Anda di halaman 1dari 55

SYSTEM DC

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Umum
Rectifier atau Charger sering disebut juga Konverter adalah suatu rangkaian alat
listrik untuk mengubah arus listrik bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC)
yang berfungsi untuk supply DC dan mengisi Batere agar kapasitasnya tetap
terjaga penuh, oleh karena itu Batere tersebut harus selalu tersambung ke
rectifier sehingga keandalan sumber DC pada Gardu Induk terjamin.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka kapasitas Rectifier harus disesuaikan


dengan kapasitas Batere terpasang, paling tidak kapasitas arusnya harus
mencukupi untuk pengisian batere : Jenis alkali sebesar 0,2 C ( 0,2 X Kapasitas)
dan 0,1 C untuk batere asam, ditambah beban statis Gardu Induk, misalkan
kapasitas batere terpasang sebesar 200 Ah maka minimum Kapasitas arus
Rectifier terpasang dengan kapasitas arus sebesar : 0,2 x 200 A = 40 A + I statis
misal 10 A maka minimum kapasitas rectifier 50 A.

Oleh karena sumber AC rectifier tidak boleh padam maka pengecekan tegangan
tegangan input AC maupun tegangan output DC harus diperiksa secara rutin /
periodik

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Prinsip Kerja
• Sumber AC baik 1 fasa maupun 3 fasa masuk melalui
terminal input Rectifier itu ke Trafo step-down dari
tegangan 220 V / 380 V menjadi tegangan 110 V atau 48
V kemudian oleh Diode penyearah / Thyristor arus bolak
balik (AC) tersebut dirubah menjadi arus searah dengan
ripple / gelombang DC tertentu.

• Kemudian untuk memperbaiki ripple / gelombang DC


yang terjadi diperlukan suatu rangkaian penyaring (filter)
yang dipasang sebelum ke terminal Output

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


DIAGRAM SISTEM KERJA RECTIFIER

THIRISTOR DC FILTER
TRASFORMER BRIDGE ( CHOKE )

DC LOAD
AC SUPPLY

TRIGGERING
PULSE

RECTIFIER ON CURRENT SENSING


HIGH RATE CHARGE
RECTIFIER FAILURE VOLTAGE SENSING
CONTROL
LED TEST / RESET
UNIT

COMMON
REMOTE
ALARM
AC FAILURE
HIGH DC VOLTAGE
ALARM UNIT EARTH FAULT +
EARTH FAULT -

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Bagian bagian utama rectifier

Trafo Utama
• Trafo utama yang terpasang pada rectifier
biasanya merupakan Trafo step -down berfungsi
sebagai penurun tegangan dari tegangan AC
220/380 Volt menjadi 110 /48 Volt
• Besar kapasitasnya harus disesuaikan dengan
kapasitas batere terpasang dan beban sumber
DC di Gardu Induk tersebut, paling tidak
kapasitas arus output trafo harus lebih besar
20% dari arus pengisian batere.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Trafo Utama

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Penyearah Thyristor

Untuk bisa mengatur tegangan keluaran


penyearah digunakan penyearah jembatan
thyristor 3 fasa, penyearah ini dari bahan semi
konduktor yang dilengkapi dengan satu terminal
kontrol untuk mengatur sudut penyalaan
thyristor.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Diagram Penyearah thyristor 3 fasa

R +

Beban
S

T -

Rangkaian kontrol
elektronik
( AVR )

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Filter (penyaring)

• Filter berfungsi sebagai penyaring tegangan


DC yang keluar dari rangkaian penyearah agar
dapat menghasilkan tegangan searah yang
murni ( kandungan harmonisa atau ripple
tegangan keluarannya tidak melebihi batas
tertentu)

• Rangkaian filter ini bisa terdiri dari rangkaian


Induktif, kapasitif atau kombinasi dari
keduanya.
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Diagram Rangkaian Filter (Penyaring)

Dioda Dropper

FILTER
C Batere Beban

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


AVR ( Auto Voltage Regulator)

Auto Voltage Regulator yang terpasang pada


rectifier / charger merupakan modul elektronik
yang berfungsi untuk memberi trigger positif
pada gate Thyristor sehingga pengaturan arus
maupun tegangan Output rectifier yang
mengalir ke batere maupun ke beban dapat
diset sesuai kebutuhan

