Anda di halaman 1dari 36

SISTEM POWER SUPPLY DC

48V DAN 110V


PENDAHULUAN
 Untuk kebutuhan operasi relai dan kontrol di
PLN terdapat dua sistem catu daya pasokan arus
searah yaitu DC 110V dan DC 220V, sedangkan
untuk kebutuhan scadatel menggunakan sistem
Catu Daya DC 48V.
 Catu daya DC bersumber dari rectifier dan
baterai terpasang pada instalasi secara paralel
dengan beban, sehingga dalam operasionalnya
disebut Sistem DC.
REL 20KV

TRAFO PS

RECTIFIER

BATERE
FUS E

REL DC

MCB

Blok Diagram Sistem DC


BEBAN DC

Diagram Instalasi Sistem DC


BAGIAN–BAGIAN UTAMA PERALATAN SISTEM
DC

 Rectifier / Charger.
 Baterai

 Konduktor

 Terminal – terminal
RECTIFIER / CHARGER
 Transformator Utama
 Transformator utama yang terpasang pada rectifier biasanya
merupakan transformator step-down berfungsi sebagai penurun
tegangan dari tegangan AC 220/380 volt menjadi 110 /48 volt

Transformator 3 fasa
RECTIFIER / CHARGER
 Penyearah Thyristor
 Untuk bisa mengatur tegangan keluaran penyearah digunakan
penyearah jembatan thyristor 3 fasa, penyearah ini dari bahan
semi konduktor yang dilengkapi dengan satu terminal kontrol
untuk mengatur sudut penyalaan thyristor.

Diagram Penyearah thyristor 3 fasa


RECTIFIER / CHARGER

 Filter (penyaring)
 Filter berfungsi sebagai penyaring tegangan DC yang keluar dari
rangkaian penyearah agar dapat menghasilkan tegangan searah yang
murni ( kandungan harmonisa atau ripple tegangan keluarannya
tidak melebihi batas tertentu).

Rangkaian Filter (Penyaring)


RECTIFIER / CHARGER
 AVR ( Automatic Voltage Regulator)
 Automatic Voltage Regulator yang terpasang pada rectifier /
Charger merupakan modul elektronik yang berfungsi untuk
memberi trigger positif pada gate Thyristor sehingga pengaturan
arus maupun tegangan output rectifier yang mengalir ke baterai
maupun ke beban dapat diset sesuai kebutuhan.

Modul Elektronik AVR


RECTIFIER / CHARGER

 Alarm Unit
 Suatu perangkat elektronik yang berfungsi memberikan informasi
ketika terjadi kondisi abnormal pada sistem kerja charger antara
lain :
 AC Failure (Sumber AC input hilang)
 DC Failure (Sumber AC output hilang)

 High DC Voltage (Tegangan DC tinggi)

 Earth Fault Positif (Hubung tanah pada kutub positif pada sumber DC)

 Earth Fault Negatif (Hubung tanah pada kutub negatif pada sumber DC)
RECTIFIER / CHARGER
 Rangkaian Voltage Dropper
 Terdiri dari beberapa dioda yang terhubung seri yang berfungsi
untuk menurunkan tegangan pada saat rectifier digunakan untuk
tujuan pemeliharaan pada baterai agar selalu dalam keadaan penuh
(Full Charge).

Diagram Voltage Droper


RECTIFIER / CHARGER

 Unit Pengaturan
 Umumnya pengaturan untuk operasi rectifier agar dapat memenuhi syarat /
standar pengisian baterai sesuai yang diinginkan maka pengaturan setting
tegangan atau arus dapat diatur pada modul kontrol unit, hal ini dapat
dilakukan dengan mengatur variabel resistor pada PCB rangkaian elektronik
AVR dengan cara memutar ke kiri atau ke kanan.

