Kelompok 4 Kelas 5 LE
2. Landasan Teori
2.1 Deskripsi Umum Sistem
Pada bagian ini, unit proses dan loop kontrol digunakan dalam
pengukuran percobaan untuk level, aliran, suhu dan pengaturan pH
dijelaskan, bersama-sama dengan peralatan yang berbeda dan instrumen
yang diperlukan untuk simulasi fisik sistem dinamis yang sesuai.
c. Kontrol Maju
Kontrol maju membuat tindakan korektif pada saat itu
gangguan terdeteksi, bukannya menunggu penyebarannya melalui
proses, seperti itu terjadi dalam proses umpan balik. Tindakan
tersebut tidak bergantung pada nilai variabel terkontrol, membuatnya
bergantung pada variabel lain, sesuai dengan preset yang
dikalibrasi.Sistem ini digunakan dengan proses sederhana yang tidak
memerlukan akurasi tinggi, atau dalam proses di mana loop tertutup
tidak memberikan hasil yang baik, misalnya, diproses dimana
pengukuran dan tindakan korektif berlangsung dengan baik periode
waktu.
2.3.1.1 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengontrol aliran yang
beredar melalui konduksi air dengan prosedur manual. Kami
berasumsi bahwa kontrol manual bekerja sebagai:
a. Peraturan manual katup disesuaikan ditempatkan di bawah
flowmeter daerah.
b. kontrol manual dari unsur-unsur yang digunakan dalam
peralatan seperti katup bermotor, katup solenoid, dll.
AIP Time(s)
No. AVS-1 Keterangan
(%) AVS-1 Closed
3.2 Analisa
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil data
percobaan pada table di atas. Pada percobaan ini, kita mengatur nilai SC-
1 sebesar 1,5 liter/menit,nilai ini berbeda-beda untuk setiap kelompok.
Kemudian, kita mengatur nilai AVS-1 yang terdiri dari: 0; 0,1; dan 0,2.
Berdasarkan setting tersebut, maka dapat kita uraikan analisanya untuk
masing-masing nilai percobaan.
Pada percobaan ke-1 dengan nilai AVS-1 adalah 0, dipasangkan
nilai AIP sebesar 40%. Percobaan ini berhasil karena kontroler berhasil
membuka dan menutup. Dimana pada pembukaan katup pertama terjadi
pada detik ke 01.97 detik. Pada keadaan ini terjadi on off flow sebanyak
75 kali selama 2 menit. Kita dapat lihat juga selama 2 menit tersebut,
bentuk gelombang yang dihasil berbentuk gelombang naik turun yang
kecil, rapat dan stabil.
Pada percobaan ke-2 dengan nilai AVS-1 adalah 0, dipasangkan
nilai AIP sebesar 60%. Percobaan ini berhasil karena kontroler berhasil
membuka dan menutup. Dimana pada pembukaan katup pertama terjadi
sedikit lebih lama dari yang ke-1 yaitu pada detik ke 02.39 detik, namun
menjadi semakin cepat setelahnya. Pada keadaan ini terjadi on off flow
sebanyak 76 kali selama 2 menit. Kita dapat lihat juga selama 2 menit
tersebut, bentuk gelombang yang dihasil berbentuk gelombang naik turun
yang kecil, rapat dan stabil, hampir tidak berbeda dengan percobaan ke-
1.
Pada percobaan ke-3 dengan nilai AVS-1 adalah 0, dipasangkan
nilai AIP sebesar 100%. Percobaan ini berhasil karena kontroler berhasil
membuka dan menutup. Dimana pada pembukaan katup pertama terjadi
yaitu pada detik ke 02.20 detik, lebih cepat daripada percobaan ke-2 dan
stabil. Pada keadaan ini terjadi on off flow sebanyak 87 kali selama 2
menit. Kita dapat lihat juga selama 2 menit tersebut, bentuk gelombang
yang dihasil berbentuk gelombang naik turun yang kecil, stabil dan lebih
rapat dibanding percobaan ke-1 dan ke-2.
Pada percobaan ke-4 dengan nilai AVS-1 adalah 0,1, dipasangkan
nilai AIP sebesar 40%. Percobaan ini berhasil karena kontroler berhasil
membuka dan menutup. Dimana pada pembukaan katup pertama terjadi
yaitu pada detik ke 03.30 detik. Pada keadaan ini terjadi on off flow
sebanyak 47 kali selama 2 menit. Kita dapat lihat juga selama 2 menit
tersebut, bentuk gelombang yang dihasil berbentuk gelombang naik turun
yang berukuran sedang, stabil dan rapat.
Pada percobaan ke-5 dengan nilai AVS-1 adalah 0,1, dipasangkan
nilai AIP sebesar 60%. Percobaan ini berhasil karena kontroler berhasil
membuka dan menutup. Dimana pada pembukaan katup pertama terjadi
yaitu pada detik ke 02.39 detik, lebih cepat dari percobaan ke-4. Pada
keadaan ini terjadi on off flow sebanyak 60 kali selama 2 menit. Kita dapat
lihat juga selama 2 menit tersebut, bentuk gelombang yang dihasil
berbentuk gelombang naik turun yang berukuran sedang, stabil dan lebih
rapat dari percobaan ke-4.
