Anda di halaman 1dari 8

76 Evaluasi SSOP Kerupuk (Achmad T, dkk)

EVALUASI SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES KERUPUK


AMPLANG DI UD SARINA KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN
SUMENEP

Ach Triharjono 1), Banun Diyah Probowati 2), Muhammad Fakhry 2)


Program Studi TIP Faperta UTM
Korespondensi : Jalan Raya Telang PO BOX 2 Kamal-Bangkalan, email: banundiyah@yahoo.com

ABSTRAK

Sanitation Standard Operating Prosedures (SSOP) memegang peranan yang penting


dalam industri pangan untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar keamanan pangan.
Standar tersebut dapat dipenuhi dengan menerapkan 8 aspek kunci Sanitation Standard
Operating Prosedures (SSOP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil
penerapan 8 aspek kunci Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) dan mengevaluasi
penerapan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) Di UD Sarina Kecamatan
Kalianget Kabupaten Sumenep. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan lokasi penelitian
di UD Sarina Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian diketahui bahwa
penerapan 8 aspek kunci Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) di UD Sarina
sudah terlaksana tapi terdapat 3 tahapan kunci yang belum terlaksana dengan baik yaitu
pencegahan kontaminasi silang, pengawasan kondisi kesehatan personil dan menghilangkan
hama dari unit pengolahan. Hal yang perlu ditingkatkan terkait dengan penerapan SSOP di UD
Sarina yaitu masih perlu adanya manual prosedur untuk berbagai pelaksanaan sanitasi yang
dilakukan oleh UD Sarina ini.
Kata kunci: Sanitation Standard Operating Prosedure (SSOP), kerupuk amplang.
SSOP merupakan prosedur-prosedur
PENDAHULUAN standar penerapan prinsip pengelolaan
Era globalisasi saat ini berdampak lingkungan yang dilakukan melalui kegiatan
terhadap perkembangan industri di Indonesia sanitasi dan higiene. Dalam hal ini, SSOP
untuk menghasilkan produk yang dapat menjadi program sanitasi wajib suatu industri
bersaing di pasar dalam negeri maupun pasar untuk meningkatkan kualitas produk yang
internasional, sehingga banyak perusahaan dihasilkan dan menjamin sistem keamanan
yang bergerak dalam bidang pangan produksi pangan. Prinsip-prinsip sanitasi
senantiasa mengarahkan kegiatan usahanya untuk diterapkan dalam SSOP
untuk menghasilkan produk yang memenuhi dikelompokkan menjadi 8 aspek kunci
standar keamanan pangan serta memberikan sebagai persyaratan utama sanitasi dan
kepuasan bagi konsumen. Hal ini disebabkan
pelaksanaannya. Menurut Winarno dan
oleh semakin meningkatnya minat konsumen
terhadap produk yang bersih, sehat, dan aman. Surono (2004), SSOP terdiri dari delapan
Sanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha kunci persyaratan sanitasi, yaitu (1)
pencegahan penyakit dengan cara keamanan air (2) kondisi dan kebersihan
menghilangkan atau mengatur faktor-faktor permukaan yang kontak dengan bahan
lingkungan yang berkaitan dengan rantai pangan (3) pencegahan kontaminasi silang
perpindahan penyakit tersebut. Secara luas, (4) menjaga fasilitas pencuci tangan,
ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip- sanitasi dan toilet (5) proteksi dari bahan-
prinsip yang akan membantu dalam bahan kontaminan (6) pelabelan,
memperbaiki, mempertahankan atau penyimpanan, dan penggunaan bahan
mengembalikan kesehatan yang baik bagi toksin yang benar (7) pengawasan kondisi
manusia (Jenie 1996).
kesehatan personil yang dapat
mengakibatkan kontaminasi (8)
AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 77

