan memberikan suatu
advokasi.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah mengenai program untuk mengatasi KEK yang
sudah berjalan namun masih terdapat masalah KEK di Kabupaten Klungkung
2. Untuk mengetahui tujuan dari advokasi masalah KEK Kabupaten Klungkung
3. Untuk mengetahui sasaran dari advokasi masalah KEK Kabupaten Klungkung

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebijakan Pemerintah dan Masalah KEK di Klungkung


a. Program Pemerintah Dalam Menanggulangi Masalah Kek
Ibu hamil (bumil) merupakan kelompok rawan gizi yang menjadi salah satu
sasaran program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Program ini bertujuan untuk
mengatasi gizi kurang pada bumil dengan fokus zat gizi makro maupun mikro yang
diperlukan untuk mencegah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Makanan tambahan yang diberikan dapat berbentuk makanan keluarga berbasis
pangan lokal dengan resep–resep yang dianjurkan maupun makanan tambahan pabrikan
yang lebih praktis dengan komposisi zat gizi yang sudah baku sesuai Permenkes nomor
51 Tahun 2016 [ CITATION Tim181 \l 1033 ]

Makanan tambahan yang termasuk yaitu:

3
1. Makanan tambahan yang hanya diberikan setiap kali posyandu
(PMTpenyuluhan).
2. Makanan tambahan yang khusus diberikan untuk ibu hamil KEK,
biasanyadiberikan selama 90 hari makan (PMT pemulihan). Biasa diberikan
diPosyandu atau melalui kader/bidan/petugas puskesmas.
3. Makanan tambahan yang diperoleh dari bantuan pihak lain, contoh:sumbangan
dari LSM/perusahaan atau pihak tertentu yang sedangmelakukan kampanye atau
promosi produk tertentu

b. Masalah Kekurangan Energi Kronik di Kabupaten Klungkung


Berdasarkan RISKESDAS Bali tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi KEK
yaitu sebesar 27,41% yang terdiri dari wanita hamil dan tidak hamil[ CITATION Tim181 \l
1033 ]. Hal ini tentu sangat jauh lebih besar dari target nasional yang mengharapkan
persentase KEK di tahun 2018 yaitu sebesar 19,7% turun 1,5% dari tahun 2017 yaitu
sebesar 21,2%.[CITATION KES171 \l 1033 ] . Jika dilihat berdasarkan 9 Kabupaten/kota
yang di Provinsi Bali, Kabupaten Klungkung memiliki prevalensi KEK yang paling
tinggi yaitu sebesar 30,39% pada wanita hamil dan 11,71% pada wanita yang tidak
hamil [ CITATION Tim181 \l 1033 ] . Hal ini tentu saja perlu mendapatkan perhatian dari
pemerintah Kabupaten Klungkung, tenaga kesehatan, dan masyarakat Kabupaten
Klungkung guna mewujudkan generasi yang gemilang.
2.2 Tujuan Advokasi
1. Tujuan Umum :
Untuk mendapat dukungan dari berbagai pihak baik tingkat Dinas Kesehatan
Kabupaten Klungkung, Puskesmas di wilayah Kabupaten Klungkung dan Kader
Posyandu di Kabupaten Klungkung dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat
Kabupaten Klungkung untuk mengatasi masalah KEK yang ada di wilayah Kabupaten
Klungkung dengan mengadakan berbagai kegiatan yang dapat membantu menyelesaikan
masalah KEK tersebut.
2. Tujuan Khusus :
- Meningkatkan status gizi ibu selama kehamilan
- Menekan angka kejadian kekurangan energi kronis pada masa kehamilan

4
- Menekan angka kejadian KEK, sehingga menciptakan sumber daya yang berkualitas
- Menekan angka kejadian KEK sehingga tidak terjadi peningkatan
2.3 Sasaran Advokasi
Sasaran dari advokasi yang dilakukan untuk menanggulangi tingginya KEK
meningkatkan resiko masalah gizi di kabupaten gianyar yaitu :
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung
2. Puskesmas Kabupaten Klungkung
3. Kader Posyandu Kabupaten Klungkung

