Fullpapers Marine8592e834fcfull
Fullpapers Marine8592e834fcfull
3, September 2018
Pembekuan adalah salah satu cara pengolahan hasil perikanan yang bertujuan untuk mengawetkan
makanan berdasarkan penghambatan pertumbuhan mikroorganisme, menahan reaksi-reaksi kimia dan aktivitas
enzim. Program kelayakan dasar dalam industri pembekuan diperlukan untuk menjamin keamanan pangan yaitu
prosedur operasi standar sanitasi (Sanitation Standart Operating Procedures/SSOP) dan cara produksi makanan
yang baik (Good Manufacturing Practices/GMP).Good Manufacturing Practices (GMP) adalah persyaratan dasar
yang semestinya dipenuhi oleh suatu perusahaan yang ingin menghasilkan pangan yang bermutu dan aman secara
konsisten. Persyaratan tersebut mencakup persyaratan produksi, lokasi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi
dan karyawan. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui secara langsung bagaimana cara penerapan GMP,
mengetahui faktor yang mempengaruhi penerapan GMP, mengetahui dan memahami permasalahan atau kendala
yang timbul dalam penerapan GMP pada pabrik pembekuan cumi-cumi (Loligo vulgaris). Penelitian ini
dilaksanakan di PT. Starfood International yang terletak di Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran,
Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 18 Januari sampai 18 Februari 2016. Metode kerja yang
digunakan adalah metode deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi,
wawancara, dan partisipasi aktif. PT. Starfood International adalah anak perusahaan PT. Kelola Mina Laut yang
merupakan perusahaan swasta nasional berbentuk perseroan terbatas bergerak dalam bidang pengolahan hasil
perikanan. Penerapan GMP dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa aspek meliputi lokasi
pabrik, bangunan, produk akhir, peralatan pengolahan, bahan produksi, personal hygiene, pengendalian proses
pengolahan, fasilitas sanitasi, label, keterangan produk, penyimpanan, pemeliharaan sarana pengolahan dan
kegiatan sanitasi, laboratorium, kemasan dan transportasi.
Abstract
Freezing is one of processing of fishery products intended to preserve food by inhibiting the growth of
microorganisms, resist chemical reactions and enzyme activity. Program eligibility freezing base in the industry
is needed to ensure food safety, namely sanitation standard operating procedures (Sanitation Standard Operating
Procedures / SSOP) and the good food production (Good Manufacturing Practices / GMP). Good
Manufacturing Practices (GMP) are the basic requirements that should be met by a company that wants to
produce quality and safe food consistently. These requirements include the production requirements, locations,
buildings and facilities, production equipment and employees. Research implementation goals are to know
directly how the application of GMP, knowing the factors that affect the application of GMP, know and
understand the problems or obstacles that arise in the implementation of GMP in the freezing squid (Loligo
vulgaris). The research was carried out at PT. Starfood International, located in Kandang Semangkon village,
District Paciran, Lamongan, East Java Province on 18 th January to 18th February, 2016. The work method was
implemented as the descriptive method with collecting data through observation, documentation, interview, and
active participation. PT. Starfood International is a branch of PT. Kelola Mina Laut which is a national private
company that is form of limited company engages in the processing of fishery products. This company has three
operational activity units including surimi managing unit, frozen fish managing unit and fish meal managing
unit. The implementation of GMP is done by assessing some aspects include plant location, the building, the
final product, processing equipment, production materials, personal hygiene, process control processing,
sanitation facilities, label, product description, storage, maintenance of treatment facilities and sanitation
activities, laboratory, packaging and transportation.
111
Diterima/Received: 16 Juli 2018
Diterima/Accepted: 28 Agustus 2018
Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 7 No.3, September 2018
PENDAHULUAN
Cumi-cumi (Loligo vulgaris) mencakup persyaratan untuk persyaratan
merupakan salah satu komoditi hasil produksi, persyaratan lokasi, bangunan dan
perikanan yang memiliki nilai ekonomis fasilitas, peralatan produksi dan karyawan
tinggi dan digemari oleh masyarakat. (Dewanti dan Hariyadi, 2013).