PCB rangkaian elektronik VR


MODE OPERASI PENGISIAN PADA
RECTIFIER / CHARGER

 Umumnya jenis pengisian pada rectifier yang


diperlukan oleh baterai adalah :
 Floating
 Equalizing
 Boosting.
FLOATING CHARGE

 Adalah jenis pengisian ke baterai untuk menjaga baterai


dalam keadaan full charge dan baterai tidak mengeluarkan
maupun menerima arus listrik saat mencapai tegangan
floating dan baterai tetap tersambung ke charger dan beban.
 Di Gardu Induk umumnya menggunakan sistem floating.

 Bila sumber AC hilang atau pengisi baterai terganggu, maka


beban langsung di suplai dari baterai.
EQUALIZING CHARGE

 Adalahjenis pengisian baterai untuk menyamakan /


meratakan tegangan karena terjadi perbedaan
tegangan tiap sel.
BOOSTING CHARGE

 Adalah jenis pengisian cara cepat yang digunakan


untuk initial charge atau pengisian kembali pada
baterai setelah baterai mengalami pengosongan yang
besar atau setelah di tes kapasitas.
BATERAI

 Ada beberapa bagian penting pada baterai,


diantaranya :
 Elektroda
 Elektrolit
 SelBaterai
 Terminal dan Penghubung Baterai
BATERAI
 Elektroda
 Tiap sel baterai terdiri dari 2 (dua) macam elektroda, yaitu elektroda
positif dan elektroda negatif yang direndam dalam suatu larutan
kimia berfungsi sebagai pemindah elektron pada saat berlangsung
charge discharge

Reaksi elektrokimia pada sel baterai discharge dan charge


BATERAI

 Elektrolit
 Elektrolitadalah cairan atau larutan senyawa kimia yang berfungsi
menghantarkan arus listrik, karena larutan tersebut dapat
menghasilkan muatan listrik positif dan negatif.
 Jenis cairan ektrolit baterai terdiri dari 2 (dua) macam adalah
sebagai berikut :
 Larutan asam belerang (H2SO4) digunakan pada baterai asam.
 Larutan Kalium Hidroxide (KOH) digunakan pada baterai alkali.
BATERAI
 Sel Baterai
 Sel baterai berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan elektrolit
dan elektroda adapun jenis bahan bejana (container) yang
digunakan terdiri dari 2 (dua) macam :
 Steel container
 Plastic container

Plastic container dan Steel container


BATERAI

 Terminal dan Penghubung Baterai


 Terminal dan klem pada sel baterai berfungsi untuk menghubungkan
kutub-kutub sel baterai mengunakan nickel plated steel atau cooper
sedangkan penghubung antar unit atau grup baterai berbentuk nickel
plated atau berupa kabel yang terisolasi ( Insulated Flexible cable).

Terminal Penghubung baterai


KONDUKTOR

 Berfungsi menyalurkan daya listrik dengan menggunakan


kabel penghubung antara peralatan – peralatan di Gardu
Induk seperti : Rectifier, Baterai, Panel distribusi DC, Panel
kontrol, panel relai dan peralatan di Switch Yard.
TERMINAL - TERMINAL

 Berfungsi sebagai tempat pencabangan untuk mengirim energi listrik ke


beban-beban, lokasi terminal-terminal tersebut terdapat pada Panel
Distribusi, Rectifier, Panel Kontrol, Panel relai yang memasok sumber
DC.

Kabel Gland

Aux Contact

MCB 2 POLE
63A

Diagram Panel Distribusi

Beban DC Indikasi
UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY
(UPS)
 UPS harus memiliki kapasitas minimal dua kali dari
kapasitas beban terpasang dengan menggunakan sistem
redundant. Konfigurasinya mengacu pada Tabel 1.
 Di PLN P3B Jawa-Bali terdapat 3 unit UPS.

