Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERIKANAN

SEKSUALITAS, TINGKAT KEMATANGAN GONAD DAN


FEKUNDITAS IKAN JULUNG-JULUNG (Hemiramphidae)

Oleh : Kelompok 3

Fadhilah Alwy B.S.A 05161911002


Susana Kailul 05161911004
Rusayang Mahmud
05161911008
Sari Tabaika 05161911006
Muhammad Ali Tohe 05161911003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI PERIKANAN

SEKSUALITAS,TINGKAT KEMATANGAN GONAD DAN


FEKUNDITAS IKAN JULUNG-JULUNG (Hemiramphidae)

Oleh : Kelompok 3

Fadhilah Alwy B.S.A 05161911002


Susana Kailul 05161911004
Rusayang Mahmud
05161911008
Sari Tabaika 05161911006
Muhammad Ali Tohe 05161911003

Praktikum
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester pada Mata
Kuliah Biologi Perikanan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktikum Biologi Perikanan


Nama/NPM : Fadhilah Alwy B.S.A 05161911002
Susana Kailul 05161911004
Rusayang Mahmud 05161911008
Sari Tabaika 05161911006
Muhammad Ali Tohe 05161911003

Program Studi : Manajemen Sumber daya Perairan

Ternate, 23 Maret 2021


Ketua Kelompok,

Fadhilah Alwy B.S.A

Mengetahui, Menerima dan Menyetujui,


Dosen Pengampu Asisten

Dr. Sri Endah Widiyanti, SPi MP Rahma Adi Arjun S.


NIP. 197301082003122005 NPM. 05161811004

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada Kami untuk menyelesaikan Laporan ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya lah Saya dapat menyelesaikan Laporan praktikum ini
dengan tepat waktu.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen pengampu


mata kuliah Biologi Perairan karena tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan Kami.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
Laporan ini.

Demikian kata pengantar dari Kami, semoga Laporan ini dapat


menambah ilmu dan wawasan bagi para pembacanya

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ternate, 23 Maret 2021

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN

I.1. Dasar Teori .................................................................................................. 1


I.2. Tujuan Dan Manfaat...................................................................................... 3
I.3. Alat Dan Bahan............................................................................................ 4

II. PROSEDUR PENELITIAN


2.1. Seksualitas ikan............................................................................................ 5
2.2 Tingkat kematangan gonad.......................................................................... 6
2.3 Fekunditas Ikan ............................................................................................ 8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Seksualitas Ikan........................................................................................... 9
3.2. Tingkat kematangan gonad.......................................................................... 10
3.3. Fekunditas ikan............................................................................................ 13

IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan................................................................................................... 15
4.2. Saran............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 16

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.4 Tingkat kematangan gonad ikan.................................................... 7

Tabel 1.2 Klasifikasi Ikan Julung-julung......................................................... 9

Tabel 1.3 Hasil pengamatan Tingkat kematangan gonad............................. 10

Tabel 1.4................................................................................................................... 13

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Posisi ikan yang benar untuk didokumentasikan........................ 5

Gambar 1.2 Pengukuran SL dan TL.............................................................. 6

Gambar 1.3 Ikan kerapu merah..................................................................... 9

Gambar 1.4 Anatomi ikan kerapu................................................................. 10

Gambar 1.5 Gonad ikan kerapu.................................................................... 10

Gambar 1.6 Gonad ikan julung-julung .......................................................... 13

vi
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


1.1.1 Seksualitas Ikan

Pada prinsipnya, seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu


jantan dan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil
sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil
telur. Meskipun tidak semua individu mampu menghasilkan keturunan, namun
setidaknya reproduksi berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di
permukaan bumi ini (Anonim, 2006).

Tingkah laku reproduksi pada ikan merupakan suatu siklus yang dapat
dikatakan berkala dan teratur. Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi
tahunan. Beberapa ikan bahkan bisa bereproduksi lebih dari satu kali dalam satu
tahun. Pada   sistem   reproduksi   ikan,   faktor-faktor   yang   mempengaruhi
kematangan seksualitas ikan antara lain spesies, ukuran, dan umur. Siklus
reproduksi ikan berhubungan erat dengan perkembangan gonad

Ikan berdasarkan seksualitasnya dikelompokkan menjadi ikan hermaprodit


dan ikan gonokhoris. Ikan-ikan hermaprodit adalah ikan yang memiliki dua jenis
kelamin (jantan dan betina), sedangkan ikan gonokhoris adalah ikan yang
memiliki satu jenis kelamin (jantan atau betina).

Penentuan jenis kelamin ikan dapat dilakukan dengan pengamatan sifat-


sifat seksualitas ikan. Ikan dimorphis dapat langsung dibedakan jenis kelaminnya
dari tanda-tanda organ reproduksi sekundernya (warna, morfologi tubuh).
Sedangkan ikan non dimorphis tidak memiliki tanda organ reproduksi sekunder
yang jelas (Effendie, 2002).

Ciri-ciri Seksualitas Ikan

1. Seksualitas Primer

            Ciri atau sifat seksualitas primer pada ikan ditandai dengan adanya organ
yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium
dan pembuluhnya pada ikan dan betina, dan pada ikan jantan testis dengan
pembuluhnya. Tanpa melihat tanda-tanda lain pada ikan, kiranya akan sukar
untuk mengetahui organ seksual primernya. Dengan demikian kita tidak dapat
membedakan ikan jantan dengan ikan betina.

1
2. Seksualitas Sekunder

            Ciri atau sifat seksualitas sekunder adalah tanda-tanda luar yang dapat
dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. 

1.1.2 Tingkat Kematangan Gonad

Selama proses perkembangan alat kelamin maka ovari dan testis akan
mengalami serangkaian perubahan seperti perubahan histologi dan
morfologi.Sejalan dengan perubahan tersebut, ovari dan testis juga mengalami
perubahanbobot dan volume, dan sering dijadikan sebagai tolak ukur dalam
menentukan tingkat kematangan gonad.

Menurut Effendie (1979), yang dimaksud dengan tingkat kematangan


gonad (TKG) adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah
ikan berpijah. Penentuan tingkat kematangan gonad antara lain dengan
mengamati perkembangan gonad. Dalam proses reproduksi, perkembangan
gonad yang semakin matang merupakan bagian dari proses produksi ikan
sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju
pada perkembangan gonad. Pencatatan perubahan atau tahap-tahap
kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang
akan melakukan reproduksi dan yang tidak.

Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini, juga didapatkan


keterangan kapan ikan itu memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah.
Perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam
suatu indeks yang disebut indeks kematangan gonad (IKG). Indeks ini
menunjukkan perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk
gonad yang dinyatakan dalam persen. Perubahan nilai IKG erat hubungannya
dengan tahap perkembangan telur. Umumnya gonad akan semakin bertambah
berat dengan semakin bertambahnya ukuran gonad dan diameter telur. Indeks
ini akan meningkat nilainya dan akan mancapai batas maksimum pada waktu
akan terjadi pemijahan (Effendie, 1997).

Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan.
Menurut Nikolsky (1963) beberapa aspek reproduksi berupa faktor kondisi,
ukuran ikan pertama kali matang gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas,
diketahui untuk kepentingan pengelolaan perikanan dan kelestarian spesies.

2
1.1.3 Fekunditas Ikan

Fekunditas adalah jumlah telur matang sebelum dikeluarkan pada waktu


akan memijah. Fekunditas demikian dinamakan fekunditas individu atau
fekunditas mutlak. Fekunditas relatif adalah jumlah telur persatuan berat atau
panjang. Fekunditas mempunyai keterkaitan dengan umur, panjang atau berat
tubuh individu dan spesies ikan. Fekunditas lebih sering dihubungkan dengan
panjang daripada dengan berat, karena panjang penyusutannya relatif kecil tidak
seperti berat yang dapat berkurang dengan mudah (Effendie, 1997).

Pekerjaan yang berhubungan dengan penelitian fekunditas ada tiga,yaitu:

1) Cara mendapatkan telur

2) Cara mengawetkan telur

3) Cara menghitung telur

Menurut Bagenal (1978) dalam Effendie (1997), Disamping fekunditas


mutlak ada pula fekunditas populasi yaitu jumlah semua telur dari semua
fekunditas mutlak ikan betina yang akan memijah, yaitu semua telur yang akan
dikeluarkan dalam satu musim pemijahan. Hubungan ukuran tubuh betina
dengan fekunditas dapat digunakan untuk menaksir potensi telur yang akan
dikeluarkan(Chondar, 1977 dalam Hossain, 2012). Komponen dari fekunditas ini
adalah fekunditas umur spesifik. Bila struktur umur dan jumlah masing-masing
anggota diketahui, maka fekunditas populasi dapat diketahui. Pengetahuan
fekunditas dan indeks gonad somatik (IGS) merupakan salah satu aspek yang
memiliki peran penting dalam biologi perikanan, dimana fekunditas berkaitan erat
dengan studi dinamika populasi, produksi serta stock recruitment.

1.2 Tujuan Dan Manfaat

Tujuan praktikum ini adalah untuk

1). Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan jenis kelamin ikan melalui
pengamatan sifat-sifat seksualitas ikan (primer dan sekunder).
2) Menentukan tingkat kematangan gonad ikan (TKG) berdasarkan
pengamatan bentuk, ukuran dan warna gonad.
3) Menghitung jumlah telur ikan yang telah matang gonad untuk menentukan
fekunditas ikan.
Setelah mengikuti praktikum, diharapkan agar keterampilan mahasiswa
meningkat dalam menentukan seksualitas ikan, tingkat kematangan gonad dan

3
menentukan fekunditas ikan berdasarkan pengamatan dan analisis data. Selain
itu, keterampilan ini diharapkan dapat menunjang kegiatan PKL, skripsi ataupun
digunakan di dunia kerja kelak.

1.3 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum terdiri dari baki, telenan, penggaris stenlis
30 cm (tingkat ketelitian 1 mm), timbangan analitik digital (tingkat ketelitian 0,0 g),
dissecting set, tisu, kaca pembesar dan alkohol 5% untuk mengawetkan gonad.

4
BAB 2. PROSEDUR KERJA

2.1 Seksualitas Ikan

1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pastikan ikan bersih dari kotoran
yang menempel.
2) Timbanglah berat ikan.
3) Letakkan ikan di atas telenan yang telah dialasi dengan busa sterofoam.
Pastikan posisi kepala berada di sebelah kiri dan bagian abdomen (perut)
menghadap praktikan (Gambar 1). Kemudian ukur panjang ikan dengan
penggaris.

Gambar 1. Posisi ikan yang benar untuk dokumentasi

4) Dokumentasikan morfologi ikan. Untuk keperluan dokumentasi, tancapkan


jarum pentul pada sirip agar posisinya tetap tegak dan letakkan penggaris
sejajar dengan posisi ikan (Gambar 1).
5) Lepaskan jarum pentul dan letakkan ikan pada baki untuk diamati sifat
seksual sekundernya (morfologi bagian perut ikan, tanda-tanda khusus,
warna, dll). Catat hasil pengamatan.
6) Bedahlah bagian perut ikan dengan bantuan gunting secara hati-hati agar
organ dalam rongga perut ikan tidak rusak.
7) Dokumentasikan bagian organ dalam tubuh ikan (anatomi). Untuk keperluan
dokumentasi, bersihkan cairan atau darah yang ada di sekitar rongga perut.
8) Tentukan jenis kelamin ikan berdasarkan pengamatan tanda-tanda seksual

sekunder dan primernya. Catat hasil pengamatanmu.

5
2.2 Tingkat Kematangan Gonad

Prosedur pengamatan TKG:

1) Buatlah form isian data untuk mencatat hasil pengukuran dan pengamatan
No Panjang Berat Jenis Berat Deskripsi gonad TKG
ikan (mm) Ikan (g) Kelamin gonad (g)
SL TL
1
2
dst.
SL = Panjang standar, TL = Panjang total

2) Ukurlah panjang ikan (panjang total dan panjang standar)dan berat ikan
(Gambar 2). Catat hasil pengukuran pada form data TKG. Berilah kode atau
label pada ikan yang telah diukur dan letakkan di baki.

