Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Pembelajaran Cetak
Bahan pembelajaran cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat
materi atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan
dengan menggunakan teknologi cetak. Suatu bahan pembelajaran cetak memuat
materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup dalam
mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalam
pembelajaran. Bahan ajar perlu dikembangkan dan diorganisasikan agar pembelajaran
tidak jauh dari tujuan/kompetensi yang akan dicapai dan diharapkan akan efektif dan
efisien.
Efektif artinya pembelajaran akan berhasil baik dan efisien berarti tidak
memerlukan waktu yang lama. Dalam proses pembelajaran bahan ajar cetak memiliki
posisi yang sangat strategis untuk menyampaikan materi yang akan diajarkan.
Keberadaannya sebagai pedoman belajar bagi siswa saat tidak bertemu gurunya
secara langsung, misalnya saat para siswa belajar di rumah. Maka bahan ajar harus
memiliki kemampuan berinteraksi untuk membelajarkan siswa.
Mengingat peran yang disandangnya, maka bahan ajar tidaklah sama dengan buku
teks. Jika buku teks bersifat umum dan hanya memuat materi pelajaran saja maka
bahan ajar cetak tidaklah demikian. Bahan ajar cetak lebih bersifat khusus dan
lengkap. Artinya khusus bagi siapa bahan ajar tersebut ditujukan sehingga sangat
sesuai dengan calon penggunanya dan lengkap berarti hal-hal yang dipandang perlu
dalam proses pembelajaran juga dicantumkan pada bagian karakteristik bahan ajar
cetak tersebut. Selain itu penyusunannya harus sesuai dengan kurikulum sekolah yang
digunakan. Jika melihat fenomena kurikulum yang kini tengah berlaku di negara kita
yaitu kurikulum tungkat satuan pendidikan, maka seorang guru tidak bisa lagi dengan
begitu saja memilih bahan ajar cetak yang dapat digunakan untuk pembelajaran
siswa. Pertimbangan yang paling mendasar adalah apakah bahan ajar cetak tersebut
sangat sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Pemberlakuan kurikulum
tersebut memberi ruang sekaligus sebuah tuntutan bagi para guru untuk
mengembangkan bahan ajar cetak yang sesuai dengan kurikulum di sekolahnya dan
tentunya sesuai dengan karakteristik siswa yang dihadapinya. Selain mutlak
menggunakan teknologi cetak, bahan ajar cetak memiliki karakteristik harus mampu
membelajarkan sendiri para siswa (self-instructional).
Artinya bahan ajar cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskan yang
sejelasjelasnya untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam
bimbingan guru maupun secara mandiri. Proses pembelajaran yang baik adalah bukan
hanya menyampaikan materi yang harus dikuasai siswa, tetapi juga merangsang siswa
agar termotivasi untuk belajar mandiri, karena kemampuan belajar mandiri adalah
kemampuan yang harus dimiliki SDM masa mendatang agar dapat selalu
meningkatkan kualitas dirinya dan keberadaan bahan pembelajaran cetak mampu
mengakomodasi hal tersebut. Bahan ajar cetak bersifat lengkap (self-contained)
artinya memuat hal-hal yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Hal-hal
tersebut adalah tujuan pembelajaran/kompetensi, prasyarat yaitu materi-materi
pelajaran yang mendukung atau perlu dipelajari terlebih dahulu sebelumnya, prosedur
pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun sistematis, latihan/tugas-tugas,
soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak lanjut yang harus dikerjakan oleh
siswa. Selain karakteristik yang telah disebutkan di atas, bahan ajar cetak juga
memiliki karakteristik mampu membelajarkan peserta didik (self-instructional
Pengembangan Bahan Pembelajaran 4 - 5 material), artinya dalam bahan
pembelajaran cetak harus mampu memicu siswa untuk aktif dalam proses belajarnya
bahkan membelajarkan siswa untuk dapat menilai kemampuan belajarnya sendiri.