menghilangkan hama pengganggu dari Air yang digunakan di UD Sarina


unit pengolahan. sudah cukup bagus sesuai standar. Sumber air
Sanitation Standard Operating yang digunakan berasal dari sumber air
Procedures (SSOP) merupakan suatu prosedur PDAM dengan ciri-ciri : tidak berwarna
untuk memelihara kondisi sanitasi yang (jernih), tidak berasa. Pengujian air di UD
umumnya berhubungan dengan seluruh Sarina tidak pernah dilakukan dan sumber
fasilitas produksi atau area perusahaan dan pipa air yang digunakan memang tidak hanya
tidak terbatas pada tahapan tertentu. Sanitasi untuk proses pengolahan, tetapi juga
merupakan cara pencegahan penyakit dengan digunakan untuk pencucian, sanitasi peralatan
mengatur atau menghilangkan faktor-faktor dan individu.
lingkungan yang saling terkait dalam rantai Lingkungan sekitar perusahaan
perpindahan penyakit tersebut. Oleh sebab itu jarang ditemukan semak belukar dan air
penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi menggenang, semak belukar dapat menjadi
penerapan Sanitation Standard Operating sarang hama yang dapat mempengaruhi
Procedures (SSOP). produk. Air yang menggenang dikhawatirkan
dapat meresap dan mencemari sumber air.
METODE PENELITIAN Namun, karena sumber air yang digunakan di
Penelitian ini dilaksanakan di UD UD Sarina berasal dari sumber air PDAM, hal
Sarina Kecamatan Kalianget Kabupaten ini tidak berdampak terhadap produk yang
Sumenep, dan waktu penelitian dilaksanakan dihasilkan.
pada bulan Maret hingga bulan April 2013. 2. Kondisi dan kebersihan permukaan yang
Obyek penelitian ini berupa industri kerupuk kontak dengan bahan pangan di UD
amplang dari ikan tenggiri. Analisis data pada Sarina
penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan a. Alat pendingin kerupuk.
bersifat deskriptif. Tabulasi data primer dari Alat pendingin kerupuk berfungsi
pengamatan langsung di lokasi penelitian, dan untuk mendinginkan kerupuk setelah proses
wawancara dari karyawan maupun pemilik penggorengan. Alat ini terbuat dari kardus
perusahaan. Data sekunder diperoleh dari dengan panjang ± 100 cm dan lebar ± 60 cm
penelusuran/dokumentasi perusahaan, alat ini terdiri dari 2 unit di UD Sarina.
selanjutnya dianalisis dengan melihat 8 aspek Pemakaian alat pendingin untuk proses
kunci persyaratan Sanitation Standard produksi kerupuk di UD Sarina cukup tepat.
Operating Procedures (SSOP) yang harus Hal ini terlihat sebelum kerupuk didinginkan
diterapkan dalam suatu perusahaan terutama diberi alas kertas kayu berwarna coklat, agar
dalam memproduksi pangan dan bahan minyak cepat terserap. Penggantian alas
pangan. dengan yang baru dilakukan setiap 2 kali
pendinginan. Namun sebaiknya alat pendingin
HASIL DAN PEMBAHASAN kerupuk yang terbuat dari kardus tersebut
Hasil pengamatan penerapan SSOP diganti apabila kerdus yang digunakan sudah
di UD Sarina cukup bagus untuk skala mulai rusak, untuk memaksimumkan
industri kecil menengah. Hal ini didasarkan penggunaan alat tersebut dan menjamin
pada penerapan 8 aspek kunci sanitasi yang keamanan produk yang dihasilkan.
harus diterapkan dalam industri khususnya b. Alat pemotong
industri yang bergerak dalam bidang pangan
dan bahan pangan. Hasil pengamatan secara Alat pemotong adonan kerupuk di
visual mulai dari penyimpanan bahan baku, UD Sarina, mengunakan pisau yang terbuat
proses produksi, hingga penyimpanan produk dari bahan yang tidak mudah karat (stainlees
akhir perusahaan cukup memenuhi steel). Penggunaan pisau tersebut bertujuan
persyaratan sanitasi. UD Sarina juga memiliki untuk menghindari kontaminasi produk yang
fasilitas yang cukup memadai dan dapat dihasilkan karena pisau yang digunakan
memenuhi aspek-aspek SSOP. mudah berkarat tentu akan berdampak
1. Keamanan air terhadap keamanan produk yang dihasilkan.
Proses pencucian alat produksi di UD Sarina
dapat memicu terjadinya pisau berkarat. Hal
78 Evaluasi SSOP Kerupuk (Achmad T, dkk)

ini terjadi karena setelah proses pencucian sebelum dan sesudah proses produksi selesai.
langsung disimpan tanpa pengeringan terlebih Namun dalam setiap proses pembersihan tidak
dahulu. ada manual prosedur secara tertulis tetapi
Kondisi dan kebersihan permukaan prosedur tersebut dijelaskan secara lisan.
yang kontak dengan bahan pangan di UD e. Bak plastik
Sarina melalui pemakaian alat pemotong
Bak berfungsi sebagai penampung
adonan kerupuk di UD Sarina cukup bagus.
sementara adonan kerupuk yang sudah
Alat ini selalu dibersihkan setiap sebelum dan
dipotong dan tercampur dengan minyak
setelah pemakaian. Namun untuk prosedur
bertujuan potongan adonan kerupuk tidak
pencucian tidak ada manual prosedur yang
menempel dan mempermudah pada waktu
tertulis, tetapi prosedur tersebut dijelaskan
proses penggorengan. Bak yang digunakan di
secara lisan.
UD Sarina terbuat dari bahan plastik,
c. Pencetakan adonan
sehingga selain mudah dalam proses
Pencetakan adonan untuk memotong pencucian, plastik juga tidak bisa berkarat
dan menggulung, yang terbuat dari kayu yang yang dapat menjadi penyebab terjadinya
menyerupai telenan basar dengan permukaan kontaminasi terhadap produk yang dihasilkan.
yang halus dan tidak mudah terkelupas. Penerapan sanitasi pada pemakaian
Sebelum digunakan diberi tepung terlebih bak di UD Sarina terlaksana cukup baik, hal
dahulu bertujuan agar adonan tidak lengket. ini dapat dilihat dari segi sanitasi pemakaian
Pencegahan terhadap terjadinya kontaminasi alat tersebut seperti selalu dilakukannya
alat pencetakan dilakukan setiap proses pembersihan secara berkala setiap sebelum
produksi selesai dengan cara dicuci. Aplikasi dan setelah pemakaian bak.
sanitasi pada pemakaian pencetakan 3. Pencegahan kontaminasi silang di UD
adonan di UD Sarina cukup bagus. Hal ini Sarina
dapat terlihat dari segi sanitasi pemakaian
alat tersebut, seperti selalu dilakukannya a. Karyawan di UD Sarina cukup
mengerti sanitasi dan higiene untuk
pembersihan secara berkala setiap menghasilkan produk yang memenuhi
sebelum dan setelah pemakaian alat standar dan memuaskan konsumen
pencetakan adonan tersebut. Namun pada dengan dimulai membersihkan badan
setiap proses pembersihan tidak ada sebelum berangkat ke perusahaan,
manual prosedur secara tertulis tetapi mencuci tangan sebelum dan sesudah
prosedur tersebut dijelaskan secara lisan. melakukan proses, pakaian yang
d. Wajan digunakan karyawan selalu dalam
keadaan bersih, membersihkan kuku
Wajan yang digunakan UD Sarina
tangan dengan rutin, dan pencegahan
cukup besar dengan diameter ± 100cm dan
kontaminan dari salah satu karyawan
terbuat dari bahan aluminium sehingga tidak
yang menderita luka dilakukan dengan
mudah berkarat, bentuk cekung, berfungsi
menutup luka dengan perban.
sebagai penampung minyak untuk
Penggunaan sarung tangan di UD
menggoreng. Penggunaan wajan yang
Sarina kurang terlaksana dengan baik.
berukuran besar dan cekung bertujuan untuk
Hal ini dapat dilihat dari segi sanitasi
menampung minyak yang digunakan dalam
karyawan yang tidak memakai sarung
jumlah banyak agar kerupuk yang digoreng
tangan pada saat proses produksi
tenggelam keseluruhan untuk mendapatkan
berlangsung. UD Sarina pernah
kematangan merata. Sanitasi yang dilakukan
menerapkan pemakaian sarung tangan,
terhadap wajan yaitu berupa pencucian wajan
masker dan penutup kepala, namun hal
setelah proses produksi selesai.
tersebut tidak bertahan lama karena
Penerapan sanitasi pada pemakaian
banyak keluhan dari para karyawan
alat penggoreng (wajan) di UD Sarina cukup
yang merasa tidak nyaman seperti
bagus, hal ini dapat dilihat dari segi sanitasi
sesak, panas dan gatal. Penerapan
pemakaian alat tersebut, seperti dilakukannya
tersebut tidak dilakukan dan ditiadakan
proses pembersihan secara berkala setiap
AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 79

oleh pemilik perusahaan terhadap para produk yang akan dihasilkan berupa produk
karyawan sampai sekarang. pangan. Sabun untuk mencuci tangan cukup
b. Bentuk atau kebiasaan karyawan yang memenuhi standar karena perusahaan
dapat menyebabkan kontaminan dari menggunakan sabun cair dalam kemasan dan
karyawan di UD Sarina, sering mengandung bahan anti kuman. Perusahaan
berbicara sesama karyawan ketika tidak menggunakan sabun jenis padat
produksi berlangsung. Hal ini terjadi sehingga kontaminasi dari sabun karena
karena setiap karyawan merupakan adanya sabun yang tidak larut dalam air dapat
tetangga di sekitar perusahaan dan dihindarkan. Namun UD Sarina tidak
kebanyakan masih ada hubungan memiliki manual prosedur secara tertulis
kekerabatan dengan pemilik untuk para karyawannya dalam pencucian
perusahaan. Bersin dan batuk yang tangan. Cara tersebut disampaikan secara lisan
dilakukan karyawan dapat memicu dalam bentuk bahasa perintah, dan tidak
terjadinya kontaminasi meskipun pada setiap proses produksi dijelaskan karena para
waktu batuk dan bersin dari masing- karyawan yang sudah berpengalaman dan
masing karyawan mempunyai cara cukup mengerti pentingnya kebersihan.
tersendiri untuk mencegah terjadinya Sarana toilet di UD Sarina letaknya
produk terkontaminasi, dan masih tidak berhubungan langsung dengan ruang
banyak karyawan memakai perhiasaan proses pengolahan. Jumlah toilet yang ada di
pada waktu proses produksi perusahaan hanya 1 buah. Jumlah ini sudah
berlangsung. cukup untuk keperluan karyawan yang
c. Tata letak (lay out) atau tata ruang berjumlah keseluruhan 23 orang. Menurut
di dalam perusahaan. Tata Letak Winarno dan Surono (2002), untuk 50-100
adalah cara penempatan fasilitas- karyawan harus disediakan minimal 3 buah
fasilitas produksi guna toilet dan setiap penambahan 50 karyawan
memperlancar proses produksi yang ditambahkan 1 toilet. Secara umum kondisi
toilet perusahaan sudah cukup bersih, namun
efektif dan efisien. Fasilitas
prasarana toilet masih kurang lengkap karena
perusahaan dapat berupa mesin- tidak disediakannya pengering tangan atau
mesin, alat-alat produksi, alat tisu.
pengangkutan bahan, dan peralatan Pintu toilet dijumpai selalu dalam
perusahaan, serta peralatan yang keadaan tertutup untuk menjaga terjadinya
diperlukan dalam pengawasan. UD kontaminan dari toilet yang cukup besar dan
Sarina yang terdiri dari 8 ruang dapat membahayakan produk. Penanggung
dalam satu ruangan cukup efektif jawab untuk kebersihan toilet belum ada,
dan efisien, namun sanitasinya tetapi kesadaran dari karyawan untuk menjaga
masih kurang bagus. Setiap ruangan toilet selalu dalam keadaan bersih, karena
mulai dari penerimaan bahan baku, toilet yang digunakan selain berada dalam
lingkungan industri dan termasuk dalam
sampai penyimpanan produk akhir
lingkungan rumah pemilik perusahaan.
tidak menggunakan pembatas dan Seharusnya toilet ini terpisah antara
kondisi ruangan dalam keadaan penggunaan untuk kebutuhan pabrik dan
terbuka. Hal ini dapat penggunaan untuk kebutuhan pribadi pemilik.
mengakibatkan kontaminasi silang Kebersihan toilet ini juga harus ada yang
dari masing-masing ruangan bertanggung jawab agar lebih terkontrol
terhadap produk yang dihasilkan. kebersihannya.
4. Menjaga fasilitas pencuci tangan, 5. Proteksi dari bahan-bahan kontaminan di
sanitasi dan toilet di UD Sarina UD Sarina
Fasilitas pencucian tangan di UD Pemilik perusahaan dan karyawan
Sarina cukup memenuhi persyaratan. selalu memperhatikan kebersihan lingkungan
Kesadaran dari para karyawan untuk tetap perusahaan agar tidak terjadi kontaminan
menjaga kebersihan cukup tinggi karena terhadap produk dan membahayakan
80 Evaluasi SSOP Kerupuk (Achmad T, dkk)

