Anda di halaman 1dari 54

PETERNAKAN

Ternak : Hewan piara yang kehidupannya yakin mengenai tempat


perkembangbiakannya serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh
manusia serta dipelihara khusus sebagai hasil bahan jasa yang berguna
bagi kepentingan hidup manusia.
Peternak : Orang atau badan hukum dan atau buruh peternakan yang mata
pencahariannya sebagian atau seluruhnya bersumber pada peternakan
Peternakan : Pengusaha ternak

Pengusahaan ternak yang dilakukan manusia harus memiliki :


1. Skill/ pengetetahuan dan ketrampilan
2. Modal (sendiri/pinjam)
3. Lahan yanb layak untuk peternakan

Selain itu harus mengetrapkan Panca Usaha Ternak :


1. Bibit
2. Pakan
3. Managemen / Perkandangan
4. Penanggulangan penyakit
5. Pemasaran

Lahan yang layak :


- Jauh dari penduduk
- Iklim cocok
- HPT (Hijauan Pakan Ternak) yang memadai
- Transportasi mudah
- Dekat Poultry (Saprodinak)

Istilah-istilah dalam peternakan :


1. Aneka ternak : ternak-ternak yang termasuk burung puyuh, kalkun, burung merpati,
angsa, itik manila/mentok dan kelinci yang digalakkan pemerintah guna memenuhi
kebutuhan protein hewani pada tahun 1980 an
2. Ternak digolongkan :
Ternak besar : kerbau, sapi, kuda, babi
Ternak kecil : kelinci, kambing, domba

1
Ternak unggas : ayam pedaging (broiler, ayam ras petelur, burung puyuh, burung
dara, ayam kampong (buras), itik dan lain-lain
3. Ternak Ruminansia : yang mempunyai lambung majemuk yaitu :
Rumen : perut handuk
Reticulum : perut jalan
Omasum : perut kitab-kitab
Abomasum: perut sejati
Ternak non Ruminansia : berlambung tunggal. Missal : kuda, babi, kelinci
(pseudoruminansia), unggas.
Dengan adanya perut majemuk terutama Rumen (ada MO yang mampu
menghasilkan enzim celulase mampu mencerna selulosa (serat kasar)

Materi Peternakan :
Unggas (ayam, itik)
Sapi (potong, perah)
Domba, kambing
Kerbau

Tugas : Materi burung puyuh


Kelinci, domba, kambing, sapi potong

Dikumpulkan/ kelompok
Sudah diketik
Sejarah asal-usul ayam yang ada sekarang ini ada 2 teori yang menyatakan :
- Teori Monophylitic Origin
Adanya ayam yang ada sekarang ini berasal dari satu spesies Gallus-gallus/Gallus
banciva
- Teori Polyphylitic Origin
Adanya ayam yang ada sekarang berasal dari 4 spesies/Gallus yaitu : G.
gallus/G.banciva, G. lafayetti, G.Sonnerattii, G. Varius.

Gallus-gallus : G. banciva : The Red Jungle Fowl


G. Lafayettii : The Ccylon Jungle Fowl
G. Sonneratii : The Grey J.F
G. banciva  menurunkan ayam di India Timur, Birma, Siam Sumatera
G. Lafayettii  Ceyclon

2
G. Sonnerattii  India barat, selatan
G. Varius  Jabar, Flores

Class : standar clasifikasi ayam berdasarkan asal usul ayam letak geografi yang
memberikan perbedaan varuasi bentuk, sifat karakteristik.
Contoh : ayam dari Amerika  American Class  Dwiguna
Asiatic Class (Asia)  layer/ diwiguna
Mediterranean class  layer
English Class  dwiguna
Breed/bangsa : standar klasifikasi ayam berdasarkan bentuk morfologi dan besar tubuh
dari setiap class
New Hampshire (NH)
Rhode Island Red (RIR)
Wyandotte
Varietas : stand classif ayam berdasarkan pada warna bulu dan bentuk comb.
Missal SCWL (Single Comb White Leg Horn)
Type : stand classif ayam berdasarkan produksinya
Missal : tipe petelur, pedaging, kesenngan, dwiguna
Strain : std classif ayam berdasarkan garis keturunan dan persilangan dari ayam
sehingga menghasilkan suatu bentuk, sifat dan type produksi tertentu. Nama strain diberi
berdasarkan beredernya/ penghasilannya.
Missal :
Hyline
CP
Babcock layer
Ross
Lohman
Hubbard
Indian River broiler
Tatum
Hybro

Pembuatan strain perlu waktu 25 tahun Indonesia belum dapat membuat. Baru bisa
parent stock (♂ + ♀ ) menjadi  final stock
Dijual  ke peternak

3
Penentuan type
Perlu diperhatikan :
- Type produksi : pedaging, layer, hiburan
- Sifat ayam sesuai pemeliharaan
- Kualitas produksi sesuai kebutuhan konsumen
- Keuntungan yang diperoleh dengan memelihara ayam tersebut

Petelur diutamakan :
Kecepatan mencapai sex maturity yang ditandai dengan peneluran I.
Besar telur ada hubungan SM (sex maturity)
SM  cepat  telur kecil  alat reproduksi belum siap (berkembang sempurna)
(SM : 4.5 bl  telur kecil)
6 bl  telur besar

(56 gr)

Masa dara pakan proteinnya harus (di (-) agar SM normal (5-5,5)  telur dapat besar
- Warna putih yang disukai
- Kecepatan bertelur ∑ telur/tahun dihitung dengan HDA/ HHA

HDA : Hend Day Average


Telur yang dihasilkan dalam satu satuan waktu tertentu
∑ ayam dalam waktunya sama
MIS : hari ini bertelur 80 butir dari 100 ayam

HHA : Hen House Average

Telur = 80 butir ayam semula 100

- Suhu lingkungan
- Bebas mengeram (non brodines)
- Bebas kanibal

4
- Perkembangbiakan :
Ada tanggal : besar tubuh, keaktifan, suhu, kualitas dan kuantitas pengelolaan
- Nilai aktif dihitung/ perekor sesuai kg berat hidup

Ciri ayam broiler


- Sifat dan kualitas daging
- Kecepatan per (+) BB (Rate of Gain)
- Warna kulit kuning, bulu putih
- Konversi pakan ↓ (2,1 – 3)
- Bebas kanibal
- Temperamen lamban
- Daya hidup ↑
- Pembentukan karkas baik
- Umur dipasarkan rendah ± 2 bulan (kurang)
W P R, NH ♀ >< ♂ Silver Cornis (Inggris)
Amerika ↓
F1
Produksi >>
Kulit kuning F1
Bulu putih
Daging baik


(per + BB)
Kanibal / kanibalisme : patuk mematuk dengan temannya (saling mematuk)
Cara menghindari :
Dipotong paruhnya (debeaking)  alatnya dibeaker
Diberi minum dengan NaCl
Dipindahkan sebagian yang tidak berdesakan diberi ventilasi cukup
Penyebab :
Suhu lingkungan ↑, energy pada pakan terlalu ↑ berdesakan, kurang NaCl, kurang
minum
Kapan dilakukan :
Pada udara sejuk/nyaman : pagi/sore umur ± 2 minggu (sudah tumbuh baik)
Alat : debeaker listrik, gunting, solder

5
Sebelum/sesudah diberi anti stress.
 Feed Efisiensi tinggi

Konsumsi pakan : pakan yang dimakan guna : pertumbuhan, respirasi, pergantian sel
yang rusak. Walau kecepatan SM berbeda tapi masa produksi ayam tetap sama yaitu
selama 1 tahun puncuk produksi pada 4 minggu setelah bertelur.

90 &

Prod
40 %

20 mg 24-26 mg 32 mg

Setelah 1 tahun produksi tinggal 40%. Padahal produksi 50% sudah dianggap pas
pasan  ayam dipotong

6
BIOLOGI AYAM

Sifat Istimewa Ayam


- Homokiloterm/ Homoitermic panas organ bagian dalam sesuai dengan mileu
- High Metabolic rate (± 3 jam) mask makanan sampai keluarnya feces hanya 3 jam
- Kehidupan dimulai dari telur
- Tubuh compact, tulang ringan
- Temperature tubuh bervariasi 105-1090 (± 106,50F ) : suhu tubuh ayan 41,9 0C,
Angsa 41,30C, Kalkun 41,2, 0C. Telur masuk incubator, menetas. Untuk ayam
setelah 21 hari, itik ± 28 hari, puyuh 17/18 hari, kalkun 28 hari , merpati 17 hari
- System syaraf berkembang dengan baik terutama penglihatan  suka hijau
- Dan pendengaran  tajam
- Pembau tidak punya
- Alat perasa tidak tajam
- Pernafasan : cepat  pulpus (denyut jantung/nadi) tinggi 360 -370 /menit
- Embrio (1-9 hari) 130 – 230 x/menit
- Doc (0-24 jam) 300 x /menit
- Light bread : 330 x /menit
- Heavy breed : 250- 300 x/menit
- Doc baru hidup 560 x/menit
- Tinggi temperature ayam dipengaruhi
1. Umur
2. Aktifitas
3. Varuasi diumal
4. Lingkungan
5. Makanan
6. Muslim
7. Moulting/luruh bulu/rontok

7
ALAT PENUTUP TUBUH
1. Kulit : epidermis berkembang membentuk : bulu, paruh, kuku, sisik
Dermis  comb, pial, cuping telinga (Wattles)
Ayam : tidak mempunyai kelenjar keringat mempunyai glandula uropygialis
(gland minyak : (oil Gland/ preen gland) untuk meminyaki bulunya)
Warna kulit dipengaruhi oleh pigmen
- Kuning : Lipochrom pada epidermis
- Hitam : Melanin pada epidermis
- Biru : Melanin pada dermis
- Hijau : Lipochrom pada dermis, melanin pada dermis
- Warna kulit kuning ada hubungan dengan kecepatan produksi
- Hubungan pemucatan/depigmentasi dengan ↓

Produksi pada :
Vent (kloaka), cincin mata, sudah produksi 7 hari
Cuping telingan  sudah produksi 14 hari
Paruh  sudah produksi 6 minggu
Shank  sudah produksi 6 minggu
Terjadi pemucatan :
Karena produksi telur >> dipergunakan untuk pembentukan kuning telur Lipochrom
dipergunakan untuk membentuk kuning telur, karena kuning telur dari makanan tidak
mencukupi.
Maka untuk makanan, peternak kadang member jagung kuning yang didalamnya
mengandung Xanthophyl.
Jika ayam diberi hijauan sebagai sumber Carotenoid yang dapat membuat warna kuning
telur menjadi kuning.
Bulu sebagai penutup
Berat bulu ayam dewasa 4-9 % x berat hidup. Jumlah bulu 6000-8000 buah
Wyandotte : 9500 buah
Moulting ada hubungan dengan produksi

8
A. Moulting : rontok bulu / meranggas
Hal ini diikuti penurunan produksi dan penurunan berat badan
Moulting  secara alam  penurunan produksi setelah moulting
 Secara buatan  produksi akan menurun
Moulting merupakan salah satu usaha managemen pemasaran. Dengan moulting
dapat mengatur pemasaran telur.

