Anda di halaman 1dari 50

Keramik

Vera Pangni Fahriani

1
PENDAHULUAN

 SIFAT
 APLIKASI
 PEMROSESAN KERAMIK

2
Keramik
 Senyawa logam atau bukan logam yang
mempunyai ikatan atom ionik dan kovalen
 Tidak dapat diuubah bentuknya dan sangat stabil
dalam lingkungan yang cukup ekstrem.
 Ikatan ionik dan kovalen menyebabkan keramik
mempunyai titik lebur tinggi dan bersifat isolator
 Keramik terdiri dari
 Keramik tradisional, disusun oleh tanah liat, silika dan
feldspar. Cth. bata, ubin, genteng dan porselen, tahan
sampai dengan suhu 1200C
 Keramik halus, dibuat dengan menggunakan oksida-
oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3,
ZrO2, MgO,dll). tahan sampai dengan suhu 2000 C. 3
Keramik sebagian besar berstruktur kristalin dan
merupakan senyawa antara unsur logam dan nonlogam.
Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah
felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik
sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia
dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik
juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan
diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan
sedikit elektron-elektron bebas.
Elektronelektron tersebut dibagi dengan atom-atom yang
berdekatan dengan ikatan kovalen atau berpindah dari
atom satu ke yang lainnya membentuk ikatan ion,
sehingga atom menjadi terionisasi dan bermuatan.
4
Klasifikasi Keramik

5
6
Struktur Kristal

7
Hub.bil.koordinasi dan perbandingan jari2
atom kation-anion
Bilangan koordinasi Perbandingan jari-
jari kation-anion
2 <0,155
3 0,115-0,225
4 0,225-0,414
6 0,414-0,732
8 0,723-1,0
8
Struktur Kristal
 Sebagian besar keramik diikat secara ionik dan
hanya sedikit diikat secara kavalen
 Ikatan ionik biasanya mempunyai diameter
atom kation < atom anion, akibatnya atom
kation selalu dikelilingi atom anion.
 Jumlah atom tetangga terdekat (mengelilingi)
atom tertentu dikenal sbg bilangan koordinasi
(Coordination number).
- atom bermuatan positif(atom logam) : kation
- atom bermuatan negatif (non logam) : anion
9
Kristal keramik akan stabil jika anion yang
mengelilingi kation jika semuanya bersinggungan
dengan kation.

STABIL STABIL TAK STABIL

Gambar 1. Stable and unstable anion-cation coordination


configuration.
10
Jari-jari kation dan anion
Kation Jari-jari ion (nm) Anion Jari-jari ion (nm)
Al 3+ 0,053 Br - 0,196
Ba 2+ 0,136 Cl - 0,181
Ca 2+ 0,100 F- 0,133
Cs + 0,170 I- 0,220
Fe 2+ 0,077 O 2- 0,140
Fe 3+ 0,069 S 2- 0,184
K+ 0,138
Mg 2+ 0,072
Mn 2+ 0,067
Na 2+ 0,102
Ni 2+ 0,069
Si 4+ 0,040
Ti 2+ 0,061 11
Struktur Kristal Tipe AX A= kation X=anion
Cth.; NaCl, CsCl, ZnS dan intan
 Struktur NaCl (Garam)
 Bentuk kubik berpusat muka (FCC)
 1 atom kation Na+ dikelilingi 6 atom
anion Cl- (BK 6)
 Posisi atom kation Na+: ½½½, 00½,
0½0, ½00
 Posisi atom anion Cl-: 000, ½½0,
½0½, 0½½
 Cth seperti kristal garam: MgO, MnS,
LiF dan FeO.
 Perbadingan jari-jari atom kation
dan anion = 0,102/0,181 = 0,56

12
Struktur kristal tipe AX
 Struktur CsCl
 Bentuk kubik sederhana
(simple cubic)
 1 atom kation Cs+
dikelilingi 8 atom anion
Cl- (BK 8)
 Posisi atom kation Na+:
½½
 Posisi atom anion Cl-:000
 Perbandingan jari-jari
aton kation dan anion =
0,170/0,181 = 0,94.

13
Struktur kristal tipe AX
 Struktur ZnS
 Bentuk Sphalerite
 1 atom kation Zn+ dikelilingi
4 atom anion S- (BK 4)
 Posisi atom kation Zn+:
¾¾¾, ¼¼¾, ¼¾¼, ¾¼¼
 Posisi atom anion S-: 000,
½½0, ½0½, 0½½
 Cth seperti kristal ZnS:
ZnTe, BeO dan SiO.
 Perbandingan jari-jari atom
kation dan anion =
0,060/0,174 = 0,344 14
Struktur kristal AX
 Struktur intan
 Bentuk sama seperti
ZnS, tetapi seluruh
atomnya diisi atom C.
 Ikatan atomnya ikatan
atom kovalen

Struktur kristal intan

15
Struktur kristal AmXp
 Al2O3 (korundum)
 Bentuk heksagonal
tumpukan padat

Misal: tipe AX2 : CaF2, UO2,


PuO2

Struktur kristal Al2O3

16
Struktur kristal AmBnXp
 BaTiO3 (barium titanat)
 Bentuk kristal perouskite
 Atom kation: Ba2+ dan Ti4+
 Atom anion: O2-