 UPS 1&2 digunakan sebagai backup untuk master computer


dan DTS (Dispatcher Training Simulator)
 UPS 3 digunakan sebagai backup untuk access control dan
CCTV
Tabel 1. Konfigurasi UPS
PEDOMAN PEMELIHARAAN
 In service inspection / Inspeksi dalam keadaan operasi
 In service Measurement

 Pemeliharaan/ Pengujian setelah Gangguan


IN SERVICE INSPECTION

 In service inspection adalah adalah kegiatan inspeksi


yang dilakukan dalam keadaan operasi tanpa
pembebasan tegangan pada Sistem DC. Metode yang
digunakan dalam melakukan In service inspection adalah
:
 Pengecekan dengan panca indera (visual, penciuman,
pendengaran),
 Periodik pelaksanaan in service inspection, pada sistem
DC dibagi menjadi :
 Inspeksi mingguan
 Inspeksi bulanan
IN SERVICE MEASUREMENT

 adalahkegiatan pengukuran yang dilakukan dalam


keadaan operasi tanpa pembebasan tegangan pada
sistem DC (Tersambung ke rectifier dan beban)
disesuaikan dengan jadwal pemeliharaan periodik
Sistem DC adalah : Mingguan,Bulanan dan 6
bulanan. Pemeriksaan menggunakan alat ukur
sederhana (AVO meter, Hidrometer dan IR
Thermogun).
EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN
 Evaluasi hasil pemeliharaan adalah merupakan kajian
dan penilaian hasil inspeksi maupun pengukuran
kemudian membandingkan dengan Standar sebagai
acuan dalam menilai kondisi peralatan.

 Evaluasi hasil pemeliharaan terbagi 4 bagian, yaitu :


 In-Service Inspection
 In-Service Measurement
 Shutdown Testing
 Metode
IN-SERVICE INSPECTION
No Uraian Standar/Acuan
1 Suhu dalam Panel Rectifier Max 45C
2 Kelembaban ruangan < 70%
Pemeriksaan kebersihan panel Bersih, kering tidak berdebu
3
rectifier bagian luar
Baterai Nicad :
Tegangan Floating:1,4-1,42V/sel
Tegangan Equalizing :1,5-1,55V/sel
4 Pemeriksaan Tegangan pengisian Baterai Lead Acid :
rectifier Tegangan Floating: 2,18V/sel
Tegangan Equalizing : 2,33V/sel

Baterai Nicad : 0,2 x C


5 Pemeriksaan arus pengisian rectifier
Baterai Lead Acid : 0,1xC (IEC 623)
6 Lampu indikator rectifier Menyala
7 Pemeriksaan Fuse/MCB/NFB Posisi –On
Pemeriksaan kebersihan sel dan rak Tidak lembab/ tidak kotor dan keadaan kering
8
baterai
9 Pemeriksaan kipas ventilasi Beroperasi normal
10 Pemeriksaan level elektrolit Level batas antara Min dan Max
11 Pemeriksaan sel (kontainer) Tidak retak/bocor/ kembung
IN-SERVICE MEASUREMENT
No Uraian Standar/Acuan
1 Tegangan input AC pada rectifier sesuai range name plate

Tegangan sel yang kondisinya dibawah


2 <1,2V ( Nicad) dan Asam ( <2V )
standar dari hasil pengukuran sebelumnya.
Nicad 1,19 gram/liter
3 Berat Jenis Lead acid 1,215 gr/liter (full charge)

4 Akurasi pengukuran Volt meter rectifier Sesuai dengan kelas meter


5 Akurasi pengukuran Ampere meter rectifier Sesuai dengan kelas meter
Pemeriksaan Tegangan DC terhadap ground Perbedaan Tegangan Positif-Ground = Tegangan Negatif -Ground
6
110 V Terhadap Ground = 0 %

7 Pemeriksaan Tegangan DC terhadap Ground Positif– Ground = 0 Volt


48 V Positif – Negatif = 48 Volt

8 Baterai Alkali :Tegangan 1,4-1,42V/sel


Pemeriksaan tegangan per-sel dan total
Baterai asam : 2,23 V/sel (IEC 4781)
(floating)
Pemeriksaan tegangan per-sel dan total Nicad 1,5-1,55V/sel
9
(equalizing) Lead acid 2,33 V/sel ( IEC 478-1)
10 Pemeriksaan arus pada rangkaian baterai < 1 Ampere
Nicad 0,2 x C (IEC 623)
11 Arus pengisian equalizing
Lead acid 0,1 x C (IEC 623)

Suhu terminal-terminal pada rectifier dan Berdasarkan percobaan kondisi normal 1- 2 ºC diatas ambient temperatur
12
baterai
13 Suhu komponen utama rectifier Maksimum 45 ºC

14 Pemeriksaan karet-karet pintu dan kunci Pintu tertutup rapat dan dapat dikunci
SHUTDOWN TESTING

No Uraian Standar/Acuan
Nicad :Tegangan 1,4-1,42V/sel x jml sel
1 Seting tegangan output rectifier
Lead acid: 2,23 V/sel x jml sel
Nicad :0,2 x C +(arus beban)
2 Seting arus output rectifier (limit current)
Lead acid :0,1 x C +(arus beban)
Arus pengisian ke baterai setelah baterai di Nicad : 0,2 x C
3
test kapasitas Lead acid : 0,1 x C
< 2%, 1% RMS tanpa tersambung ke
4 Riple tegangan
baterai.
5 Kebersihan komponen pada rectifier Tidak berdebu
Tahanan isolasi transformator utama > 10 MΩ pada 500V
6
rectifier
7 Pemeriksaan filter Bersih dan tidak bocor
Kondisi PCB modul elektronic Kondisi bersih dan tidak terdapat tanda-
8
tanda komponen yang rusak
9 Pemeriksaan Socket pada PCB Bersih dan tidak longgar
Tegangan Positif – Ground = Tegangan
Pemeriksaan Tegangan DC 110V terhadap
11 Negatif - Ground
ground
SHUTDOWN TESTING
Positip – Ground : 0 V
12 Pemeriksaan Tegangan DC 48 V
Positip – Negatip : 48 V
Kondisi Baik >80%
13 Kapasitas Baterai Arus Discharge Nicad 0,2 x C5
Arus Discharge Lead Acid 0,1 x C10
Nicad : 1V/sel
14 Tegangan Akhir Pengosongan per-sel
Lead acid: 1,8V/sel
Nicad : 1,7 – 1,9 V/sel
15 Tegangan Akhir Pengisian per-sel
Lead acid: 2,4 V/sel
Pemeriksaan suhu elektrolit pada saat
16 Maksimum 35 ºC
pengisian boost
Kondisi baik :
17 Pemeriksaan Berat Jenis cairan elektrolit Nicad 1,19 gram/liter
Lead acid 1,215 gr/liter (full charge)
18 Kebersihan klem sel baterai dan rak baterai Tidak kotor dan tidak korosif
Pemeriksaan open circuit pada rangkaian Tidak open / menunjukan besaran tegangan
19
baterai
20 Pemeriksaan konektor dan kekencangan M8=20 ± 2Nm,M10=30 ± 3Nm
mur baut seluruh sel M8=16 ± 1Nm,M10=20 ± 1Nm
Bekerja sesuai setingnya :
-Berfungsi menurunkan tegangan pada saat pengisian
21 Pemeriksaan Voltage Droper equalizing dan Boost
-Pada saat sumber AC tidak ada bekerja mem-baypass
METODE
 Metode yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pemeliharaan Sistem DC adalah metode assessment
hasil monitoring operasi dan pemeliharaan rutin sesuai
periodik yang sudah ditentukan. Dalam pelaksanaannya
berorientasi pada CBM peralatan level 1 yaitu lebih
mencermati fungsi dan kondisi peralatan sehingga dapat
menentukan model kegagalan yang mungkin terjadi pada
seluruh peralatan sistem DC .
REKOMENDASI

 Rekomendasi yang dihasilkan mengacu kepada hasil


pemeliharaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan
standar yang ditetapkan dan rekomendasi langkah
penyempurnaan untuk meningkatkan keandalan Sistem
DC

REKOMENDASI
Thank You !!!

Anda mungkin juga menyukai