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Modul Elektronik AVR

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Alarm Unit

• Suatu perangkat elektronik yang yang berfungsi


memberikan informasi ketika terjadi kondisi
abnormal pada sistem kerja Charger antara lain :
• AC Failure (Sumber AC input hilang)
• DC Failure (Sumber AC output hilang)
• High DC Voltage (Tegangan DC tinggi)
• Earth Fault Positip (Hubung tanah pada kutub
positip pada sumber DC)
• Earth Fault Negatip (Hubung tanah pada kutub
negatip pada sumber DC)
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Rangkaian Voltage Dropper
• Terdiri dari beberapa diode yang terhubung seri yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan pada saat
rectifier digunakan untuk tujuan pemeliharaan pada
batere agar selalu dalam keadaan penuh (Full Charge).
Ketika beroperasi dengan pengisian Boost atau
Equalizing tegangan output rectifier disisi batere
maupun beban akan tinggi sehingga dalam kondisi ini
akan merusak peralatan, oleh karena itu supaya
tegangan di sisi beban tetap stabil / rendah, maka
dipasang penurun tegangan atau Voltage droper.
Besarnya kapasitas droper akan tergantung kebutuhan
besarnya tegangan yang harus diturunkan pada saat
rectifier bekerja dengan pengisian Equalizing atau
Boost

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Diagram Voltage Droper

Diode Diode

Relay 1 Relay 2
Load
Output

High Voltage High Voltage


Control Card Control Card

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Unit Pengaturan

• Umumnya pengaturan untuk operasi rectifier


agar dapat memenuhi syarat / standar
pengisian Batere sesuai yang diinginkan maka
pengaturan seting tegangan atau arus dapat
diatur pada modul kontrol unit, hal ini dapat
dilakukan dengan mengatur Variabel Resistor
pada PCB rangkaian elektronik AVR dengan
cara memutar kekiri atau kekanan

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


PCB rangkaian elektronik VR

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Mode Operasi Pengisian pada Charger
Umumnya jenis pengisian pada rectifier yang diperlukan oleh batere adalah : Floating,
Equalizing dan Boosting.

a. Floating Charge
Adalah jenis pengisian ke batere untuk menjaga batere dalam keadaan full charge
dan batere tidak mengeluarkan maupun menerima arus listrik saat mencapai
tegangan floating dan batere tetap tersambung ke Charger dan beban. Di Gardu
Induk umumnya menggunakan sistem floating. Bila sumber AC hilang atau
pengisi batere terganggu, maka beban langsung di supply dari batere.

b. Equalizing Charge
Adalah jenis pengisian batere untuk menyamakan / meratakan tegangan karena
terjadi perbedaan tegangan tiap sel.

c. Boosting Charge
Adalah jenis pengisian cara cepat yang digunakan untuk initial charge atau
pengisian kembali pada batere setelah batere mengalami pengosongan yang
besar atau setelah di test kapasitas.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengujian Rectifier
Pengujian Ripple Tegangan
Tujuan
Tujuan pengukuran Tegangan Ripple pada charger untuk
mengetahui mutu tegangan DC yang dihasilkan.

Tegangan ripple yang tinggi, kemungkinan disebabkan


oleh:
• Rangkaian jembatan rectifier (Thyristor) bekerja tidak
seimbang, mungkin salah satu Tyristor bekerja tidak
stabil/tidak normal.
• Rangkaian Filter LC yang kurang baik (Kapasitor /
Induktor bocor

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Cara Pengukuran
Pengukuran tegangan ripple dilakukan pada titik output
charger (sesudah rangkaian filter LC) dan titik input
beban (output voltage dropper). Pengukuran tegangan
ripple menggunakan alat ukur Ripple Voltage Meter
atau Osciloscope
Titik Ukur 1

Titik Ukur 2
RECTIFIER FILTER BATTERY

DROPPER BEBAN

Standard tegangan ripple yang diizinkan untuk semua merk/type charger adalah < 2 %
(Standar SK. 114

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengukuran Tegangan dan Arus Input
Tujuan
Pengukuran tegangan dan arus input dilakukan pada titik
input charger bertujuan untuk mengetahui besarnya
tegangan dan arus masing-masing fasa.

