Anda di halaman 1dari 2

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : XVIII
Nama Mata Pelatihan : Anti Korupsi
Nama Peserta : Purwo Wardoyo, A.Md. Kep
Nomor Daftar Hadir : Nomor 26
Lembaga Penyelenggara : BPSDM KALTIM
Pelatihan

A. POKOK PIKIRAN
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar
biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat
dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun

waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.


Menurut UU Nomor 31 tahun 1999 yang diperbaharui menjadi UU Nomor 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada Pasal 2 ayat
(1), korupsi adalah perbuatan untuk memperkaya diri sendiri atau korporasi yang dapat
merugikan keuangan atau perekonomian negara. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa korupsi adalah kegiatan yang secara melawan hukum merugikan negara untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi sehingga dapat dikatakan
perbuatan tindak pidana. Sedangkan tindak pidana adalah suatu perbuatan yang diancam
dengan pidana oleh undang-undangm bertentangan dengan hukum, dilakukan dengan
kesalahan oleh seseorang yang mampu bertanggung-jawab.
Nilai-nilai integritas yaitu konsisten, patuh pada kode etik, berani dan tidak tergoda.
Syarat terjadinya tindak korupsi yaitu perbuatan melawan hukum, memeperkaya diri
sendiri / orang lain dan merugikan keuangan negara. Ada 3 tingkatan korupsi yaitu:
1. Material Benefit, mendapatkan keuntungan material yang bukan haknya melalui
kekuasaan dan merupakan tindak pidana korupsi dengan sanksi penjara
2. Abuse of Flower, peyalahgunaan kekuasaan sanksinya berupa sanksi administrasi
3. Betrayal of Trust, pengkianatan kepercayaan sanksinya berupa sanksi sosial.
Faktor Internal penyebab korupsi menurut Isa Wahyudi yaitu datang dari diri sendiri,
sifat tamak manusia, moral yang kurang kuat menghadapi godaan, gaya hidup konsumtif
dan malas bekerja. Strategi pemberantasan korupsi adalah dengan perbaikan sistem,
edukasi dan represif. Bentuk-bentuk korupsi yaitu kerugian keuangan negara, suap,
penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dan
gratifikasi.
Contoh kasusnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu
1. Seorang penyedia barang mengirimkan order barangnya tidak sesuai dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan dalam kontrak penyediaan barang
2. Seorang mahasiswa membuat laporan kegiatan praktik klinik dengan menggunakan
data yang tidak sebenarnya—hasil manipulasi buatan sendiri
3. Seorang mahasiswa membuat catatan kecil yang digunakan untuk menyontek pada
saat ujian
4. Seorang petugas gizi dengan sengaja memberikan jumlah diet 1.700 Kkal kepada
pasien, padahal sebenarnya pasien mendapatkan 2.100 Kkal.
5. Pasien harus mengantre urutan dalam pemeriksaan dokter, seharusnya yang
bersangkutan urutan ke-50, tetapi karena ada keluarganya bekerja di rumah sakit, ia
mendapatkan kemudahan menempati urutan ke-10.

B. PENERAPAN
Penerapan konsep budaya anti korupsi dapat ditumbuhkan dan diterapkan dalam kegiatan
semua perawat memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mewujudkan dan
menumbuhkan budaya anti korupsi.
1. Bersikap jujur, peduli, mandiri, displin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,
berani, dan adil kepada pasien.
2. Perawat dapat memberi contoh cara berpakaian yang baik dan
berpenampilan sederhana.
3. Dsiplin dan konsisten dalam hal kehadiran pada saat jadwal jaganya.
4. Perawat juga harus menjunjung tinggi integritas, meningkatkan prestasi dan
kejujuran, menjunjung etika dan moral dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
tupoksinya masing-masing.
5. Menolak secara halus pemberian/ bingkisan dari pasien atau keluarga pasien dalam
bentuk apapun.
6. Mengisi Absensi sesuai dengan kehadiran.

Anda mungkin juga menyukai