Caranya :
Misal, kondisi sekarang harga telur ↓ produksi telur >>>
Peternak melakukan moulting buatan (Forced/ Induced Moulting)
Dengan adanya moulting produksi telur ↓ praktis permintaan telur akan
meningkatkan harga juga meningkat.
Siklus produksi dapat diatur dengan aspek ekonomi dapat ditingkatkan.

Teknik Moulting
1. Dengan obat-obatan
Nitrothiozole 0,1 % selama 26 hari dalam perdangan berupa : 2 amino 5 thiozole
 rontoknya akan bersama-sama diberikan lewat makan
2. Dengan hormon (secara hormonal)
H. progesteron disuntikan secara intra muscular(lewat bawah muscular) dengan
dosis 20 mg
3. Mineral MgO 5% selama 10-15 hari
4. Dengan makanan  menurunkan Ca dan protein
5. Pemberian cahaya dibatasi

Dengan makanan :
Hari I  ayam dipuasakan total selama 1 hari
Hari II  ayam dipuasakan pakan, tapi diberi minum
Hari III  diberi minum, diberi pakan jatah 50 gr/ekor. Bijian diharap dengan
disusun dengan kadar serat kasar meningkat  lama-lama  moulting

Cara :
Pada awal peneluran produksi << (< 40 % ) 4 bulan kemudian produksi meningkat
90%  lama-lama sampai produksi 1 tahun produksi menurun mencapai 40%.

9
Di saat ini moulting dilakukan  dengan demikian tidak perlu DOC (peremajaan).
Dimoulting 1 bulan produksi akan meningkat lagi sehingga hasil meningkat lagi dan
akan memperpanjang produksi ayam itu sendiri selama 1 tahun lagi.
Umur 30 bulan (dengan 2 x moulting). Bila tidak melakukan moulting umur 17
bulan sudah dikawinkan.
Untuk itik masa moulting 3-4 bulan  rugi selama 4 bulan perlu makan banyak
untuk mengembalikan kondisinya.
Sebaiknya dilakukan 1 x saja
Umurnya 1 tahun produksi di tambah 1 x moulting. Bila beberapa kali produksi
semakin menurun nilai afkir menurun.
Untuk mengembalikan kondisinya harus diberi pakan dengan protein  selama 2
minggu baru diberi pakan normal.

Urutan moulting :
 kepala – ekor – dada – tubuh – sayap – ekor

Proses Pembentukan Telur


Sistem pembentukan telur ditentukan oleh alat reproduksi ♂♀
Pada ♂ :
Testis – cpididymis – vas deferen- cloaca- papila

Testis

Ginjal

Vas deferen

Ureter

Papila

10
Pada ♀ :

H : ovarium A-B = infundibulum


B-C = magnum C-D = istmus D-E = uterus
E-F = vagina F-G = cloaca
A-B = ± 11 cm  15’
B-C = ± 33,6 cm  3 jam
C-D = ± 10,6 – 11 cm  1 jam 15’
D-E = ± 10 cm
E- F = ± 6,9 cm 20 jam 15’
F-G = cloaca
Σ = 24 jam = 451 (25 jam)
Proses pembentukan telur merupakan sekresi dari sistem reproduksi dan mekanisme
dari kelenjar endokrin metabolik dan kimia faalis.
Prosesnya :
Pembentukan kuning telur
Proses ovulasi terjadi pada saat ovum telah masak. Sedangkan ovum tersebut 10
hari sebelum ovulasi terjadi mempunyai bentuk sangat kecil dengan perkembangan
lambat.
Proses ini terjadi seperti hari ke 7 sebelum ovulasi. Pada hari ke 7-4 perkembangan
ovum sangat cepat disertai dengan penambahan yolk. Pada hari ke 4 menjelang
ovulasi perkembangan lambat lagi.
Pada saat terjadi pertumbuhan ovum  disekresi yolk putih dan yolk kuning
berselang seling sehingga  terjadi lap konsentris. Setelah ovum masak maka akan
diovulasikan  masuk ke osteum. Selama perkembangan ovum ini discus
germinalis dalam stadium blastodermis akan dipertahankan pada suatu tempat
dibawah D. Germinalis terdapat massa mucin yang menghubungkan dengan yolk
putih. Fungsi D. Germinalis : calon embrio saat ditetaskan. Massa mucin  latebra
(fungsi mempertahankan yolk agar konstan)  menyebabkan panas pada saat
penetasan.

11
Ovum masak  ke osteum (kadang-kadang masuk ke tubuh  diserap
(phagositasi). Jika ke osteum  fertilisasi. Sperma ayam tahan hidup 10-21 hari. Ke
osteum  infundibulum ± 15’  dengan gerak perisfaltik + silindris  ke magnum
(3 jam).
Disini ada sel Goblet (mensekresi albumen 50-60% x total telur (ada telur
ringan/berat). Yolk yang sudah terbungkus albumen  didorong ke istmus (± air +
garam mineral) dan kerabang tipis 2 helai berpisah daerah tumpul  membentuk
rongga udara untuk pernafasan embrio. Saat perputaran dari magnum  istmus
terjadi perputaran serat mucin  kalaza kemudian didorong ke uterus dan akan
disekresikan. Albumen cair dan mulai  terbentuk kerabang telur (terdiri CaCO3
93-98%)
Saat shell disekresikan di uterus akan disekresikan pula cuticula dan zat oophirin
(warna telur) setelah sempurna  diovoposrtion (ditelurkan)

Pembentukan Kerabang Telur


Akhirnya gerakan peristaltik oviduct menghantar yolk yang terbungkus putih
telur dan kerabang tipis ke dalam uterus. Pada bagian ini telur mengalami
“plumping” yaitu keseimbangan antara isi telur dan bagian uterus. Pada saat ini
terjadi aliran difusi antara cairan uterus yang mengandung vitamin dan ion anorganik
serta mineral kedalam telur melalui kerabang tipis, sehingga cairan telur meningkat
dengan penambahan air sebanyak 15-16 g. Diferensiasi putih telur terjadi menjadi
empat bagian yaitu bagian dalam yang tebal dan bagian luar yang tipis masing-
masing dua bagian secara berselang seling. Proses ini terjadi selama empat jam
pertama telur dalam uterus. Selanjutnya uterus mensekresikan sekresi mineral.
Kerabang telur dibentuk dalam uterus sekitar 9 jam sesudah ovulasi melalui
pembuluh darah yang zat makanan yang kaya dengan mineral kalsium. Kebutuhan
kalsium untuk pembentukan kerabang telur 80 % berasal langsung dari zat
makanan/pakan dan 20 % berasal dari tulang medular (medullary bone).
Sebutir telur dengan berat 58 gram mengandung 2026 gram kalsium yang
terdiri dari 2000 gram sebagai kerabang dan 26 gram dalam isi telur. Setiap 100 m 3
darah mengandung 25-30 gram kalsium dan untuk membentuk kerabang telur
dibutuhkan 80 kali aliran darah ke uterus. Penimbunan kalsium dalam proses
pembentukan kerabang telur pada 2-3 jam pertama berlangsung lambat dan
kemudian selama 16-17 jam berlangsung dengan sangat intensif (300 gram/jam).
Kandungan kalsium darah pada ayam yang sedang bertelur lebih tinggi dibanding
dengan ayam yang tidak bertelur. Kerabang telur seberat 5 garm (10 % berat telur)

12
pada permukaan bagian dalam terdapat dua selaput kerabang (membran shell)
berbentuk serat (fibrosa membran) setebal 70 umyang pada bagian tumpul
membentuk ruang udara. Kerabang telur yang tebalnya 300-400 um dan mempunyai
pori-pori sebanyak 7000-17000 dengan garis tengah antara 6-23 um pada bagian
dalam dan 15-65 um pada bagian luar. Kerabang terdiri dari 98% kalsium karbonat
dan 2% protein sebagai glycoprotein yang terdiri dari asam amino dan karbohidrat.
Pigmentasi pada kerabang berwarna coklat berasal dari dua macam pigmen yang
berasal dari haemoglobin darah. Terakhir berbentuk selubung telur yang disebut
kutikula yang menutupi pori-pori kerabang yang mencegah isi telur terkontaminasi
tetapi masih dapat dilakukan pertukaran gas dengan lingkungan.

PLASMA DARAH SELAPUT MUKOSA PEMBENTUKAN KERANGAN


KELENJAR KERABANG DALAM UTERUS

Ca ++  Ca ++  ┐
HCO3 - Metabolik
CO2  CO2  H2CO3 Ca++
HCO3  ↓ ↓ CaCO3
CO2 + HCO3  HCO3
+ +
H2O  H2O H+  H+
2H+ H+
Buffer oleh
HCO3

Keterangan :
1. Sel telur ( sel germ)
2. Membrana vitelina
3. Ruang udara
4. Kerabang telur (shel)
5. Latebra ( Yolk putih)
6. Yolk (kuning telur)
7. Putih telur (albumen)
8. Challaza
9. Kerabang tipus luar
10. Kerabang tipis dalam

13
B. Sistem Pemuliabiakan (Breeding System)
Dalam sistem pemuliabiakan terdapat 4 (empat) macam :
a. Flock Mating:
Ayam-ayam dikumpulkan secara kelompok atau berombongan di dalam satu
kandang yang besar. Di dalam kandang tersebut terdapat lebih dari satu jantan
dan banyak betina. Umumnya untuk 1 pejantan diimbangi dengan 8 sampai
dengan 10 betina pada ayam-ayam kelas berat atau 1 pejantan diimbangi dengan
10 sampai 12 ekor betina untuk kelas ringan.
Kebaikannya ialan :
o Betina dapat memilih pejantan yang disukai
o Dapat meningkatkan pembuahan
o Telur dapat bertunas dengan baik