Cara Pengukuran
Pelaksanaan pengukuran dilakukan pada rangkaian input
charger. Cara pelaksanaan pengukuran tegangan
menggunakan Voltmeter AC standar.

Standard
Standard tegangan dan arus input mengacu pada standar
IEC no 623

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengukuran Tegangan dan Arus Output
Tujuan
Tegangan output dari charger digunakan untuk mensupply beban DC dan juga digunakan untuk
pengisian battery. Pada rangkaian control charger dilengkapi dengan rangkaian sensor arus dan
tegangan yang akan mendeteksi arus pengisian dan tegangan output.
Tujuan pengukuran tegangan dan arus output charger adalah :
• mengetahui besaran tegangan dan arus output pada setiap mode operasi
• pembanding hasil pengukuran meter terpasang.

Cara Pengukuran
Pengukuran tegangan dan arus output dilakukan pada saat floating, equalizing dan boosting.
Pengukuran dilakukan pada titik-titik terminal batere dan terminal beban atau output dropper
Pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan cara :
1. Pengisian floating
• posisikan selector switch “mode operasi” pada posisi floating,
• catat hasil pengukuran pada logsheet,
• bandingkan hasil pengukuran dengan setting floating,
• lakukan reseting apabila tidak sesuai

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


2. Pengisian equalizing
• posisikan selector switch “mode operasi” pada posisi equalizing,
• catat hasil pengukuran pada logsheet,
• bandingkan hasil pengukuran dengan setting equalizing,
• lakukan reseting apabila tidak sesuai
3. Pengisian boosting
• posisikan selector switch “mode operasi” pada posisi boosting,
• catat hasil pengukuran pada logsheet,
• bandingkan hasil pengukuran dengan setting boosting,
• lakukan reseting apabila tidak sesuai

Catatan :
Pelaksanaan pengukuran dan reseting floating, equalizing dan boosting pada pemeliharaan
tahunan dilakukan saat rectifier tidak berbeban dan untuk pemeliharaan bulanan pengukuran
dan reseting floating dan equalizing dilakukan pada saat berbeban

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengukuran Tegangan dan Arus Output

FILTER BATERE
A

DROPER
A
TEGANGAN

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Apabila tegangan output pengisian terlalu rendah, kemungkinan
penyebabnya antara lain :
Terjadi gangguan pada rangkaian tenaga DC.
Pada untai jembatan Thyristor, ada salah satu thyristor yang penyulutannya
tidak normal.
Rangkaian Pulse Generator tidak bekerja dengan baik.
Kerusakan pada rangkaian Control Charger.

Standard
Pengukuran tegangan output sangat tergantung pada merek dan type batere
yang dilayani, sehingga secara umum dapat ditentukan sebagai berikut :
Mode operasi Floating : ( 1,4 s.d 1,42 ) Volt x jumlah sel batere
Mode operasi Equalizing : 1,45 Volt x jumlah sel batere
Mode Operasi Boosting : (1,5 – 1, 55) Volt x jumlah sel batere
Standard arus keluaran tergantung pada beban, namun dibatasi maksimum
kapasitas charger dibagi dengan tegangan

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengukuran Keseimbangan Tegangan
Tujuan
Tujuan pengukuran keseimbangan tegangan adalah untuk mengetahui keseimbangan
antara tegangan positif ke ground dengan negatif ke ground.
Hal ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan tegangan output charger atau
ketidakseimbangan tegangan pada beban karena adanya hubung singkat antara positif
ke ground atau negatif ke ground.
Cara Pengukuran
Untuk melaksanakan pengukuran ini dilakukan pada titik output charger ke beban,
caranya yaitu dengan mengukur tegangan antara positif dengan ground, kemudian
ukur tegangan negatif dengan ground.
Dari hasil pengukuran ini, perhatikan apakah sudah sama (toleransi dari pabrik) antara
besaran tegangan positif ke ground dengan besaran tegangan negatif ke ground.
Apabila hasil pengukuran diketahui sama, berarti tegangan output charger sudah
seimbang dan tidak terjadi hubung singkat pada beban.
Apabila terjadi ketidakseimbangan maka perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut.
(lihat troubleshooting)
Standard
Hasil pengukuran keseimbangan tegangan masing-masing antara positif dan negatif ke
ground adalah 50 persen dari tegangan output charger. (toleransi + 12,5 %)

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengukuran Arus Output Maksimum
Tujuan
Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui apakah charger masih dapat bekerja optimal
dengan arus output sesuai dengan yang dibutuhkan (kapasitas batere). Pengukuran arus
maksimum juga dilakukan saat komisioning untuk mengetahui apakah arus maksimum charger
sudah sesuai spesifikasi.
Apabila hasil pengukuran terjadi perbedaan antara besaran arus output dengan arus yang
dibutuhkan, maka perlu dilakukan pengaturan ulang (resetting) pada charger.