konsumen karena akan dapat berdampak digunakan sudah benar, dan produk yang siap
terhadap perkembangan perusahaan. Oleh dipasarkan disimpan dalam lemari yang
sebab itu tempat sampah di UD Sarina terbuat dari kaca agar terhindar dari
diletakkan di bagian belakang perusahaan dan kontaminan dan hama perusak. UD Sarina
sampah langsung dibakar agar tidak terjadi merupakan perusahaan yang hampir tidak
penumpukan yang dapat menjadi sarang mengalami penumpukan produk jadi, karena
hama. hampir setiap produksi sudah ada pemesannya
Bahan untuk memberantas hama di terlebih dahulu. Produk yang diproduksi
UD Sarina disimpan dalam tempat terpisah sesuai dengan permintaan pemesan baik dari
dari area produksi untuk mencegah bentuk dan ukurannya. Untuk penyimpanan
kontaminasi, dalam menggunakan bahan telur yang juga sebagai bahan baku di UD
untuk mencegah kontaminan ada anjuran dari Sarina tidak menggunakan tempat khusus,
pemilik perusahaan terlebih dahulu agar tidak melainkan telur tersebut hanya disimpan
mempengaruhi keamanan produk. dalam ruang perusahaan dengan kondisi telur
Penyimpanan alat produksi yang sudah dibiarkan tetap pada rak. Telur yang dibeli
dibersihkan, diletakkan di tempat yang dari pedagang hanya tidak dibiarkan kontak
berbeda dalam satu ruangan. langsung dengan lantai dan dibiarkan dalam
Lalat merupakan hewan yang dapat kondisi terbuka.
membawa penyakit dan mempengaruhi Penggunaan bahan toksin untuk
keamanan pangan. UD Sarina dalam pemberantasan hama tidak dapat
menghindari hal tersebut cukup dengan mempengaruhi keamanan produk, kerena
menggunakan alat tradisional yaitu baskom, dalam menggunaan bahan toksin melalui
air, dan cabe rawit. Baskom diisi air terlebih anjuran dari pemilik perusahaan terlebih
dahulu, kemudian cabe rawit dimasukkan ke dahulu, serta bahan toksin digunakan setelah
dalam baskom tersebut, dengan demikian lalat proses produksi selesai. UD Sarina
di perusahaan berkurang dengan sendirinya. menyimpan bahan toksin dalam tempat
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena terpisah, hal ini dilakukan untuk menjaga
perendaman cabe rawit ke dalam air dapat terjadinya kontaminasi dari bahan toksin yang
menghasilkan bau pedas yang dapat mengusir dapat mempengaruhi keamanan produk yang
lalat. dihasilkan.
6. Pelabelan, penyimpanan dan penggunaan 7. Pengawasan kondisi kesehatan personil
bahan toksin yang benar di UD Sarina yang dapat mengakibatkan kontaminasi
Pelabelan yang dilakukan UD Sarina Karyawan di perusahaan ini cukup
cukup memenuhi peraturan UU label dan mengerti akan pentingnya kebersihan.
iklan. Pelabelan dilakukan dengan Sebelum masuk ke ruang produksi, karyawan
menggunakan cat sablon, yang berada di luar akan mencuci tangan terlebih dulu.
kemasan. Hal ini untuk mencegah agar cat Perusahaan dalam pemilihan karyawan kurang
tidak luntur secara langsung dan memperhatikan riwayat kesehatan
bersinggungan dengan produk. Bilamana cat karyawannya, dan kesehatan karyawan tidak
ini luntur dan mengenai produk maka produk diperhatikan secara berkala, tidak adanya baju
dapat terkontaminasi bahan yang terkandung atau seragam khusus. Karyawan yang
pada cat. Label UD Sarina mencantumkan mengalami luka luar hanya dianjurkan oleh
komposisi, nama produk, berat, alamat yang perusahaan untuk menutup luka dengan
memproduksi, dan nomer sertifikasi produksi. menggunakan perban, untuk mencegah
Tanggal kadaluarsa produk sengaja tidak terjadinya kontaminasi. Perusahaan tidak
ditampilkan untuk produk yang dipasarkan di memberi aturan atau larangan bagi karyawan
dalam kota, tetapi khusus yang keluar kota yang baru sembuh dari sakit untuk langsung
tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa produk masuk dan bekerja lagi di perusahaan. Hal ini
ditampilkan. disebabkan karena hampir semua dari
Pemilik perusahaan memeriksa karyawan merupakan famili dan tetangga di
produk yang sudah jadi untuk memastikan lingkungan perusahaan.
produk yang dikemas dan label yang
AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 81