Cumi-cumi memiliki daging berwarna Penerapan GMP dilakukan dengan
putih serta mengandung protein 14 – 16% melakukan penilaian terhadap beberapa
(Okuzumi dan Fuji, 2000). Salah satu aspek meliputi lokasi pabrik, bangunan,
kendala dalam pemasaran adalah cumi- produk akhir, peralatan pengolahan, bahan
cumi termasuk hasil perikanan yang produksi, personal hygiene, pengendalian
sangat rentan terhadap kerusakan. Upaya proses pengolahan, fasilitas sanitasi, label,
penanganan untuk menghambat kerusakan keterangan produk, penyimpanan,
cumi-cumi perlu dilakukan dengan tepat pemeliharaan sarana pengolahan dan
(Dwiari dkk., 2008).Pembekuan adalah kegiatan sanitasi, laboratorium, kemasan
salah satu cara pengolahan hasil perikanan dan transportasi. Hasil penilaian yang telah
yang bertujuan untuk mengawetkan memenuhi persyaratan akan mendapatkan
makanan berdasarkan atas penghambatan sertifikat berlaku untuk jangka waktu 3
pertumbuhan mikroorganisme, menahan (tiga) tahun sepanjang sarana
reaksi-reaksi kimia dan aktivitas enzim- produksiyang bersangkutan masih
enzim (Nuryani, 2006). berproduksi dan memenuhipersyaratan
Program kelayakan dasar dalam sesuai ketentuan peraturan perundangan-
industri pembekuan diperlukan untuk undangan (Peraturan Kepala Badan
menjamin keamanan pangan.Program Pengawas Obat dan MakananRepublik
tersebut adalah prosedur operasi standar Indonesia Nomor 11 Tahun 2014)
sanitasi (Sanitation Standart Operating Tujuan Penelitian ini adalah
Procedures/SSOP) dan cara produksi mengetahui secara langsung bagaimana
makanan yang baik (Good Manufacturing cara penerapan GMP pada pabrik
Practices/GMP).Good Manufacturing pembekuan cumi-cumi, mengetahui faktor
Practices (GMP) adalah persyaratan dasar yang mempengaruhi penerapan GMP,
yang semestinya dipenuhi oleh suatu mengetahui dan memahami permasalahan
perusahaan yang ingin menghasilkan atau kendala yang timbul dalam penerapan
pangan yang bermutu dan aman secara GMP pada pabrik pembekuan cumi-cumi
konsisten. Persyaratan dalam Good (Loligo vulgaris) di PT. Starfood
Manufacturing Practices (GMP) Lamongan, Jawa Timur. Manfaat
112
Diterima/Received: 16 Juli 2018
Diterima/Accepted: 28 Agustus 2018
Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 7 No.3, September 2018
sesudah masuk toilet.Jumlah toilet yang dalam lokasi pabrik yang jaraknya ± 50 m
disediakan berjumlah 4 buah. Ketentuan dari lokasi pabrik.
jumlah toilet telah diatur dalam keputusan Sarana hygine karyawan diperlukan
Menteri Kesehatan RI Nomor : untuk mencegah kontaminasi terhadap
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang bahan pangan. Fasilitas cuci tangan
persyaratan lingkungan kerja perkantoran terdapat didekat toilet sebelum masuk ke
dan industri yaitu untuk 1 sampai dengan ruang produksi. Tempat cuci kaki berada
25 orang karyawan pria maka perusahaan di ruang sebelum masuk ruang ganti dan
harus menyediakan 1 buah kamar mandi, 1 ruang sebelum masuk ruang
buah jamban, dan 2 buah wastafel, produksi.Tempat cuci tangan yang ada di
sedangkan untuk 1 sampai dengan 20 ruangan sebelum proses dilengkapi dengan
orang karyawan wanita maka perusahaan sabun cair, chlorin30 ppm. Sedangkan bak
harus menyediakan 1 buah kamar mandi, 1 pembilas sepatu dilengkapi dengan
buah jamban dan 2 buah wastafel. campuran air dengan chlorin 100 ppm.