Cara Pengukuran
Pengukuran arus output maksimum atau sesuai kebutuhan batere dilakukan dengan cara :
1. Lepaskan charger dari batere dan beban
2. Kosongkan energi batere dengan dummy load.
3. Pasang amperemeter secara seri pada titik output charger.
4. Posisikan charger pada mode Boost
5. Hubungkan charger dengan batere yang telah dikosongkan atau menggunakan dummy load.
6. Amati besaran arus pada amperemeter.
7. Apabila terdapat perbedaan antara hasil pengukuran dengan besarnya arus output yang
dibutuhkan (sesuai kapasitas batere), maka lakukan penyetelan arus output charger sesuai
kebutuhan
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Untuk charger type BCT, penyetelan dilakukan pada rangkaian Control Charger,
yaitu dengan mengatur trimpot RV1 dan RV2, (besar arus maksimum yang
diizinkan 110 % dari arus nominal).
Untuk charger type ABB 626 170, penyetelan dilakukan pada circuit card A1,
yaitu pengaturan potensiometer R5.

Standard
Masing-masing type / merk charger telah mempunyai standar kapasitas arus
maksimum yang diizinkan.

Sebagai contoh, charger type ABB 162 170 standar arus maksimum adalah 105
% dari arus keluaran ( 105 % X 100 A = 105 A ) dan charger dari PT Catudaya
Data Prakasa, mempunyai standar arus maksimum 110 % dari arus keluaran
charger ( 110 % X 80 A = 88 A

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengukuran Rangkaian Dropper
Tujuan
Untuk mengetahui apakah rangkaian Dropper dapat bekerja normal.
Cara pengukuran
Cara pengukuran tegangan dropper dilakukan dengan pengecekan tegangan rangkaian ke beban
untuk masing-masing posisi selector switch, seperti sebagai berikut :
1. Tentukan besaran tegangan yang diperlukan pada rangkaian ke beban (misalnya 110 volt).
2. Hubungkan voltmeter pada output charger (sebelum rangkaian dropper) dan rangkaian ke
beban (setelah rangkaian dropper).
3. Posisikan selector switch pada Floating, amati tegangan pada rangkaian ke beban (tegangan
pada rangkaian ke beban harus tetap).
4. Posisikan selector switch pada Equalizing, amati tegangan pada rangkaian ke beban (tegangan
pada rangkaian ke beban harus tetap).
5. Posisikan selector switch pada Boosting, amati tegangan pada rangkaian ke beban (tegangan
pada rangaian ke beban harus tetap)
Apabila hasil pengukuran tegangan pada rangkaian ke beban saat posisi floating, equalizing dan
boosting tetap (+ 10 %) maka rangkaian dropper bekerja normal.
Standard
• charger type ABB 162 170 besarnya tegangan dropper adalah 80 % dari tegangan keluaran,
yaitu sekitar 10 Vdc.
• Charger dari PT Catudaya Data Prakasa, menggunakan dropper diode, 3 step, dengan range
tegangan 24 Vdc pada arus 80 A.
• Charger BCT menggunakan 2 buah dropper diode, masing-masing besarnya adalah 24 Vdc.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengecekan Meter-meter

Tujuan
Tujuan pengecekan meter adalah untuk mengetahui akurasi dari meter-meter
terpasang (arus batere, arus beban dan tegangan beban).
Pada charger batere umumnya memiliki tiga buah alat ukur terdiri dari meter untuk
pengukuran arus batere, arus beban, dan tegangan beban.

Cara Pengecekan
Pengecekan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Ukur besaran tegangan dan arus di terminal meter menggunakan alat ukur standar.
Bandingkan hasil pengukuran alat ukur standar dengan penunjukkan meter terpasang.
Apabila perbedaan hasil pengukuran antara alat ukur standar dengan meter terpasang
di atas 5% dan dibawah – 5 % (sesuai kelas meter), maka meter terpasang harus
dikalibrasi.