B. CARA MEMBUAT BAHAN PEMBELAJARAN CETAK
Analisa kebutuhan bahan ajar anda, lakukan analisa terhadap SK dan KD yang
membutuhkan bahan ajar, jika memungkinkan susunlah analisis SK-KD untuk satu
tahun atau sekurang-kurangnya satu semester. Siapkan sumber belajar, jika fasilitas
tersedia di lokasi anda mengajar lakukan pendataan sarana mana saja yang akan anda
pakai contohnya perpustakaan, lab sains atau lab bahasa. Setelah itu mulailah
menentukan bahan ajar sesuai kebutuhan KD serta sumber belajar yang dipilih.
Susunlah peta bahan ajar, dengan menentukan berapa banyak kebutuhan bahan
ajar yang harus disiapkan setelah kita melakukan analisa kebutuhan bahan ajar. Lalu
mulailah membuat bahan ajar sesuai dengan banyaknya bahan ajar yang di ajarkan,
sebaiknya pilihlah bahan ajar yang paling prioritas contohnya bahan ajar yang
sifatnya berdiri sendiri dan tidak memiliki kaitan dengan bahan ajar yang lain.
Penyusunan bahan ajar cetak, sekarang kita masuk pada inti dari pembahasan kita
yaitu membuat bahan ajar cetak, bahan ajar cetak dapat berupa handout, buku, lembar
kegiatan siswa, modul, brosur, wallchart, foto/gambar. dan model/maket. Untuk
menyusun bahan ajar cetak jangan lupa memberi judul yang sesuai dengan inti dari
KD dan Indikator, singkat, ada daftar isi, struktur kognitifnya juga harus jelas,
ringkasan materi, serta tugas siswa.
Berikut saya akan jabarkan secara per item cara - cara menyusun Bahan ajar cetak
Handout, secara harfiah dapat bermakna buku penunjang yang dibagikan kepada
siswa agar guru tidak perlu repot-repot lagi menulis materi di papan tulis dan
siswapun tidak perlu mencatat di buku, guru hanya tinggal memajang materi yang
telah di buat didepan kelas atau di tempel di papan tulis, berikut cara menyusunnya : 
1. tentukan judul yang sesuai dengan KD dan Indikator,
2.Berisikan referensi atau kutipan dari sumber lain,
3.Gunakan kalimat yang sederhana dan tidak terlalu panjang,
4.Revisi isi Handout sebelum diperbanyak.
Buku, dalam hal ini buku dapat kita ambil dari hasil karya orang lain ataupun kita
susun secara mandiri, langkah-langkah yang dapat di lakukan oleh seorang guru
dalam memilih atau menyusun buku : 
1. Pilihlah/tentukan judul yang sesuai dengan tuntutan KD dan Indikator,
2.Pilihlah/rancanglah outline buku yang lengkap sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai,
3. Kumpulkan buku referensi sebagai penunjang atau pelengkap ,
4.Pilihlah/tulislah buku yang menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
siswa.
Modul, perangkat pembelajaran yang dapat dipakai walaupun tanpa dibimbing
oleh guru, biasanya, modul yang baik adalh modul yang ditulis secara sistematis
sehingga siswa dapat memahami kompetensinya dengan baik. langkah-langkah
menyusun modul : 
1.Buatlah judul modul sesuai dengan KD dan Indikator,
2.Jika anda membuat lebih dari satu modul berilah kode untuk mempermudah
dalam pengelolaan contoh Digit pertama, angka satu (1) IPA, (2) (IPS), (3)
Bahasa. Kemudian digit kedua merupakan klasifikasi/kelompok utama kajian
atau aktivitas pada jurusan yang bersangkutan, contoh pada jurusan IPA,
nomor 1 digit kedua berarti Fisika, 2 Kimia, 3 Biologi dan seterusnya,
3. merumuskan Kompetensi yang harus dikuasai siswa saat menyelesaikan modul
tersebut,
4. Mencantumkan alat evaluasi atau penilaian,
5. Mencantumkan petunjuk penggunaan modul,
6. Kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang,
7. berikan gambar pendukung agar konsep dapat mudah dimengerti.