Kebiasaan buruk karyawan yaitu yang mungkin menjadi sarang hama,


mengobrol saat bekerja, sambil makan tetapi perusahaan melakukan penutupan
produk, memakai perhiasan seperti gelang, bagi tempat yang bisa ditutup dan
cincin dan kalung pada proses produksi kemungkinan besar menjadi sarang keluar
berlangsung sulit dihindari. Seharusnya hal ini
masuknya hama. Hal ini bertujuan untuk
ditegur oleh pemilik usaha, namun tidak
meminimalkan terjadinya kerusakan yang
pernah dilakukan. Karyawan yang mengobrol
saat bekerja dan sambil makan berdampak disebabkan oleh hama perusak.
pada kekurangtelitian dalam menangani Area perusahaan merupakan area
produk. Pemakaian perhiasan saat bekerja yang harus dijaga kebersihannya khususnya di
juga dapat berdampak tertinggalnya area produksi. Perusahaan yang cukup
perhiasaan atau komponen perhiasan pada memelihara kebersihan area perusahaannya,
produk. Hal-hal tersebut sulit dihindari karena tetapi hewan peliharaan pemilik perusahaan
tidak ada aturan berupa larangan untuk tidak (kucing) pernah berkeliaran di area produksi,
berbicara dan makan serta tidak tidak sering tetapi hanya beberapa kali saja.
menggunakan perhiasan saat bekerja. Hal ini dapat berdampak pada terikutnya
Rendahnya tingkat pendidikan dan kesadaran kotoran pada kaki hewan peliharaan yang
karyawan juga berpengaruh dalam hal ini. selanjutnya akan mengotori produk.
8. Menghilangkan hama dari unit pengolahan Setelah proses produksi selesai
di UD Sarina sisa bahan pangan kadang-kadang tercecer
Pemberantasan hama yang di lantai meskipun dalam jumlah yang
dilakukan di UD Sarina tidak mempengaruhi sangat sedikit. Hal ini dapat menjadi
mutu dan keamanan produk yang dihasilkan, penyebab masuknya hama perusak seperti
untuk memberantas hama tikus perusahaan tikus ke dalam ruang produksi. Tikus
cukup menggunakan cara sederhana dengan dapat merusak bahan yang ada di dalam
menjebak dan memakai bahan kimia (racun perusahaan baik dari bahan baku dan
tikus) namun penggunaan bahan kimia jarang
produk jadi. Namun perusahaan ini tidak
sekali dilakukan karena dianggap kurang
pernah mengalami produk jadi yang
efisien. Setiap penggunakan bahan kimia
untuk memberantas hama, perusahaan disimpan dalam lemari penyimpanan
mempertimbangkan terlebih dahulu agar tidak dirusak oleh hama tikus maupun hama
mempengaruhi produk. Penjebakan hama penggerek lainnya.
dilakukan di 4 titik yang di anggap oleh Evaluasi Penerapan Prosedur Operasi
perusahaan menjadi tempat yang paling tepat Standar untuk Sanitasi (SSOP)
yakni, tempat pencucian ikan, teras pertama Hasil pengamatan dan
perusahaan, teras dalam perusahaan dan pengisian kuesioner penerapan SSOP
sekitar pintu masuk perusahaan. menunjukkan beberapa hal yang harus
Perusahaan juga melakukan diperbaiki. Hasil penilaian terhadap penerapan
pencegahan pada sarang hama terutama SSOP ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel ini
sarang tikus yaitu pada selokan di sekitar menunjukkan kondisi di perusahaan dan
perusahaan. Penyumbatan selokan diatasi kondisi yang seharusnya diterapkan oleh
dengan pembersihan secara massal dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang
melihat kondisi air sungai. Hal ini disebabkan pangan agar dapat menghasilkan produk yang
sungai merupakan pembuangan terakhir dari memenuhi standar keamanan pangan.
selokan tersebut. Perusahaan kurang
memperhatikan secara berkala tempat
82 Evaluasi SSOP Kerupuk (Achmad T, dkk)

