ABSTRAK
ini terjadi karena setelah proses pencucian sebelum dan sesudah proses produksi selesai.
langsung disimpan tanpa pengeringan terlebih Namun dalam setiap proses pembersihan tidak
dahulu. ada manual prosedur secara tertulis tetapi
Kondisi dan kebersihan permukaan prosedur tersebut dijelaskan secara lisan.
yang kontak dengan bahan pangan di UD e. Bak plastik
Sarina melalui pemakaian alat pemotong
Bak berfungsi sebagai penampung
adonan kerupuk di UD Sarina cukup bagus.
sementara adonan kerupuk yang sudah
Alat ini selalu dibersihkan setiap sebelum dan
dipotong dan tercampur dengan minyak
setelah pemakaian. Namun untuk prosedur
bertujuan potongan adonan kerupuk tidak
pencucian tidak ada manual prosedur yang
menempel dan mempermudah pada waktu
tertulis, tetapi prosedur tersebut dijelaskan
proses penggorengan. Bak yang digunakan di
secara lisan.
UD Sarina terbuat dari bahan plastik,
c. Pencetakan adonan
sehingga selain mudah dalam proses
Pencetakan adonan untuk memotong pencucian, plastik juga tidak bisa berkarat
dan menggulung, yang terbuat dari kayu yang yang dapat menjadi penyebab terjadinya
menyerupai telenan basar dengan permukaan kontaminasi terhadap produk yang dihasilkan.
yang halus dan tidak mudah terkelupas. Penerapan sanitasi pada pemakaian
Sebelum digunakan diberi tepung terlebih bak di UD Sarina terlaksana cukup baik, hal
dahulu bertujuan agar adonan tidak lengket. ini dapat dilihat dari segi sanitasi pemakaian
Pencegahan terhadap terjadinya kontaminasi alat tersebut seperti selalu dilakukannya
alat pencetakan dilakukan setiap proses pembersihan secara berkala setiap sebelum
produksi selesai dengan cara dicuci. Aplikasi dan setelah pemakaian bak.
sanitasi pada pemakaian pencetakan 3. Pencegahan kontaminasi silang di UD
adonan di UD Sarina cukup bagus. Hal ini Sarina
dapat terlihat dari segi sanitasi pemakaian
alat tersebut, seperti selalu dilakukannya a. Karyawan di UD Sarina cukup
mengerti sanitasi dan higiene untuk
pembersihan secara berkala setiap menghasilkan produk yang memenuhi
sebelum dan setelah pemakaian alat standar dan memuaskan konsumen
pencetakan adonan tersebut. Namun pada dengan dimulai membersihkan badan
setiap proses pembersihan tidak ada sebelum berangkat ke perusahaan,
manual prosedur secara tertulis tetapi mencuci tangan sebelum dan sesudah
prosedur tersebut dijelaskan secara lisan. melakukan proses, pakaian yang
d. Wajan digunakan karyawan selalu dalam
keadaan bersih, membersihkan kuku
Wajan yang digunakan UD Sarina
tangan dengan rutin, dan pencegahan
cukup besar dengan diameter ± 100cm dan
kontaminan dari salah satu karyawan
terbuat dari bahan aluminium sehingga tidak
yang menderita luka dilakukan dengan
mudah berkarat, bentuk cekung, berfungsi
menutup luka dengan perban.
sebagai penampung minyak untuk
Penggunaan sarung tangan di UD
menggoreng. Penggunaan wajan yang
Sarina kurang terlaksana dengan baik.
berukuran besar dan cekung bertujuan untuk
Hal ini dapat dilihat dari segi sanitasi
menampung minyak yang digunakan dalam
karyawan yang tidak memakai sarung
jumlah banyak agar kerupuk yang digoreng
tangan pada saat proses produksi
tenggelam keseluruhan untuk mendapatkan
berlangsung. UD Sarina pernah
kematangan merata. Sanitasi yang dilakukan
menerapkan pemakaian sarung tangan,
terhadap wajan yaitu berupa pencucian wajan
masker dan penutup kepala, namun hal
setelah proses produksi selesai.