Lembar kerja siswa(LKS), merupakan lembaran-lembaran yang harus di isi oleh
siswa. Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut : 
1.Menentukan jumlah LKS yang harus di tulis,
2.Tentukan judul yang sesuai dengan KD dan Indikator,
3.tentukan alat penilaianyang sesuai dangan PAP(penilaian acuan patokan),
4.Dahului dengan penjelasan materi secara singkat,
5.Tugas-tugas harus di tulis secara jelas untuk mengurang pertanyaan siswa yang
berlebihan.
Brosur, merupakan bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dapat
dilipat tanpa dijilid. Dalam menyusun brosur jangan lupa memeperhatikan langkah-
langkah berikut: 
1. Buatlah judul sesuai dengan materi pokok sesuaikan dengan banyaknya materi,
2. KD materi yang dicapai harus sesuai dengan Standar ISI,
3.Kalimat harus jelas, menarik dan mempunyai informasi pendukung seperti
gambar atau foto,
4.Gunakan kalimat yang pendek dalam satu paragraph,
5.Materi mempunyai hubungan dengan sumber belajar yang terkait.
Leaflet, hampir serupa dengan brosur, bedanya hanya pada tampilan fisiknya saja,
isi leafet sama dengan brosur, biasanya di tampilkan dalam bentuk dua kolom
kemudian dilipat
Wallchart, merupakan bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna
menunjukkan posisi tertentu. Contohnya siklus makhluk hidup, rantai makanan.
Dalam membuatnya wallchart sebaiknya berisikan : 
1.Judul materi yang sesuai dengan KD dan Indikator,
2.Memilki petunjuk penggunaan,
3.Gambar harus jelas, padatn dan menarik, 4.Pemberian tugas yang berkaitan
dapat di lakukan dalam bentuk LKS, selebaran , atau dibuku tugas.
Foto/Gambar, sebaiknya disajikan sebelum siswa mengerjakan tugas, baik secara
individu atau berkelompok model bahan ajar ini kurang cocok untuk tugas
pengamatan, Dalam menyiapkan gambar hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : 
1.Beri judul pada gambar sesuai dengan materi pokok,
2.Buat desai foto/gambar dengan membuat storyboard(papan cerita),
3.Gambar harus jelas, padat, serta menarik sebaiknya pilihlah yang berwarna,
4. Jika perlu sebelum diperbanyak editlah gambar/foto dan berikan tulisan untuk
menjelaskan isi gambar/foto.
Model/maket, merupakan contoh benda yang hampir menyerupai benda aslinya
tapi dalam ukuran atau skala yang lebih kecil. tapi sebaiknya tetap di tunjang oleh
bahan ajar tertulis seperti brosur, atau LKS. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan
dalam membuat maket/model: 
1.Berilah judul pada maket sesuai dengan KD dan indikator,
2.Pilihlah bahan yang murah serta tidak berbahaya atau mengandung toxin,
3.Siapkan informasi pendukung baik dalam bentul selebaran atau brosur untuk
memperjelas materi,
4.Jika memungkinkan sebaiknya maket dibuat oleh orang yang memilki
keterampilan khusus, tetntu saja sesuaikan dengan budget yang anda miliki, 5.
Siapkan tugas dalam bentuk pertanyaan setelah anda menjelaskan materi.

C. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN BAHAN AJAR CETAK


Bahan Ajar Ada beberap langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembuatan
dan penyusunan bahan ajar, adapaun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
A.    Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Langkah pertama pembuatan bahan ajar adalah melakukan analisis kebutuhan
bahan ajar. Lantas, apakah yang dimaksud dengan analisis kebutuhan bahan ajar?