Tabel 1. Evaluasi Penerapan SSOP di UD Sarina


SSOP Kondisi di lapangan Kondisi seharusnya
Keamanan air 1 Air yang digunakan berasal dari PDAM dan tanpa 1 Air yang kontak dengan makanan atau
proses pungujian peralatan dan proses produksi harus aman
2 Air untuk proses produksi hanya digunakan pada dan bersumber dari air bersih atau air
proses pencucian saja, adonan bahan baku tidak ada yang mengalami proses perlakuan
penambahan air . sehingga memenuhi standar mutu.
Kebersihan 1 Pisau untuk memotong adonan terbuat dari stainless 1 Semua peralatan dan perlengkapan yang
permukaan yang steel kontak dengan bahan pangan harus
kontak dengan 2 Alat pendingin kerupuk dilapisi kertas kayu berwarna didesain dan terbuat dari bahan yang
produk coklat sebelum didinginkan mudah dibersihkan
3 Alat yang digunakan dibersihkan sebelum dan 2 Peralatan dan perlengkapan harus
sesudah proses produksi dibersihkan dengan metode yang efektif
Pencegahan 1 Pekerja mencuci tangan sebelum dan sesudah proses 1 Pekerja tidak boleh menggunakan
kontaminasi silang produksi perhiasaan selama proses produksi
2 Kebiasaan karyawan memakai perhiasan pada waktu 2 Pekerja dilarang berbicara selama proses
proses produksi berlangsung
3 Berbicara selama proses berlangsung 3 Pekerja wajib menggunakan masker,
4 Tidak menggunakan masker, penutup kepala dan penutup kepala dan sarung tangan
sarung tangan
Menjaga fasilitas 1 Fasilitas sanitasi dan cuci tangan dijangkau dan 1 Fasilitas sanitasi dan cuci tangan harus
pencucian tangan, kegiatan mencuci tangan selalu dilakukan dengan mudah dijangkau pekerja
sanitasi dan toilet baik oleh pekerja 2 Penyediaan mesin alat pengering tangan
2 Tidak terdapat mesin alat pengering cuci tangan 3 Penyediaan toilet harus cukup untuk
3 Fasilitas toilet yang ada (1) cukup untuk jumlah pekerja, 50-100 minimal 3 toilet, dan
pekerja, dan lengkap dengan alat pembersih toilet harus dijaga kebersihannya