Pembersihan toilet dilakukan setiap 3 hari Washtafel yang digunakan di tempat cuci
sekali. Hal ini tidak sesuai dengan tangan menggunakan washtafel dengan
pendapat Kanduri dan Eckhardt (2002), pencetan kaki, sehingga dapat
pembersihan toilet dilakukan setiap hari meminimalisir kontaminasi dan lebih
dan pastikan ketersediaan air, tisu, dan efektif.
sabun diisi ulang untuk kebutuhan hari
Peralatan pengolahan
berikutnya. Sarana pembuangan limbah Peralatan yang digunakan di PT.
terdapat disetiap bagian proses produksi,
Starfood International bersifat manual,
berupa pipa saluran limbah cair dan tempat semi otomatis. Peralatan produksi manual
pembuangan limbah padat. Limbah cair merupakan peralatan yang digunakan
ditampung oleh Instalasi Pengolahan Air dalam proses produksi dengan
Limbah (IPAL) dan diberikan perlakuan menggunakan kerja manusia. Peralatan
penambahan bakteri pengurai dengan produksi semi otomatis merupakan
metode aerasi sampai limbah cair aman peralatan yang bersifat otomatis, tetapi
sebelum dilepas ke laut. Sedangkan limbah masih ada beberapa dilakukan secara
padat dari sisa pembekuan diolah menjadi manual.Peralatan dan perlengkapan di area
tepung ikan. Sedangkan tempat produksi terutama yang langsung kontak
pembuangan sampah akhir dari limbah dengan produk telah sesuai dengan
padat selain hasil dari produksi berada di persyaratan yang ditetapkan, yaitu
permukaannya halus, tahan karat, kedap air
115
Diterima/Received: 16 Juli 2018
Diterima/Accepted: 28 Agustus 2018
Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 7 No.3, September 2018
dan tahan korosif terhadap bahan kimia khusus dengan atribut yang lengkap seperti
serta mudah dibersihkan. Pemeliharaan penutup kepala, masker, sarung tangan,
peralatan yang dilakukan antara lain apron, baju khusus produksi dan
pembersihan peralatan setelah proses mengenakan sepatu boot. Seragam yang
produksi oleh para karyawan dan dipakai harus bersih dan dicuci tiap
pemantauan semua peralatan dilakukan harinya oleh karyawan sendiri. Menurut
oleh QC. Peralatan seperti timbangan Thaheer (2005), suatu pabrik seharusnya
dilakukan cek count, dan dilakukan menyediakan fasilitas laundry sebab
kalibrasi setiap hari, mencuci seragam bagi karyawan sendiri
umumnya tidak efektif dan menimbulkan
Sistem Pengendalian Hama
biaya tambahan bagi karyawan. Bagi
Hama dapat menjadi bahaya pada
karyawan yang sakit tidak diperbolehkan
produk, sehingga diperlukan pengendalian
memasuki ruang produksi karena dapat
untuk mencegah masuknya hama kedalam
menyebabkan kontaminasi produk yang
area produksi.Pencegahan masuknya hama
dihasilkan. Setiap karyawan harus
berupa serangga ke area proses produksi
memotong kuku yang panjang dan tidak
dilakukan dengan memasang tirai pada
menggunaan cat kuku. Karyawan wanita
tiap pintu masuk bagian produksi.
tidak diperkenankan menggunakan
Terdapat Insect killer yang dipasang pada
perhiasan dan riasan wajah karena dapat
tiap bagian ruang produksi, dan diletakan
menyebabkan kontaminasi pada produk
disebelah pintu masuk. Di lingkungan
secara tidak langsung.
pabrik tidak terdapat hewan seperti kucing
yang berkeliaran. Setiap lubang-lubang Proses Produksi
dan saluran tertutup dengan baik sehingga Proses produksi terdiri dari
dapat mencegah hama masuk kedalam penerimaan bahan baku, penimbangan,
ruang produksi. penyiangan, soaking, sortasi, pengemasan,
pembekuan, dan penyimpanan.Pada tahap
Higiene dan Sanitasi Karyawan
penerimaan bahan baku, cumi-cumi yang
Higiene karyawan perlu
akan diproses lebih lanjut dicuci terlebih
diperhatikan sebab karyawan merupakan
dahulu menggunakan air es suhu ±50 C.
salah satu sumber kontaminasi. PT.
