Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL DENGAN KOMPLIKASI DISTOSIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II

TINGKAT 3A

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


1. Afina Shafa Yulita (18001)
2. Fikri Apriansyah (18025)
3. Isri Aeni Nugraha (18031)
4. Nabila (18040)
5. Rini Ameliansyah (18056)
6. Tri Puja Agustina (18073)

AKADEMI KEPERAWATAN HERMINA MANGGALA HUSADA

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha kuasa, atas limpahan nikmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan
Intranatal dengan Komplikasi Distosia”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Anak II. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih
kepada :

1. Ns. Suryani Hartati, M.Kep., Sp.Kep.Mat, selaku Direktur dan Koordinator mata
kuliah Keperawatan Maternitas II

2. Ns. Retno Winarti, M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku Dosen mata kuliah Keperawatan
Maternitas II

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik yang membangun, khususnya dari koordinator dan dosen mata kuliah Keperawatan
Maternitas II guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami untuk lebih baik di masa
yang akan datang.

Jakarta, 16 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..…Error!
Bookmark not defined.i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….……...iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………2

1.3 Tujuan Umum…………………………………………………………………..4

1.4 Tujuan Khusus………………………………………………………………….5

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Distosia ………………………………….…….................................6


2.2 Etiologi Distosia …………………………….….…............................................6
2.3 Tanda Gejala Distosia ………………………………….…….….......................8
2.4 Komplikasi Distosia ……………………………………....................................8
2.5 Konsep Dasar Intranatal yang Mengalami Komplikasi ………………….…….8
2.6 Asuhan Keperawatan………………………………….……..........................…10
A. Pengkajian ………………….…….................................................................10
B. Diagnosa Keperawatan………………………….……...................................11
C. Intervensi Keperawatan………………………..............................................11
D. Implementasi Keperawatan………………....................................................12
E. Evaluasi Keperawatan……………………………………………………….13
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………....15

3.2 Saran……………………………………………………………………………...16

DAFTARPUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010).

Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor yaitu kekuatan ibu (power), keadaan jalan
lahir (passage) dan keadaan janin (passanger). Faktor lainnya psikologi ibu, penolong saat
bersalin dan posisi saat bersalin, dengan adanya keseimbangan antara faktor tersebut, bila
ada gangguan pada faktor ini dapat terjadi kesulitan atau gangguan pada jalannya
persalinan, kelambatan atau kesulitan persalinan ini disebut distosia.

Distosia merupakan salah satu kesulitan dalam jalannya persalinan karena kelainan
his baik kekuatan maupun sifatnya yang menghambat kelancaran persalinan. Yang dapat
dibedakan menjadi distosia kelainan janin yaitu bayi besar, hidrosephalus, anecephalus,
kembar siam, gawat janin, IUFD. Distosia karena kelainan his dapat terjadi karena sifat
his yang berubah-ubah, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antar bagian-bagiannya
sehingga kontraksi tidak efisien dalam mengadakan pembukaan. Kelainan his juga dapat
terjadi karena his yang tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau
mendorong anak keluar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar intranatal yang mengalami komplikasi distosia?

2. Bagaimana asuhan keperawatan intranatal yang mengalami komplikasi distosia?

3. Bagaimana penatalaksanaan tindakan keperawatan ?

1.3 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu memahami tentang Asuhan Keperawatan Intranatal dengan
Komplikasi Distosia

1.4 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat memahami tentang Konsep Dasar Intranatal yang Mengalami


Komplikasi Distosia

2. Mahasiswa dapat memahami tentang Asuhan Keperawatan Intranatal yang


Mengalami Komplikasi Distosia

3. Mahasiswa dapat memahami tentang Penatalaksanaan Tindakan Keperawatan


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Distosia merupakan persalinan yang merujuk pada persalinan yang tidak


normal, lebih lama, lebih nyeri, atau tidak normal karena adanya masalah pada
mekanisme persalinan, tenaga kekuatan, jalan lahir, janin yang akan dilahirkan atau
masalah psikis (Reeder, et all : 2002). Distosia secara harfiah, berarti persalinan sulit,
ditandai oleh kemajuan persalinan yang terlalu lambat. Secara umum, persalinan
abnormal sering terjadi jika terdapat ketidakseimbangan ukuran antara bagian
presentasi janin dan jalan lahir.

2.2 Penyebab

A. Distosia Power (Tenaga)

a. Inersia Uteri : - primer (tetap dan lemah)

- Sekunder (mula – mula normal, melemah)

b. Kejang Uteri (Tetani Uteri) : - terus dan kuat

- tanpa interval

c. Inkordinate uteri kontraksi : kontraksi tidak sinkron dari masing – masing otot

Penyebab distosia power :

1. Primigravida tua, multigravida, grandemultigravida

2. Postmatur

3. Faktor herediter

4. Kelainan uterus

B. Distosia Passageway (Jalan Lahir)

a. Kelainan bentuk panggung

1. Kelainan pertumbuhan intra uterin

2. Penyakit pada tulang/sendi panggul


3. Penyakit kaki

b. Kelainan traktus genetalia

1. Vulva terdapat edema, stenosis, dan tumor yang dipengaruhi gangguan


gizi, radang/perlukaan dan infeksi

2. Vagina mengalami sektrum

3. Ovarium terdapat beberapa tumor

4. Disfungsi uterin action atau karena karsinoma pada serviks

5. Uterus terdapat mioma atau kelainan bawaan seperti letak uterus abnormal

C. Distosia Passenger (Janin)

a. Kelainan letak kepala/mal presentasi/mal posisi

1. Letak sungsang

2. Letak lintang

3. Prolapse tali pusat

b. Kelainan bentuk dan ukuran janin

1. Distosia kepala pada hydrocephalus, kepala besar, higronoma koli (tumor


di leher)

2. Distosia bahu pada janin dengan bahu besar

3. Distosia perut pada hidropsfetalis, asites

4. Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong janin

5. Kembar siam

D. Distosia Phyche (Psikis)

- Kelainan dasar ketidakmatangan emosi dan psikoseksual

- Faktor yang mempengaruhi :

1. Ketakutan yang berlebihan semasa hamil

2. Riwayat psikiatri abnormal

3. Riwayat obsetri abnormal

4. Riwayat kelahiran mati/cacat


2.3 Tanda dan Gejala

a. Pada ibu :

- Nyeri hebat dan janin susah dikeluarkan

- Suhu tubuh meningkat

- Nadi dan pernafasan cepat

- Edema dan vulva dan servik

- Terjadi distensi berlebihan pada uterus

- Dada teraba sleperti punggu, belakang kepala terletak berlawanan dengan letak
dada, teraba bagian-bagian kecil dan denyut jantung janin terdengar lebih jelas
pada dada.