Kejelekannya ialah :
o Karena jumlah pejantan lebih dari seekor maka sering terjadi keributan
karena perkelahian

b. Pen Mating :
Di dalam satu kandang terdapat seekor pejantan dengan sejumlah betina sesuai
dengan breed masing-masing
Kebaikannya ialah :
o Betina tidak dapat pilih-pilih pejantan
o Dapat mengarahkan keturunan sesuai dengan pejantan tertentu
o Di dalam perbandingan antara pejantan dan betina yang tepat didapat hasil
pertunasan yang baik

Kejelekannya ialah :
o Kadang-kadang terdapat betina tidak menyukai pejantan tertentu hingga
kurang subur
o Apabila pejantan yang dipasang ternyata jelek, maka hasilnya akan jelek
semua
o Agar pertunasan dapat lebih baik, maka pejantan harus sering mengganti
o Akibat-akibat yang lain ialah pertunasan kurang sempurna

14
c. Stud Mating
Satu pejantan dengan satu betina. Perkawinan dapat dilakukan seminggu sekali,
dimana pejantan harus diketahui mutunya sebaik mungkin.
Kebaikanya ialah :
Keturunannya dapat diarahkan pada sasaran yang dimaksud

Kejelekannya ialah :
o Terlalu banyak tenaga untuk melayaninya
o Memakan waktu untuk mengatur

d. Artifisial Insemination (Pembuahan Buatan)


Pada prinsipnya memasukkan semen jantan pada alat kelamin betina
Kebaikannya ialah :
o Dqapat menghemat pejantan
o Dapat dilaksanakan di tempat jauh
o Seekor pejantan dapat melayani banyak betina

Kejelekannya ialah
Apabila sperma ayam kotor, maka dapat menggagalkan pertunasan

Breeding untuk mendapatkan produksi yang tinggi


Tujuan untuk menghasilkan telur yang tinggi adalah tujuan yang penting di
dalam usaha peternakan ayam. Sedangkan pada hasil daging masih sedikit sekali
terpikirkan, kecuali pada pemeliharaan khusus ayam pedaging.
Di dalam memperhatikan produksi telur maka kecepatan tumbuh dari pada ayam
perlu sekali mendapat perhatian. Walaupun telah diketahui bahwa anak-anak ayam yang
dipiara berasal dari produksi bibit unggul, apabila didalam pelaksanaan pemeliharaannya
kurang pada tempatnya, maka produksinya kelak akan menurun juga. Oleh karena itu
harus dilakukan pemberian makanan yang baik, perawatan yang baik dan sebagainya.
Untuk atau rugi suatu peternakan ayam akan tergantung dari prosentase produksi
telurnya. Untuk Indonesia umumnya produksi lebih dari 40% dan untuk luar negeri
umumnya lebih dari 60 %. Pada ayam-ayam yang berproduksi dibawah ketentuan diatas,
biasanya diafkir atau dipotong.
Dengan telah terciptanya ayam-ayam unggul dari berbagai strain dan varietas,
maka telah dengan mudah didapatkan breed-breed ayam yang bermutu unggul tanpa

15
meragukan lagi. Peternak tinggil memikirkan selera konsumen pada hasil yang akan
dihasilkan. Peternak tinggal memikirkan apakah menghasilkan telur yang berwarna
coklat, atau telur yang berwarna putih. Demikian juga peternak sudah tidak perlu lagi
membeli ayam un-sex, karena dengan kemajuan breeding metoda memisahkan jantan
dan betina telah ditemukan dengan baik. Bahkan dengan melihat warna bulu, telah
dapat kita mengetahui jantan dan betina (Auto Colour Sexing)

16
PENGENALAN TERHADAP AYAM RAS
Klasifikasi Ayam
Dalam Systematic Zoology ayam (Gallus Species) dapat disusun sebagai berikut :
Kingdom (kerajaan) : Animal
Phylum (pokok) : Chordata
Class (tingkatan) : Aves
Ordo (bangsa) : Galliformes
Famili (keluarga) : Phasianidae
Genus (marga) : Gallus
Spesies (jenis) : Gallus spc.
Ayam-ayam yang kita kenal saat sekarang, diduga berasal dari ayam-ayam hutan
(spesies Gallus). Dalam hal ini dikenal empat spesies Gallus yang masih hidup sampai
sekarang.
a. Gallus gallus, juga dikenal dengan nama Gallus bankiva atau Gallus ferrudineus.
Tempat hidup disekitar hutan di India, Burma, Siam (Muangthai), Cochin China
(Indo China), Filiphina, Malaysia dan Sumatera Barat.
Tanda-tanda khas :
- Bulu utama pada ekor 14 helai
- Jengger satu buah dan berbentuk gerigi, sedang pialnya dua buah
- Badannya relatif kecil dibanding dengan ayam-ayam yang ada sekarang
Pada yang jantan bulu pada bagian leher, sayap dan punggung berwarna merah,
sedangkan bulu bagian dada dan bagian badan sebelah bawah berwarna hitam.
Pada yang betina, bulunya berwarna coklat bergaris hitam. Telur kecil berwarna
merah kekuningan dan jumlah telur didalam satu periode peneluran hanya
sedikit.
Dengan adanya warna merah pada yang jantan, Gallus gallus ini juga disebut
Red Jungle Fowl.
b. Gallus lafayettii. Hidup di sekitar hutan pula Ceylon, sehingga di kenal juga
dengan nama sebutan Ceylonese Jungle Fowl :
Tanda-tanda khas :
o Hampir sama dengan Gallus gallus, hanya pada Gallus lafayettii yang jantan
bulu pada bagian dada dan badan sebelah bawah tidak berwarna hitam, tetapi
berwarna orange ; dan bagian tengah dan jengger berwarna kuning yang
dikelilingi oleh bagian telinga berwarna merah. Sedangkan Gallus gallus
jengger keseluruhannya berwarna merah
o Kulit telur berbintik-bintik

17
c. Gallus sonneratii, terdapat disekitar hutan India bagian barat daya, dari Bombay
sampai Madras
Tanda-tanda khas :
o Hampir sama dengan Gallus gallus, hanya ada aspek warna keabu-abuan
o Telur kadang-kadang berkulit bintik-bintik dan kadang tidak
Dengan adanya warna keabu-abuan ini maka juga disebut Grey Jungle Fowl
d. Gallus varius, terdapat di sekitar hutan Jawa Timur, Bali, Lombok
Tanda-tanda khas :
o Jengger satu buah bentuk licin tidak bergerigi (permukaan jengger sebelah
atas licin halus)
o Pialnya satu helai, diantara kedua belah tulang rahang bawah
o Bulu ekor utama 16 helai
o Bulu leher yang jantan pendek-pendek dan bulat bentuknya
o Warna bulu yang jantan hitam dilapisi oleh lapisan yang berwarna kehijauan
pada permukaan atasnya. Oleh karena itu juga disebut Green Jungle Fowl. Di
daerah Jawa Barat jenis ini dikenal dengan sebutan Kasintu atau Cangehgar.

TERBENTUKNYA BANGSA-BANGSA AYAM


Agar jangan salah pengertian dengan istilah yang terdapat pada Systematic
Zoology, maka istilah-istilah bangsa, kelas, varietas, strain dan spesies diterangkan
sebagai berikut :
Bangsa (Breed), suatu kelompok dari ternak ayam yang memiliki persamaan dalam
bentuk morphologis, sifat-sifat physiologis dan bentuk anatomis
yang karakteristik untuk tiap-tiap bangsa, dan sifat-sifat persamaan
ini akan dapat diturunkan pada gerenasi berikutnya.
Sifat-sifat khas tersebut harus sudah disahkan oleh The American
Standard of Perfection.
Kelas (Class), ialah sekumpulan atau sekelompok bangsa-bangsa ayam yang
dibentuk dan dikembangkan mula-mula di suatu daerah tertentu.
Sifat-sifat khas yang umum dari bangsa-bangsa ayam yang terdapat
dalam kelas yang bersangkutan telah disahkan berdasarkan kriteria
dalam The American Standard of Perfection.
Varietas sekelompok yang terdapat pada suatu bangsa ayam yang berbeda
dalam bentuk jengger, warna bulu atau salah satu sifat lain.
Sehingga varietas dapat timbul di dalam bangsa dan strain

18
Strain, hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan tertentu. Biasanya
cenderung pada tujuan komersial atau nilai ekonomis tinggi (high
producers). Dapat juga disebut sekelompok ternak ayam yang
mempunyai nilai ekonomi produksi tinggi yang dapat diturunkan
Spesies (jenis), ialah sekelompok hewan yang secara alamiah dapat mengadakan
interbreeding satu dengan yang lain secara kontinyu (dalam Animal
Breeding. Jay L. Lush)
Diatas terbaca adanya The American Standard of Perfection. Badan ini terbentuk
dari perkembangan gabungan peternak yang semula berkedudukan di Buffalo, New
York tahun 1873 dengan sebutan The American Poultry Association. Tujuan gabungan
ini ialah untuk menentukan standar dari unggas jinak (domestic poultry) yang jumlahnya
banyak sekali untuk menjadi sejenis dalam tingkat-tingkat pemuliabiakan.
Tahun 1874, gabungan tersebut berubah menjadi The American Poultry of
Excellent dan terakhir menjadi The American Standard of Perfection.
Asal-usul terbentuknya bangsa-bangsa ayam yang dikenal sekarang, terdapat dua
teori :
a. Teori Monophyletic
Teori ini dikemukakan oleh Charles Darwin (1868), dimana dikemukakan bahwa
yang menurunkan bangsa-bangsa ayam sekarang adalah hanya jenis Gallus-
gallus.
Alasannya ialah :
o Gallus gallus mudah dikawinkan secara bebas dengan bangsa-bangsa ayam
yang ada sekarang, sedang ketiga jenis lainnya sangat sulit
o Filia pertama (generasi pertama) antara Gallus gallus dengan bangsa ayam
yang ada sekarang biasanya bersifat subur. Sedangkan pada jenis yang
lainnya umumnya bersifat mandul
o Pada ayam-ayam seperti Brown Leghorn dan Black Breasted, Red Games,
dalam beberapa hal terutama warna bulunya mirip dengan Gallus gallus
o Dari percobaan-percobaan perkawinan bangsa-bangsa ayam yang telah jinak
sewaktu-waktu didapat keturunan yang mirip Gallus gallus (reversion)
b. Teori Polyphyletic
Mengemukakan dua kemungkinan mengenai terbentuknya bangsa-bangsa ayam
yang ada sekarang. Pertama kemungkinan dibentuk oleh lebih dari satu jenis
yang ada dan kemungkinan kedua ayam-ayam yang ada sekarang dibentuk oleh
jenis yang ada sekarang dengan jenis lain.