Namun pada setiap proses pencucian tidak
Starfood International menerapkan
dilakukan penambahan sanitizerpada air
beberapa peraturan bagi karyawan terkait
pencucian. Hal ini dikarenakan PT.
hygiene karyawan. Salah satunya adalah
Starfood International memiliki Instalasi
mengenakan pakaian produksi yang
pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
116
Diterima/Received: 16 Juli 2018
Diterima/Accepted: 28 Agustus 2018
Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 7 No.3, September 2018
menggunkan bakteri yang tidak tahan monitoring sarana dan prasarana dan
terhadap bahan kimia yang berkonsentrasi pencatatan monitoring pembersihan toilet.
tinggi.Tahap penyiangan dan sortasi bahan Pencatatan yang dilaporkan setiap harinya
baku cumi-cumi dialiri air mengalir oleh QC diserahkan pada Kepala QC dan
0
dengan suhu ±20 C.Tahap pembekuan dibukukan agar tersimpan rapi dan dapat
dilakukan dengan metode ABF. melihat data kembali apabila ada
Pembekuan belangsung selama ±8 jam pengaduan. Selain itu, PT. Starfood
dengan suhu -400C. Cumi-cumi setelah International menerapkan sistem telusur
dilakukan pembekuan dilakukan proses pada produk dengan memberikan kode
glazing. Produk akhir dikemas dengan produksi yang telah dikemas.
menggunakan polybag kemudian
Penilaian Aspek Good Manufacturing
dimasukkan ke dalam master carton (MC).
Practices (GMP)
Manajemen Pengawasan Berdasarkan hasil penilaian aspek
PT. Starfood International selalu GMP yang telah dilakukan oleh
menjaga kualitas produk dihasilkan. Hal Laboratorium Pembinaan dan Pengujian
ini dibuktikan dengan adanya ekspor Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) tahun
produk ke luar negeri yaitu negara Taiwan. 2011, berdasarkan pada checklist
Mutu kualitas cumi-cumi dimonitoring monitoring GMP yang meliputi lokasi
pada tiap bagian produksi mulai dari pabrik, bangunan, peralatan pengolahan,
penerimaan bahan baku, proses produk akhir, personal hygiene,
pengolahan, hingga produk akhir siap pengendalian proses pengolahan, bahan
didistribusikan. Pengendalian mutu yang produksi, fasilitas sanitasi, label,
dilakukan pada saat proses produksi adalah keterangan produk, penyimpanan,
dengan adanya QC disetiap bagian laboratorium, pemeliharaan sarana
produksi. pengolahan dan kegiatan sanitasi, kemasan
dan transportasi. PT. Starfood International
Pencatatan dan Dokumentasi
memiliki tiga penyimpangan minor,
Pencatatan dilakukan oleh karyawan
delapan penyimpangan mayor dan dua
yang bertugas mencatat (tally) dengan
penyimpangan serius. Penyimpangan
diawasi oleh QC. Pencatatan yang
minor terdapat pada pintu masuk ruangan
dilakukan antara lain pencatatan bahan
produksi yang telah dilengkapi dengan
baku yang datang dan berat bahan baku,
insect killer namun alat tersebut tidak
pencatatan suhu setiap proses, pencatatan
difungsikan ketika kegiatan produksi
hasil kalibrasi timbangan, pencatatan
berlangsung, dinding kamar mandi
117
Diterima/Received: 16 Juli 2018
Diterima/Accepted: 28 Agustus 2018
Journal of Marine and Coastal Science, Vol. 7 No.3, September 2018
119
Diterima/Received: 16 Juli 2018
Diterima/Accepted: 28 Agustus 2018