A,B = kation
X = anion
Struktur kristal perouskite
17
Keramik Silikat

18
19
Karbon

20
Intan

21
Grafit

22
23
24
25
Glass (kaca)

Kaca merupakan materi bening (tembus pandang)


yang biasanya di hasilkan dari campuran silikon
atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang secara
kimia sama dengan kuarsa (kwarts). Biasanya
dibuat dari pasir. Suhu lelehnya adalah 2000 C.
Memiliki sifat sifat transparan, non toxic inert (tidak
bereaksi dengan berbagai bahan kimia ). Tidak
mengakibatkan kontaminasi yang cukup keras.
Kaca dibuat dari berbagai campuran oksida .

26
Abrasives

Abrasive adalah bahan yang digunakan untuk


menghakuskan permukaan benda lain dengan cara
menggosokan bahan abrasive kepermukaan yang
akan dihaluskan sehingga terjadi pengikisan.
Bahan abrasive digunakan untuk membuat
gerinda atau serbuk/pasta polishing.

Bahan abrasive terbuat dari berbagai oksida dan


karbida yang sangat keras seperti alumina, silica,
silicon carbide, tungsten carbide dll.
27
Cement (semen)

Semen adalah semacam bahan perekat


,berupa serbuk yang bila dicampur dengan air
menjadi pasta dan setelah didinginkan beberapa
saat akan menjadi keras. Ada semen yang untuk
menjadi keras memerlukan banyak air sperti
misalnya Portland cement dan ada juga yang
untuk menjadi keras tanpa dicampur air misalnya
kapur bubuk (Ca(OH)2) dan gips (CaSO4).

28
Portland cement dibuat dengan batu kapur dan
tanah liat, yang kemudian dihaluskan lalu dibakar.
Pembakaran didalam kilang putar (rotary klin ) ini
menyebabkan bahan-bahan tadi berdifusi dan
menjadi clinker yang keluar dari kilang berbentuk
bola-bola .

Clinker ini dicampur dengan dengan sebuah gips


lalu dihancurkan lagi menjadi serbuk-serbuk yang
halus.

29
Bio-keramik

Material ini didisain secara khusus seperti


polycrystalline alumina atau hydroxyapatite
atau partial stabilized zirconia,gelas keramik
(bio-activeglass).

30
Klasifikasi keramik
 3. Biokeramik ( bisa tergolong struktural maupun
fungsional
Biokeramik adalah keramik yang digunakan untuk
memperbaiki atau merekonstruksi bagian tubuh yang
terkena penyakit atau cacat. Biokeramik itu dapat
berupa :
• Kristal tunggal (saffir)
• Polikristal (alumina atau hidroksiapatif)
• Gelas
• Gelas keramik
• Komposit (baja-stainless-gelas yang diperkuat
serat atau polietilen-hidroksiapatit)
Sifat-sifat keramik

a. Sifat Mekanik
Sifat mekanik : keras, kuat dan stabil pada suhu
tinggi tetapi getas dan mudah patah.

Contoh ; SiC dan Si3N4 digunakan untuk turbin


dan motor.

32
b. Sifat Termal

Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas


panas, koefisien ekspansi termal, dan
konduktivitas termal.

Pada perubahan temperatur yang besar dan


tiba-tiba dapat melemahkan keramik.
Kontraksi dan ekspansi pada perubahan
temperatur tersebutlah yang dapat membuat
keramik pecah.

33
c. Sifat elektrik
Keramik dikenal sangat baik sebagai isolator.
Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3)

keramik yang disebut sebagai


piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik
akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.

34
d. Sifat kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah
kestabilan kimia. Sifat kimia dari
permukaan keramik dapat dimanfaatkan
secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb,
mempunyai luas permukaan besar dan
dipakai sebagai bahan pengabsorb.

35
e. Sifat fisik

Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon,


oksigen atau nitrogen dengan material lain seperti logam
ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik
biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik
yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat.
Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan.
Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian, diikuti
boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal
kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa
digunakan untuk memotong, menggiling, menghaluskan
dan menghaluskan material-material keras lain.
36
Keburukan dari keramik adalah
cacat(flaws), seperti retak(cracks), ruang
hampa (voids), terperangkapnya
kotoran/udara (inclusion). Dimana cacat ini
akan mudah menyebar. Bila cacatnya
berukuran 10 sampai dengan 50 mikron
meter maka akan mengurangi
kekuatannya sekitar 5% dari kekuatan
teoritisnya

37
Bahan Baku Keramik

Ada tiga bahan utama yang digunakan untuk


membuat produk keramik klasik, yaitu lempung,
feldspar, dan pasir.

Lempung adalah aluminium silikat hidrat yang


tidak terlalu murni yang terbentuk sebagai hasil
pelapukan dari batuan beku yang mengandung
feldspar.