19
Alasannya ialah :
o Bangsa-bangsa yang terbentuk di dalam Kelas Mediterranean, mungkin
diturunkan oleh sekurang-lurangnya 2 jenis dari ke 4 jenis yang ada,
sedangkan bangsa-bangsa dari Kelas Asia kemungkinan diturunkan dari
nenek moyang jenis-jenis ayam yang telah musnah. Alasan ini dikemukakan
oleh karena adanya perbedaan prinsipil antara bangsa ayam Kelas
Mediterranean dan Kelas Asia.
Beda
Kelas Mediterranean Kelas Asia
Badan relatif kecil Badan relatif besar
Sayap relatif panjang, sehingga dapat Sayap relatif pendek, tidak kuat
dipakai untuk terbang untuk terbang
Posisi ekor tegak Posisi ekor kebawah
Temperamen mudah kaget (nervous) Temperamen lamban (phlegmatic)
Cakar (shank) tidak berbulu Umumnya cakar (shank) berbulu
Umumnya telur berwarna putih Umumnya telur berwarna coklat
Foramen occipital bentuk lonjong Foramen occipital bentuk lonjong
horizontal vertikal
Jengger dan pial baik jantan atau Jengger relatif kecil
betina relatif besar

KLASIFIKASI AYAM RAS


Saat sekarang umumnya digunakan 2 (dua) cara klasifikasi (pembagian) ayam
ras, yaitu :
a. Klasifikasi standard
b. Klasifikasi ekonomi

a) Klasifikasi standard, ialah berdasarkan tempat ayam ras itu. Di dalam pembagian
ini, lazimnya dipakai istilah-istilah seperti kelas, bangsa, varietas dan strain
b) Klasifikasi ekonomi, pembagian berdasarkan penggunaan atau tujuan
pemeliharaan ayam dan menurut sifat produksi utamanya. Yang lebih populer
disebut dengan tipe ayam ras.
Tipe-tipe ayam ras yang telah dikenal ialah :
o Tipe petelur
o Tipe pedaging
o Tipe dwiguna
o Tipe fancy

Tipe petelur, adalah jenis-jenis ayam yang sangat efisien dalam menghasilkan
telur.

20
Tanda-tanda umum :
o Temperamen mudah kaget (nervous)
o Badan relatif kecil dan bentuknya langsing
o Cepat dewasa
o Kemampuan bertelur tinggi (telur banyak dan besar)
o Sifat pengeram umumnya sudah tidak ada
o Karena kecil, maka jumlah makanan sedikit
Contoh ayam-ayam tipe petelur ialah : ayam-ayam dari sekitar laut tengah (Kelas
Mediterranean) sedangkan yang paling terkenal ialah White Leghorn.
Tipe pedaging adalah jenis ayam yang efisien dalam menghasilkan daging
Tanda-tanda umum :
o Bentuk badan besar , kuat dan penuh daging
o Temperamen lamban dan tenang
o Kemampuan bertelur rendah
o Pada beberapa bangsa ayam memiliki bulu pada kaki
o Pada jenis-jenis tertentu mempunyai sifat lambat dewasa
Contoh ayam-ayam pedaging ialah ayam-ayam yang berasal dari Inggris (Kelas
Inggris) seperti Cornish, Sussex, dan Dorking; dari ayam-ayam yang berasal dari
Asia (Kelas Asia) seperti Brahma, Langshan.
Tipe dwiguna, yaitu ayam yang efisien dalam menghasilkan telur dan daging
Tanda-tanda umum :
o Badan sedang besarnya
o Kurang lincah dibandingkan tipe petelur tetapi juga tidak selamban tipe
pedaging
o Produksi telur cukup tinggi
Contoh ayam-ayam tipe dwiguna ialah ayam-ayam dari Amerika (Kelas
Amerika) seperti Rhode Island, Plymouth Rock dan New Hampshire dan ayam
dari Inggris seperti Australorp.

Tipe fancy, yaitu ayam-ayam untuk perhiasan dan kesenangan. Dipelihara bukan
dengan tujuan telur atau daging tetapi semata karena bentuk tubuh yang menarik
atau bulu yang indah dan sebagainya.
Contoh ayam-ayam tipe fancy ialah Bantam, Yokohama (Jepang), ayam kate dan
ayam kapas.

21
PEMBAGIAN KELAS DARI BANGSA TERNAK AYAM
Beberapa kelas dari bangsa ayam yang telah disahkan berdasarkan kriteria-
kriteria dalam The American Standard of Perfection dan juga memiliki arti penting dari
segi ekonomi terdapat 4 (empat) kelas.
a. Kelas Amerika (American Class)
Ayam-ayam mula-mula dibentuk dan dikembangkan di Amerika
Sifat-sifat umum :
o Warna kulit kuning
o Cakar (shank) tidak berbulu
o Daun telinga merah
o Umumnya warna kulit telur coklat (kecuali Lamonas, warna kulit telur putih)
Contoh bangsa-bangsa ayam kelas Amerika ialah :
o Plymmouth Rock
o Rhode Island
o Wyandottes
o New Hampshire
o Lamonas
o Yersey White Giants
o Yavas
o Chantecler dan lain-lain
b. Kelas Mediterranean (Mediterranean Class)
Merupakan bangsa-bangsa ayam yang dikembangkan disekitar daerah Laut
Tengah.
Sifat-sifat umum :
o Umumnya kulit bewarna putih (kecuali Leghorn dan Anconas berkulit
kuning)
o Daun telinga warna putih atau perak
o Cakar (shank) tidak berbulu
o Jengger dan pial relatif besar baik pada yang jantan ataupun betina
o Temperamen nervous
o Jarang bersifat pengeram, umumnya petelur yang baik
Contoh bangsa-bangsa ayam kelas Mediterreanean ialah :
o Leghorn
o Minorca

22
o Anconas
o Blue Andalusian (dari P. Anadalusian, Spanyol)
o White Faces Black Spanish
o Buttercup (dari Cicilia) dan lain-lain

a.White Plymouth Rock a. Barret Plymouth Rock

a.White Wyandette a.Silver Laced Wyandette

a.Rhode Island Red a. Yersey Black Giant

b.Light Brown Leghorn b. Ancona

23
c. Kelas Inggris (English Class)
Merupakan bangsa-bangsa ayam yang dikembangkan di Inggris
Sifat-sifat umum :
o Warna kulit umumnya berwarna putih (kecuali Cornish dengan warna kulit
kuning)
o Daun telinga merah
o Cakar (shank) tidak berbulu
o Kulit telur coklat (kecuali Dorking dan Redcap dengan kulit telur warna
putih)
Contoh bangsa-bangsa ayam kelas Inggris ialah :
o Orpington
o Cornish
o Dorking
o Sussex
o Australorp dan lain-lain
d. Kelas Asia (Asian Class)
Merupakan bangsa-bangsa ayam yang dikembangkan di Asia
Sifat-sifat umum :
o Badan relatif besar
o Temperamen lamban
o Shank (cakar) berbulu
o Daun telinga merah
o Kulit badan berwarna kuning (kecuali Langshan dengan kulit putih)
o Kulit telur berwarna coklat
Contoh bangsa-bangsa ayam kelas Asia ialah :
o Brahma
o Langshan
o Cochin
Kelas Asia ini berandil besar dalam menentukan pembentukan bangsa-bangsa
ayam dari Kelas Amerika dan Kelas Inggris.
Selain keempat kelas diatas, sebenarnya masih ada kelas-kelas lain, tetapi karena
tidak mempunyai arti yang penting dari segi ekonomi maka kurang populer.

24
b.White Leghorn b. Black Minorca

c.White Orpington c. Autrolorp

c.Dark Cornish c.Partridge Cochin

25
d.Light Brahma d. Black Langshan

BAGIAN TUBUH AYAM


Untuk mempermudah dalam uraian dan penjelasan lebih lanjut tentang bangsa-bangsa
ayam, maka perlu dikemukakan terlebih dahulu tentang nama-nama bagian tubuh ayam
dan macam-macam jengger.

Jengger tunggal (Single comb)

Jengger rose (Rose comb)

Jengger pea (Pea comb)

26
Jengger strawberry Jangger Bentuk V ( V.shaped)
( Straberry comb)

PEMBAGIAN BANGSA (BREED) AYAM


a. Kelas Amerika ( American Class)
1. Plymouth Rock4
o Badan agak panjang, besar dan dwiguna
o Jengger tunggal, bergerigi dan pialnya 2 helai
o Warna jengger, muka, pial adalah merah
o Paruh putih kehitaman dan kaki keputihan
o Kulit telur putih kotor (pada varietas White Plymouth Rock)
o Kulit telur krem (pada varietas Barret Plymouth Rock)
o Telur umumnya kecil dan sukar berbiak
o Macam-macam varietas : Barret, White, Buff, Blue, Columbian, Partrigde, da
Silver Penciled
Barret Plymouth Rock, warna bulu putih
Pada yang jantan warna putih sebanding dengan warna hitam, sedang pada yang
betina warna putih dibanding dengan warna hitam = 3 :2
White Plymouth Rock
Warna bulu putih tanpa noda hitam, kekuning-kuningan tembaga dan krem.
Columbian Plymouth Rock
Perkembangan dari silang antara Light Brahma dengan White Plymouth Rock.
Umumnya warna putih, kecuali bulu hackle pada yang jantan, leher pada yang
betina dan bulu ekor warna hitam keputihan, bulu sayap utama dan kedua
terdapat warna hitam.
Blue Plymouth Rock
Warna kebiruan, setiap akhir bulu diakhiri dengan warna biru gelap. Pada yang
jantan daerah lekuk sayap, hackle, punggung, pelana, bulu sabit dan ekor warna
sangat gelap.
Silver Penciled Plymouth Rock
Warna putih platina, kecuali lekuk sayap, punggung, hackle, pelana warna putih
perak dengan garis-garis hitam. Ekor dan bulu sabit, sayap utama warna hitam.
Partridge Plymouth Rock
Hampir sama dengan Silver Penciled Plymouth Roc. Hackle pada yang jantan
berwarna hijau kehitaman dengan dihias merah cerah. Bulu sayap utama dan
kedua warna hitam.