Pada percobaan ke-6 dengan nilai AVS-1 adalah 0,1, dipasangkan
nilai AIP sebesar 100%. Percobaan ini berhasil karena kontroler berhasil
membuka dan menutup. Dimana pada pembukaan katup pertama terjadi
yaitu pada detik ke 02.35 detik, lebih cepat daripada percobaan ke-5.
Pada keadaan ini terjadi on off flow sebanyak 67 kali selama 2 menit. Kita
dapat lihat juga selama 2 menit tersebut, bentuk gelombang yang dihasil
berbentuk gelombang naik turun yang sedang, stabil dan lebih rapat
dibanding percobaan ke-4 dan ke-5.
Pada percobaan ke-7 dengan nilai AVS-1 adalah 0,2, dipasangkan
nilai AIP sebesar 40%. Percobaan ini berhasil karena kontroler berhasil
membuka dan menutup. Dimana pada pembukaan katup pertama terjadi
yaitu pada detik ke 03.96 detik. Pada keadaan ini terjadi on off flow
sebanyak 33 kali selama 2 menit. Kita dapat lihat juga selama 2 menit
tersebut, bentuk gelombang yang dihasil berbentuk gelombang naik turun
yang berukuran besar, stabil dan tidak rapat.
Pada percobaan ke-8 dengan nilai AVS-1 adalah 0,2, dipasangkan
nilai AIP sebesar 60%. Percobaan ini berhasil karena kontroler berhasil
membuka dan menutup. Dimana pada pembukaan katup pertama terjadi
yaitu pada detik ke 02.99 detik. Pada keadaan ini terjadi on off flow
sebanyak 48 kali selama 2 menit. Kita dapat lihat juga selama 2 menit
tersebut, bentuk gelombang yang dihasil berbentuk gelombang naik turun
yang berukuran besar, stabil dan rapat, lebih dari percobaan ke-7.
Pada percobaan ke-9 dengan nilai AVS-1 adalah 0,2, dipasangkan
nilai AIP sebesar 100%. Percobaan ini berhasil karena kontroler berhasil
membuka dan menutup. Dimana pada pembukaan katup pertama terjadi
yaitu pada detik ke 03.01 detik. Pada keadaan ini terjadi on off flow
sebanyak 50 kali selama 2 menit. Kita dapat lihat juga selama 2 menit
tersebut, bentuk gelombang yang dihasil berbentuk gelombang naik turun
yang berukuran besar, stabil dan rapat, lebih dari percobaan ke-8.
Berdasarkan masing-masing percobaan tersebut maka dapat kita
lihat bahwa besar nilai SC-1, AVS-1, dan AIP akan mempengaruhi
banyaknya ON OFF Flow yang terjadi serta waktu nya. Dimana semakin
besar SC-1 dan AVS-1 maka akan membuat proses ON OFF Flow
semakin lama waktunya dan semakin sedikit proses ON OFF-nya.
Sedangkan semakin besar AIP, maka akan semakin cepat waktu dan
banyaknya proses ON OFF Flow. Selain itu jg, setting nilai SC-1, AVS-1,
dan AIP harus diperhatikan sesuai dengan kapasitas mesin modul.
Semakin besar setting nilai SC-1 dan AVS-1 serta semakin kecil nilai AIP,
semakin besar kemungkinan terjadi kegagalan proses ON OFF Flow.
Dalam mesin modul edibon kali ini batas maksimal ON OFF Flow adalah
2. Sehingga, dapat dirumuskan penjumlahan AVS-1 dan SC-1 <= 2. Dan
tidak terlepas juga dari besar kecil nya nilai AIP karena bila pengaruh nilai
AIP yang mana sebagai pengatur besar tekanan aliran pompa tidak
sesuai atau tidak mencapai besaran nilai ketentuan dari penjumlahan SC-
1 dan AVS-1 maka ON OFF Flow tidak akan bekerja karena tidak
mencapai nilai ketentuannya. .
4. Kesimpulan
Dari Percobaan diatas dapat kita simpulkan bahwa:
1) Penjumlahan nilai AVS-1 dan SC-1 harus lebih kecil sama dengan nilai
maksimal ON OFF Flow modul yang dalam percobaan kali adalah 2.
2) Semakin besar AVS-1,SC-1,dan semakin kecil AIP maka semakin besar
kemungkinan proses ON OFF Flow tidak terjadi.
3) Semakin besar nilai SC-1 dan AVS-1, maka akan semakin lama waktu dan
sedikit nya proses ON OFF Flow terjadi.
4) Semakin besar nilai AIP maka semakin cepat waktu dan banyak nya
proses ON OFF Flow terjadi.
LAMPIRAN
AVS-1 (0)
Grafik AIP 40%
AVS-1 (0,1)
Grafik AIP 40%
AVS-1 (0,2)
Grafik AIP 40%