Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN ANALISIS ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (ABC SYSTEM)

UNTUK PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SECARA AKURAT


(Studi Pada PR. Cemara Mas Sidoarjo)

Novan Setya Adinagoro


Suhadak
Devi Farah Azizah
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Abstract
This research aims to clarify the calculation of the cost of traditional accounting in determining cost
of goods production and explains the application of the calculation of Activity Based Costing System (ABC
system) in determining cost of goods production and differences in the calculation of cost of goods
production based on traditional cost accounting and calculation of the ABC system.The focus of the
research was to analyze the imposition of cost of goods sold products on the financial statements of the year
2012 and the activities that lead to the onset of the cost or the cost driver. Based on the results of the first
analysis in traditional cost accounting calculation in determining cost of goods production showed that the
products Dana Super 28,078,804,182 IDR, a product Fit Mild 51,917,335,140 IDR. The second analysis
results in the calculation of Activity Based Costing System (ABC system) in determining cost of goods
production showed that the product Dana Super 28,123,083,828 IDR, product Fit Mild 51,934,515,862 IDR.
A third analysis results show the difference obtained in traditional cost accounting calculation with
calculation of the ABC system on product Dana Super 44,279,646 IDR (undercosted), product Fit Mild
17,180,722 IDR (undercosted).

Keywords: Activity Based Costing System, Cost of Goods Manufactured, Cost Driver

1. PENDAHULUAN dengan mengubah sistem akuntansi biaya yang


Perkembangan dunia industri dewasa ini digunakan dengan sistem akuntansi biaya yang
berjalan dengan dinamis. Berkembangnya tepat penggunaannya, sehingga mampu
perusahaan sebagai pendatang baru membuat menghasilkan informasi biaya dengan lebih
persaingan antar perusahaan sejenis dalam akurat.
merebut pangsa pasar semakin sangat kompetitif, Metode dan konsep akuntansi biaya yang
ditambah lagi banyaknya foreign corporate yang dikembangkan dimasa lalu merupakan sistem
rata-rata menawarkan produk yang berkualitas yang lemah untuk membebankan biaya
dengan harga bersaing. Menciptakan produk yang pendukung atau biaya penjualan ke produk
berkualitas manajemen perusahaan harus memiliki apabila digunakan dalam lingkungan bisnis
kemampuan untuk melakukan adaptasi dan sekarang ini yang dimana banyak mengalami
berubah dalam kebijakan-kebijakan tepat sasaran perubahan. Konsep yang lebih tepat tersebut
guna kelangsungan hidup perusahaan. Khusus diharapakan dapat mencatat biaya sebagaimana
untuk produksi, manajemen harus benar-benar adanya dan dapat memotivasi manajemen dalam
memperhatikan efektifitas dan efisiensi produksi menghasilkan produk atau jasa dengan biaya yang
suatu produk. efektif. Perusahaan menghasilkan produk dengan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan cara biaya yang efektif tentu harus memiliki tolak
teknologi merupakan faktor utama penyebab dari ukur yang digunakan, salah satunya adalah harga
globalisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan pokok produksi.
teknologi informasi mengakibatkan perusahaan Harga pokok produksi yang dikeluarkan
harus siap dengan konsekuensi yang dihadapi, oleh perusahaan adalah biaya yang memberi nilai
dimana arus informasi yang cepat dan persaingan tambah bagi produk sehingga tidak akanada
yang ketat dalam dunia bisnis harus disikapi oleh pemborosan biaya. Tidak adanya pemborosan
perusahaan dengan menerapkan suatu strategi biaya maka akan timbul efisiensi biaya. Efisiensi
yang tepat. Salah satu strategi yang tepat adalah biaya memiliki suatu arti penting untuk
1
perusahaan dalam kontinuitas di dalam dunia pengelolaan biaya dan jarang memerlukan
bisnis, dan usaha suatu perusahaan menyikapi informasi aktivitas. Dalam penentuan harga pokok
persaingan global yang semakin dinamis. Salah produk, sistem dari akuntansi biaya
satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk µNRQYHQVLRQDO¶ NXUDQJ VHVXDL Oagi untuk