27
2. Rhode Island
Keadaan tubuh hampir sama dengan Plymouth Rock dan dikenal diantara
varietas Red (merah) dan White (putih).
Rhode Island Red, tubuh agak panjang, kompak dan dwiguna. Warna bulu
coklat kemerah-merahan, kecuali bagian bawah bendera bulu sayap kedua,
penutup ekor, bulu sabit, ekor, adalah hitam. Paruh, cakar dan kuku berwarna
kemerahan tanduk. Kulit telur berwarna coklat, jengger dan pial berwarna merah
cerah, jengger tunggal dan mata kuning kecoklatan.
Rhode Island White, merupakan perkembangan dari White Wyandottes,
Partridge, Cochin, dan Rose Comb White Leghorn. Merupaan varietas dengan
jengger rose, dimana warna putih bebas noda.

3. Wyandottes
Bertubuh bulat dan cepat tumbuh bulu. Punggung agak pendek dan melekuk
agak dalam. Terdapat banyak varietas diantaranya : White, Buff, Black,
Columbian, Partridge, Silver Penciled. Yang lebih dikenal ialah varietas Silver
Laced Wyandottes.
Silver Laced Wyandottes, warna sangat menarik. Pada yang jantan, hackle,
punggung, pelana putih platina dan hackle, pelana terdapat garis-garis hitam.
Bulu tubuh, dada, putih bergaris hitam, bulu sayap utama hitam dengan bawah
putih, ekor hitam.

4. New Hampshire, dikembangkan di New Hampshire. Jengger tunggal dan tubuh


seperti Rhode Island. Pada yang jantan berwarna merah muda agak gelap
(brilian deep chest nut) dan sayap depan, dada, tubuh, bulu halus berwarna
setengah merah. Pelana merah, ekor hitam, dan leher kemerahan bersinar. Pada
yang betina, leher, sayap depan, bulu sayap utama, punggung, dada, badan bulu
halus berwarna sedikit merah muda (medium chest nut red)

b. Kelas Mediterranean (Mediterranean Class)


1. Leghorn
Hampir semua bangsa ini mempunyai paruh, kulit, cakar, dan jari-jari berwarna
kuning.

28
Terdapat varietas jengger tunggal dan rose
o Jengger tunggal, pada yang jantan besar/ sedang dan jengger berdiri dengan 5
regular, jengger dengan lekukan yang dalam. Jengger tegak dari depan
sampai ke belakang. Pada yang betina jengger tegak atau kadang-kadang
roboh
o Jengger rose, pada yang jantan besar atau sedang dan segi empat, di depan
bebas lipatan, berkembang biak, berdiri dimuka belakang
Pada ayam betina jengger kecil bersih. Dari jengger tunggal terdapat varietas
buff, black, red, silvers, columbian, black tailed red. Dari jengger tunggal dan
rose, terdapat varietas white, dark, browns, light.
2. Ancona
Menyerupai Leghorn dan mempunyai bulu hitam, kecuali beberapa bulu terdapat
bercak-bercak putih
3. Minorca
Berbulu panjang dan berjengger lebar serta pial lebar. Merupakan ayam terbesar
dari kelas Mediterranean. Terdapat varietas black, white dengan jengger tunggal
dan rose
4. Blue Andalusian
Seperti pada Plymouth Rock dan tidak baik untuk produksi telur. Warna bulu
kebiruan, pada yang jantan dan pada yang betina hitam : biru : putih = 1:2:1

c. Kelas Inggris (English Class)


1. Orpington
Bentuk tubuh panjang dan besar, dalam dan bulat. Bulu pada dada dan
punggung. Terdapat varietas buff, blue, black dan white
2. Dorking
Tubuh panjang, dalam, lebar dan dalam serta agak rendah. Terdapat varietas
white, colored, silver Grey
3. Australorp
Berasal dari Black Orpington yang dikembangkan di Australia. Warna bulunya
hitam, paruh dan shank berwarna kuning kehitaman dengan muka, jengger, pial
merah cerah
4. Sussex
Tubuhnya panjang, lebar, dalam, bahu lebar dari depan ke bagian belakang.
Terdapat varietas Light, Red, Speckled
5. Red Cap

29
Besar badannya sedang dan jengger bentuk rose

6. Cornish
Merupakan type pedaging dengan bulu yang kompak. Breas sangat dalam dan
lebar. Terdapat varietas Dark, White, White Laced Red

d. Kelas Asia
1. Brahma
Terdapat varietas Buff, Light, dan beberapa seperti warna Columbian Plymouth
Rock dan Dark seperti warna Silver Penciled Plymouth Rock
2. Cochin
Terdapat varietas Buff, Black, White, Partidge
3. Langshan
Terdapat varietas Black dan White
Ketiga contoh ayam/ bangsa ayam tersebut memiliki tubuh yang besar, dengan
ditutup oleh bulu yang tebal dan bulu tumbuh sampa ke kaki.

PENGENALAN TERHADAP BERBAGAI STRAIN AYAM


Diantara strain-strain itu adalah :
a. Kimber Chicks
b. Babcock
c. Hy-Line
d. Indian River
e. Cobb 100
f. Enya Chick
g. Shaver
h. Jagersveld Chick
1. Rosella
2. Jagersveld Broiler (Jabro)
i. Super Harco
j. Arbor Acres
k. Parks Chicl
l. Dekalb
m. Hubbard
o Hubbard Leghorn
o Hubbard Golden Comet

30
o Hubbard Broiler
n. Harmen Black Sex Link
 Hisex
SAPI PERAH
Bangsa sapi perah dibagi 2 :
1. Sapi dari daeah subtropis ( 4 musim)
2. Sapi dari daerah tropis ( 2 musim)

Ad.1. Bangsa Sapi perah dari daerah subtropis


a. Sapi FH (Frissian Holland) asal dari Belanda
Sifa-sifat dan ciri-cirinya :
o Belang hitam dan putih
o Warna hitam putih berbatas tegas dengan perbandingan tidak meningka
o Pada kepala terdapat warna putih yaitu bentuk  pada bagian dahinya tetapi
bisa memanjang sampai dengan moncong
o Keempat kaki ke bawah warna putih
o Kipas ekor putih
o Bagian perut putih
o Jika diusahakan pembibitan harus diusahakan warnanya. Bila tidak sesuai
maka disebut cacat warna
Cara warna ada 5 macam :
o Warna hitam putih tidak tegas (ada warna bayangan)
o Pada dahi warnanya hitam/sapi dapat berwarna hitam semua/putih semua
o Kaki salah satu ada yang berwarna hitam/putih
o Pada bulu kipas ada terotol-terotol hitam
o Perut sampai dengan dahi warnanya hitam
Sapi jenis FH termasuk jenis sapi besar karena :
♀ : mempunyai ukuran 1.400 – 1.600 pound
♂ : lebih besar 2.000 pound atau ada yang mencapai 1 ton
Sifat sapi besar FH :
o Tenang dan jinak yang ♂ ganas
o Hidup di daerah subur dan sejuk
o Keistimewaan dapat beraklimatisasi secara baik dengan produksi 12.684
pound/laktas (10 bulan) dengan kadar lemak 3,7%
b. Sapi Yersey

31
o Asal dari Pulau Yersey Inggris
o Warna tidak uniform
o Ada warna kuning s/d hitam
o Ada warna merah s/d merah tua
o Warna yang digemari coklat muda dengan hitam pada kepala
o ♂ warnanya lebih tua
o ♀ dewasa beratnya 1.200 – 1.600 lb
o Bentuk indah mencerminkan sapi perah makin ke belang makin berat
Sifat-sifat :
o Tenang tapi dapat hidup di daerah panas dan pada tanah yang tidak begitu
subur
o Keistimewaan punya kecepatan (kecakapan) merumput dengan baik
o Produksi susu 8319 lb/laktasi. Kadar lemak 5,7 %
o Warna lemak kuning, butirnya besar sehingga mudah dibuat mentega
c. Sapi Quemsey
o Asal Inggris
o Warna kuning terang hampir merah dengan tanda putih pada dahi
o Pada kaki, kipas ekor dan belakang ada warna putih
o Besarnya sapi :
♀ = 800 – 1.300 lb
♂ = 1.700 lb
Sifat-sifat :
o Lebih tenang dari Yersey tapi tidak setenang sapi FH
o Memiliki kecakapan merumput dengan baik, produksi 179 lb/laktasi
o Kadar lemak 4,7 %
o Warna lemak kuning bersih dengan butiran besar sehingga dapat dibuat
mentega dengan baik
d. Sapi Brown Swiss
o Asal Swiss
o Warna kuning terang sampai hitam
o Berat
♀ = 12.00 – 1.600 lb
♂ = 1.600 – 2.400 lb

32
o Sifatnya : tenang, jinak, pandai merumput. Produksinya 10.860 lb/laktasi
dengan kadar lemak 4,1 %
o Keistimewaan warna lemak putih sehingga susunya putih
e. Sapi Ayshire
o Asal Skotlandia
o Warna sapi putih dan merah
o Sifanya tenang dan pandai merumput
o Hidup di daerah tidak subur
♂ = 1.600 – 2.300 lb
♀ = ± 1.250 lb
o Produksi susu 10.312 lb/laktasi, kadar lemak 4%
Jenis-jenis sapi yang lain dari subtropis :
o Red Danish  Denmark
o Duch Belted  Belanda
o Milking Shorthorna

Ad. 2. Sapi-sapi Daerah Tropis


Diwakili daerah India dan Pakistan
a. Sapi Onggole
b. Sapi Gir
c. Sahiwal
Sapi Sahiwal sapi yang terbaik di India bahkan untuk daerah tropis asal India. Daerah
Kunyap yang mempunyai temperatur 42,1-470C. Warna sapi merah/sawo matang sampai
dengan coklat.
Besarnya sapi ♀ : 450 kg dan ♂ : 500 – 600 kg.
Sifatnya : dapat hidup di daerah panas dan curah hujan yang tinggi. Produksi 2.500 –
3.000 kg/laktasi, kadar lemak 4-5 %.

33
TEKNIK PEMELIHARAAN

Perawatan Pedet (0 -1 tahun)


1. Menurut Foley (1972). Kematian pedet sejak lahir sampai 2 bulan mencapai ± 20 %
yang disebabkan oleh kurang diperhatikan lebih : rnendekati kelahiran harus
diberikan makanan yang mengandung gizi atau program pemberian makan yang gizi
menjelang beranak (Challenge Feeding Program). Kesehatan lain misalnya
mendekati kelahiran yang kedua kalinya tidak dikeringkan/susu tidak diperah.