Standard
Standar ditentukan sebesar 5% (sesuai kelas meter)
Standar perlu dicarikan data yang lebih lengkap.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pemeriksaan Fisik
Tujuan
Pemeriksaan secara fisik bertujuan untuk mengetahui kondisi cubicle
charger dan fuse box apakah dalam keadaan baik dan bersih.
Cara Pelaksanaan
Cara pelaksanaan pemeriksaaan fisik adalah sebagai berikut :
Buka pintu panel charger
Perhatikan kondisi kebersihan peralatan elektronik, meter-meter dan
fuse.
Bersihkan apabila terdapat kotoran, pembersihan dilakukan dengan
menggunakan alat pembersih (Vacuum Cleaner)
Periksa kondisi baut-baut jika perlu dikencangkan.

Standard
Standard pemeriksaan fisik adalah peralatan dalam kondisi baik dan
bersih.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengujian Indikator Charger
Tujuan
Pengujian indikator pada charger (Low Batere Indicator, AC Power Failure, Over Voltage Batere, Charger
Failure, DC Fuse Failure, Earth Fault dll) bertujuan untuk mengetahui apakah indikator tersebut bekerja
sesuai dengan fungsinya.

Cara Pengujian
Cara pengujian adalah sebagai berikut :
1. Low Batere Indicator
Untuk pengujian dilakukan dengan cara menurunkan tegangan keluaran melalui rangkaian control
charger sampai indikasi muncul.
2. Over Voltage Batere
Untuk pengujian dilakukan dengan cara menaikkan tegangan keluaran melalui rangkaian control
charger sampai indikasi muncul.
3. AC Power Failure
Untuk pengujian dilakukan dengan cara melepas (off) MCB input AC ke charger.
4. Charger Failure
Untuk pengujian dilakukan dengan cara melepas (off) MCB output DC ke batere.
5. DC Fuse Failure
Untuk pengujian dilakukan dengan cara melepas (off) fuse output DC ke batere.
6. Earth Fault
Untuk pengujian dilakukan dengan cara mengukur besarnya tegangan antara Positip - Ground dan
Negatip – Ground Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Batere
Umum
Batere atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung
proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi.
Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel, adalah didalam batere dapat
berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan),
dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia ( pengisian kembali dengan
cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus
listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan didalam sel.

Jenis sel batere ini disebut juga “ Storage Battery “ , adalah suatu batere yang mana
dapat digunakan berulangkali pada keadaan sumber listrik arus bolak balik (AC)
terganggu.

Tiap sel batere ini terdiri dari dua macam elektroda yang berlainan, yaitu elektroda
positif dan elektroda negatif yang dicelupkan dalam suatu larutan kimia.

Menurut pemakaian batere dapat :


• Stationary (tetap)
• Portable (dapat dipindah-pindah)

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Prinsip Kerja

a. Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema Gambar.


Bila sel dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir dari
anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif
mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda.
b. Pada proses pengisian menurut skema Gambar . Bila sel
dihubungkan dengan power supply maka, Elektroda positif
menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses
kimia yang terjadi adalah sbb :
1. Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui
power suplly ke katoda.
2. Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda
3. Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda.

jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charge) berlangsung sebaliknya

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Reaksi elektrokimia Pada sel batere

Aliran Elektron

DC
Load Power supply

K K A
A A
A N
N T
T O
O O Aliran
O D
D Aliran D Ion Pos
D A
A Ion Pos A
A
Elektrolit Elektrolit

( charge )
( discharge )

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengukuran Tegangan
Tujuan
Pengukuran pada sel batere bertujuan untuk mengetahui :
• Kondisi tegangan sel batere, apakah kondisi operasi normal
• Tegangan pengisian ke batere (Tegangan output charger)
• Kondisi open sirkit pada rangkaian batere.
• Keseimbangan tegangan batere terhadap tanah.

Cara pelaksanaan pengukuran tegangan :


Pengukuran tegangan batere per-sel dan keseluruhan sel dilakukan dengan langkah-langkah :
a. Pengukuran tegangan per-sel :
• Rangkaian Batere ke Rectifier di-off-kan
• Siapkan AVO meter ( diajurkan menggunakan AVO meter digital ).
• Sesuaikan selektor switch pada AVO meter pada skala yang kecil, misalnya pada skala 10 volt.
• Ukur tegangan sel batere sesuai polaritasnya ( positif warna merah dan negatif warna hitam ) mulai
dari sel no. 1 sampai dengan sel terakhir.
• Catat hasilnya pada lembar kerja pengukuran tegangan.
b. Pengukuran tegangan seluruh sel :
• Rangkaian Batere ke Rectifier di-off-kan
• Siapkan AVO meter (diajurkan menggunakan AVO meter digital ).
• Rubah posisi selektor switch pada AVO meter pada skala yang sesuai.
• Ukur tegangan sel batere sesuai polaritasnya, warna merah pada kutub positif pada sel no.1 dan
warna hitam pada kutub negatif pada sel terakhir.
• Catat hasilnya pada lembar kerja pengukuran tegangan.
• Koreksi besaran hasil ukur tegangan tersebut dan bandingkan dengan standard tegangan.
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Pengukuran Tegangan Batere

Pengukuran Pengukuran Pengukuran

tegangan per-sel Tegangan seluruh sel batere Tegangan pada Fuse Batere

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengukuran Berat Jenis Elektrolit

Tujuan Pengukuran
Adalah untuk mengetahui kondisi elektrolit. Hal
ini sangat penting karena elektrolit pada batere
berfungsi sebagai konduktor atau sebagai media
pemindah elektron oleh karena itu agar proses
kimia didalam sel batere bekerja baik, maka
perlu dilakukan pemeriksaan / pengukuran berat
jenis elektrolit.

Alat ukur yang digunakan adalah Hydrometer

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Hydrometer

1,100 Pompa karet

1,100
1,100
1,200 Silinder kaca

1,300

Areometer
1,200
1,200
Cairan Elektrolit

1,300

1,300

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Keterangan :
Areometer yang biasa dipakai atau yang beredar dipasaran terdiri
dari 3 ( tiga ) macam.
1. Areometer yang bertuliskan angka-angka berwarna putih ( buatan
Germany / Batere Hoppecke )
2. Areometer yang dilengkapi dengan warna, merah, hijau, kuning
Merah : Dead Battery, muatan batere tidak ada / mati
Hijau : Half charge , Kapasitas batere 50 %
Kuning : Full Charge , Kapasitas batere 90 – 100 % ( buatan china )
3. Areometer yang dilengkapi dengan warna, merah, putih, hijau.
Merah : Recharge
Putih : Fair
Hijau : Good ( buatan Taiwan )

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Cara Pelaksanaan
• Siapkan alat ukur berat jenis ( hydrometer).
• Gunakan alat / hydrometer sesuai jenis batere yang akan diukur (jangan tertukar dengan hydrometer
untuk batere jenis yang lain.)
• Pada saat pengukuran posisi hydrometer harus tegak lurus.
• Pompakan cairan elektrolit secara maksimal / sampai penuh
• Baca skala pada areometer sesuai permukaan cairan elektrolit.
• Catat hasil pengukuran.
• Pembacaan berat jenis dipengaruhi oleh perubahan temperatur, maka diperlukan koreksi pembacaan
berat jenis dengan ketentuan sebagai berikut :
Pada batere asam :
Bd ( s ) = Bd ( hs ) + ts – 5 x 0,001
1,5
BD ( s ) = Harga BJ Sebenarnya
BD ( hs ) = pembacaan BJ pada Hydrometer ( gr/cm3 )
ts = Temperatur larutan asam belerang ( o C )
Pada batere alkali :
BD ( a ) = BD ( ha ) + ta – 15 X 0,001
1,5
BD ( a ) = Harga Berat jenis sebenarnya ( gr/cm3 )
BD ( ha ) = pembacaan pengukuran berat jenis larutan alkali pada hydrometer ( gr/cm3 )ta =
Temperatur larutan asam belerang ( o C )
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Cara Pelaksanaan pengukuran berat jenis

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengukuran Suhu Elektrolit
Tujuan
Adalah untuk mengetahui kondisi elektrolit batere ketika batere sedang diisi ( charge ) maupun
ketika sedang terjadi kondisi tidak normal, mengingat pengaruhnya sangat besar terhadap
operasional batere maka perlu dilakukan pemeriksaan / pengukuran suhu pada sel batere.