SL

TL

Gambar 2. Pengukuran SL dan TL

3) Amatilah tanda-tanda seksualitas sekunder ikan untuk menentukan jenis


kelaminnya (pengamatan bagian abdomen atau perut ikan, sifat seksual
sekunder, dll). Jika ada, catat hasil pengamatan pada form data TKG.
4) Letakkan ikan pada nampan dengan posisi kepala di sisi kiri. Bedah bagian
perut ikan dan ambil gonad dengan hati-hati. Usahakan gonad tidak rusak
saat dikeluarkan dari rongga tubuh.
5) Timbang berat gonad. Catat hasil pengukuran pada form data TKG.

6) Kelompokkan gonad berdasarkan jenis kelaminnya (jantan atau betina).


Jangan lupa gonad diberi kode atau label. Hitunglah jumlah jantan dan betina.

7) Amatilah morfologi gonad (lihat Tabel 1) dan catat hasil pengamatan pada
kolom deskripsi gonad (form data TKG).
8) Tentukan TKG ikan yang Anda amati pada kolom TKG

6
Secara umum, tingkat kematangan gonad ikan menurut Kesteven (Bagenal
dan Braun, 1968) disajikan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 1. TKG ikan menurut Kesteven (Bagenal dan Braun, 1968)


Gonad sangat kecil, berdekatan di bawah tulang punggung
I Dara Testes & ovarium trasparan, tidak berwarna sampai abu-abu
Telur tidak terlihat dengan mata biasa
Panjang gonad ½ atau lebih sedikit dari panjang rongga
tubuh.
II Dara berkembang
 Testes dan ovarium jernih, abu-abu kemerahan
 Telur satu persatu dapat dilihat dengan kaca pembesar
 Gonad mengisi ½ bagian rongga bawah tubuh
 Testes dan ovarium berbentuk bulat telur, kemerah-merahan
III Perkembangan I
dengan pembuluh darah kapiler.
 Telur dapat terlihat oleh mata seperti serbuk putih.
 Testes putih kemerah-merahan, tidak ada sperma kalau
bagian perut ditekan.
IV Perkembangan II  Ovarium oranye kemerah-merahan, telur jelas dapat
dibedakan, berbentuk bulat telur.
 Ovarium mengisi 2/3 bagian ronga bawah tubuh..
■ Gonad mengisi rongga bawah tubuh.
 Testes berwarna putih, keluar tetesan sperma jika perut
V Bunting/Matur
ditekan.
 Telur berbentuk bulat, beberapa sudah jernih dan masak
■ Telur dan sperma kelur dengan sedikit tekanan ke perut
VI Mijah/Spawning (stripping). Telur berwarna jernih dan beberapa berbentuk
bulat telur dalam ovarium
■ Gonad belum kososng sama sekali, tidak ada telur yang
VII Mijah/Salin
bentuknya bulat telur
 Testes dan ovarium kosong dan berwarna merah.
VIII Salin/Spent
 Beberapa telur dalam keadaan dihisap kembali
IX Pulih Salin ■ Testes dan ovarian jernih abu-abu merah

Bentuk gonad ikan terbang (Hirundichthys affinis) menurut Oliveira dkk.


(2015), adalah memanjang. Bentuk ovarium betina panjang berlekuk, sedangkan
testes jantan panjang lurus atau pipih. Dinding saluran testes rapuh (mudah
patah) dibandingkan dinding ovarium. Berbeda dengan tingkat kematangan
ovarium, perbedaan testes tidak begitu jelas di tiap tahap kematangan gonadnya.
Volume, warna, ketebalan dan pembuluh darah ovarium bervariasi tergantung
tahap kematangan, mulai dari warna merah muda terang sampai kuning gelap,
yaitu warna telur yang masak penuh dari butiran kuning telur. Warna testes
keputihan pada tahap awal sampai matang gonad.

9) Awetkan gonad ikan betina yang telah matang (TKG III dan IV) dalam alcohol
5% dalam wadah berlabel. Simpan dalam freezer.

7
10) Lakukan analisis data untuk mendapatkan rasio jenis jenis kelamin ikan,
hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan dan GSI.