Perlu kita pahami bersama bahwa analisis kebutuhan belajar adalah suatu proses awal
yang dilakukan untuk menyusun bahan ajar. Dalam analisis kebutuhan bahan ajar, di
dalamnya terdapat tiga tahap. Tahapan dalam analsis kebutuhan bahan ajar terdiri
dari: analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta
judul bahan ajar. Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu
proses langkah-langkah pembuatan bahan ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan.
Berikut penjelasan tahap-tahap dalam analisis kebutuhan bahan ajar. Pada langkah ini
ada empat tahap, adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagi berikut :
1)      Menganalisis Kurikulum
Tahap pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensi-kompetensi yang
memerlukan bahan ajar. Dengan demikian, bahan ajar yang kita buat benar-benar
diharapkan dapat menjadikan peserta didik menguasai segala kompetensi yang
ditentukan. Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu mempelajari lima hal sebagai
berikut:
a. Standar Kompetensi
Standar kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
mendiskripsikan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diharapkan dapat dicapai pada setiap tingkatan. Standar kompetennsi terdiri dari
beberapa kompetensi dasar sebagai acuan baku yang wajib dipenuhi dan berlaku
secara nasional. Dalam konteks pembuatan bahan ajar, maka tugas kita adalah
menentukan standar kompetensi yang ingin dipenuhi oleh peserta didik.
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi. Untuk pembuatan bahan ajar, maka dalam hal ini kita mesti
mengidentifikasikan kompetensi dasar-kompetensi dasar yang diharapkan bisa
dikuasai oleh peserta didik.
c. Indikator Ketercapaian Hasil Belajar
Indikator yaitu rumusan kompetensi yang spesifik, yang dapat dijadikan
sebagai acuan kriteria penilaian dalam menentukan kompeten atau tidaknya
peserta didik. Setelah menganalisis kompetensi dasar, maka indikator adalah hal
berikutnya yang mesti kita analisis. Sehingga, kita dapat mengetahui kompetensi
yang spesifik, yang nantinya dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam
menentukan bahan ajar yang tepat.

d. Materi Pokok
Materi pokok adalah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan,
keterampilan, auan nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta
didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok adalah objek
analisis berikutnya yang harus kita telaah. Jadi setelah menganalisis indikator,
maka kita berlanjut pada analisis materi pokok. Materi pokok ini menjadi salah
satu acuan utama dalam menyusun isi bahan ajar.
e. Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya
dilakukan oleh para peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang telah
ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi,
pengalaman belajar haruslah disusun secara jelas dan operasional, sehingga
langsung bisa dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran.
Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami sebelum kita melakukan
analisis kurikulum. Selanjutnya, dalam hubungannya dengan analisis kurikulum,
analisis pengalaman belajar ditunjukkan untuk mengidentifikasi bentuk serta
bahan ajar yang tepat dan sesuai untuk aktivitas pembelajaran yang dilakukan
peserta didik. Kemudian, jika kita sudah sampai pada analisis pengalaman belajar
(yang akan dilakukan oleh peserta didik) tersebut.
Berdasarkan analisis kurikulum ini, maka kita dapat mengetahui jumlah bahan
ajar yang harus dibuat dan disiapkan dalam satu semester tertentu. Selain itu, kita
dapat mengetahui dan mengidentifikasi jenis bahan ajar yang relevan dan cocok
untuk digunakan.
Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari silabus mata pelajaran. Sedangkan
jenis bahan ajar agar dapat diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas
pengalaman belajar diuraikan, maka akan semakin mudah bagikita untuk
menentukan jenis bahan ajarnya. Dan jika analisis dilakukan terhadap seluruh
standar kompetensi, maka akan diketahui pula banyaknya bahan ajar yang harus
disiapkan.