Cara Pelaksanaan
Dilakukan dengan langkah-langkah :
• Siapkan alat ukur suhu elektrolit yang bersih dan dianjurkan menggunakan thermometer
jenis alkohol.
• Yakinkan bahwa termometer berfungsi dengan baik.
• Masukan alat ukur ke dalam sel batere sampai terendam cairan elektrolit.
• Tunggu beberapa saat dan amati sampai ada perubahan suhu.
• Catat hasil ukur ke dalam lembar kerja yang telah disediakan
Standar
• Standar suhu elektrolit pada batere alkali maupun asam adalah :
• Suhu maksimum pada normal operasi : 25 - 35 oC (suhu ruangan)
• Suhu maksimum yang diijinkan pada saat pengisian / pengosongan : 45 oC.
• Ref : Batere merk Saft Nife, Friwo, Emisa, Fiam, Alcad, Rocket, Lead Line.
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Pengukuran suhu elektrolit

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengukuran Arus Pengisian.
Tujuan
Tujuan pengukuran arus pengisian pada batere adalah :
• untuk mengetahui besarnya arus pengisian dari rectifier ke batere, pada saat batere floating. Arus
pengisian ini mendekati nol.
• untuk mengetahui besarnya arus pengisian dari rectifier ke batere, pada saat batere equalizing.
• untuk mengetahui besarnya arus pengisian dari rectifier ke batere, pada saat batere boosting. Apabila
Rectifier tidak dilengkapi dengan Dropper
Cara Pelaksanaan
Untuk melakukan pengukuran arus pengisian pada batere dengan langkah-langkah :
• Siapkan Tang Ampere DC.
• Posisikan saklar atau selector switch untuk pengukuran arus searah (DC )
• Sesuaikan posisi range arus pada Tang ampere.
• Lakukan pengukuran pada :
• Kabel dari rectifier ke batere
• Kabel konektor antar rak batere.
• Yakinkan penunjukan arus harus konstan.
• Catat hasil penunjukan.
• Cocokan hasil penunjukan tersebut dengan penunjukan arus pada ampere meter yang terpasang pada
rectifier.
• Pengukuran arus pada batere dapat dilihat .
Standar
Besarnya arus pengisian adalah :
• Batere Alkali : 0,2 X C ( 0,2 X kapasitas batere ).
• Batere Asam : 0,1 X C ( 0,1 X kapasitas batere )
• Pada operasi floating arus yang mengalir ke batere relatif kecil
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Pengukuran Arus Pada Batere

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Pengujian Kapasitas
Kapasitas suatu batere adalah menyatakan besarnya arus listrik
(Ampere) batere yang dapat disupply / dialirkan ke suatu rangkaian luar atau beban
dalam jangka waktu ( jam ) tertentu, untuk memberikan tegangan tertentu
Kapasitas batere ( Ah ) dinyatakan sebagai berikut :

C = I x t
C = Kapasitas batere ( Ah )
I = Besar arus yang mengalir ( A )
T = Waktu ( jam ).

Pada batere alkali nickel-cadmium ( NiCd ) umumnya kapasitas batere dinyatakan


dalam C5 dan untuk batere Asam C10.
C5 dan C10 menyatakan besarnya kapasitas batere dalam Ah yang tersedia selama 5
jam untuk C5 , dan 10 jam untuk C10.

Pengujian kapasitas batere dilakukan pada :


• Saat komisioning batere (Initial Charge)
• 5 tahun setelah operasi.
• Kemudian dilakukan setiap 2 tahun
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
UPS (Uninterupted Power Supply)
Pengertian UPS
Adalah sebuah peralatan back up sumber daya yang digunakan untuk
keperluan peralatan listrik yang harus beroperasi secara kontinyu.