mencapai efisiensi biaya adalah melalui System diterapkan di era teknologi yang modern seperti
Activity Based Costing(ABC system). saat ini. Sedangkan, PR. Cemara Mas Sidoarjo
³System Activity Based Costing(ABC untuk menetapkan harga adalah berdasarkan biaya
system) merupakan suatu kalkulasi biaya setiap produk, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
aktivitas dan mengalokasikan biaya ke objek aktivitas-aktivitas mulai dari pembelian bahan
biaya seperti produk barang atau jasa berdasarkan baku, proses produksi, sampai dengan produk jadi.
aktivitas yang dibutuhkan untuk Pabrik belum memfokuskan perhatiannya untuk
PHPSURGXNVLQ\D´ +RUQJUHQ 'DWDU GDQ )RVWHU mengidentifikasikan melalui ABC system sistem
2005:170). ABC system adalah konsep akuntansi pada setiap aktivitas yang terjadi.
yang mampu mengurangi kelemahan dari Terus meningkatnya produksi rokok pada
akuntansi biaya tradisional, karena ABC system dalam negeri menjadi tantangan sekaligus peluang
sistem tidak hanya memandang biaya sebagai bagi PR. Cemara Mas Sidoarjo untuk terus
sesuatu yang harus dialokasikan, tetapi juga harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan penghasil
memahami apa saja aktivitas-aktivitas yang rokok lainnya yang ada didalam negeri.
menjadi penyebab dari timbulnya biaya. ABC Persaingan antar perusahaan sejenis menuntut
system akan menunjukkan bagaimana sumber manajemen PR. Cemara Mas Sidoarjo mempunyai
daya dikeluarkan dengan menelusuri aktivitas- strategi yang unggul, salah satunya yaitu dengan
aktivitas yang dilakukan dalam menghasilkan menghasilkan produk dengan biaya efektif.
produk. Semakin besar tingkat persaingan yang terjadi
Dengan konsep dasar ABC system dapat maka semakin penting peran informasi tentang
memberikan suatu refleksi atas estimasi terbaik harga pokok produksi dalam mendukung
perusahaan mengenai biaya-biaya yang pengambilan keputusan manajemen. Beberapa
menghasilkan dan menambah nilai produk. ABC macam produk yang dihasilkan oleh PR. Cemara
system akhirnya akan menghasilkan biaya yang Mas Sidoarjo tentu membutuhkan berbagai
memungkinkan terjadinya identifikasi macam aktivitas dan jenis biaya, sehingga tidak
berubahnya kebijakan, sistem, atau proses menimbulkan masalah baru bagi PR. Cemara Mas
manajemen yang menimbulkan aktivitas. Dengan Sidoarjo dalam membebankan biaya ke masing-
menemukan sebab terjadinya biaya, masing produknya.
memungkinkan untuk ditangani atau bahkan Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
mengurangi apabila perlu, biaya-biaya yang tidak perhitungan akuntansi biaya tradisional dalam
menambah nilai produk. menentukan harga pokok produksi dan
Perhitungan harga pokok produksi dengan menjelaskan penerapan perhitungan Activity
menggunakan akuntansi biaya tradisional Based Costing System (ABC system) dalam
mempunyai banyak perbedaan apabila menentukan harga pokok produksi dan perbedaan
dibandingkan dengan perhitungan metode ABC yang didapat dalam perhitungan antara harga
system. Pada satu kasus tertentu, misalnya pokok produksi berdasarkan akuntansi biaya
perhitungan biaya tradisional menunjukkan laba tradisional dengan perhitungan ABC system.
pada suatu produk. Namun, setelah dilakukan
perhitungan dengan menggunakan sistem ABC 2. KAJIAN PUSTAKA
system ternyata merupakan produk-produk yang 2.1. Akuntansi Biaya
tidak menambah nilai produk. Disamping itu, Akuntansi secara garis besar dapat dibagi
menerapkan ABC system dalam pembebanan menjadi dua tipe akuntansi keuangan dan
biaya berarti memberikan peluang bagi akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan
perusahaan untuk melakukan penetapan harga jual merupakan tipe akuntansi tersendiri yang terpisah
pada produk atau jasa yang kompetitif untuk bisa dari dua tipe akuntansi tersebut di atas, namun
memenangkan persaingan pasar. PHUXSDNDQ EDJLDQ GDUL NHGXDQ\D ³$NXQWDQVL
PR. Cemara Mas Sidoarjo merupakan salah biaya merupakan bagian dari dua tipe akuntansi:
satu perusahan yang bergerak dalam bidang DNXQWDQVL NHXDQJDQ GDQ DNXQWDQVL PDQDMHPHQ´
produksi rokok. PR. Cemara Mas Sidoarjomasih (Mulyadi, 2009:1)
menggunakan model konvesional dalam
manajemen biaya dimana hanya berfokus pada