2) Analisis Sumber Belajar
Setelah melakukan analisis kurikulum, langkah selanjutnya dalam menganalis
kebutuhan belajar adalah menganalisis sumber belajar. Apa dan bagaimana
analisis sumber belajar itu dilakukan, tidaklah susah. Yang penting kita harus
memahami terlebih dahulu bahwa sumber belajar yang akan digunakan sebagai
bahan untuk penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Andapun kriteria
analisis terhadap sumber belajar tersebut dilakukan berdasarkan kesesuaian,
ketersediaan, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Cara analisis sumber
belajar adalah dengan menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang
dikaitkan dengan kebutuhan. Berikut ini merupakan penjelasan kriteria dalam
menganalsis sumber belajar.
a. Kriteria Ketersediaan
Kriteria ketersediaan berkenaan dengan ada tidaknya sumber belajar di sekitar
kita. Jadi kriteria pertema ini mengacu pada pengadaan sumber belajar. Usahakan
agar sumber belajar yang kita gunakan prakti dan ekonomis, sehingga kita mudah
untuk menyediakannya. Jika sumber belajar tidak ada atau tempatnya jauh, maka
sebaiknya jangan kita gunakan.
b. Kriteria Kesesuaian
Kriteria kesusaian maksudnya adalah apakah sumber belaar itu sesuai atau
tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jadi, hal utama yang
dilakukan dalam kriteria kedua ini adalah memahami kesesuaian sumber belajar
yang dipilih dengan kompetensi yang mesti dicapai oleh peserta didik. Jika
sumber belajar tenyata dinilai membantu peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang harus mereka kuasai, maka sumber belajar itu layak untuk
digunakan. Namun, jika tidak, sebaiknya jangan digunakan.
c. Kriteria Kemudahan
Kriteria kemudahan maksudnya adalah mudah atau tidaknya sumber belajar
itu disediakan maupun digunakan. Jika sumber belajar itu membutuhkan
persiapan, keahlian khusus, serta perangkat lain yang rumit, sedangkan kita jelas-
jelas belum mampu untuk menggunakannya, maka sebaiknya jangan digunakan.
Kita sebaiknya memilih sumber belajar yang mudah pengadaan maupun
pengoperasiannya. Dengan demikian, bahan ajar itu bisa benar-benar efektif
membuat peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
3)     Analisi Karakteristik Siswa
Analisi karakteristik siwa ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan
perkembangan siswa, yaitu siswa yang akan menjadi sasaran bukub
teks. Kebutuhan atau motivasi siwa merupakan kekuatan yang dapat
menimbulkan tingkat antusiasme dan semangat dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari
luar individu itu sendiri.
4)       Memilih dan Menentukan Bahan Ajar
Tahap ketiga dalam analisis kebutuhan bahan ajar adalah memilih dan
menentukan bahan ajar. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria
bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik untuk
mencapai kompetensi. Karena pertimbangan tersebut, maka langkah-langkah
yang hendaknya kita lakukan antara lain menentukan dan membuat bahan ajar
yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang
akan diraih oleh peserta didik, serta menetapkan jenis dan bentuk bahan ajar
berdasarkan analsis kurikulum dan analisis sumber bahan.
Berkaitan dengan pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam memilih dan menentukan bahan ajar, yaitu :
a. Prinsip Relevasi
Arti dari prinsip relevansi yaitu bahan ajar yang dipilih sebaiknya ada
hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b. Prinsip Konsistensi
Dalam prinsip konsistensi, bahan ajar yang dipilih harus mempunyai niai
keajegan. Jadi, antara kompetensi dasar yang mesti dikuasai peserta didik dengan
bahan ajar yang telah disiapkan mempunyai keselarasan dan kesamaan.
c. Prinsip Kecukupan
Dalam prinsip kecukupan, ketika kita memilih bahan ajar, hendaknya dicari
yang memadai untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang
diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/196603252001121-
MUNIR/Multimedia/Multimedia_Bahan_Ajar_PJJ/Pengembangan_Bahan_Pemb/pengemba
ngan_bahan_pembelajaran_4.pdf
http://semestamengajar.blogspot.com/2015/06/cara-cara-menyusun-bahan-ajar-dengan.html
http://semestamengajar.blogspot.com/2015/06/cara-cara-menyusun-bahan-ajar-dengan.html

Anda mungkin juga menyukai