FUNGSI UPS:
1. Merupakan sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan
diperlukan sekaligus dijadikan sebagai back-up dari kegagalan pasokan
sumber utama yang tersedia
2. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya
pada listrik utama.
3. Perangkat yang biasanya menggunakan batere backup sebagai catuan
daya alternatif, untuk dapat memberikan suplai daya yang tidak
terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang
4. Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan
back up data dan mengamankan [[sistem operasi] (OS) dengan
melakukan shutdown sesuai prosedur ketika listrik utama padam.
5. Khususnya di PLN digunakan untuk JCC, RCC, DCC, MCC dan peralatan
yang membutuhkan pasokan kontinyu

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Bagian UPS

2 7

3 5

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


1. SUPPLY PLN 1
Merupakan supply PLN utama yang dapat mensinkronkan dengan sistem ke beban,
melalui switch static.
2. SUPPLY PLN 2
Merupakan supply pln cadangan dengan UPS pada satuan waktu ke beban.
3. UNIT RECTIFIER / CHARGER
Merupakan sistem pengisian yang merubah rangkaian AC menjadi DC guna mengisi pada
batere.
4. UNIT BATERE
batere merupakan suatu alat yang terdiri dari sel-sel positif dan negatif yang berfungsi
untuk menyalurkan tegangan DC (searah) atau menerima tegangan DC searah.
5. UNIT INVERTER
Inverter merupakan suatu sistem perubahan dari sumber DC (batere) menjadi
sumber AC dengan bantuan trafo daya inverter
6. STATIC SWITCH / AUTOMATIC SWITCH
Merupakan suatu kesatuan komponen yang berfungsi mensinkronkan jaringan jalan PLN 1
ke beban dengan mengabaikan fungsi dari UPS (by pass sistem)
7. OUT PUT
Merupakan suatu rangkaian tertutup yang membutuhkan tegangan yang standby dan
handal. Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Prinsip kerja UPS
Pada umumnya ups dipergunakan pada suatu sistem kelistrikan yang membutuhkan
kehandalan dan kurangnya tingkat pemadaman (waktu pemadaman dalam satuan
detik), maka prinsip kerja UPS terbagi dari 2 keadaan :
• UPS bekerja dalam keadaan normal / Normal sistem
• UPS bekerja dengan batere / Emergency sistem

UPS bekerja dalam keadaan normal/ Normal Sistem


Normal kerja adalah input power tersedia dan beban mendapat catu daya dari input
2, (sedangkan input 1 gagal) melalui rectifier (3) yang memberikan power ke bettere
untuk pengisian, out put tegangan inverter (5) dibutuhkan untuk mensuplai beban
(7).

Kesimpulan UPS bekerja normal


Supply 2 mensuply sumber AC ke rectifier yang merubah sumber AC menjadi sumber
DC. Pada saat bersamaan ac juga mengisi ke batere (charger) dan pada saat
bersamaan pula sumber DC dirubah ke sumber AC melalui inverter dan diteruskan
ke beban, sesuai kemampuan kVA UPS dan batere dalam satuan waktu

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


UPS bekerja normal

2 7

3 5

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


UPS bekerja dengan batere/ Emergency sistem
pada saat input AC (1 dan 2) padam atau diluar toleransi UPS, secara otomatis batere
akan memberikan sumber DC yang akan dirubah menjadi sumber AC melalui inverter
yang kemudian di supplykan ke beban (7).

2 7

3 5

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Instalasi AC / DC
Instalasi Sistem Supply AC pada GI

Instalasi AC pada sistem tegangan tinggi disupply oleh sebuah trafo yang merubah tegangan
menengah menjadi tegangan rendah tiga fasa yang lazim disebut trafo pemakaian sendiri.

Pasokan catu daya untuk kebutuhan pemakaian sendiri diperoleh dari 1 (satu ) sumber, dimana
sisi primer 20 kV Trafo PS dipasok dari Trafo Distribusi.
Jumlah Trafo PS terpasang akan sangat tergantung dari desain awal pada Gardu Induk tersebut,
misalnya terpasang satu atau dua trafo PS. Pertimbangan terpasang dua Trafo PS adalah untuk
lebih meningkatkan keandalan.

Instalasi AC di Gardu Induk biasanya dibagi dalam beberapa kelompok atau grup yang dirancang
sesuai dengan kebutuhan yaitu :
Kelompok supply AC untuk penerangan, sanitasi dan pendingin ruangan gedung.
1. Kelompok supply AC untuk rectifier atau charger.
2. Kelompok supply AC untuk panel control 20 kV.
3. Kelompok supply AC untuk switchgear 20 kV.
4. Kelompok supply AC untuk motor – motor kipas trafo, tap changer, pemisah, pemutus
tenaga dan lain – lain.

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal

Anda mungkin juga menyukai