2.3 Fekunditas Ikan

Prosedur kerja yang digunakan adalah metode gabungan, yaitu:

1) Gonad berisi telur dikeringudarakan dahulu lalu timbang seluruh berat


seluruh gonad.
2) Ambil telur dari beberapa bagian gonad dan timbang hingga mencapai berat
tertentu, misalnya g.
3) Telur dimasukkan wadah (tabung atau beaker glass) dan diencerkan sampai
100 ml dengan air.
4) Kocok telur dalam wadah secara merata dan hati-hati, lalu ambil 1 ml cairan
berisi telur tersebut.
5) Hitung jumlah telur dalam 1 ml dan hitunglah fekunditasnya.

8
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Seksualitas Ikan

Klasifikasi dan Morfologi Ikan Kerapu Merah (Plectropomus leopardus)

Kerapu sunuk atau kerapu merah (Plectropomus leopardus) adalah sejenis


ikan dari keluarga Serranidae. Habitat alaminya adalah lautan terbuka dan
karang.

Tabel 2. Klasifikasi Ikan kerapu merah

Kerajaan: Animalia
Ordo: Perciformes
Famili: Serranidae
Genus: Plectropomus
Spesies: P. leopardus

Morfologi Ikan kerapu merah yaitu memiliki tubuh memanjang silindris.


Ikan kerapu sunu sering bewarna merah sehingga dikenal juga kerapu merah
dan kadang bewarna kecoklatan. Pada tubuhnya terdapat bintik-bintik bewarna
biru dengan tepi gelap. Ikan ini memiliki enam buah pita bewarna gelap yang
dalam kondisi tertentu sering tidak tampak. Kerapu sunu jenis Plecetropomus
Leopardus memiliki bintik-bintik kecil yang berukuran seragam (Ghufran dan
Kordi, 2001). Dalam (Ghassani, 2016). Warna tubuh ikan kerapu dapat berubah,
dipengaruhi kondisi lingkungan dan tingkat stres ikan.

Hasil pengamatan

Gambar 3. Ikan kerapu merah

9
Dari hasil pengamatan ini, telah diidentifikasi seksualitas dari ikan kerapu
merah.Ikan kerapu kerapu merah termasuk jenis ikan hermaphrodit protogini
yaitu berubah kelamin dari betina menjadi jantan pada ukuran tertentu. Effendi
(2002) menyatakan bahwa ikan kerapu merupakan jenis ikan bertipe hermaprodit
protogini, dimana proses diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betima ke fase
jantan atau ikan kerapu ini memulai siklus hidupnya sebagai ikan betina
kemudian berubah menjadi ikan jantan.  Fenomena perubahan jenis kelamin
pada ikan kerapu sangat erat hubungannya dengan aktivitas pemijahan, umur,
indeks kelamin dan ukuran (Anonim, 1999 dalam Turangan 2000).

Pada hasil pengamatan, Panjang ikan kerapu didapat SL 18 cm (180,0


mm) sedangkan TL 24 cm (240,0 mm). Berat ikan yaitu 172,91 gram, berat
gonad ikan 10,83 gram, dan berjenis kelamin Betina.

Menurut pendapat Setiawan et al. (2019) mengungkapkan bahwa


perubahan kelamin pada spesies kerapu sunu (P.leopardus) terjadi pada ukuran
≥ 42 cm, kecepatan pertumbuhan spesies ini lambat, yang merupakan salah satu
ciri utama ikan berumur panjang. Adapun usia ikan kerapu sunu dapat mencapai
26 tahun dengan panjang maksimum 1200 mm. Berdasarkan hasil penelitian
Alamsyah et al. (2013) bahwa ikan yang memiliki gonad betina berada pada
kisaran ukuran panjang 29-40 cm dengan bobot 300-1200 g sedangkan untuk
ikan jantan memiliki kisaran ukuran panjang 41-46 cm dengan bobot tubuh 1000-
1500 gram.

Gambar 4. Anatomi kerapu merah Gambar 5. Gonad Ikan kerapu

3.2 Tingkat kematangan Gonad

Hasil Pengamatan

10
Dari hasil pengamatan, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut:

Tabel 3. Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad ikan

Panjang Jenis
Berat Berat
No ikan (mm) Kelami Deskripsi gonad TKG
Ikan (g) gonad (g)
SL TL n
Tekstur lembek dan
20 23,1 26,2 479,1 J 13,111 II
berwarna pucat
Warna oranye
21 23,2 26,1 53,99 B 18,106 kemerahan dan telur IV
jelas
Kecil dan telur tidak
22 23,3 27,1 44,10 B 11,384 I
nampak
Warna oranye
23 22,1 26,1 64,43 B 20,681 kemerahan, padat dan IV
terlihat telur
Berlendir,warna putih
24 25,1 28,6 52,53 J 14,352 III
terang
Kemerahan,terdapat
25 22,5 25,4 59,01 B 13,456 III
telur namun tidak jelas
Warna putih pucat dan
26 23,4 27,3 44,24 J 13,536 II
lembek
27 23,9 27,7 49,58 J 11,576 Warna putih pucat II
Warna pucat, berlendir
28 21,9 25,4 57,13 J 13,246 II
dan lembek
Warna putih pucat dan
29 22,5 25,5 54,02 J 12,806 II
berlendir
Padat, warna oranye
30 22,9 25,9 45,63 B 17,661 IV
terang dan terlihat telur
31 22,1 25,5 53,00 J 12,376 Warna putih susu pucat II
Warna pucat dan
32 23,5 26,9 48,90 J 13,123 II
lembek
33 22,7 26,2 43,50 J 13,053 Lembek,berlendir,pucat II
34 21,5 26,9 62,12 J 12,608 Warna abu-abu pucat II
Warna oranye
35 23,5 27,4 56,21 B 19,733 kemerahan dan telur IV
terlihat jelas
Warna oranye
36 23,3 26,9 67,20 B 16,983 kemerahan dan telur IV
terlihat jelas
Warna merah pucat dan
37 22,5 26,1 48,18 J 12,946 II
berlendir
Warna oranye
38 24,9 28,7 48,22 B 18,957 kemerahan dan telur IV
terlihat jelas

Rasio perbandingan antara jumlah ikan jantan dan betina :

Ikan : jantan 11 ekor

Ikan : betina 8 ekor

11
Perbandingan 11 : 8

8 8
= = 0,7 : = 1
11 8

Rasio Jantan : Betina 0,7:1

Indeks kematangan gonad (IKG) :

Nilai (x) yang menunjukkan perbandingan antara berat gonad dan berat tubuh
ikan termasuk gonad dikali 100%

Wg
Gsi = X 100 %
Wb

Ket : Wg = berat gonad segar ( g )

Wb = berat tubuh ikan ( g )


13,11 g
 ikan 1 (20) Gsi = x 100 % = 27,3
47,91 g
18 ,10 g
 ikan 2 (21) Gsi = x 100 % = 33,5
53,89 g
11 ,38 g
 ikan 3 (22) Gsi = x 100 % = 25,8
44 , 10 g
20 , 68 g
 ikan 4 (23) Gsi = x 100 % = 32,0
64 , 43 g
14,35 g
 ikan 5 (24) Gsi = x 100 % = 27,3
52,53 g
13 , 46 g
 ikan 6 (25) Gsi = x 100 % = 22,8
59,01 g
13 ,53 g
 ikan 7 (26) Gsi = x 100 % = 30,0
44,24 g
11,57 g
 ikan 8 (27) Gsi = x 100 % = 23,3
49,58 g
13,24 g
 ikan 9 (28) Gsi = x 100 % = 23,1
57,13 g
12, 80 g
 ikan 10 (29) Gsi = x 100 % = 23,6
54,02 g
17,66 g
 ikan 11 (30) Gsi = x 100% = 38,7
53,00 g

12
12,37 g
 ikan 12 (31) Gsi = x 100 % = 23,3
53,00 g
13 ,12 g
 ikan 13 (32) Gsi = x 100 % =26,8
48,90 g
13,05 g
 ikan 14 (33) Gsi = x 100 % = 30
43,50 g
12,60 g
 ikan 15 (34) Gsi = x 100 % = 20,2
62,12 g
19,73 g
 ikan 16 (35) Gsi = x 100 % = 35,0
56,22 g
16,98 g
 ikan 17(36) Gsi = x 100 % =25,2
48,18 g
12,94 g
 ikan 18 (37) Gsi = x 100 % = 26,8
48,18 g
18,95 g
 ikan 19 (38) Gsi = x 100 % = 39,2
48,22 g

Tingkat kematangan gonad (TKG) merupakan tahap perkembangan gonad


dimulai dari ikan sebelum memijah hingga ikan sesudah memijah. Menurut
Setyobudi & Widaningroem (2007) tingkatan atau tahap kematangan atau
kedewasaan ikan adalah derajat kematangan ovari atau testes pada ikan.
Derajat kematangan memberikan gambaran kedewasaan ikan yaitu berapa lama
lagi ikan tersebut dapat memijah atau bertelur.

Gambar 1.6 Gonad ikan julung-julung

3.3 Fekunditas Ikan

Metode perhitungan telur ikan dilakukan secara langsung dengan


menghitung jumlah telur dalam suatu sampel satu per satu. Dibutuhkan

13
kecermatan, kesabaran dan ketelitian dalam menghitung jumlah telur tersebut.
Hasil praktikum, didapatkan jumlah dan berat telur ikan seperti berikut:

Tabel 1.4 Jumlah telur dan berat telur

No Jumlah telur(g) Berat telur(g) Berat gonad(g)


21 609 12,62 17,11
23 418 11,97 20,68
25 310 11,19 13,46
30 425 12,27 17,66
35 895 12,94 19,73
36 850 12,23 16,98
38 678 18,82 18,95

Wg x
F:
Q

Q : berat telur

Wg : berat gonad

X = jumlah telur

18,10 x 609
21. F = = 873,4
12,62

20,68 x 418
23. F = = 722,1
11,97

13,48 x 310
25. F = = 373,4
11,19

17,66 x 425
26. F = = 611,6
12,27

19,73 x 895
35. F = = 811,3
12,94

16,98 x 850
36. F = = 1,180
22,23

12,95 x 678
38. F = = 682,6
18,826

14
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

 Pada praktikum seksualitas ikan, Pada hasil pengamatan didapatkan


Panjang ikan kerapu didapat SL 18 cm (180,0 mm) sedangkan TL 24 cm
(240,0 mm). Berat ikan yaitu 172,91 gram, berat gonad ikan 10,83 gram,
dan berjenis kelamin Betina.
 Tingkat kematangan gonad (TKG) merupakan tahap perkembangan
gonad dimulai dari ikan sebelum memijah hingga ikan sesudah memijah.
 Fekunditas mempunyai keterkaitan dengan umur, panjang atau berat
tubuh individu dan spesies ikan.

Saran

Sebaiknya saat melakukan praktikum, harus disiapkan alat-alat yang lebih


canggih lagi agar hasil praktikum yang didapatkan bisa lebih akurat.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Lita April Liana, “FAKTOR KONDISI, FEKUNDITAS, DAN SEKSUALITAS IKAN”


FKP UMP 2012

Sadovy, Y.J. & Colin, L.P. (1995). Sexual development and sexuality in thNassau
grouper. Journal of Fish Biology. (46):961-976. DOI:10.1111/j.1095
8649.1995.tb01401.xSadovy, Y.J. (2005). Troubled

Haris Setiawan,Achmad Fahrudin,Mohammad Mukhlis Kamal2 Program Studi


Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor,
Indonesia; “Analisis Hubungan Panjang Berat Pada Ikan Hermaphrodit:
Kerapu Sunu (Plectropomus leopardus) dan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscoguttat”

JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN Volume 25 No. 3, Oktober 2020: 208-


215208Pola Pertumbuhan Ikan Kerapu Sunu (Plectropomus leopardus) di
Pelabuhan Perikanan Pantai Kurau Kabupaten Bangka Tengah

Effendie, Moch. Ichsan. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan (Dasar Pengembangan Teknik Perikanan). Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

17

Anda mungkin juga menyukai