Anda di halaman 1dari 5

Skenario Konseling Gizi

KASUS PJK

Konselor : (berdiri menghampiri) “selamat siang ibu dan mbak, mari silahkan duduk”

Klien dan anak klient lalu duduk

Konselor : (berjabat tangan) “perkenalkan ibu, nama saya dwi astuti farikha, saya biasa
dipanggil farikha, saya ahli gizi yang bertugas di rumah sakit ini. Dengan ibu dan mbak siapa ya
ini?

Klien : “saya ibu ana mbak, ini anak saya namanya anggie”

Konselor : “oh ini mbak anggi mengantar ibu ya mbak? Mbak anggi sekarang kerja atau
kuliah mbak?”

Anak klien : “saya masih kuliah bu, saya sekarang baru semester 6”

Konselor : “ibu ana sekarang usianya 57 tahun ya bu? Ibu sehari2 bekerja atau
bagaimana bu?

Klien : “ iya mbak, saya PNS mbak, tiap hari saya kerja di balaikota dari jam 8 pagi
sampe jam 5 sore mbak”

Konselor : “wah padat sekali ya bu. Baik ibu ana, bisa saya minta surat rujukan dokter
dan hasil lab nya?”
Klien : (menyerahkan ke konselor)

Konselor : “ nah ibu ana, berdasarkan surat rujukan dokter yang saya baca, ibu anak
didiagnosis dengan enyakit jantung koroner. Sebelumnya saya ingin bertanya. Ibu sudah tau
atau belum yang dimaksud dengan PJK?’

Klien :”penyakit jantung koroner setau saya jantung saya lagi ada maslah gitu ya
mbak?”

Konselor :” nah benar sekali bu. Jadi, penyakit ini disebabkan karena adanya sumbatan
di pembuluh darah koroner ibu, penyumbatan ini menyebabkan aliran darah terganggu bu,
sehingga suplai oksigen dan zat gizi di tubuh ibu menjadi terganggu. Nah sumbatan ini
disebabkan karena adanya plak di pembuluh darah ibu, plak ini disebabkan karena lemak dan
kolesterol jahat bu”
Anak klien : “wah ibu saya memang suka makanan yang berlemak2 gitu bu”

Konselor : “wah begitu ya mbak? Nah oleh karena itu, tujuan kita disini adalah sama2
mendiskusikan perubahan pola makan dan pola hidup ibu ana untuk mencegah dan mengatasi
sumbatan di pembuluh darah. Untuk itu saya harap kerjasama dari ibu ana untuk keberhasilan
proses konseling ini”

Klien : “baik mbak”

Konselor : “baik ibu ana, sebelumnya kita ukur berat badan, tinggi badan, dan lingkar
pinggang ibu terlebih dahulu ya bu”

Lalu asisten mengukur antropometri ibu ana

Konselor : “ibu biasanya berat badannya berapa bu?”

Klient : “wah berapa ya mbak, saya ga pernah inget2, ibu biasanya berapa ya nduk
beratnya?”

Anak klient : “biasanya sekitar 59 sampai 60 kiloan bu kalo ga salah”

Konselor :” nah ini hasilnya berat badan ibu ana 60 kg dan tinggi badannya 153 cm, lalu
lingkar pinggang ibu ana 90 cm bu. Ini artinya overweight ibu, overweight itu artinya berat badan
ibu melebihi berat badan yang dianjurkan, dan lingkar pinggang ibu melebihi batas maksimal
yaitu 80 cm”

Klien : “wah berati saya gemuk ya mbak?”

Konselor : “benar sekali ibu. Nah berdasarkan hasil lab ini, nilai LDL dan TG ibu ana
tinggi bu. LDL dan TG itu kolesterol jahat bu, seharusnya kadar kolestrol jahat ini tidak boleh
melebihi batas maksimalnya bu”

Klien : “kok LDL dan TG saya bisa tinggi kenapa ya mbak?”

Konselor : “nah pertanyaan yang bagus bu, nilai kolesterol jahat tinggi karena konsumsi
makanan tinggi lemak dan kolesterol yang berlebihan. Ibu ana sendiri selama ini konsumsinya
bagaimana bu? Ibu paling suka makanan apa bu?”

Klien : “saya selama ini suka makanan yang gurih2 gitu mbak, yang digoreng2
mbak pokoknya. Saya paling suka makan pake lauk otak sapi mbak, kalo engga digoreng ya
dibuat gule”

Konselor : “jadi ibu suka makan otak sapi yang digoreng dan dibuat gule ya bu?”
Klien : “iya benar mbak, selain itu saya juga suka gule jeroan sapi yang ada di
rumah makan padang itu lho mbak”

Konselor : “oh jadi ibu juga suka makan jeroan sapi ya bu?”

Klien : “iya mbak, seminggu saya bisa makan 4-5 kali mbak, biasa mbak kalo
makan siang sama teman2 di kantor”

Konselor : “selain itu, ibu biasanya makan apa saja bu saat makan siang di kantor?
Kalo sayur yang paling sering apa bu?”

Klien : “ya paling di rumah makan padang itu lah mbak, saya jarang makan sayur
mbak, paling ya makan gule daun singkong mbak, kalo dirumah saya biasanya masak sayur
yang ada santannya gitu mbak, saya ga begitu suka sayur yang bening2 mbak”

Konselor : “jadi ibu suka sayur yang bersantan ya bu? Kalo buah2an yang paling sering
dikonsumsi apa bu?”