Reaksinya dilukiskan sebagai berikut :


K2CO3 + Al2O3.2SiO2.2H2O + 4 SiO2 
K2O.Al2O3.6SiO2 + CO2 + 2H2O 38
Ada tiga jenis feldspar yang umum, yaitu
potas (K2O. Al2O3.SiO2), soda (NaO.
Al2O3.6SiO2), dan gamping (CaO.
Al2O3.6SiO2), yang kesemuanya dipakai
dalam produk keramik. Feldspar sendiri
berfungsi sebagai pemberi sifat fluks
dalam formulasi keramik.

39
Bahan keramik tradisional adalah tembikar,
lempung, semen, refraktori dan berbagai hasil
berkaitan dengan silikat.

Bahan keramik modern terdiri daripada keramik


oksida (Al2O3, ZrO2, TiO2, BaTiO2, dan
sebagainya) dan keramik bukan oksida (Si3N4,
TiN, SiC, B4C dan sebagainya).

40
Keramik memiliki karakteristik yang
memungkinkannya digunakan untuk berbagai
aplikasi karena mempunyai karakter :

1. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas


panas yang rendah.
2. Tahan korosi
3. Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor,
konduktor bahkan superkonduktor
4. Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
5. Keras dan kuat, namun rapuh.

41
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan
konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator dan konduktor. Semikonduktor disebut
juga sebagai bahan setengah penghantar listrik.
Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator
pada temperatur yang sangat rendah, namun
pada temperatur ruangan besifat sebagai
konduktor. Bahan semikonduksi yang sering
digunakan adalah silikon, germanium, dan
gallium arsenide.

42
Teknik pemerosesan keramik
a. Pembubukan
Bahan-bahan dasar keramik umumnya berbentuk bubukan. Bahan
dasar tersebut dapat diperoleh dengan metode konvensional atau
non konvensional. Metode konvensional misalnya kalsinasi; yaitu
menguraikan suatu bahan padatan menjadi beberapa bagian yang
lebih sederhana; Milling yaitu menggiling atau menghaluskan bahan;
mixing yaitu mencampurkan beberapa bahan menjadi satu bahan.
Sedangkan metode nonkonvensional misalnya teknik larutan
sepaerti metode sol-gel, metode fase uap, atau dekomposisi garam.
Dalam proses pembubukan tersebut , seringkali harus ditambahkan
bahan penstabil agar suhu dapat diturunkan atatu bahan organik yang
berfungsi sebagai pengikat atau pelunak bubukan sehingga mudah
43
dibentuk.
 b. Pembentukan
 Metode pembentukan ini bermacam-macam, misalnya
metode pres isostatik dan aksial; metode cetak lepas, yaitu
dicetak hingga kering lalu dilepas; metode cetak balut yaitu
bahn dibiarkan tetap berada daalm cetakn atau cetak injeksi
yaitu bahan dimasukan ke dalam cetakan dengan cara
diinjeksikan ke dalamnya.

44
 c. Penekanan
Penekanan atau disebut juga kompaksi dilaukan untuk
membentuk serbuk keramik menjadi suatu bentuk padatan
berupa pelet mentah. Pelet mentah adalah serbuk yang telah
menjadi bentuk padat tetapi belum disinter. Prosedur dasar
penekanan dibagi menjadi 3 yaitu:

45
Uniaxial
 Serbuk dibentuk dalam cetakan logam dengan penekanan satu
arah. Penenkanan ini dapat memproduksi banyak pelet dan
tidak mahal dibanding metode lain. Berdasarka cara kerjanya,
penekanan ini dibagi menjadi 3 yaitu : single action uniaxial
pressing, double action uniaxial pressing, dan uniaxial
pressing with a floating mould or die.
 Isostatik: Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan
cairan.
 Hot pressing:Penekanan dilakukan secar simultan denga
perlakuan panas pada serbuk
46
d. Sintering
 Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu
material ( biaasnya dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik
lelehnya sehingga menjadi bentuk padatan . Serbuk berubah menjadi
padatan karena pada suhu tersebut partikel-partikel akan saling
melekat. Setelah disintering bentuk porositas berubah cenderung
berbrntuk bola. Selain itu semakin lama dipanaskan bentuk pori akan
semakin kecil. Karena itu ukuran sampel yang telah disinter akan
semakin kecil juga.
 Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase
cair selama proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase
cair disebut sintering fase cair, dan sintering yang terjadi tanpa fase cair
disebut sintering padat.
 Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah
dicetak dan dikeringkan dengan suhu tinggi. 47
 e. Anneling dan Aging
 Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari
sebelumnya. Dengan maksud agar parameter dan sifat yang
diinginkan mencapai optimum. Sedangkan aging adalah
proses pendinginan selama beberapa waktu tertentu.
 f. Tahap akhir
 Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan
akhir sehingga sipa dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang
diinginkan. Perlakuan tersebut misalnya mengasah, memoles,
memberi lapisan logam, memberi mantel untuk perlindungan
dan lain-lain.
48
 Secara bagan proses pembuatan bahan keramik adalah :
 Proses pembubukan atau penghalusan –> Pembentukan –>
Pengeringan —> sintering –> anealing dan aging –>
Aplikasi akhir.

49
TERIMA KASIH

50

Anda mungkin juga menyukai