Proteksi dari bahan- 1 Bahan pangan dan non pangan disimpan di tempat 1 Bahan pangan dan non pangan masing-
bahan kontaminan berbeda masing harus terlindungi dari cemaran
2 Tempat sampah jauh cukup jauh dari area produksi fisik, kimia dan biologi
3 Dalam penggunaan bahan pembasmi hama ada 2 Tempat dapat menampung dan jauh dari
anjuran dari pemilik terlebih dahulu lokasi produksi
3 Penggunaan bahan kimia harus mengikuti
aturan penggunaan
Pelabelan, 1 Penyimpanan bahan pangan dan non pangan 1 Bahan pangan dan non pangan harus
penyimpanan, dan dilakukan pada tempat terpisah disimpan terpisah untuk menghindari
penggunaan bahan 2 Pelabelan cukup memenuhi standar UU label dan kontaminan
toksin yang benar iklan 2 Pengemasan harus dapat meminimumkan
dari cemaran fisik, kimia dan biologis
Pengawasan kondisi 1 Tidak ada pengecekan kesehatan pekerja 1 Pengawas dan pengecekan kesehatan
kesehatan personil 2 Pekerja yang memiliki tanda-tanda luka, penyakit karyawan harus dilakukan secara rutin
yang dapat ataupun kondisi lain yang dianggap dapat 2 Pekerja yang dalam kondisi sakit, luka
mengakibatkan menyebabkan kontaminasi tetap dibiarkan bekerja, dapat menjadi sumber kontaminan pada
kontaminasi luka ditutup dengan menggunakan perban, pada proses pengolahan, kemasan dan produk
produk dilakukan pengecekan ulang akhir tidak boleh masuk sampai
kondisinya normal
Menghilangkan 1 Tidak adanya pencegahan 1 Tempat produksi harus bersih, tidak boleh
Hama dari Unit 2 Tercecernya sisa-sisa bahan setelah proses ada sisa-sisa bahan yang tercecer
Pengolahan 3 Tidak dilakukan monitoring secara berkala terhadap 2 Ruang produksi, gudang dan ruang lain
tempat persembunyian hama harus bebas dari hama pabrik seperti tikus
dan serangga
AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 83

Contoh Prosedur Operasi Standar untuk Sanitasi (SSOP) harian selama 1 minggu
Minggu : I
Bulan : Mei
Tahun : 2013

Program Sanitasi Senin Selasa Rabu Kamis jumat sabtu minggu


Mengepel lantai √ √ √ √ √ √ √
ruang kerja
Membersihkan
langit-langit √
ruang kerja
Membersihkan √√ √√ √√ √√ √√
mesin penggiling
Membersihkan √
pintu dan jendela
dan lubang angin
Membersihkan √
dinding
Membersihkan
lemari √
penyimpanan

KESIMPULAN 3/ampalang-kalsel-kot.html. [29


Berdasarkan hasil penelitian yang Februari 2013]
suah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa perusahaan ini penerapan prosedur Jenie BSL. 1998. Sanitasi dalam Industri
operasi standar untuk sanitasi (SSOP) masih Pangan. Bogor : Pusat Antar
belum terlaksana dengan baik. Terdapat 3 Universitas Institut Pertanian Bogor.
tahapan kunci yang belum terlaksana dengan
baik yaitu pencegahan kontaminasi silang, Winarno FG, Surono. 2004. Penerapan
pengawasan kondisi kesehatan personil dan HACCP pada Industri Pangan. Bogor:
menghilangkan hama dari unit pengolahan. MBrio-Press.
Manual prosedur belum ada dan manual
prosedur masih bersifat lisan. Yuli DK. 2012. Laporan Praktek Kerja
Lapang, Pengendalian Mutu Kerupuk
DAFTAR PUSTAKA Amplang Di UD Sarina Kecamatan
Anonymous. 2011. Kerupuk Amplang. Kalianget Kabupaten Sumenep.
http://ayuunns.blogspot.com/2011/0 Bangkalan : Universitas Trunojoyo
Madura

Anda mungkin juga menyukai