Lahir Kawin Lahir I Kawin II Lahir II

± 1,5 th 9 bulan ± 3 bulan


Sapih 2 bulan sebelum lahir,
susu
tidak diperah atau
pada waktu
induk bunting ada
gangguan
sakit

2. Perawatan tidak betul meskipun pedet lahir sehat. Ex. Pada waktu kelebihan susu
diberikan banyak pada pedet setelah susu habis jatah berkurang.
3. Faktor penyakit dan juga faktor lain karena jatuh, terhimpit, terinfeksi bakteri atau
konstruksi kandang yang salah. Tidak diberikan colostrum (susu jolong) atau susu
yang pertama kaluar, yaitu cairan yang keluar dari ambing susu setelah beranak.
Berjalan pada hari pertama -hari ke-7 (min. 3 hari).
Perawatan pedet ada 2 macam :
a. Dikumpulkan dengan induk
- Sejak lahir -3 hari baru dipisahkan karena untuk mendapatkan colostrum.
- Sejak lahir -disapih + 3 bulan.

34
b. Dipisahkan sejak lahir + 3 bulan.

35
Hal Yang harus Diperhatikan Setelah pedet Lahir
Tempat sapi yang akan melahirkan diberi alas (beeding) dari jerami yang bersih
dan kering. Setelah lahir harus cepat-cepat dibersihkan lendir yang ada pada mulut dan
hidung untuk pertolongan pernafasan. Jika sudah dibersihkan belum dapat bernafas
maka digerakkan kaki depan, dada ditekan untuk menstimulir jantung. Jika tetap
keadaannya, kedua kaki diangkat dan ditarik seperti menolong pernafasan. Jika sudah
bernafas baru diputus tali pusarnya dan diberi Yodium agar tidak infeksi. Jika induk
sayang pada anaknya biasanya menjilat pedetnya sambil membersihkan, maka pekerjaan
peternak lebih ringan. Atau diberi garam dapur pada tubuh pedet supaya dapat
menstimulir induk untuk menjilat. Jika sudah bersih (normal) baik dipisah tua tidak ± ½
jam akan berdiri dan jatuh lagi dan seterusnya sampai kuat berdiri sehingga beeding
harus empuk. ± 1 jam bila dikumpulkan dengan induk secara insting akan mencari
ambing dari induk. Maka sebelum mengecup puting, perlu dibersihkan dulu dan
pancaran susu pertama kedua dibuang.
Pemberian colostrum setiap berat badan pedet 6-l0 kg diberi 1 kg atau 1 liter.
Bila berat 8 kg diberi ± 12,5 % colostrum sangat baik, karena mengandung zat Laxantia
dan zat antibodi. Tujuan diberi colostrum adalah untuk mengeluarkan tahi gagak
(mucohium) yang bentuknya hitam dan kelet dapat keluar ± 2 jam setelah minum
colostrum.
Colostrum buatan :
Telur + minyak kastroli + air susu murni : (l butir + l5 tetes + ½ liter).

Beda Komposisi Colostrum dan Air Susu Biasa


Komposisi Colostrum (%) Susu Biasa (%)
Total solid (zat padat) 28,88 12,86
ASH 1,58 0,72
Fat (lemak) 0,2 – 12 4,0
Laktosa 2,5 4,8
Protein 21,32 3,34
Kasein 4,76 2,8
Albumen 1,5 12,54
Globulin (antibodi) 15,06 -

Jika tidak diberikan/tidak ada colostrum maka dibuat colostrum buatan yang bahan-
bahanya terdiri dari :
- ½ liter air susu
- 1 sdt. Minyak ikan
- 1 butir telur dikocok
- ½ liter air hangat

36
Jika sudah 2 jam baik mendapat colostrum atau tidah miconium belum keluar maka
diberikan 2 sdt. castroli sebagai pengganti zat laxantia. Colostrum diberikan 3 x sehari.

Pemberian susu atau colostrum dimulai dari :


Minggu 1 Colostrum
Minggu II Air susu 8 -10% x BB Pedet
Minggu III Air susu 8 -10% x BB Pedet
Minggu IV Air susu 8 -10% x BB Pedet
Minggu V Seperti pada minggu IV dikurangi 10% (8-10% -10%)
Minggu VI Mulai dikurangi 20%
Minggu VII Mulai dikurangi 30%
Minggu VIII Mulai dikurangi 40%
Minggu IX Mulai dikurangi 50%
Minggu X Mulai dikurangi 60%
Minggu XI Mulai dikurangi 70%
Minggu XII Mulai dikurangi 80%
Minggu XIII Mulai dikurangi 90%
Minggu XIV Mulai dikurangi 100%
Minggu XV disapih Disapih

Cara pemberian air susu Pada Pedet


Jika dipisah dengan induk dengan cara :
1. Pail feeding
2. The nipple pail feeding
3. Bottle feeding
4. The nipple botle feeding

Ad. 1. Pail feeding


Perlu kesabaran karena dengan ember yang terisi susu pedet tidak langsung
minum perlu latihan.
Cara :
- Dua jari kita dibasahi dengan air susu kemudian dimasukkan dalam mulut pedet.
- Ember yang terisi susu diangkat di dekatkan ke mulut dibantu dengan tangan kita
sehingga lama-kelamaan mau minum dengan sendirinya.

37
Ad.2. The nipple pail feeding
Hampir sama dengan di atas hanya ember diberi kenyutan / dot pada bagian bawah.

Ad 3. Bottle feeding
Dengan menggunakan botol dimasukkan ke mulut agak tepi menggerakkan dapat
menutup dan membuka.

Ad.4. The nipple bottle feeding


Dengan botol yang diberi dot. 2 dan 4 sudah mendekati alamiah.

Kebaikan dengan dot


Air susu masuk dengan sempurna dan posisi pedet pada saat itu agak ke atas
mendekati aslinya, seperti menyusu pada induknya. Jika dengan ember, posisi pedet ke
bawah sehingga air susu tersedot banyak, padahal ± 1 minggu rumen belum sempuma
keadaannya. Seharusnya masuk abomasum maka salah jalan, masuk rumen, ke saluran
rumen terbuka. Karena rumen belum aktif untuk mencerna, air susu akan mengendap
jika dengan posisi ke atas saluran rumen tertutup , air susu dapat masuk ke abomasum.
Kebaikan pedet yang dikumpulkan dengan induknya sejak lahir dan seterusnya
adalah mendapat colostrum sepuas mungkin dan mendapat air susu yang hangat sesuai
dengan suhu tubuh dan pemilik tidak repot untuk memberi air susu.
Kejelekannya adalah jumlah susu yang terminum tidak terkontrol, sehingga
menghambat pertumbuhan maka akan mengakibatkan kerugian. Waktu penyapihan
terlambat, pedet semakin besar, kebutuhan susu akan berkurang, puting akan tergigit
hingga luka, penundaan waktu kawin pada induk.

38
KANDANG PEDET

Persyaratan kandang pedet :


- Cukup sinar matahari.
- Kandang bersih, kering.
- Ventilasi cukup baik.
- Temperarur kandang 50-600F (270C)
- Ukuran:
o Panjang 150 cm
o Lebar 100 crn
o Tinggi 125 -150 cm
- Sebaiknya kandang pedet terpisah antara pedet yang satu dengan yang lain.
- Dinding dari papan/semen berujuan untuk mencegah aliran yang deras dan air
hujan.
- Di dalam kandang disediakan tempat makan (konsentrat dalam kotak) dan bak
air minum.

Macam-macam kandang pedet :


1. Observation pens
2. lndividual pens
3. Group pens
4. Portable pens

Observation pens
Dipakai untuk pedet sejak lahir  10 hari. Tujuannya untuk ceking /mengikuti
perkembangan pedet sampai dengan umur tersebut. Kandang dibuat untuk tiap 1 ekor.
Di dalam kandang ini pedet harus dijaga temperaturnya dan alas dibuat setebal mungkin
dan kering.

Individual pens
Yaitu kandang pedet dalam satu ruangan untuk satu ekor pedet, digunakan untuk pedet
berumur 7 -10 hari  8 -10 minggu. Lantai kandang miring 7%.

Group pens
Tiap kandang dapat diisi lebih 2 ekor (misalnya 10 ekor). Dibuat sekat-sekat
yang bertujuan untuk pada saat pedet minum tidak saling bersinggungan karena kalau
salah satu pedet pada bagian perut, bagian tubuh yang lain basah terkena air susu maka

39
akan dikucup oleh pedet yang lain, bahayanya bulu-bulunya akan masuk ke dalam alat
pencernaan sehingga terdapat bulu-bulu di dalam obimasum.

Portable pens (kandang yang dapat dipindah-pindahkan)


Dipraktekkan di Amerika Selatan karena daerah itu sudah banyak tercemar
cacing/parasit lain. Tujuannya apabila di tempat yang sudah terkena parasit/cacing setiap
minggu kandang tersebut dapat dipindahkan ke arah yang lebih tinggi dan dianjurkan
tempat yang dipakai kandang pedet tidak lebih dari 2 tahun.

Pemberian Hijauan
Pertama kali : 1 – 2 minggu yang bertujuan untuk melatih keaktifan rumennya.
3-4 minggu : dapat diberikan makanan penguat (konsentrat) ¼ kg /ekor/hari dengan cara
mengoles-oleskan makanan tersebut pada mulutnya atau makanan tersebut ditambahkan
pada ember yang ada air susunya. Makanan penguat semakin ditingkatkan pemberiannya
sehingga umur 2 bulan : ½ kg/ekor/hari, 6 bulan : 1 ½ kg/ekor/hari. Pada umur 3
minggu sudah diberikan air minum yang bersih untuk pedet tersebut, dimana konsentrat
mempunyai kandungan protein 12-13% apabila hijauannya baik, apabila hijauannya
jelek l5 -16%. Penyapihan pedet pada umur 3-3 ½ bulan,

40
PEMELIHARAAN

Pemeliharaan Sapi Dara / Haifer (9 bulan - 2 bulan / sebelum kawin)


Pemberian makanan sapi dara lebih mudah dibandingkan pedet, untuk pemberian
konsentrat dapat juga diberikan ± ½ kg untuk berat badan 100 kg. Umur 5-7 bulan
sudah ada tanda-tanda birahi tetapi bila dikawinkan belum memuaskan sehingga
perkawinan akan ditangguhkan sampai umur 1 ½ tahun. Pertama dewasa kelaminnya
pada umur l5-18 bulan. Kurangnya pemeliharaan pada saat ini mengakibatkan sapi sulit
bunting bila dikawinkan sering terjadi distosia (sulit melahirkan), pedet yang dilahirkan
kecil dan lemah dan produksi susu rendah.
Sapi dara dilepas penggembalaan yang bertujuan :
1. Kesehatan kulitnya.
2. Mendapatkan mineral yang tidak ada pada makanan.
3. Melatih otot agar menjadi kuat.
4. Mengenal masa birahinya (3A2B2C: abang, aboh, anget, bengak, bengok,
clingkrak-clingkrik) dan keluar slem/lendir.

Pemeliharaan Sapi Dewasa


- Dewasa bunting
- Sapi kering
- Sapi masa produksi
- Sapi jantan
Pemeliharaan sapi dewasa dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Pemeliharaan badannya
2. Pemeliharaan kukunya
3. Pemerahan
4. Pemberian makanan
5. Perkawinan
6. Pemeliharaan (latihan penggembalaan)
7. Pemeliharaan sapi bunting, sapi kering, sapi masa produksi dan sapi jantan). Jam
06.00 kandang sudah harus dibersihkan, sapi sudah harus dimandikan,
dibersihkan tempat makan dan minum dan diberikan makanannya. Sebelum
diperah diberi makanan penguat dan sesudahnya diberikan hijauan. Pemberian
makanan penguat tergantung berat badan sapi dan produksinya.

41
Perawatan sapi yang sedang bunting
Makanan penguat 6-10 pound/lbsArari (3-5 kg/hari/ekor) menjelang kelahiran.

Pemeliharaan sapi kering


6-8 minggu/2 bulan menjelang beranak yang ke-2.
Tujuan pengeringan sapi (tidak diperah susunya) untuk memperbaiki kondisi tubuhnya
sehingga pada waktu beranak sapi betul-betul dalam keadaan baik atau memberi
kesempatan sel-sel yang memberikan air susu untuk istirahat (memperbaiki diri). untuk
memperbaiki kondisi dan untuk menghimpun tenaga sehingga pada waktu melahirkan
kondisinya tetap baik dan pedet lahir sehat dan produksi susunya akan lebih baik/naik
prosentasenya.

Macam-macam Metode Pengeringan


1. Intermitten milking
2. Incomplete milking
3. Abropt cesation of milking

Intermitten milking
Pemerahan diturunkan dalam arti pemerahan yang berseling sehingga tidak
kontinu, yang biasanya diperah 2x sehari kemudian menjadi l x sehari kemudian menjadi
1 x 3 hari dan seterusnya. Apabila ambingnya tidak besar dapat diberhentikan langsung.

Incomplete milking
Biasanya diperah 4 liter, 2 liter dan kemudian 2 iiter dan seterusnya (dikurangi
volumenya)

Abrupt cesation of milking


Pemerahan seperti biasa tetapi diubah makanannya. Makanan konsentrat tidak
diberikan dan makanannya/hijau ½ - 2/3 saja. Produksi susu yang titik puncaknya pada
usia 3 -4 mg. Kandungan produksi l6%.
Pada perawatan sapi bunting 2 han sebelum melahirkan, perkembangan ambing
sering mengejutkan. Maka kita harus siap-siap menyambut kelahiran pedet. Jangan
sekali-kali memerah sapi pada saat mendekati kelahiran meskipun ambing cukup besar.
Karena colostrum akan hilang bila diperah-untuk merawat ambing yang besar biasanya
ambing sering diolesi asam dan garam.

42
Tanda-tanda sapi yang akan beranak :
- Gelisah
- Nafsu makan berkurang
- Pada pangkal ekor mengendor
- Vulvo (alat kelamin luar) mengendor dan lendir putih (slem) keruh dan kental

Yang perlu dipersiapkan :


Setelah terlihat tanda-tanda, sapi dipindahkan ke kandang beranak, air bersih, tali atau
benang ± 2 m, 2 batang kayu, bila dibutuhkan gunting, iod, sabun, dll.
Kegunaan tali :
Untuk menapik pedet bila diperlukan bila waktu pedet akan keluar. Setelah pedet lahir,
kita merawat induk setelah melahirkan, sapi diberi minum-Setelah ± 2 jam sapi diperah.

Proses Pemerahan
 Anatomi ambing
Ambing dibagi 2 :
o Belakang ambing : rear adder
o Muka ambing : fore ader

Pertautan bagian muka : fore attachment


Pertautan bagian belakang : attchment

Dari atas
Keterangan :
2
4 1. Central vall
2. Membran tipis/kwarter
3. Onterwall
5 1 4. Quarter muka
5. Quarter belakang
3

43
puting normal jumlah 4
Perbandingan quarter (bagian ambing) muka : belakang = 4:6
Ovulus

Terminal duct (sal yang terakhir)

Ductus (saluran) normal Σ ± 15-20 buah

Glancistern

Spincter /otot

Steack canal

1. Lumen
2. Myophythetial cell (musculus)
3. Sel secratopalis
4. Ductus mamilaria milk

44
Proses keluarnya air susu
Bila kita akan mengadakan pemerahan, maka ambing perlu dicuci dengan air
hangat-hangat kuku yang berfungsi untuk merangsang atau stimulan. Setelah ada
rangsangan maka rangsangan tersebut dikirim ke otak. Dari otak ada order ke hipephysis
parsposterior yang mengeluarkan hormon oxytosin untuk dicurahkan pada aliran darah.
Aliran darah akan menuju ke jantung dan akhirnya sampai pada ambing. Di sini akan
memberijan rangsangan pada mycephythelial sell dengan adanya rangsangan maka
darah yang mengalir semakin banyak. Kemudian oleh sel-sel sekretoris darah akan
diubah menjadi air susu. Pembentukan air susu akan terhenti pada tekanan 25-40 mmHg.
Jika lumen sudah penuh maka pembentukan air susu akan terhenti dengan sendirinya.
Sejak timbulnya rangsang sampai dikirim ke otak yang memberikan order ke sell
dengan adanya rangsangan maka darah yang mengalir semakin banyak. Kemudian oleh
sel-sel sekretoris darah akan diubah menjadi air susu. Pembentukan air susu akan
terhenti pada tekanan 25-40 mmHg. Jika lumen sudah penuh maka pembentukan air
susu akan terhenti dengan sendirinya. Sejak timbulnya rangsang sampai dikirim ke otak
yang memberikan order ke hyphaphysis par pasterior membutuhkan waktu 45-60 detik.
Oleh karena itu ambing harus cepat diperah karena hormon oxytosin memberi
rangsangan ± 708 menit.
Apabila glans cistern mengendor, maka air susu akan mengalir keluar. Pada
waktu memerah jangan ada rasa takut sebab ada hormon adrenalin yang dihasilkan oleh
glandula adrenalis yang sifatnya akan menyempitkan pembuluh darah. Hormon itu
bekerja bertentangan dengan hormon oxytosin sehingga air susu tidak akan dihasilkan.
Bentuk ambing
1. bentuk cerobong
2. Bentuk kantong
3. Bentuk pendek
4. Bentuk sedang
5. Bentuk seperti perahu (bagus)

45
Bentuk puting
1. cylindris (bagus semua)
2. Botol
3. Pensil
4. Balon
5. Tebal/besar

Letak puting dilihat dari bawah

Jarak puting terlalu berjauhan

Jarak normal

Jarak berdekatan

Dilihat dari samping


Belakang muka
1. Normal horizontal

2. Pangkal tidak horizontal yang muka lebih


tinggi

3. Ambing belakang lebih kecil daripada yang


muka

Cara pemerahan :
1. Bersihkan kandang dan sapi yang harus dilakukan
2. Kebersihan dan kesehatan si pemerah
3. Kebersihan perawatan seperti milk can (ember susu), handuk putih
Sebelum sapi diperah maka ekor diikatkan pada salah satu kakinya agar tidak
menganggu. Ambing dicuci dengan air hangat dan dilap dengan handuk putih dberikan
vaselin/minyak kelapa sebagai pelumas supaya tidak sakit. Pancaran 2-3 dibuang apabila
akan mengetes air susu pancaran 1-3 dapat ditampung pada cawan beralur (strip cup
test) bila susu normal akan mengalir dengan alurnya, jika tidak akan kebalikannya.

46
Pemerahan dapat dilaksanakan dengan tangan atau mesin. Jika dengan mesin
kesulitannya bila puting susu besar dan letak puting saling berjauhan, terpaksa sapi
tersebut tidak dapat diperah (dicolling). Bila perahan dengan tangan bentuk puting
bentuk pensil cukup dengan 2 jari. Jika puting cukup besar dapat dilaksanakan dengan 5
jari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses-proses keluarnya air susu :


- Faktor genetik
- Faktor lingkungan adalah = 17 faktor
1. Bangsa (breed)
2. Individu
3. Keturunan
4. Lama masa laktasi/light of lactation
5. Musim
6. Kebuntingan
7. Frekuensi pemerahan
8. Pergantian pemerah
9. Perawatan dan perlakukan
10. Pengeringan
11. Hormoral
12. Makanan
13. Obat-obatan
14. Kecepatan pemerah
15. Penyakit
16. Umur
17. Siklus estraes/strus

Ad.1 Bangsa (breed)


- Small breader (Guernsey, Jersey)
- Large breeder (Holistein, Brown Swiss)
Untuk sapi yang besar tidak selalu produksinya besar produksi tertinggi adalah
Holstein, kadar lemak tinggi = Jersey.

47
Ad. 2. Individu
Prestasi berdasar penilaian indvidu dalam suatu kontes
Penilaian Prod as/laktasi
Excellent 14,034 ± 7.000 lt
Very good 13,267 6.600 lt
Good plus 12,688 6.300
Good 12,150 6.000
Fair 11,621 5.800
Poor 10,970 5.500

Sapi-sapi di Indonesia biasanya masih dibawah poor.


Keturunan jika sapi A x sapi B
♀ ♂

Produk Holstein 7673 lbs


F1 = 6412 lbs (mendekati)
Guernsey 4617 lbs

Faktor lain yang mempengaruhi keturunan :


- Normalitas besarnya tubuh
- Besarnya dan bentuk ambing
- Kemampuan menampung/mencerna makanan
- Ketahanan terhadap panas
- Ketahanan terhadap penyakit

Ad. 4. Lama masa laktasi

50

40

30

20

10
50-60 hr 260-270hr 305 365
Kering

hari ke ….

48
Produksi mula-mula rendah kemudian naik sampai puncak produksi pada hari ke
50-60 setelah beranak, kemudian turun lagi dan pada hari 260-270 ada penurunan karena
hewan bunting tua. Dan 2 bulan sebelum beranak sapi dikeringkan

Grafik produksi seminggu

1 2 3 4 5 6 7 8 305 365

Minggu ke ….setelah beranak

Puncak produksi dicapai pada minggu ke 3-6 kemudian akan mengalami keturunan

Grafik produksi per bulan


13% 13%
12% 12%
10% 10%
9%
8%
7%
6%

Grafik + sapi-sapi di Amerika (sub tropis)

Ad. 5 Musim
Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan stabil maka kita butuhkan musim.
Temperatur ideal 30-600 F (-1/-150C) untuk sapi daerah sub tropis, sedang daerah tropis
50-800 F . Temperatur kritis daerah sub tropis 80-850 F (27-280C).
Penelitian mengemukakan :
Temperatur kritis sapi FH = 800 , 60 F (270C)
Brown Swiss = 820 , 40 F (280C)
Yersey = 860 F (300C)
Brahman = 950 F (350C)
Pada saat cold stres makan banyak untuk menahan dinginnya temperatur
lingkungan dan jika temperatur tubuh naik makanan berkurang.

49
Grafik Hubungan : temperatur makanan dan produksi

Milk produksi
Jumlah makanan
produksi

(Feed konsumsi)

0 20 60 80

Untuk musim Produksi Kadar lemak


Spring (semi) > >
Summer (panas) < <
Fall (rontok)  >>> >>>
Winter (dingin)  >> >>

Puncazk produksi dicapai pada sapi-sapi yang beranak pada musim Fall, Winter,
Spring. (Produksi susu tinggi maka kadar lemak turun diikuti kadar protein sebagai
catatan)

Fall (rontok) Winter (dingin)


Spring (semi)
Summer (panas)

Winter
Spring

Ad. 6 Kebuntingan
Biasanya perkawinan dilakuka setelah 2-3 bulan setelah beranak, sejak kawin
permulaan kebuntingan sampai 180 hari dari perkawinan (6 bulan) terjadi penurunan
tapi tak berbeda nyata (Non Significan) sedang antara 181 hari -223 hari penurunan
kelihatan sekali (berbeda nyata) penurunan ini dapat 3-4 x dari sebelumnya. Karena
banyak digunakan untuk pertumbuhan foetus (butuh 400-600 lbs) atau 200-300 liter, hal
inilah yang menyebabkan penurunan produksi.

Ad. 7 Frekuensi pemerahan


Kalau bisa diperah 2x/hari ditingkatkan menjadi 3x/hari maka produksi akan nak,
makin banyak diperah, maka produksi makin tinggi.
Sapi A diperah 2x/hari – produksinya x

50
Sapi B diperah 3x/hari – produksinya x + y
Tapi ada juga pemerahan 2x/hari produksi konstan, sedang produksinya dapat
turun juga jika diperah 3x/hari ini malah turun karena faktor pelakuan.
Foley mengatakan bahwa pemerahan 2-3x/hari kenaikan produksi 10-25% ,
sedang 3-4x/hari kenaikan produksi 25-30%. Pemerahan lebih 2x/hari biasanya
dilakukan pada bulan ke 2-3 (60 hari-90 hari) setelah beranak memang produksi tinggi
jadi pemerahan 2 x/hari akan meningkatkan produksi dan persirensinya (kemampuan
mempertahankan produksi).

Ad. 8 Pergantian Pemerah


Pergantian pemerah biasanya mempengaruhi produksinya, biasanya pemerah A
diganti pemerah B tergantung dari ketangkasan pemerah sendiri sudah mahir (belum0
juga faktor yang lain kasar halusnya perlakuan pemerah.

Ad. 9 Perawatan dan perlakuan


Perawatan yang kontinyu atau teratur juga kandang memberikan suasana tenang
dan bersih serta nyaman akan mempengaruhi kehidupan sapi dan produksi susunya dan
dengan perlakuan kasar bagi perawat sapi serta pemerah sendiri maka produksi dapat
turun (sapi dimandikan yang teratur).

Ad. 10 Pengeringan
Pengeringan yang lebih 8 minggu sebelum beranak (± bulan) dari pada
pengeringan yang dilaksanakan 6 minggu sebelum beranak. Hal ini dapat ditunjukkan
pada prestasi laktasi berikutnya.
Ad. 11. Hormonal
Faktor hormonal akan berpengaruh pada produksi susunya karena hormon ada
bersifat positif dan negatif.
Yang bersifat positif = laktogen; tiroxin
Yang bersifat negatif = epineprin (adronalin)
Hormon ocytoxin berfungsi sebagai pelepasan air susu (let down of milk)

Ad. 12. Makanan


Faktor makanan ini bersifat sementara, bila saat kekurangan makan produksi
akan turun pengaruh pakan pada pedet sampai setelah dewasa berpengaruh pada
produksinya.

51
Sebab pemberian ransum akan mempengaruhi proses terbentuknya air susu. Jika
makanan diberikan berlebihan maka sapinya produksinya rendah memang dari sapinya
sendiri yang jenis produksi rendah. Jika produksi tinggi maka sapi perlu pemberian
pakan ditingkatkan. Juga pemberian pakan berlebihan belum tentu tinggi. Pemberian
ransum tergantung berat sapi, produksi keadaan sapi, kadar lemak, umur, jenis ♂ atau
betin.
Contoh : sapi 2 ekor diletakkan pada petani dengan makanan seadanya (poor
feed) ini pada tahun I, dan pada tahun II + III dimasukkan pada kandang penelitian
dengan makanan yang baik (good feed) sisa diatur, maka produksinya jauh berbeda.
Sedang tahun ke IV dikembalikan pada petani dengan makanan poor feed maka
produksi akan turun dibawah peaknya (puncaknya). Produksi pada tahun IV akan lebih
rendah dari produksi pada tahun II dan III akan tetapi lebih baik daripada produksi tahun
ke I, karena tahun ke IV sudah mengalami pelakuan pada makanan dan sewaktu
dikandangkan.

Ad. 13. Obat-obatan


Yang dapat berpengaruh terhadap produksi masih terbatas antara lain
Thyroprotein (Iodinated Casein), thyroprotein dapat meningkatkan metabolisme dalam
tubuh. Pemberian 15 gram/hari dapat menghasilkan produksi sebesar 15-20%.
Pemberian obat ini dilakukan sekitar 40 hari setelah beranak pemberian setelah produksi
mulai akan turun, tetapi pemberian obat-obatan yang dicampur dengan pakan, efek
sampingan untuk daerah tropis meningkatkan frekuensi respisasi (terengah-engah).

Ad. 14. Faktor kecepatan pemerah


Perlu diperhatikan, sesudah ambing dibersihkan dengan air/palpasi ± 40-60 detik
harus segera dilakukan pemerahan mengingat hormon oxytocin paling efektif 5-8 menit
selesai. Pemerahan yang sempurna membutuhkan ± 8 menit dapat diselesaikan
pemerahan ± 2,5 menit. Faktor lama pemerahan tergantung pada :
1. Bentuk ambing
2. Bentuk putting (besar/kecil)
3. Ketangkasan pemerah
Ambing yang baik cirinya setelah diperah akan berlipat-lipat. Ada istilaha
ambing daging baik sebelum/sesudah/sedang diperah bentuknya sama.
Bentuk puting : yang besar belum tentu cacat pemerahannya, puting yang kecil :
sukar pemerahannya, maka produksi sedikit dan sampai 8 menit belum selesai diperah
semua.

52
Letak puting : jarak sempit, agak tersembunyi juga mempengaruhi faktor
pemerahan.

Ad. 15 Faktor penyakit


Secara tidak langsung penyakit akan mempengaruhi produksi. Contoh gangguan
reproduksi jika tidak ada gangguan 1 tahun beranak, jika ada gangguan 1 ½ - 2 tahun
mungkin baru beranak.
Secara langsung : contoh mastitis, jika sudah parah tidak dapat diobati tidak akan
menghasilkan air susu.
Tanda mastitis :
Diraba terasa panas maka di ceking dengan alat cup tes sebelum diperah, putting kena
mastitis tampak lebih kecil daripada yang lain. Setelah diperah akan tampak lebih besar
daripada yang lain, diraba ada benjolan dan jika diperah keluar bentuk gumpalan darah.
Bila penyakit sudah sembub masih kelihatan kecil sebelum diperah padahal sebenarnya
besar dan pancaran tidak lancar.

Ad. 16 Umur
Umur sapi beranak I umur 2-3 tahun (2 year old)
Umur sapi beranak II umur 3-4 tahun (3 year old)
Umur sapi beranak III umur 4-5 tahun (4 year old)
Umur sapi beranak IV umur 5-6 tahun (5 year old)
Umur sapi beranak V umur 6-7tahun (maturity mature cows)

Umur 3-4 tahun masih dibedakan :


Yunior umur 3- 3 ½ tahun
Senior umur 3 ½ - 4 tahun
Pada prinsipnya sapi beranak I umur 2-3 tahun, maka beranak berikutnya pada 2-
4 tahun ada kenaikan produksi, beberapa kenaikan produksi apabila mature cown
dianggap 100% menurut Fusinger tahun 1969.
Pembagian prosentase beranak I = 60 %
II = 70%
III = 80%
IV = 90 %
V = 95%

53
Produksi tertinggi pada sapi umur 5-7 tahun atau pada sapi laktasi ke 4 dan ke 5,
bila sapi umur 8-12 tahun terjadi penurunan produksi bila sapi beranak pada umur :
8 tahun produksinya 99%
9 tahun produksinya 98%
10 tahun produksinya 97%
11 tahun produksinya 94%
12 tahun produksinya 91%

Penurunan ini relatif kecil bila sapi beranak pada umur 12 tahun atau lebih
penurunanya semakin drastis karena sapi itu sudah tua pada umur 8-10 tahun ada
penurunan sedikit dan setelah 10 tahun maka akan dilakukan culling
(disingkirkan=afkir).

Bila peaknya dicapai pada laktasi ke 4, maka perbandingan prosentase beranak :


I II III IV V
60 70 80 90 100

Bagaimana bisa melakukan culling ?


Misal : Beranak I sapi A tidak pada umur 2-3 tahun, maka produksinya
prosentasenya langsung 80% dari 100% (peak) karena perkawinan tertunda maka
kehilangan laktasi I.

Ad. 17 Siklus strus/ birahi


Birahi terjadi 20-50 hari setelah beranak, maka tidak mempengaruhi
produksinya. Tetapi penurunan produksi yang dipengaruhi hanya saat itu. Misalnya
produksi pagi hari 5 liter, sore 2 liter. Jika siklus estrus terjadi malam hari tidak akan
mempengaruhi produksi.

54

Anda mungkin juga menyukai