Anda di halaman 1dari 4

1.

Penyebab
a. Power (Tenaga)
Power adalah tenaga ibu mendorong bayi keluar. Jika tenaga ibu kuat, maka
persalinan lancar. Sebaliknya, jika tenaga ibu tidak ada, maka akan sulit melahirkan.
b. Passage (Jalan Lahir)
Passage adalah kondisi jalan lahir yang terdiri dari mulut rahim dan juga ukuran
panggul ibu. Apabila kondisi panggul ibu tidak baik, dan pembukaan tidak lengkap
maka bisa mengalami distosia.
c. Passenger (Bayi)
Passenger adalah bayi. Dalam persalinan, ukuran bayi sangat penting untuk
diperhatikan. Ukuran bayi yang besar (di atas 4 kg) bisa menyebabkan ibu mengalami
distosia saat keluarnya kepala dan macet saat melahirkan bahu. Batas atas berat bayi
saat dilahirkan adalah 3,5 kg atau 3.500 gram.
Jika 3P ini baik, dan didukung dengan tenaga ibu ada untuk mengejan, kondisi panggul
ibu adekuat, dan ukuran bayinya 2500-3500 g maka persalinan biasanya akan berjalan
lancar dan mudah dilahirkan. Kondisi lain yang berhubungan dengan 3P:
 Malposisi dan Malpresentasi
Persalinan normal terjadi ketika bagian kepala janin terletak di bagian bawah
panggul. Kelainan posisi atau malposisi dapat menyebabkan distosia contohnya
karena janin letak lintang yang dapat terjadi pada bayi besar, terlilit tali pusat, dan
kelainan panggul.
Kelainan bagian terbawah janin atau malpresentasi terjadi pada bayi sungsang.
Bayi sungsang atau bagian terbawah janin adalah bokong dapat menyebabkan
persalinan tiga kali lebih sulit dari persalinan dengan posisi bayi normal. Bayi
sungsang dapat terjadi pada keadaan posisi plasenta berada di bawah (dekat jalan
lahir), bayi berukuran besar, dan adanya tumor atau kista.
 Diabetes Gestasional
Ibu yang mengalami diabetes gestasional bisa memiliki bayi yang berukuran besar
atau makrosomi. Bayi makrosomi biasanya memiliki bobot di atas 4 kg. Kalau
makrosomi maka dianjurkan operasi karena bisa mengalami distosia bahu.
 Usia terlalu muda dan tua
Usia terlalu muda bisa menjadi penyebab persalinan menjadi sulit. Apabila usia
ibu belum terlalu matang, belum siap juga bisa menyebabkan distosia. Begitu juga
saat usia Bunda semakin tua, maka kemungkinan semakin lemas tenaganya, dan
otot dasar panggulnya kendur, dibandingkan ibu yang melahirkan di usia muda
(matang).
2. Tanda dan Gejala
a. Distosia Bahu
Distosia bahu terjadi dikarenakan posisi/letak/presentasi janin yang abnormal
ataupun CPD karena jalan lahir yang sempit, sehingga distosia bahu dapat
dikategorikan menjadi distosia fetal dan distosia pelvis. Distosia jenis ini dapat
ditandai dengan:
 Kesulitan dalam melahirkan wajah bayi
 Kepala bayi seperti terjepit di vulva, atau atau mengalami retraksi (turtle
neck sign)
 Leher bayi sulit sekali untuk dilahirkan
b. Distosia servikal
Penyebab distosia servikal adalah faktor power (uterus) sehingga distosia ini ditandai
dengan:
 Uterus yang tidak berkontraksi dengan adekuat (sering tapi lemah, atau kuat
tapi tidak beraturan).
 Penipisan dan pembukaan serviks tidak bertambah (partus lama)
 Kepala bayi tidak dapat turun dikarenakan serviks tidak membuka
3. Konsep dasar intranatal dengan komplikasi
Komplikasi intranatal merupakan keadaan penyimpangan dari normal,
yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi
karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan (Dinkes Sumut, 2012 dalam
Irmayanti, 2013).
Adapun komplikasi persalinan yang signifikan meliputi :
a. Ketuban Pecah Dini, yaitu ruptur korion dan amnion 1 jam atau lebih sebelum
persalinan. Usia gestasi janin dan perkiraan viabilitas janin mempengaruhi
penatalaksanaannya. Penyebab yang tepat dan faktor – faktor predisposisi yang
spesifik tidak diketahui.
b. Persalinan Preterm, yaitu persalinan yang dimulai setelah kehamilan 20 minggu
dan sebelum kehamilan 37 minggu. Penyebab preterm meliputi ketuban pecah
dini, preeklampsia, plasenta previa, solusio plasenta, dan lain-lain.
c. Vasa Previa, adalah gangguan perkembangan yang jarang. Keadaan ini bisa
disebabkan pertumbuhan plasenta yang tidak merata atau implantasi blastosit
yang abnormal.
d. Prolaps Tali Pusat, yaitu penurunan tali pusat ke dalam vagina mendahului bagian
terendah janin dan panggul ibu. Masalah ini sering terjadi pada prematuritas,
presentasi bahu atau bokong-kaki.
e. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lewat waktu yang melebihi 42 minggu
usia gestasi, dimana insidennya kira – kira 10%. Penyebabnya diperkirakan
adalah defisiensi estrogen.
f. Persalinan Disfungsional, yaitu persalinan yang sulit, sakit, dan lama karena
faktor – faktor mekanik.
g. Distosia Bahu, dimana bahu anterior bayi tidak dapat lewat di bawah arkus pubis
ibu. Hal ini berhubungan dengan usia ibu yang sudah lanjut, obesitas karena
diabetes maternal, bayi besar, kehamilan lewat waktu, dan multiparitas.
h. Ruptur Uterus, yaitu robekan pada uterus, dapat komplit atau inkomplit. Hal ini
bisa disebabkan karena cedera akibat instrumen obstetri, seperti instrumen untuk
memeriksa uterus atau kuretase yang digunakan dalam abortus. Ruptur juga bisa
akibat intervensi obstetri seperti tekanan fundus yang berlebihan, kelahiran
dengan forsep, upaya mengejan yang keras, persalinan dengan gangguan, dan
distosia bahu janin.
i. Plasenta Akreta, yaitu kondisi tidak lazim karena vili korionik melekat pada
miometrium. Hal ini disebabkan pembedahan uterus sebelumnya dan plasenta
previa.
j. Inversi Uterus, yaitu uterus membalik keluar seluruhnya atau sebagian, ini terjadi
segera setelah kelahiran plasenta atau dalam periode pascapartum segera. Hal ini
disebabkan oleh tarikan tali pusat yang berlebihan atau pengeluaran plasenta
secara manual yang kuat atau bekuan dari uterus atonik.
k. Perdarahan Pascapartum Dini, yaitu kehilangan darah 500 ml atau lebih selama 24
jam pertama setelah melahirkan. Perdarahan pascapartum merupakan penyebab
utama kematian ibu di seluruh dunia dan penyebab umum kehilangan darah yang
berlebihan selama periode pascapartum dini. Penyebab utama adalah atoni uterus;
laserasi serviks, vagina atau perineum; dan bagian plasenta yang tertinggal.

Masalah kesehatan ibu yang ada sebelumnya ( mis: anemia, hipertensi yang diinduksi
oleh kehamilan, dan diabetes ) mengontribusi banyak terhadap komplikasi persalinan
(Stright, 2011 dalam Olganita,2010). Menurut SKRT (2011), penyebab langsung
kematian ibu adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan
lain-lain

Anda mungkin juga menyukai