b. Pada janin : djj cepat dan tidak teratur


2.4 Komplikasi
1. Komplikasi maternal
a. Perdarahan pasca persalinan
b. Fistula rectovaginal
c. Robekan perineum derajat III atau IV
d. Rupture uteri
2. Komplikasi fetal
a. Brachial plexus palsy
b. Fracture clavicle
c. Kematian janin
d. Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurologis permanen
e. Fraktura humerus
2.5 Konsep Dasar Intranatal Yang Mengalami Komplikasi
Komplikasi intranatal merupakan keadaan penyimpangan dari normal,
yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi
karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan (Dinkes Sumut, 2012 dalam
Irmayanti, 2013).
Adapun komplikasi persalinan yang signifikan meliputi :
a. Ketuban Pecah Dini, yaitu ruptur korion dan amnion 1 jam atau lebih sebelum
persalinan. Usia gestasi janin dan perkiraan viabilitas janin mempengaruhi
penatalaksanaannya. Penyebab yang tepat dan faktor – faktor predisposisi
yang spesifik tidak diketahui.
b. Persalinan Preterm, yaitu persalinan yang dimulai setelah kehamilan 20
minggu dan sebelum kehamilan 37 minggu. Penyebab preterm meliputi
ketuban pecah dini, preeklampsia, plasenta previa, solusio plasenta, dan lain-
lain.
c. Vasa Previa, adalah gangguan perkembangan yang jarang. Keadaan ini bisa
disebabkan pertumbuhan plasenta yang tidak merata atau implantasi blastosit
yang abnormal.
d. Prolaps Tali Pusat, yaitu penurunan tali pusat ke dalam vagina mendahului
bagian terendah janin dan panggul ibu. Masalah ini sering terjadi pada
prematuritas, presentasi bahu atau bokong-kaki.
e. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lewat waktu yang melebihi 42 minggu
usia gestasi, dimana insidennya kira – kira 10%. Penyebabnya diperkirakan
adalah defisiensi estrogen.
f. Persalinan Disfungsional, yaitu persalinan yang sulit, sakit, dan lama karena
faktor – faktor mekanik.
g. Distosia Bahu, dimana bahu anterior bayi tidak dapat lewat di bawah arkus
pubis ibu. Hal ini berhubungan dengan usia ibu yang sudah lanjut, obesitas
karena diabetes maternal, bayi besar, kehamilan lewat waktu, dan multiparitas.
h. Ruptur Uterus, yaitu robekan pada uterus, dapat komplit atau inkomplit. Hal
ini bisa disebabkan karena cedera akibat instrumen obstetri, seperti instrumen
untuk memeriksa uterus atau kuretase yang digunakan dalam abortus. Ruptur
juga bisa akibat intervensi obstetri seperti tekanan fundus yang berlebihan,
kelahiran dengan forsep, upaya mengejan yang keras, persalinan dengan
gangguan, dan distosia bahu janin.
i. Plasenta Akreta, yaitu kondisi tidak lazim karena vili korionik melekat pada
miometrium. Hal ini disebabkan pembedahan uterus sebelumnya dan plasenta
previa.
j. Inversi Uterus, yaitu uterus membalik keluar seluruhnya atau sebagian, ini
terjadi segera setelah kelahiran plasenta atau dalam periode pascapartum
segera. Hal ini disebabkan oleh tarikan tali pusat yang berlebihan atau
pengeluaran plasenta secara manual yang kuat atau bekuan dari uterus atonik.
k. Perdarahan Pascapartum Dini, yaitu kehilangan darah 500 ml atau lebih
selama 24 jam pertama setelah melahirkan. Perdarahan pascapartum
merupakan penyebab utama kematian ibu di seluruh dunia dan penyebab
umum kehilangan darah yang berlebihan selama periode pascapartum dini.
Penyebab utama adalah atoni uterus; laserasi serviks, vagina atau perineum;
dan bagian plasenta yang tertinggal.

Masalah kesehatan ibu yang ada sebelumnya ( mis: anemia, hipertensi yang
diinduksi oleh kehamilan, dan diabetes ) mengontribusi banyak terhadap
komplikasi persalinan (Stright, 2011 dalam Olganita,2010). Menurut SKRT
(2011), penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%,
infeksi 11%, partus lama 5%, dan lain-lain

2.6 Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

1. Identitas klien

2. Riwayat Kesehatan

- Riwayat kesehatan dahulu

Klien pernah mengalami distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit


persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit,
biasanya ada riwayat DM.

- Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : kelainan letak


janin (lintang, sunsang)

- Riwayat kesehatan keluarga

3. Pemeriksaan Fisik

- Mata : biasanya konjungtiva anemis

- Thorak : inspeksi pernapasan, frekuensi, kedalaman, jenis pernapasan.


- Abdomen : kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang
semenjak awal persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi,
letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus keras atau
lembek, lakukan perabaan pada simpisis biasanya blas penuh/tidak untuk
mengetahui adanya distensi usus dan kansung kemih

- Vulva dan vagina : ketuban sudah pecah atau belum, edema pada
vulva/servik, biasanya teraba promantorium, ada/tidaknya kemajuan
persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi
placenta

- Panggul : lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan


bentuk panggul dan kelainan tulang belakang

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d kontraksi uterus yang terus menerus, persalinan memanjang,


ketidakefektifan uterus

2. Resiko cedera pada ibu ditandai dengan induksi persalinan, usia ibu >35
tahun.

3. Resiko tinggi infeksi b.d repture membrane , tindakan invansive

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Nyeri b.d setelah dilakuka tindakan  Observasi sifat, lokasi, dan
kontraksi uterus keperawatan selama 1x7 jam durasi nyeri, kontraksi
yang terus diharapkan nyeri berkurang uterus, hemoragik dan nyeri
menerus, atau hilang dengan kriteria tekan abdomen
persalinan hasil :
 Observasi intensitas nyeri
memanjang, - Klien tampak rileks klien dengan skala nyeri
ketidakefektifan
- Status lingkungan yang  Ajarkan teknik distraksi
uterus
nyaman
 Kolaborasi pemberian obat
- Klien mampu mengontrol (sedative) sesuai indikasi
nyeri
2. Resiko cedera Setelah dilakukan tindakan - Identifikasi proses
pada ibu keperawatan selama 3 x 24 persalinan
ditandai dengan jam diharapkan resiko cedera - Monitor tanda-tanda
induksi klien dapat teratasi dengan persalinan
persalinan, usia kriteria hasil: - Ajarkan klien teknik
ibu >35 tahun.  frekuensi kontraksi uterus relaksasi non farmakologis
normal ( misal : pijat , aromathraphy
 durasi uterus kehamilan )
normal - Anjurkan ibu mengenali
 ttv klien normal tanda-tanda persalinan

3. Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan - Monitor tanda dan gejala


infeksi b.d keperawatan selama 3 x 24 infeksi sistemik
repture jam diharapkan intoleransi - Inspeksi kulit dan membran
membrane , aktivitas dapat teratasi dengan - Berikan terapi antibiotic
tindakan kriteria hasil: - Anjurkan keluarga klien
invansive - untuk membatasi
pengunjung

D. Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Intervensi
1. Nyeri b.d kontraksi uterus yang  Mengobservasi sifat, lokasi, dan durasi nyeri,
terus menerus, persalinan kontraksi uterus, hemoragik dan nyeri tekan
memanjang, ketidakefektifan abdomen
uterus
 Mengobservasi intensitas nyeri klien dengan
skala nyeri

 Mengajarkan teknik distraksi

 Berkolaborasi pemberian obat (sedative)


sesuai indikasi
2. Resiko cedera pada ibu ditandai - Mengidentifikasi proses persalinan
dengan induksi persalinan, usia - Memonitor tanda-tanda persalinan
ibu >35 tahun. - Mengajarkan klien teknik relaksasi non
farmakologis ( misal : pijat , aromathraphy )
- Menganjurkan ibu mengenali tanda-tanda
persalinan
3. Resiko tinggi infeksi b.d repture - Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik
membrane , tindakan invansive - Menginspeksi kulit dan membran
- Memberikan terapi antibiotic
- Menganjurkan keluarga klien untuk
membatasi pengunjung

E. Evaluasi Keperawatan

No.dx Evaluasi Keperawatan


1. S : Pasien mengatakan sudah tidak nyeri

O : Pasien tampak nyaman

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
2. S : Pasien mengatakan sudah mengerti tanda-tanda
persalinan

O : Durasi uterus kehamilan normal

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
3. S : Pasien mengatakan sudah tidak ada gejala infeksi

O : Pasien tampak nyaman

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Distosia secara harfiah berarti persalinan sulit, ditandai oleh kemajuan persalinan
yang terlalu lambat. Secara umum, persalinan abnormal sering terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan ukuran antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Manifestasi
dari pasien distosia adalah suhu tubuh meningat, nadi dan pernafasan cepat, edema
pada vulva dan serviks, nyeri hebat dan janin sulit dikeluarkan.
5.2 Saran
Diharapkan hasil laporan ini dapat meningkatkan pengetahuan pembaca tentang
distosia dan sebagai wacana untuk mengetahui pelaksanaan proses asuhan
keperawatan intranatal dengan komplikasi distosia.

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. (2012). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika


Saifudin, Abdul Bari . (2010). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai