Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Definitif

Menurut International Diabetes Federation (IDF 2015) tingkat


prevalensi global penderita DM pada tahun 2015 sebesar 8,8% dari
keseluruhan penduduk di dunia dari tahun ke tahun menunjukkan adanya
peningkatan. Berdasarkan data dari jumlah penderita DM sebanyak 387 juta
jiwa di tahun 2014 meningkat menjadi 415 juta jiwa di tahun 2015 dan
diperkirakan akan bertambah menjadi 642 juta jiwa pada tahun 2040. Jumlah
kematian yang terjadi sebanyak 5 juta jiwa pada tahun 2015. wilayah pasifik
barat termasuk Indonesia memiliki angka mortalitas tertinggi dibandingkan
seluruh wilayah dengan angka kematian 1,9 juta jiwa pada orang dewasa.
Lebih dari 44,9% kematian terjadi pada orang dibawah usia 60 tahun. China
merupakan negara dengan angka kematian tertinggi karena DM mencapai 1,3
juta jiwa pada tahun 2015, dengan 40,8% dari kematian tersebut terjadi pada
orang berusia di bawah 60 tahun.

Menurut (Depkes, 2014) ada sekitar 12 juta orang penyandang diabetes 


yang berusia ≥15 tahun di Indonesia. Namun 1 dari 2 individu dengan Diabetes
tidak tahu bahwa dia penyandang Diabetes. Oleh karena itu, sering ditemukan
penderita Diabetes pada tahap  lanjut dengan  komplikasi seperti; serangan
jantung, stroke, infeksi kaki yang berat dan berisiko  amputasi, serta  gagal
ginjal stadium akhir.

Menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) prevalensi


penderita DM di Indonesia berdasarkan diagnosis atau gejala pada tahun 2013
(2,1%) mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2007 (1,1%).
Prevalensi DM tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah dengan nilai
prevalensi 3,7% dan prevalensi terendah terdapat di Provinsi Lampung.
Prevalensi DM di Provinsi Kepulauan Riau meningkat dari 0,8 ke nilai 1,5%.

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Batam tahun 2016 , angka kejadian
Diabetes Millitus pada beberapa Puskesmas dengan angka kejadian 3724
kasus, menurut urutan terbesar penyakit di Belakang Padang 532 kasus, Lubuk
Baja 471 kasus, Botania 404 kasus, Sekupang 375 kasus, Batu Aji 368 kasus,
Baloi Permai 348 kasus, Pulau Galang 342 kasus, Kabil 322 kasus, dan Tiban
302 kasus dan Sungai Panas 260 kasus.

Angka kejadian penderita DM yang besar berpengaruh peningkatan


komplikasi. Sebanyak 1785 penderita diabetes mellitus di Indonesia yang
mengalami komplikasi neuropati (63,5%), retinopati (42%), nefropati (7,3%),
makrovaskuler (6%), mikrovaskuler (6%), dan kaki diabetik (15%). Adapun
cara pencegahan komplikasi pada penderita DM yaitu melakukan kontrol kadar
gula darah, periksa rutin gula darah, konsumsi obat hipoglikemi, latihan fisik
ringan dan patuh dalam diet rendah kalori (Purwanti 2013).

Faktor resiko yang tidak bisa diubah pada penyakit DM salah satunya
adalah genetik. Adanya riwayat diabetes mellitus dalam keluarga terutama
orang tua dan saudara kandung memiliki risiko lebih besar terkena penyakit ini
dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita diabetes.
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau
kelamin. Umumnya laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan
perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-
anaknya. Lokus pada masing-masing golongan darah memiliki hubungan
dengan penurunan penyakit diabetes seperti factor VII-von Willebrand (vWF)
kompleks, yang dimana kadarnya lebih tinggi di golongan darah non-O
(Diabelogia 2015).

Telah diketahui bahwa sistem golongan darah ABO memiliki hubungan


dengan penyakit kardiovaskular dan kanker. Golongan darah AB memiliki
resiko lebih tinggi dibandingkan golongan darah O. Dalam studi yang sama,
kasus diabetes juga terjadi pada individu dengan golongan darah AB
dibandingkan golongan darah O. Mekanismenya masih belum diketahui secara
pasti namun dari hasil penelitian secara cross-sectional pada beberapa rumah
sakit spesifik hubungan ini terihat dengan jelas. Mekanisme ini dijelaskan lebih
lanjut melalui reaksi-reaksi kimia antara darah dan asupan makanan, baik
makanan biasa dan suplemen-suplemen lainnya. Reaksi yang terjadi ternyata
tidak akan sama untuk semua sistem tubuh yang berbeda berdasarkan jenis sel-
sel darah yang dibedakan menurut golongannya. Seperti reaksi tidak toleran
terhadap karbohidrat sehingga resistensi terhadap insulin dan menjadi jalan
utama menuju diabetes (Dynamic 2009).

Golongan darah manusia memegang salah satu kunci bagi banyak


fenomena kesehatan yang belum terungkap, penyakit, umur panjang, vitalitas
fisik, daya tahan tubuh berikut kekuatan emosional dalam pengaruhnya pada
sistem energi, efisiensi pembakaran kalori dalam metabolisme termasuk respon
tubuh terhadap stress (Agrania, 2006). Para ilmuwan juga telah mempelajari
protein makanan yang disebut lectin, yang bisa menggumpalkan sel-sel
golongan darah tertentu. Penggumpalan (aglutinasi) ini akan mengganggu
aktifitas sel di organ-organ tubuh tertentu, dan nutrisi pun tidak akan diserap
dengan baik ke tiap sasarannya oleh tubuh. Zat makanan bukan lagi berfungsi
sebagai nutrisi yang dibawa sistem peredaran darah ke seluruh organ,
melainkan menjadi penumpukan di berbagai organ yang cenderung
menyebabkan obesitas serta penyakit lain.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan golongan darah dengan kejadian diabetes millitus


di rumah sakit Casa Medika Kota Batam.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengatahui hubungan golongan darah dengan kejadian diabetes
millitus di rumah sakit Casa Medika Kota Batam.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui golongan darah pada kejadian diabetes millitus di
rumah sakit Casa Medika Kota Batam.
b. Untuk mengatahui kejadian diabetes millitus di rumah sakit Casa
Medika Kota Batam.
c. Untuk mengatahui golongan darah dengan kejadian diabetes millitus
di rumah sakit Casa Medika Kota Batam.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi
a. Kesehatan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan kepada


instansi kesehatan baik pemerintah maupun swasta untuk lebih
memperhatikan masalah terjadinya diabetes millitus.

b. Pendidikan

Menambah bahan referensi di perpustakaan fakultas kedokteran


Universitas Batam dan peneliti ini dapat dijadikan data dasar dalam
mengembangkan penelitian selanjutnya.

2. Bagi Peneliti
a. Peneliti Sekarang

Menambah pengalaman dan wawasan penulis dalam mengumplkan,


mengolah, menganalisa data dan menginformasikan hasil temuan dari
penelitian hubungan golongan darah terhadap kejadian diabetes
millitus serta mampun mengaplikasikan teori perkuliahan di lapangan.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil penelitian dapat di gunakan sebagai landasan untuk penelitian
yang akan datang mengenai aspek lain tentang diabetes millitus.

Anda mungkin juga menyukai