Klien : “ iya mbak, buah2an saya jarang sih mbak, paling semangka sama melon
aja mbak kalo pas hari sabtu sama minggu di rumah”

Konselor : “oh jadi ibu makan buah2an kalo pas sabtu sama minggu aja dirumah ya bu
ya? kalo jajan/snack selama di kantor gitu ibu sukanya beli apa bu?”

Klien : “saya paling suka ngemil gorengan mbak, sambil kerja biar engga ngantuk
mbak hehe. Saya biasanya beli 5000 gitu mbak sehari, sekitar 5-6 biji lah mbak”

Anak Klien : “tapi ibu saya kalo hari sabtu sama minggu dirumah bisa habis 7-8 gorengan
lho bu sehari!”
Konselor : “wah bisa sampai 7-8 gorengan ya bu kalo pas libur? Kalo untuk olahraga,
biasanya ibu olahraga nya berapa kali bu dalam seminggu?”

Klien : “wah saya malas sekali mbak kalo olahraga hehe, paling Cuma seminggu
sekali mbak tiap hari jumat senam di kantor”

Konselor : “jadi hanya seminggu sekali saja ya bu? Kalo dikantor, kegiatan ibu apa saja
bu?”

Klien : “saya Cuma ngetikd I depan computer gitu mbak, kan saya bagian
administrasi mbak, jadi ya Cuma duduk manis aja mbak di depan computer sampe sore”

Konselor : “ nah baik bu ana dan mbak anggi, dari hasil perbincangan kita tadi, dapat
saya simpulkan bahwa ibu ana suka mengkonsumsi makanan yang digoreng dan bersantan,
ibu ana suka mengkonsumsi makanan yang tinggi kolesterol seperti jeroan dan otak sapi,
asupan serat ibu ana kurang karena ibu jarang mengkonsumsi buah2an dan sayuran. Ibu juga
masih kurang olahraganya”

Klien : “wah berati saya harus merubah semua itu ya mbak?”

Konselor : “nah tepat sekali ibu, setelah kita mengetahui kesalahan pola makan ibu
ana, sekarang kita diskusikan bersama mengenai diet yang harus ibu terapkan setelah proses
konseling ini. Ibu ana siap berkomitmen untuk melaksankan diet yang nanti akan kita bahas kan
bu?”

Klien : “saya akan berusaha mbak, saya ingin bisa sehat dan melihat anak saya
wisuda dan menikah nantinya”

Konselor : “alangkah bahagianya jika ibu ana sehat selalu hingga mbak anggi wisuda
dan menikah nantinya ya bu. Nah baik bu, untuk mengurangi asupan makanan digoreng dan
bersantan, ibu ana siap jika harus mengurangi makan gorengan bu? Kira2 ibu sanggup
mengurangi berapa gorengan bu sehari? Bagiamana jika kita coba sehari 1 gorengan dan
maksimal 2x makananbersantan dlm seminggu bu?

Klien : “wah kalo sehari 1 gorengan saya kira saya blm sanggup mbak, bagaimana
kalo seahri 2 gorengan dulu mbak? Kalo untuk makanan bersantan saya optimis bisa mbak
maksimal 2 x dalam seminggu”

Konselor : “baik bu, kita sepakat ibu boleh makan gorengan 2x sehari dan 2x makan
makanan bersantan ya bu dlm seminggu. Nah untuk makanan tinggi kolesterol, bagaimana jika
ibu mulai mengganti kebiasaan ibu mengkonsumsi jeroan sapi dan otak sapi dengan
mengkonsumsi ikan dan ayam bu?

Klien : “mengganti jeroan dan otak dengan ikan dan ayam ya mbak? Wah saya
coba dulu ya mbak, tapi kalo untuk yang ini saya optimis bisa mbak”

Konselor : “baik, kalo begitu kita sepakat ya bu. Nah untuk konsumsi buah dan sayur,
bagaimana jika setiap makan siang di kantor, ibu membiasakan diri memesan buah dan sayur
juga bu, bagaimana bu?”

Klien : “wah saya kira saya belom sanggup mbak jika setiap hari makan buah dan
sayur. Bagaimana jika seminggu 4x dulu mbak?”

Konselor : “baik kita sepakat ya bu, konsumsi buah dan sayur 4x seminggu. Nah untuk
olahraga, bagaimana jika ibu mulai membiasakan diri memakai tangga jika menuju ruang kantor
bu? Jadi sebisa mungkin ibu mengurangi menggunakan lift”

Klien : “oh siap mbak kalo itu”


Konselor : “baik, berati kita sepakat ya bu. Nah ibu bisa mengulangi 4 point
kesepakatan kita tadi bu?”

Klien : (mengulangi 4 point tadi)

Konselor : “wah ibu semangat sekali bu, semoga semangat ini tetap terus terjaga dan
ibu dapat melaksanakan diet ibu sehingga penyembuhan penyakit ibu bisa lebih cepat. Mbak
anggi jangan lupa terus memotivasi dan mengingatkan ibunya ya mbak?”

Anak klien :”oke siap bu, serahkan saja pada saya hahaha”

Konselor : “baik, sesi konseling kita cukupkan hari ini ya bu, dan kita rencanakan
konseling 2 minggu kemudian. 1 hari sebelumnya saya akan ingatkan ibu melalui telepon”

Klien : “baik mbak, terima kasih ya mbak atas bantuannya”

Konselor : “sama2 bu, terima kasih juga tas kerjasamanya hari ini”

Konselor mengantar klien dan anaknya sampai ke depan pintu

Konselor : “gorengannya jangan lupa dikuranginya buuuuuu…”

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai