BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membangun suatu bangsa, adalah hal mendasar yang harus diperhatikan oleh
seorang pemimpin, baik dalam memimpin suatu negara maupun memimpin suatu
diri dan martabatnya serta menjamin hak hidup untuk tumbuh dan berkembang
sesuai dengan fitrah dan kodrat. Karena itu segala bentuk perlakuan yang
mengganggu dan merusak hak-hak dasar, dalam berbagai bentuk pemanfaatan dan
1
2
bagi individu untuk menjadi bertanggung jawab dan menjadi dewasa sepenuhnya.
dalam memimpin suatu organisasi atau institusi pada masa akan datang. Namun
menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Bagi suatu
dilakukan. Karena hal ini dapat dilakukan untuk tujuan regenerasi atau menjaring
dapat berperan serta secara maksimal melaksanakan tugas dan fungsinya, dalam
mewujudkan upaya peningkatan kinerja aparatur atau pegawai yang ada, untuk
memimpin pada mulanya berasal dan kata dasar pimpin. Namun demikian
ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpm adalah suatu peran
dalam sistem tertentu karenanya seseorang dalarn peran formal belum tentu
3
tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang oleh sebab itu kepemimpinan bisa
dimiliki oleh orang yang bukan pemimpin. Dimana setiap perilaku yang dilakukan
oleh seorang pemimpin akan pasti mempengamhi orang yang ada dalam
setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam
dan kebutuhan dasar masyarakat. Dengan kata lain seluruh kepentingan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak itu harus atau perlu adanya suatu
pelayanan.
Adapun kriteria pemimpin yang ideal yaitu jujur, adil, bijaksana, kharismatik dan
cerdas.
mengarahkan serta mengawasi orang lain dalam berbuat sama. Seluruh kegiatan
itu dapat disebut sebagai usaha mempengaruhi perasaan, pikiran dan tingkah laku
orang lain ke arah pencapaian tujuan. Kepemimpinan juga bisa diartikan proses
interaksi antara pemimpin dengan pegawainya untuk berbuat sesuatu yang sesuai
dalam suatu kelompok jika terjadi suatu konflik atau perselisihan diantara orang-
terjamin keteraturan dan dapat ditaati bersama. Kepemimpinan yang tepat juga
dalam proses pembaginan tugas dan wewenang secara tepat secara langsung akan
dimana pemimpin daerah mempunyai peran yang sangat penting dalam kemajuan
daerah. Berawal dan itulah peran pemimpin daerah menjadi sangat penting. Jika
yang belum dapat menikrnati listrik khususnya daerah yang berada dipegunungan
masyarakat, sehingga terbentuk iklim atau suasana yang hannonis. Pegawai yang
6
bekeija sesuai dengan tugas yang dilimpahkan kepadanya, merasa nyaman dan
Lawu”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Luwu.
D. Kegunaan Penelitian
lembaga pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Knsep Kepemimpinan
a. Definisi Kepemimpinan
pengalaman. Arti kata-kata ketua atau raja yang dapat ditemukan dalam beberapa
diacuh satu definisi yang kiranya mampu menjadi landasan untuk membahas
C. Rost,1993).
7
8
orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
pemimpin akan pasti mempengaruhi orang yang ada dalam pengawasannya, agar
organisasi.
Cooley (1902) : “pemimpin selalu merupakan inti dari tendensi dan di lain pihak,
seluruk gerakan sosial bila diuji secara teliti akan terdiri atas berbagai tendensi
Brown (1936) : “pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi
muncul pada situasi tertentu dan terdiri atas hubungan antara individu dengan
kelompoknya.
tugas tertentu.
Bogarus (1928), kepemimpinan sebagai bentukan dan keadaan pola tingkah laku
untuk memperoleh hasil maksimal dengan friksi sedikit mungkin dan kerja sama
terarah”.
orang lain mengerjakan apa yang diharapkan supaya orang lain mengerjakan”.
masing individu”.
Cowley (1928) : “pemimpin adalah individu yang memiliki program, rencana dan
bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang
pasti”.
suatu skema hubungan dan ditentukan oleh harapan timbal-balik antara pemimpin
Exchange theory, Situasional yang dimana hal tersebut merupakan suatu sistem
1. Dasar berpijak faktor interaksi dan barapan mi adaiah path tiga variabel
utama yaitu: aksi reaksi, interaksi dan harapan. Seorang pemimpin dalam
sering dipakai dalam kampanye partai. Akibatnya reaksi akan timbul dan
orang yang dipimpin. Terlepas reaksi tersebut positif atau negatif atan juga
dikecewakan, saat itu juga mereka menunjukan reaksi yang pada akhirnya
dapat menurunkan kredibilitas pemimpin. Untuk hal itu faktor interaksi dan
bertanggung jawab.
dalil menurut Mc. Gregor “manusia karena sifatnya adalah orgasme yang
Kalau hal tersebut terjadi maka tujuan organisasi untuk mencapai tujuan
4. Tokoh utama dan faktor situasional ini ialah Paul Hersey dan Kenneth
mengubah perilaku sesuai dengan tuntutan situasi dan kebutuhan saat itu.
14
k. Tipe-tipe Kepemimpinan
a. Tipe Otokratis
c. Tipe Paternalistik
d. Tipe Kepemimpinan
e. Tipe Demokratis
2) Bersifat terbuka
pemimpin.
B. Konsep Pembangunan
memiliki pandangan yang beragam. Hal ini karena selain pengetahuan yang
mereka berbeda, kepentingan mereka berbeda pula. Untuk itulah maka setiap
16
masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah.
Pembannguuan adalah upaya untuk membuat kehidupan yang lebih baik untuk
setiap orang (Peet and Hartwick : 2009). Hal ini berarti pembangunan merupakan
sebuah upaya yang dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah proses untuk
menjadi sebuah kondisi yang lebih baik. Meskipun demikian kondisi masyarakat
yang lebih baik adalah sebuah kondisi yang tidak dapat ditunggalkan.Kondisi ini
mempunyai banyak ukuran dan kriteria yang berbeda. Akibatnya, ukuran kondisi
yang kebih baik bagi seseorang belum tentu baik menurut orang lain, bahkan
dapat saja menajdi kondisi yang lebih buruk. Contohnya Pemerintah beranggapan
dirasakan sebagai sebuah kondisi yang buruk bagi masyarakat yang tergusur.
memenuhinya, dan ditambah lagi dengan pilihan teori yang dipilih dapat bias
mampu mejawab kebutuhan manusia dari beragam sudut pandang perlu tersedia.
Agar supaya teori pemabngunan dapat mencapai tujuan tersebut, maka teori
manusia. Integrasi ini bukan hanya integrasi antar Ilmu sosial, tetapi juga antar
ilmu sosial dengan Ilmu alam. Pemahaman antar Ilmu Sosial dibutuhkan untuk
yang mempunyai banyak keinginan dan beragam ukuran dalam memandang hidup
Ilmuwan Sosial yang berasal dari beragam disiplin Ilmu sosial seperti Politik,
yang pemenuhan kebutuhanya juga disanggah oleh alam. Jika alam mengalami
penurunan kualitas dan kuantitas, maka hal ini akan berdampak pada penurunan
dari Ilmu alam yang telah mampu memahami perkembangan kondisi alam harus
dapat diintegrasikan dengan perkembangan ilmu sosial agar dapat menjadi acuan
bagi Ilmuwan Sosial. Sebagai Contoh saat ini ilmu alam sudah mampu
pada perubahan iklim, namun hal ini tidak mampu direspon ilmuwan sosial
dengan baik.Kondisi ini berakibat para pengambil kebijakan publik ataupun tata
Agar dapat membawa masyarakat kearah kehidupan yang lebih baik, para
ilmuwan secara umunya dan teoritis teori pembangunan khusunya harus mampu
pemahaman multidisplner, baik antar rumpun Ilmu Sosial maupun antar Ilmu
baik terdapat banyak sudut pandang, hal ini amat tegantung dari teori yang dianut.
negara ukuran dalam membangun sering digunkan untuk mengklaim hasil kinerja
tentunya juga dengan kriteria dan ukuran yang berpihak pada kepentingan mereka.
pemerataan.
telah dihimpun oleh Arief budiman tersebut. Setalah uraian ini penulis akan
20
1. Kekayaan rata-rata.
mengukurnya adalah diukur dari Gross National Product (GNP) dan Gross
demikian dapat diukur produksi rata-rata setiap orang dari sebuah negara.
2. Pemerataan ketiga.
kemakmuran sebuah negara hanya dari produksi rata-rata orang disetiap negara.
Menurut pendekatan ini bisa jadi kekayaan rata-rata tersebut hanya dinikmati oleh
sebagain kecil orang, dan sebagian besar orang yang lain yang tidak mendapat
akses terhadap pertumbuhan ekonomi tetap hidup dalam kemiskinan. Oleh karena
dari pertumbuhan ekonomi. Cara yang dilakukan dalam pendekatan ini adalah
dengan melihat berapa prosen dari GNP di raih oleh 40% penduduk miskin, dan
berapa persen dari 40% dinikmati pendudk menengah,serta berapa prosen dari
20% dinikmati penduduk kaya.Kalau terjadi ketimpangan yang luar biasa maka
pemerataan dalam negara tersebut dianggap tidak tercapai. Cara lain adalah
dengan menggunakan indeks gini. Indeks ini diukur dengan angka antara 0-1. Bila
indeks gini sama dengan satu maka terjadi ketimpangan maksimal,tapi bila 0
maka ketimpangan tidak ada.Jadi semakin kecil indek gini maka semakin kecil
3. Kualitas Hidup
ukur yang digunakan adalah pendapat moris yang mengenalkan PQLI (Physical
Quality Indeks), yang mengukur tiga indikator yaitu : (1) rata-rata harapan hidup
(2) Rata-rata jumlah kemtian bayi (3) Rata-rata presentasi bauta huruf.Ketika
ekonomi dan pemerataan yang didapat saat ini, bisa tidak berarti apa-apa bila
masa depan. Oleh karena itu, pendekatan ini memasukan kemampuan untuk
pandang orang luar dalam memandang sebuah indikator kehidupan yang lebih
baik dalam sebuah masyarakat. Para teoritikus hanya mengukur dari sudut
pandang mereka, tapi tidak memperhitungkan ukuran hidup yang lebih baik
kondisi lingkungan fisik, sosial dan budaya yang melatar belakangi sebuah
masyarakat tidak seragam. Oleh karena itu, cara mengukur Indikator keberhasilan
pembangunan.
masyarakat secara nyata dan tentunya hasilnyaa tidak seragam, melainkan sangat
beragam tergantung pada kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada didalam
masyarakat tersebut.
kelas dominan yaitu kelas kapitalis. Kepentingan kelas dominan ini selalu
mendapat kritik dari kaum yang mengkritik sistem kapitalisme. Kritik-kritik ini
pembangunan.
Richer Peet and Elaine Hartwick (2009) membagi dua bagian besar teori
pembangunan yang akan kita perdalam pada bab-bab berikut dari diktat ini, yang
upaya untuk mencapai tujuan itu. Teori –teori yang berada dalam garis Teori
termasuk juga Sustainable Development. Meskipun berada dalam satu garis teori
24
melahirkan cara berpikir rasional dan empiris yang berkontribusi besar bagi
munculnya peradaban moderen. Cara berpikir baru ini berpengaruh besar terhadap
kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah berdampak pada terjadinya
didominasi oleh kelas-kelas bangsawan dan gereja menjadi didominasi oleh kelas-
kelas pemilik modal. Dalam melakukan peranya sebagai pemain baru dalam
proses perubahan sosial kaum pemilik modal ini membutuhkan teori-teori yang
melegitimasi peran penting mereka dalam kehidupan sosial dan ekonomi pada
abad baru ini.Dalam hal teori konvensional awal, yaitu teori ekonomi klasik yang
megenalkan konsep akumulasi kapital dan pasar bebas mempunyai peran penting
masyarakat terbaik, bahkan ada juga yang menolak ie-ide pencerahan yang telah
kapitalisme sebagai sebuah tatanan masyarakat yang ideal, teori-teori yang berada
adalah antara teori –teori yang dipengaruhi cara berpikir marxis dan teori yang
tidak berada pada garis pemikiran marxis. Teori yang berada pada garis pikir
ekploitatif terhadap kelas yang tidak bermodal, namun teori ini masih berada
dalam satu cara berpikir dengan teori konvensional, yaitu masih berada dalam
Teori ini hadir ketika dominasi kapitalisme telah memunculkan dampak buruk
bagi masyarakat eropa pada saat itu, yaitu kesenjangan sosial yang muncul akibat
ekploitasi terhadap kaum buruh. Dalam hal pendekatan analisis teori ini
yang ada didalam masyarakat. Dalam analisis ini perbedaan penguasaan terhadap
Pembangunan yang berada pada garis pikir marxis adalah teori ketergantungan.
Teori kedua adalah yang tidak dipengaruhi oleh cara berpikir marxis. Teori ini
menempatkan diri pada posisi teori yang melakukan kritik terhadap peradaban
moderen yang dibangun dari cari berpikir rasional dan empiris pada abad
pencerahan. Menurut teori ini peradaban moderen saat ini tidaklah membawa
berbeda dengan cara berpikir moderen Menurut penganut teori ini doimanasi
pada dehumanisasi. Teori Pembangunan yang berada pada posisi ini adalah teori
dengan Teori pembangunan Feminsme. Teori yang berusaha memahami cara agar
perempuan hidup lebih baik ini, mempunyai kebergaman persepktif yang juga
mendukung sistem kapitalisme yang telah mapan. Sedang teori-teori lainya seperti
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kemuculan teori pembangunan tidak
dapat dilepaskan dari kepentingan dan konteks sosial yang berpengaruh besar
pada zaman tersebut. Teori conventional lahir sebagai kritik terhadap zaman
feodal yang didominasi oleh kaum bangsawan, sekaligus sebagai upaya untuk
dilatarbelaksngi oleh dua kritik. Kritik pertama adalah krtik langsung terhadap
upaya mencapai kehidupan yang lebih baik untuk kaumnya. Pada bagian-bagian
berikut dari diktat akan diuraikan dengan lebih detail lagi dari teori-teori tersebut.
jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula dua indikator lainnya yang
yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) dan Indeks Pembangunan Manusia
1. Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan
salah satu indikator makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur
2. Struktur Ekonomi
meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan
3. Urbanisasi
Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus
indikator pembangunan.
4. Angka Tabungan
memerlukan investasi dan modal. Finansial kapital merupakan faktor utama dalam
pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh
usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
29
Indeks kualitas hidup (ITCH) atau Physical Qualty of life Index (PQLT)
nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan
Indeks kualitas hidup, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi
sekaligus dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan
pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur
pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indikator yang telah
ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya
30
Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia
akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan
dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap
paling menentukan dalam pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan
yang lebih balk. Indeks ini dibuat dengan mengkombinasikan tiga komponen.
marnisia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills,
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara
31
building)”.
budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju
atas kekuatan sendiri (self sustaining proces) tergantung kepada manusia dan
emansipasi diri, dan suatu partisipasi kreatif dalam proses pembangunan hanya
akan dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tepat dan akurat jika terlebih dahulu
yang akan datang. lndikator kinerja daerah sebagai alat untuk menilai
yang diharapkan di masa mendatang. Dalam hal ini, dalam melihat kinerja daerah
pada dasamya digambarkan melalui tingkat capaian sasaran dan tingkat efisiensi
haruslah ditetapkan secara benar dan dapat menggambarkan keadaan untuk kerja
secara riil. Berdasarkan uraian makna penetapan kinerja pemerintah tersebut maka
performance indicator).
Lazimnya sebuah alat ukur untuk mengukur kinerja suatu organisasi, maka
Publik? Untuk menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu perlu kita pahami apa
33
Uraian diatas telah diuraikan bahwa dalam studi teori pembangunan di pelajari
tentang beragam cara berpikir dalam memandang hidup yang lebih baik. Dari
berbicara tentang idealitas tetapi juga cara-cara untuk mencapai idealitas tersebut.
mereka.
sumber daya ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sector negara dan
banyak aktor yang terlibat diiriana tidak ada yang sangat dominan yang
Karena itu sistem good govenment sangat berlawanan dengan sistem pemerinthan
good governance yang menuntut partisipasi dan prakarsa masyarakat mulai prodes
pelaku atau aktor yang dapat mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang
sesuai dengan dinamika dan tuntutan masyarakat yakni pelayanan publik yang
bertindak sebagai agen perubahan (agent ofchanges), agen pembaruan dan agen
Mengakui ada banyak aktor yang terlibat dalam proses sosial, governance
bukanlah sesuatu yang terjadi secara chaotic, random atau tidak terduga. Ada
aturan-aturan main yang diikuti oleh berbagai aktor yang berbeda. Salah satu
aturan main yang penting adalah adanya wewenang yang dijalankan oleh negara.
pe1akupe1aku yang berbeda. Oleh sebab itu, karena melibatkan banyak pihak dan
demikian, “adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang
pluralisme.Good governance sangat terkait dengan dua hal yaitu (1) good
governance tidak dapat dibatasi hanya pada tujuan ekonomi dan (2) tujuan
governance yang saling memperkuat dan tidak dapat berdiri sendiri sebagai
(Strategic Vision).
37
tidak langsung.
(berkelanjutan).
Kualitas tata laksana dan hubungan kerja antarlembaga di pusat dan antara
baik.
public.
publik.
Kalangan dunia usaha swasta akan meraa lebih aman dan terjamin ketika
(rule of the game yang tegas, jelas dan mudah di pahami oleh masyarakat.
6. Demokrasi (Democracy)
11. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat (Private sector &
Inequality)
Protection)
Indikator Minimal :
o Adanya Visi dan Strategi yang jelas dan Mapan dengan menjaga
kepastian hokum
strategi
Indikator Minimal :
Pusat/balai informasi
Media Cetak
Papan Pengumuman
Indikator Minimal :
partisipatif
Media masa nasional maupun media masa local sebagai sarana penyaluran
aspirasi masyarakat.
Indikator Minimal :
pelaksanaan.
mpelaksanaan kegiatan
Laporan Tahunan
Sistem Pengawasan
Indikator Minimal :
dan peraturan
peraturan
Indikator Minimal :
public
Peraturan yang menjamin adanya hak dan kewajiban yang sama bagi
kebijakan publik
Indikator Minimal :
Bekinerja tinggi
Taat Asas
Indikator Minimal :
oleh masyarakat
Fasilitas Komunikasi
Indikator Minimal :
pelayanan.
Indikator Minimal :
jabatan.
11. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat (Private sector &
Indikator Minimal :
menengah
47
Inequality)
Indikator Minimal :
tidak mampu.
kawasan tertinggal.
Protection)
Indikator Minimal :
48
perlindungan/koservasinya
Indikator Minimal :
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
2007, Sekretariat Daerah adalah sebuah satuan kerja yang bertugas membantu
Daerah No.3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah
pemerintah kabupaten yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada
D. Kerangka Pikir
INDIKATOR INDIIKATOR
KEPEMIMPINAN GOOD GOVERNANCE
1. Akuntabilitas
1.Kejujuran
2. Transparansi
2.Pandangan Kedepan
3. Keterbukaan
3.Mengilhami Pengikutnya
4. Aturan Hukum
4. Kompetensi
E. Definisi Operasional
1. Kejujuran adalah sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpim. Dalam hal
2. Pandangan ke depan adalah memiliki misi ke depan yang lebih baik. Dalam
pengikutnya. Dalam hal ini, pengkut bekerja secara optimis dan antusias.
selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan dan
berupa jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap tiap
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan selama dua bulan yaitu mulai dari bulan
Luwu.
52
1. Jenis Penelitian
masyarakat dengan mengumpulkan data berupa angka yang diperoleh dari lokasi
Luwu.
2. Tipe Penelitian
memilih data atau menemukan ruang lingkup tertentu sebagai sampel yang
dianggap representatif
1. Populasi
Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 2760 orang pegawai
2. Sampel
53
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti Arikunto dalam
Very dalam Ernawati Mansyur (2014). Menurut Hidayat dalam Very Emawati
Mansyur (2014:33) sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
maka peneliti mengambil sampel 25 (dua puluh lima) dari pegawai di Sekretariat
Responden
Pegawai = 25 orang
Masyarakat = 50 orang
1. Pengamatan / Observasi
2. Kuesioner
54
3. Studi Dokumentasi
yang berupa buku-buku, dokumen atau bahan pustaka lainnya yang ada
Kabupaten Luwu.
Data yang diperoleh dari lokasi penelitian pada dasarnya masih data mentah.
Data tersebut merupakan hasil yang perlu diolah kembali hasilnya kemudian
Hindar Jaya (2013:33) analisis persentase dan rumus perhitungan skor untuk
F ∑( F . X )
P= x 100 % X=
N N
Keterangan:
P = Pesentase F = Frekuensi
X = Rata-rata ∑ (F.X) = Jumlah skor kategori jawaban
N = Jumlah Reponden
RATA −RATA
RATA PERSEN= X 100 %
BANYAKNYA KLASIFIKASI
skala likert. Skala likert dikembangkan oleh Rensis Likert dalam Hindar Jaya
(1932:43) yng paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
responden terhadapat suatu objek. Husaini Usman & Purnomo Setiady dalam
Hindar Jaya (2004:43). Pemberian skor dimulai dan nilai tertinggi dengan 4 dan
Rumus interval
Jarak Pengukuran
Interval kategori =
jumla h Interval
4−1
= =0,75
4
Oleh karenanya kategori dari data yang dihasilkan akan diuraikan sebagai
berikut:
BAB IV
Dilihat dari letak geografis, Kabupaten Luwu cukup strategis. Palopo, yang
Kabupaten Luwu sebagai pintu gerbang Sulwesi Selatan bagian dengan nama
menguasai Luwu. Sistem pemerintahan yang diterapkan sama, hanya saja rakyat
tentu saja membuat hasil-hasil bumi masyarakat Belopa dan sekitarnya lebih
Masa pemerintahan Jepang, yaitu tentara Dai Nippon, kedudukan Datu Luwu
kebebasan, namun tetap diawasi secara ketat oleh pemerintahan militer Jepang.
Yang menjadi pemerintahan sipil atau Datu Luwu pada masa itu ialah "Andi
Kambo Opu Tenrisompa" kemudian diganti oleh putranya "Andi Patiware" yang
lima onder Afdeling Palopo, Masamba, Malili, Tana Toraja atau Makale,
RI, secara otomatis Kerajaan Luwu berintegrasi masuk kedalam Negara Republik
Indonesia. Hal itu ditandai dengan adanya pernyataan Raja Luwu pada masa itu
Andi Djemma yang antara lain menyatakan "Kerajaan Luwu adalah bagian dari
antaranya adalah daerah Swatantra Luwu yang mewilayahi seluruh daerah Luwu
B. Karakteristik Responden
59
Kuesioner yang kembali berjumlah 75. Jadi respon pada penelitian ini adalah
Dari data tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 75 orang yang merupakan
persen.
responden yang dominan kebanyakan umur responden berada pada kisaran umur
17-30 tahun sebesar 41,33 persen sedangkan yang terkecil berada pada umur 51
sebanyak 5 orang 6,67 persen. Jika dilihat dari tabel di atas sebagian besar
nampak bahwa responden didominasi oleh lulusan SMA. Namun masih ada
Mengukur peran pemerintah dalam hal ini Bupati Kabupaten Luwu dalam
kepemimpinan bupati dan untuk mengetahui upaya yang ditempuh Bupati dalam
sangat baik dan tidak ada responden yang menanggapi tidak baik. Dengan
melihat nilai rata-rata skor yang 2,97 dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
Luwu
responden 9,52 persen menanggapi sangat sering dan hanya 3 responden 1,43
persen yang menanggapi tidak sering. Dengan melihat nilai rata-rata skor yang
4) Pengetahuan tentang aturan hukum yang telah dibuat oleh Bupati dalam
Pengetahuan tentang aturan hukum yang telah dibuat oleh Bupati dalam
menanggapi sangat mengetahui. Dengan melihat nilai rata-rata skor yang 2,27
baik.
Dengan melihat nilai rata-rata skor yang 2,89 dapat disimpulkan bahwa upaya
persen yang menanggapi tidak efektif. Dengan melihat nilai rata-rata skor yang
2,89 dapat disimpulkan bahwa upaya Bupati terkait akuntabilitas sudah baik.
7) Bupati bertanggung jawab atas segala tindakan dan kebijakan yang telah
melihat nilai rata-rata skor yang 3,05 dapat disimpulkan bahwa upaya Bupati
di Kabupaten Luwu.
responden 1,86 persen yang menanggapi tidak terbuka. Dengan melihat nilai
rata-rata skor yang 2,87 dapat disimpulkan bahwa upaya Bupati terkait
Pemerintahan Kabupaten Luwu berkategorikan baik. Hal ini dapat dilihat dari
BAB V
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka
4. Pengetahuan tentang aturan hukum yang telah dibuat oleh Bupati dalam
di Kabupaten Luwu dengan rata-rata skor 2,89 berada pada kategori baik
69
71
7. Bupati bertanggung jawab atas segala tindakan dan kebijakan yang telah
di Kabupaten Luwu dengan rata-rata skor 2,87 berada pada kategori baik.
bisa dikategorikan baik karena belum semua pegawai dan masyarakat dapat
sekarang ini.
B. SARAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang ada, dengan melihat
Luwu
5. Pemerintah daerah dalam hal in Bupati Kabupaten Luwu agar supaya dapat
kepada masyarakat agar masyarakat mengetahu dari mana sumber dana yang
mereka peroleh.
73
DAFTAR PUSTAKA
(tidak diterbitkan)
Sugiyono, 2011, Metode Peneliian Kuntitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta cv,
Bandung
Website:
http://anazmudin.blogspot.com/2012/02/definisi-good-governace.html
http://bambumoeda.wordpress.com/2012/05/29/karakteristik-pemimpin-ideal-
menurut-islam/
http://bangpren.blogspot.com/2012/03/pengertian-good-governance.html
https://www.facebook.com/notes/takinaro-stisk/penerapan-prinsip-prinsip-good-
governance-dalam-pembangunan-daerah/10150369482110931
http://knkg-indonesia.com/home/news/93-10-prinsip-good-governance.html
http://pengertianx.blogspot.com/2013/05/makalah-pengertian-good-corparate-
governance-di-indonesia.html
http://rasyidahannajwa.blogspot.com/2012/12/dasar-dasar-good-governance.html