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan keadaan dimana ibu menderita
keadaan kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang berlangsung menahun
(kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu hamil.
Berdasarkan RISKESDAS tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi KEK di
Bali yaitu sebesar 27,41% yang terdiri dari wanita hamil dan tidak hamil. Dilihat
berdasarkan 9 Kabupaten/kota yang di Provinsi Bali, Kabupaten Klungkung memiliki
prevalensi KEK yang paling tinggi yaitu sebesar 30,39% pada wanita hamil dan 11,71%
pada wanita yang tidak hamil (Riskesdas, 2018).
Program pemerintah dalam menanggulangi KEK ini bertujuan untuk mengatasi
gizi kurang pada bumil dengan fokus zat gizi makro maupun mikro yang diperlukan
untuk mencegah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dengan cara :
1. Makanan tambahan yang hanya diberikan setiap kali posyandu (PMTpenyuluhan).
2. Makanan tambahan yang khusus diberikan untuk ibu hamil KEK, biasanyadiberikan
selama 90 hari makan (PMT pemulihan). Biasa diberikan diPosyandu atau melalui
kader/bidan/petugas puskesmas.
3. Makanan tambahan yang diperoleh dari bantuan pihak lain, contoh:sumbangan dari
LSM/perusahaan atau pihak tertentu yang sedangmelakukan kampanye atau promosi
produk tertentu

3.2 Saran
1. Untuk pemangku kebijakan :
a. Meningkatkan pengawasan dalam penegakan kebijakan mengenai program
penanganan KEK baik pada wanita hamil maupun tidak hamil.
b. Mengadakan evaluasi secara berkala dalam penegakan kebijakan mengenai program
penanganan wanita KEK.
c. Pemberian sanksi kepada pihak yang melanggar kebijakan tersebut.
6
d. Meningkatkan dan memperbaiki sistem, fungsi dan pelayanan Posyandu, Puskesmas
bagi masyarakat.
2. Untuk Masyarakat, Kader dan Tenaga Kesehatan
a. Meningkatkan minat dan peran serta aktif dalam pembangunan kesehatan masyarakat
b. Kader harus lebih pro aktif dan inovatif dalam upaya pembangunan kesehatan agar
masyarakat lebih tertarik.
c. Tenaga kesehatan harus sigap dan tanggap terhadap kondisi kesehatan masyarakat
dan harus siap menjadi konsultan bagi kader dan masyarakat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Adriani dan Susilawati. 2019. Kejadian Kekurangan Energi Kronik (Kek) Pada Ibu Hami. Jurnal
Kesehatan. Vol 10. No 3. Hal 1-8.

Andriyani, D. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Kekuangan Energi Kronik


Pada Ibu Hamil. Naskah Publikasi.

Direktorat Jenderal Kesehatan masyarakat, 2017. LAPORAN KINERJA DITJEN


KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2017. s.l.:KEMENKES RI.

Fitrianingtyas, Indriati, Fenti Dewi Pertiwi, dan Wina Rachmania. 2018. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamildi
Puskesmas Warung Jambukota Bogor. HEARTY Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 6,
No. 2. Hal 1-10

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Laporan Riskesdas 2018 Nasional.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Laporan Provinsi Bali 2018.

Putri, Meriska Cesia, Dian Isti Angraini, Rizki Hanriko. 2019. Hubungan Asupan Makan dengan
Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Kecamatan
Terbanggi BesarKabupaten Lampung Tengah. Agromedicine. Vol. 6. No 1. Hal 1-9

Pakar Gizi Indonesia. 2016. Ilmu Gizi : Teori & Aplikasi. Buku Kedoteran EGC, Jakarta

8
9

Anda mungkin juga menyukai