2
2.2. Biaya Produksi mengenai keterbatasan akuntansi biaya
³%LD\D SURGXNVL PHUXSDNDQ QLODL value) dari tradisional:
sumber daya yang digunakan dalam proses ³'HQJDQ Penggunakan sistem ABC ini akan
produksi, misalnya biaya untuk memproduksi dapat dihasilkan informasi biaya atau harga pokok
sepatu adalah nilai dari tenaga kerja, kulit, mesin, produk yang lebih akurat daripada sistem biaya
dan sumber daya lain yang digunakan untuk yang lama, karena sistem ini mengidentifikasi
PHQJKDVLONDQ VHSDWX´ 6XU\DZDWL aktivitas-aktivitas dan menentukan biaya dari
³%LD\D SURGXNVL DGDODK VHPXD SHQJHOXDUDQ masing-masing aktivitas dan membebankan biaya-
yang digunakan dalam proses produksi untuk biaya aktivitas kepada produk-produk dengan
PHQJKDVLONDQ EDUDQJ DWDX MDVD´ 6RHKDUQR menggunakan berbagai pemicu biaya (cost driver)
97). \DQJ EHUEHGD´ )LUGDXV
Definisi biaya produksi dari beberapa ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi 2.5. Activity Based Costing System (ABC
merupakan semua pengeluaran yang memiliki System)
nilai dari sumber daya yang digunakan dalam Biaya berdasarkan kegiatan atau Activity
proses produksi untuk menciptakan barang. Based Costing System (ABCsystem) yang disebut
juga kalkulasi biaya berdasarkan transaksi
2.3. Biaya Overhead Pabrik (transaction based costing) untuk mengukur dan
Departementalisasi biaya overhead pabrik mengendalikan hubungan tersebut. Akuntan
adalah pembagian pabrik kedalam bagian-bagian diminta untuk dapat mengaitkan biaya (cost)
yang disebut departemen atau pusat baiya (cost dengan suatu aktivitas atas dasar sebab akibat
center) yang dibebani dengan biaya overhead (causal) sebagai salah satu pengambilan
pabrik. Mulyadi (2009:223). keputusan , terutama manajer.
Menurut Carter (2006:438) overhead pabrik ³'efinition ABC is an approach to the
pada umumnya didefinisikan sebagai bahan baku costing and monitoring of activities which
tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan involves tracing resources consumption and
semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat costing final output. Resources are assigned to
dengan mudah didefinisikan dengan atau activities, and activities to cost objects based on
dibebankan langsung ke pesanan, produk, atau consumption estimates ´(Stephanie, 2008:3).
objek biaya lain. ³$%& DGDODK VXDWX SURVHV LGHQWLILNDVL
aktivitas yang menyebabkan biaya dan
2.4. Akuntansi Biaya Tradisional menentukan cost driver setiap produk dan jasa
Menurut Carter (2006:528) perhitungan \DQJ EHUEHGD´ $UPDQWR
biaya produk tradisional menelusuri hanya biaya
bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja 3. Manfaat dan keterbatasan ABC system
langsung ke setiap unit output. 3.1. Manfaat ABC system
Menurut Firdaus (2012:16) pembahasan Activity Based Costing System (ABC
mengenai penentuan harga pokok akan dimulai system) secara jelas menunjukkan pengaruh
dari sistem biaya tradisional, berdasarkan metode perbedaan aktivitas dan perubahan produk atau
pesanan (job order costing) ataupun berdasarkan jasa terhadap biaya.
metode process costing, dan dilanjutkan dengan ³,t supports other management techniques
penentuan harga pokok dengan metode just in such as continuous improvement, scorecards and
time. performance management.´(Stephanie, 2008:7)
Dengan terjadinya perubahan dan ³7he activity cost analysis provides
perkembangan yang sangat pesat dalam managers with useful information about labour
lingkungan manufaktur belakangan ini, akuntansi and other recources, including consumption for
biaya sebagai sistem informasi biaya ditantang products, consumers and supplying channels,
untuk berkembang mengikuti lingkungan leading to the management and control of the
manufaktur yang baru yang menghendaki kualitas overheads present in the company.´(Francesca,
produk yang lebih tinggi, tingkat persediaan yang 2004:5)
lebih rendah, otomisasi, organisasi berdasarkan Menurut Blocher (2011:212) manfaat utama
kelompok produk dan penggunaan teknologi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang telah
informasi. Keakuratan dalam perhitungan harga dialami banyak perusahaan di antaranya adalah:
pokok produksi sangat penting dalam menghadapi
masalah ini. Berikut pemaparan dari beberapa ahli

3
1) Pengukuran profitabilitas yang lebih baik berdasarkan aktivitas membutuhkan tiga tahap: (a)
ABC menyajikan biasya produksi yang lebih mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktiitas,
akurat dan informatif, mengarah pada (b) membebankan biaya sumber daya ke aktivitas,
pengukuran profitabilitas produk dan serta (c) membebankan biaya aktivitas ke objek
pelanggan yang lebih akurat serta keputusan biaya.
strategis yang diinformasikan secara lebih baik Berikut gambar dari sistem penghitungan
mengenai penetapan harga,lini produk, dan biaya berdasarkan aktivitas yang akan ditampilkan
segmen pasar. di bawah ini:
2) Pengambilan keputusan yang lebih baik Sumber : Horngren (2005:170)
ABC menyajikan pengukuran yang labih
akurat mengenai biaya yang dipicu oleh
aktivitas, membantu manajer untuk
meningkatkan nilai produk dan proses dengan
membuat keputusan yang lebih baik mengenai
desain poduk, keputusan yang lebih baik
mengenai dukungan bagi pelanggan, serta
mendorong proyek-proyek yang meningkatkan
nilai.
3) Perbaikan proses
Sistem ABC menyediakan informasi untuk
mengidentifikasi bidang-bidang di mana 3.4. Perbedaan Antara ABC System Dengan
perbaikan proses dibutuhkan. Akuntansi Biaya Tradisional
4) Estimasi biaya Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
Meningkatkan biaya produk yang mengarah dapat ditarik kesimpulan tentang perbedaan antara
pada estimasi biaya pesanan yang lebih baik ABC system dengan akuntansi biaya tradisional.
untuk keputusan penetapan harga. Secara umum perbedaan ABC system dengan
5) Biaya dari kapasitas yang tidak digunakan akuntansi biaya tradisional adalah jumlah ukuran
Ketika banyak perusahaan memiliki fluktuasi tingkat aktivitasnya. ABC system menggunakan
musiman dan siklis pada penjualan dan produksi, lebih dari satu ukuran tingkat aktivitasnya
ada kalanya kapasitas pabrik digunakan. Hal ini sedangkan akuntansi biaya tradisional hanya
dapat berarti bahwa biaya terjadi pada aktivitas menggunakan satu ukuran tingkat aktivitas yaitu
batch, produk, dan fasilitas tetapi tidak digunakan. ukuran tingkat unit sebgai dasar untuk
mengalokasikan overhead ke output.
3.2. Keterbatasan ABC system Perbedaan lainnya yang akan dipaparkan
ABC system meskipun menghasilkan oleh beberapa ahli tentang lebih jelasnya
informasi biaya produk yang lebih dapat perbedaan kedua sistem penghitungan biaya.
diandalkan, ABC system tetaplah merupakan Menurut Carter (2006:532) perbedaan umum
sistem alokasi biaya tingkat pabrik ke produk. antara sistem ABC system dan sistem tradisional
Menurut Firdaus (2012:330) walaupun adalah homogenitas dari biaya dalam satu tempat
penerapan sistem ABC memiliki banyak penampungan biaya. ABC system mengharuskan
keuntungan, tetapi penerapan tersebut tidak perhitungan tempat penampungan biaya dari suatu
membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan aktivitas, maupun identifikasi atas suatu pemicu
kepada objek biayanya dengan mudah. Hal ini aktivitas untuk setiap aktivitas yang signifikan dan
disebabkan biaya-biaya yang dikelompokkan mahal.
dalam sustaining level ketika dialokasikan sering Menurut Stephanie (2008:4) the traditional
kali juga menggunakan dasar yang bersifat arbiter. method of costing relied on the arbitrary addition
of a proportion of overhead cost on to direct cost
3.3. Tahap-tahap penerapan ABC sistem to attain a total product cost.
Menurut Stephanie (2008:5) steps in Menurut Riki (2011: 6) sistem biaya
development of an ABC system there are four konvesional kurang mampu memenuhi kebutuhan
steps to implementing ABC : 1) Identify activities, manajemen dalam perhitungan harga pokok yang
2) Assign resource cost to activities, 3) identify akurat, terlebih apabila melibatkan biaya produksi
outputs, 4) Assign activity costs to outputs. tidak langsung yang cukup besar dan
Menurut Blocher (2011:207) keanekaragaman produk.
mengembangkan sistem perhitungan biaya Sistem akuntansi tradisional digunakan
untuk menentukan biaya produk untuk laporan
4
keuangan ekstensi. ABC system digunakan untuk 189.312.000 batang. Selanjutnya jumlah dari
menentukan produk dan biaya untuk laporan produk keseluruhan sebesar 292.440.000 batang
khusus kepada manajer. (103.128.000 batang + 189.312.000 batang). Dari
perhitungan tersebut diatas diperoleh tarif sebesar
4. METODE Rp 170,31/ batang (pembulatan).
Jenis Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitif deskriptif b. Mengalokasikan biaya produksi tidak langsung
dengan melalui pendekatan studi kasus. Lokasi (overhead) ke produk. Biaya produksi tidak
penelitian dilaksanakan pada PR. Cemara Mas langsung (overhead) produk = tarif sebesar
Sidoarjo yang berlokasi di Desa Randegan Kec. Rp 170,31 x unit produksi per-batang dalam
Tanggulangin RT 08 RW 02 No2 Sidoarjo. setahun setiap produk.
Alasan pemilihan PR. Cemara Mas Sidoarjo
sebagai tempat penelitian adalah masih 1) Dana Super: Rp 170,31 x 103.128.000 batang
digunakannya model konvensional yang hanya = Rp 17.564.347.635(pembulatan)
berfokus pada pengelolaan biaya dan kurangnya
perhatian untuk mengidentifikasi setiap aktivitas 2) Fit Mild: Rp 170,31 x 189.312.000 batang
yang terjadi. Tahun-ketahun perkembangan = Rp 32.242.861.101 (pembulatan)
produksi rokok di PR. Cemara Mas semakin pesat
yang membuat aktivitas tersebut semakin Biaya produksi tidak langsung (overhead)
kompleks. merupakan komponen dari perhitungan biaya
produksi per unit sehingga pengalokasiannya
5. HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan terlebih dahulu. Selanjutnya perusahaan
5.1. Perhitungan Biaya Produksi per Unit melakukan perhitungan biaya per unit dengan
Menurut PR. Cemara Mas Sidoarjo menjumlahkan semua sumber daya yang dipakai
Biaya-biaya produksi tidak langsung dalam satuan Ball. Biaya-biaya sumber daya
(overhead) yang terjadi dalam perusahaan setelah tersebut adalah pemakaian bahan pembantu, biaya
diakumulasi, kemudian dialokasikan ke produk. bahan baku (tembakau, cengkeh, saos dan
Perusahaan melakukan pengalokasian biaya tembaku blend), bahan pembantu, tenaga kerja
produksi tidak langsung (overhead) ke produk langsung, biaya produksi tidak langsung
dengan cara menggunakan dasar unit yang (overhead) yang diperoleh dari perhitungan
diproduksi yaitu per batang. Total biaya overhead pengalokasian biaya produksi tidak langsung
dibagi dengan total produksi rokok per batang (overhead) ke produk, dan pita cukai. Untuk lebih
dalam setahun, kemudian dialokasikan ke setiap jelasnya tabel di bawah ini akan memberikan
produk dengan mengalikannya dengan unit gambaran mengenai perhitungan biaya produksi
produksi per batang produk tersebut. Untuk lebih per unit yang dilakukan oleh PR. Cemara Mas
jelasnya perhitungan di bawah ini dalam Sidoarjo.
menentukan tarif biaya produksi tidak langsung Tabel No. 14: Perhitungan Harga Pokok Produksi
(overhead). PR. Cemara Mas Sidoarjo Tahun 2012
a. Menentukan tarif biaya produksi tidak
langsung (overhead)

Tarif overhead = Total biaya produksi tidak


langsung (overhead) per tahun
unit produksi (batang) dalam setahun

= Rp 49.807.208.736
292.440.000 batang

= Rp170,31 / batang
(pembulatan)

Unit produksi (batang) dalam setahun diperoleh


dari total jumlah unit produksi dalam satuan
batang pada produk Dana Super sejumlah
103.128.000 batang dan untuk Fit Mild sejumlah

5
6. Penghitungan Biaya Menggunakan x Ongkos Rajang dan Potong Pita
Metode Activity Based Costing System Rajang dan potong pita merupakan biaya yang
(ABC system) dikeluarkan oleh perusahaan untuk memenuhi
6.1. Mengidentifikasi Aktivitas dan Pusat target produksi. Besarnya biaya yang
Aktivitas dikeluarkan sangat tergantung berapa unit
Tahap pertama dalam mengidentifikasi produk yang diproduksi, sehingga ongkos
aktivitas dan pusat aktivitas adalah dilakukannya Rajang dan potong pita dikategorikan ke dalam
penggolongan berbagai aktivitas pada PR. Cemara aktivitas berlevel unit.
Mas Sidoarjo ke dalam pusat-pusat aktivitas. x Potong Grenjeng
Dalam identifikasi ini peneliti memfokuskan Potong grenjeng merupakan biaya yang
kepada aktivitas yang termasuk dalam biaya dikeluarkan oleh perusahaan untuk memenuhi
produksi tidak langsung (overhead) (tabel No. 6). target produksi. Besarnya biaya yang
Aktivitas tersebut dimasukkan ke dalam beberapa dikeluarkan sangat tergantung berapa unit
kelompok yang mempunyai interpretasi fisik yang produk yang diproduksi, sehingga potong
mudah dan jelas serta sesuai dengan segmen- grenjeng dikategorikan ke dalam aktivitas
segmen yang ada dalam perusahaan. Biaya berlevel unit.
produksi tidak langsung (overhead) perusahaan x Ongkos Angkut Bahan
dikelompokkan ke dalam tiga aktivitas, yaitu: Ongkos angkut bahan merupakan biaya yang
Aktivitas berlevel unit, batch, dan fasilitas. Daftar dikeluarkan oleh perusahaan untuk memenuhi
dan klasifikasi aktivitasnya adalah sebagai target produksi. Besarnya biaya yang
berikut: dikeluarkan sangat tergantung berapa
besarjumlah produk yang akan diproduksi,
Tabel No. 15: Daftar dan Klasifikasi Aktivitas sehingga ongkos angkut bahan dikategorikan
ke dalam aktivitas berlevel unit.
x Gaji Mandor Pabrik
Gaji mandor pabrik merupakan pengawas yang
membawahi tenaga kerja langsung pada bagian
pabrik, sehingga gaji mandor pabrik
dikategorikan aktivitas berlevel batch.
x Penyusutan Aktiva Tetap
Penyusutan aktiva tetap mempunyai umur
ekonomis yang harus disusutkan pada setiap
tahunnya, sehingga penyusutan aktiva tetap
termasuk aktivitas berlevel fasilitas.
x Pemeliharaan Mesin dan Peralatan
Pemeliharan mesin dan peralatan dilakukan
Penjelasan penggolongan aktivitas untuk menjaga kondisi mesin dan peralatan
terhadap biaya overhead pabrik PR. Cemara perusahaan tetap optimal. Pemeliharaan mesin
Mas Sidoarjo adalah sebagai berikut: dan peralatan tergolong dalam aktivitas
berlevel fasilitas.
x Pemakaian Bahan Pembantu x Listrik Pabrik
Bahan pembantu adalah bahan pendukung Biaya listrik pabrik merupakan biaya yang
bahan baku utama dalam menghasilkan suatu dikeluarkan oleh perusahaan untuk memenuhi
produk. Pemakaian bahan pembantu kebutuhan penerangan pabrik dan sebagai
digolongkan ke dalam aktivitas berlevel unit penggerak mesin pabrik. Biaya listrik pabrik
karena banyaknya unit yang diproduksi dapat dikategorikan dalam aktivitas berlevel fasilitas
berpengaruh terhadap penggunaan biaya bahan x Pajak Bumi Bangunan Pabrik
pembantu. Pajak bumi dan bangunan pabrik merupakan
x Pemakaian Pita Cukai biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atas
Pita cukai merupakan tanda bukti pembayaran penggunaan tanah dan bangunan yang
pajak yang sah atas barang kena cukai. Satu mempunyai hak atasnya atau memperoleh
pak rokok dikatakan legal apabila terdapat manfaat. Pajak bumi dan bangunan pabrik
bandrol pita cukai, sehingga pemakaian pita dikategorikan dalam aktivitas berlevel fasilitas.
cukai digolongkan ke dalam aktivitas berlevel
unit.
6
x Beban Asuransi Pabrik
Beban asuransi pabrik merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan jaminan apabila terjadi hal yang
tidak diinginkan pada pabrik (kebakaran,
gempa bumi, dll). Beban asuransi pabrik
dikategorikan dalam aktivitas berlevel fasilitas.

6.2. Mengidentifikasi Cost Driver


Langkah berikutnya pengelompokkan
aktivitas yang memiliki kesamaan cost driver.
Cost driver merupakan faktor yang menyebabkan
atau mengaitkan perubahan biaya dari aktivitas,
jumlah penggerak biaya yang terukur terhitung
merupakan dasar yang sangat baik untuk 1) Unit Produksi
membebankan biaya sumber daya pada aktivitas Banyaknya konsumsi aktivitas untuk cost
dan membebankan biaya dari aktivitas ke objek driverunit produksi ditentukan melalui jumlah
biaya. Penggerak biaya dapat berupa penggerak produksi dalam batang. Dana Super diproduksi
biaya untuk konsumsi sumber daya atau sebesar 103.128.000 batang, Fit Mild sebesar
penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas. Hasil 189.312.000 batang. Data tersebut diperoleh
dari identifikasi padaPR. Cemara Mas Sidoarjo dari anggaran jumlah produksi perusahaan
adalah sebagai berikut: yang dapat dilihat pada tabel No. 8 halaman 55.
2) Jumlah Pegawai
Tabel No.16: Cost Driver Setiap Tingkat Aktivitas Banyaknya kegiatan untuk cost driverjumlah
pegawai ditentukan melalui dokumen
perusahaan bagian produksi. Untuk produk
Dana Super sebesar 170 orang, Fit Mild 300
orang. Data tersebut diperoleh dari anggaran
jumlah karyawan bagian produksi perusahaan
yang dapat dilihat pada tabel No. 10 halaman
55.
3) Jam Tenaga Kerja Langsung
Kegiatan berlevel fasilitas tidak bergantung
kepada unit maupun produk. Cost driver jam
tenaga kerja langsung untuk produk Dana
Super sebesar 1.560 jam, Fit Mild sebesar
2.028 jam. Data tersebut diperoleh dari
anggaran jam tenaga kerja langsung
perusahaan yang dapat dilihat pada tabel No.
12 halaman 56.
6.3. Mengidentifikasi Banyaknya Kegiatan 6.4. Menentukan Tarif per Unit Cost Driver
Per Cost Driver Setelah mengidentifikasi banyaknya
Langkah berikutnya setelah identifikasi cost kegiatan cost driver, kemudian menentukan tarif
driver adalah mengidentifikasi banyak kegiatan per unit cost driver.Tarif per unit cost driver dapat
per-cost driver. Tabel di bawah ini menunjukkan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
banyaknya kegiatan yang dikonsumsi oleh setiap
cost driver per produk adalah sebagai berikut:

Tabel No. 17: Jumlah Kegiatan dan Cost Driver


Per Produk Perhitungan tarif masing-masing cost driver
dapat dilihat pada tabel di bawah adalah sebagai
berikut:

7
Tabel No.18: Daftar Tarif per Unit Cost Driver menggunakan ABC system pada
PR. Cemara Mas Sidoarjo

6.5. Pembebanan Biaya ke Produk


Tahap ini merupakan tahap akhir dalam
perhitungan biaya dengan menggunakan metode
Setelah menghitung Harga Pokok Produksi
ABC system. Biaya produksi tidak langsung
(HPP) menggunakan ABC system, langkah
(overhead) pabrik dibebankan ke produk
selanjutnya membandingkannya antara HPP
berdasarkan konsumsi masing-masing realisasi
menggunakan ABC system dengan perhitungan
aktivitas cost driver atau cost driver
HPP menurut perusahaan. Hal tersebut dilakukan
sesungguhnya tiap-tiap produk (tabel no. 9, no.
untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara
11, dan no. 13) dikalikan dengan tarif per unit cost
kedua perhitungan tersebut, dan dijadikan dasar
driver (tabel no.18). Hasil perhitungan ini dapat
evaluasi bagi pihak manajemen dalam
memperlihatkan pembebanan biaya produksi tidak
pertimbangan pengambilan keputusan. Tabel No.
langsung (overhead) untuk masing-masing jenis
21 akan menggambarkan selisih antara
produk. Tabel di bawah ini memperlihatkan
perhitungan ABC system dengan perhitungan
pembebanan biaya produksi tidak langsung
perusahaan.
(overhead) untuk masing-masing produk :
Tabel No.21:Perbandingan Harga Pokok Produksi
Tabel No.19: Pembebanan Biaya Overhead PR.
Antara Perhitungan Perusahaan dengan
Cemara Mas Sidoarjo ke Produk
ABC system
Dana Super dan Fit Mild

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa


terdapat perbedaan harga pokok produksi menurut
perhitungan sistem akuntansi biaya tradisonal
dengan Activity Based Costing System (ABC
system). Selisih biaya yang dihasilkan dari kedua
perhitungan harga pokok produksi, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa kedua produk rokok
Langkah berikutnya adalah menjumlahkan
PR. Cemara Mas Sidoarjo mengalami
biaya per jenis produk yang terdiri dari biaya
undercosted. Rokok Dana Super mengalami
bahan baku, bahan pembantu, bahan pita cukai,
undercosted sebesar Rp 44.279.646. Rokok Fit
tenaga kerja langsung, dan biaya aktivitas per
Mild mengalami undercosting sebesar Rp
jenis produk. Di bawah ini adalah keseluruhan
17.180.722.Undercosted yaitukalkulasi biaya
biaya yang terjadi dalam perusahaan, dimana
yang dibebankan oleh perusahaan terlalu rendah.
biaya produksi tidak langsung (overhead) dihitung
Hal ini berbeda dengan perhitungan ABC
dengan menggunakan metode ABC system.
system dikarenakan dalam perhitungan ABC
system mengakui biaya tingkat aktivitas level
Tabel No.20: Perhitungan Harga Pokok Produksi
batch, produk, dan fasilitas yang ada dalam
8
kelompok biaya administrasi dan umum sebagai HPP (Harga Pokok Produksi) menggunakan
biaya produksi tidak langsung (overhead) ABC system dari tahap sebagai berikut:
perusahaan yang dibebankan kepada produk.
Sehingga perhitungan menggunakan ABC system a. Mengidentifikasi Aktivitas, Pusat
memiliki nilai yang lebih besar. Perbedaan yang Aktivitas dan cost driver terdapat pada
terjadi antara Harga Pokok Produksi berdasarkan aktivitas produksi tidak langsung yaitu
sistem tradisional dan Activity Based Costing untuk cost driver unit produksi adalah
System disebabkan karena pembebanan biaya pemakaian bahan pembantu,ongkos
overhead pabrik pada masing-masing produk. rajang, cetak dan potong pita,potong
Pada sistem tradisional biaya overhead pabrik grenjeng, pemakaian pita cukai, ongkos
pada masing-masing produk hanya dibebankan angkut bahan. Cost driver untuk jumlah
pada satu cost driver saja yaitu jumlah unit pegawai adalah gaji mandor pabrik. Cost
produksi. Akibatnya terjadi distorsi biaya pada driver untuk jam tanaga kerja langsung
pembebanan biaya overhead pabrik. Pada Activity adalah penyusutan aktiva tetap,pajak bumi
Based Costing System (ABC system) biaya dan bangunan pabrik, listrik pabrik, beban
overhead pabrik pada masing-masing produk asuransi pabrik, pemeliharaan mesin dan
dibebankan pada beberapa cost driver sehingga peralatan.
ABC system mampu mengalokasikan biaya b. Mengidentifikasi banyaknya kegiatan per
aktivitas ke setiap produk secara tepat berdasarkan cost driver pada tabel no 17, untuk unit
konsumsi masing-masing aktivitas. Kekeliruan ini produksi totalnya adalah 292.440.000
akan menyebabkan kesalahan didalam keputusan (batang), untuk jumlah pegawai totalnya
penetapan harga jual (pricing). Kesalahan dalam sebesar 470 (orang pegawai), untuk jam
pengambilan keputusan yaitu mengenai tenaga kerja langsung totalnya sebesar
pembebanan biaya tidak langsung (overhead) 3.588 (jam).
pabrik untuk setiap produk yang dihasilkan oleh c. Menentukan tarif per-unit hingga
perusahaan. Informasi Acitivity Based Cosing pembebanan biaya tidak langsung ke
System (ABC System) ini diharapkan dapat produk (halaman 67) terdapat bahwa
menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan produk Dana Super memiliki biaya tidak
keputusan pada perusahaan khususnya dalam langsung sebesar Rp 17.608.627.281
mengkalkulasi harga pokok produksi. sedangkan Fit Mild memiliki biaya tidak
langsung sebesar Rp. 32.260.041.823.
7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan 3. Dari perhitungan biaya antara perusahaan
Berikut hasil penelitian yang dapat dengan perhitungan ABC system terdapat
disimpulkan peneliti, diharapkan dapat menjadi selisih dari keduanya. Pada selisih perusahaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan dalam dengan ABC system yaitu untuk Dana Super
penentuan harga pokok produksi pada PR. Cemara sebesar Rp 44.279.646 yang mengalami
Mas Sidoarjo, bahwa: undercostedatau perhitungan biaya yang
1. PR. Cemara Mas merupakan salah satu dibebankan oleh perusahaan terlalu rendah
perusahaan yang bergerak dalam bidang dari ABC system, untuk Fit Mild sebesar Rp
produksi rokok yang memiliki anggaranbiaya 17.180.722 juga mengalami undercostedatau
tidak langsung (overhead) sebesar perhitungan biaya yang dibebankan oleh
Rp49.807.208.736 (tabel no. 6). Anggaran perusahaan terlalu rendah dari ABC system.
jumlah produksi per batang pada tahun 2012
sebanyak 292.440.000 (tabel no. 8). Sehingga 7.2. Saran
mendapatkan perhitungan biaya per unit 1. Perusahaan perlu meninjau kembali sistem
perusahaan dalam satuan Ball (tabel no.14) perhitungan harga pokok produksi yang telah
untuk Dana Super sebesar Rp564.457per Ball diterapkan, terutama mengenal pembebanan
dan Fit Mild sebesar Rp439.395per Ball. biaya overhead ke produk yang banyak
2. Dalam perhitungan biaya menggunakan menimbulkan distorsi biaya yaitu
metode ABC system atau Activity Based membandingkan sistem biaya tradisional
CostingSystem yang dimana dari proses dengan ABC system.
identifikasi biaya produksi tidak langsung 2. Perusahaan perlu mempertimbangkan untuk
objek penelitian hingga proses perhitungan menerapkan ABC system yang tidak hanya
membebankan biaya overhead ke produk

9
berdasarkan unit, tetapi juga berdasarkan Stephanie, Edwards 2008. Activity Base Costing,
batch, produk, dan fasilitas, sehingga dapat United Kingdom : The Chartered Institute
memberikan informasi yang lebih akurat. of Management Acoountants.
www.CIMAglobal.comdi unduh pada
tanggal 16 April 2013/ 20.45
Sugiri, Slamet, 2004. Akuntansi Manajemen
DAFTAR PUSTAKA (Sebuah Pengantar), Edisi ketiga,
Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Armanto, Witjaksono,2012. Akuntansi Biaya,
Sukirno, Sadono, 2005. Mikro Ekonomi Teori
Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Yogyakarta :
Pengantar, Edisi ketiga, Jakarta : PT. RAJA
Graha Ilmu.
GRAFINDO PERSADA
Blocher, Stout, Cokins, 2011. Manajemen Biaya
Sumadi, Suryabrata, 2005. Metodologi Penelitian,
(Penekanan strategis), edisi 5, buku 1,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta Selatan : Salemba Empat.
Suryawati, 2005. Teori Ekonomi Mikro, Edisi
Carter,K. Wiliam, 2006.Akuntansi Biaya, Edisi
Pertama, Yogyakarta : (UPP) AMP YKPN.
14, Buku 1, Edisi 14, Jakarta : Salemba
Empat.
Cecily, Rairborn. A., 2011. Akuntansi Biaya
(Dasar Dan Perkembangan), buku 1, edisi 7,
Jakarta Selatan : Salemba Empat.
Firdaus, Ahmad, 2012. Akuntansi Biaya, Edisi 3,
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Francesca, Bartolaci 2004. Activity Based Costing
in the Supply Chain Logistics activities cost
analysis, Italy : Universita Degli Studi di
Macerata. Di unduh pada tanggal 18 April
2013/ 15.55
Hansen, Mowen, 2009. Akuntansi Manajerial,
Edisi 8, buku 1, Jakarta : Salemba Empat.
Horngren, Datar, Foster, 2005. Akuntansi Biaya
(Penekanan Manajerial), Jilid 1, Jakarta :
PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Kusmayadi 2012. Activity Based Costing in
Global Era, Politeknik Negeri Semarang
ISSN 1411-4321. Di unduh pada tanggal 16
April 2013/ 20.45
Made, Wirartha. 2006. Metodologi Penelitian
Sosial Ekonomi, Yogyakarta : CV. ANDI
OFFSET.
Mulyadi, 2003. Activity Based Costing (sistem
informasi biaya untuk pengurangan biaya),
Edisi 6, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
_______, 2009. Akuntansi Biaya,Edisi 5,
Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Murti, Sumarni. 2006. Metodologi Penelitian
Bisnis, Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Samuel, Idowu 2004. Overhead projecyions,
United Kingdom : The Chartered Institute
of Management Acoountants.
www.CIMAglobal.com di unduh pada
tanggal 16 April 2013/ 20.45
Sarwono, Jonathan, 2008. Riset Bisnis (untuk
pengambilan keputusan), Yogyakarta : CV.
ANDI OFFSET.
Soeharno, 2009. Mikro Ekonomi, Edisi pertama,
Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET.
10

Anda mungkin juga menyukai