tersebut tidak bertahan lama karena
Penerapan sanitasi pada pemakaian
banyak keluhan dari para karyawan
alat penggoreng (wajan) di UD Sarina cukup
yang merasa tidak nyaman seperti
bagus, hal ini dapat dilihat dari segi sanitasi
sesak, panas dan gatal. Penerapan
pemakaian alat tersebut, seperti dilakukannya
tersebut tidak dilakukan dan ditiadakan
proses pembersihan secara berkala setiap
AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 79
oleh pemilik perusahaan terhadap para produk yang akan dihasilkan berupa produk
karyawan sampai sekarang. pangan. Sabun untuk mencuci tangan cukup
b. Bentuk atau kebiasaan karyawan yang memenuhi standar karena perusahaan
dapat menyebabkan kontaminan dari menggunakan sabun cair dalam kemasan dan
karyawan di UD Sarina, sering mengandung bahan anti kuman. Perusahaan
berbicara sesama karyawan ketika tidak menggunakan sabun jenis padat
produksi berlangsung. Hal ini terjadi sehingga kontaminasi dari sabun karena
karena setiap karyawan merupakan adanya sabun yang tidak larut dalam air dapat
tetangga di sekitar perusahaan dan dihindarkan. Namun UD Sarina tidak
kebanyakan masih ada hubungan memiliki manual prosedur secara tertulis
kekerabatan dengan pemilik untuk para karyawannya dalam pencucian
perusahaan. Bersin dan batuk yang tangan. Cara tersebut disampaikan secara lisan
dilakukan karyawan dapat memicu dalam bentuk bahasa perintah, dan tidak
terjadinya kontaminasi meskipun pada setiap proses produksi dijelaskan karena para
waktu batuk dan bersin dari masing- karyawan yang sudah berpengalaman dan
masing karyawan mempunyai cara cukup mengerti pentingnya kebersihan.
tersendiri untuk mencegah terjadinya Sarana toilet di UD Sarina letaknya
produk terkontaminasi, dan masih tidak berhubungan langsung dengan ruang
banyak karyawan memakai perhiasaan proses pengolahan. Jumlah toilet yang ada di
pada waktu proses produksi perusahaan hanya 1 buah. Jumlah ini sudah
berlangsung. cukup untuk keperluan karyawan yang
c. Tata letak (lay out) atau tata ruang berjumlah keseluruhan 23 orang. Menurut
di dalam perusahaan. Tata Letak Winarno dan Surono (2002), untuk 50-100
adalah cara penempatan fasilitas- karyawan harus disediakan minimal 3 buah
fasilitas produksi guna toilet dan setiap penambahan 50 karyawan
memperlancar proses produksi yang ditambahkan 1 toilet. Secara umum kondisi
toilet perusahaan sudah cukup bersih, namun
efektif dan efisien. Fasilitas
prasarana toilet masih kurang lengkap karena
perusahaan dapat berupa mesin- tidak disediakannya pengering tangan atau
mesin, alat-alat produksi, alat tisu.
pengangkutan bahan, dan peralatan Pintu toilet dijumpai selalu dalam
perusahaan, serta peralatan yang keadaan tertutup untuk menjaga terjadinya
diperlukan dalam pengawasan. UD kontaminan dari toilet yang cukup besar dan
Sarina yang terdiri dari 8 ruang dapat membahayakan produk. Penanggung
dalam satu ruangan cukup efektif jawab untuk kebersihan toilet belum ada,
dan efisien, namun sanitasinya tetapi kesadaran dari karyawan untuk menjaga
masih kurang bagus. Setiap ruangan toilet selalu dalam keadaan bersih, karena
mulai dari penerimaan bahan baku, toilet yang digunakan selain berada dalam
lingkungan industri dan termasuk dalam
sampai penyimpanan produk akhir
lingkungan rumah pemilik perusahaan.
tidak menggunakan pembatas dan Seharusnya toilet ini terpisah antara
kondisi ruangan dalam keadaan penggunaan untuk kebutuhan pabrik dan
terbuka. Hal ini dapat penggunaan untuk kebutuhan pribadi pemilik.
mengakibatkan kontaminasi silang Kebersihan toilet ini juga harus ada yang
dari masing-masing ruangan bertanggung jawab agar lebih terkontrol
terhadap produk yang dihasilkan. kebersihannya.
4. Menjaga fasilitas pencuci tangan, 5. Proteksi dari bahan-bahan kontaminan di
sanitasi dan toilet di UD Sarina UD Sarina
Fasilitas pencucian tangan di UD Pemilik perusahaan dan karyawan
Sarina cukup memenuhi persyaratan. selalu memperhatikan kebersihan lingkungan
Kesadaran dari para karyawan untuk tetap perusahaan agar tidak terjadi kontaminan
menjaga kebersihan cukup tinggi karena terhadap produk dan membahayakan
80 Evaluasi SSOP Kerupuk (Achmad T, dkk)
konsumen karena akan dapat berdampak digunakan sudah benar, dan produk yang siap
terhadap perkembangan perusahaan. Oleh dipasarkan disimpan dalam lemari yang
sebab itu tempat sampah di UD Sarina terbuat dari kaca agar terhindar dari
diletakkan di bagian belakang perusahaan dan kontaminan dan hama perusak. UD Sarina
sampah langsung dibakar agar tidak terjadi merupakan perusahaan yang hampir tidak
penumpukan yang dapat menjadi sarang mengalami penumpukan produk jadi, karena
hama. hampir setiap produksi sudah ada pemesannya
Bahan untuk memberantas hama di terlebih dahulu. Produk yang diproduksi
UD Sarina disimpan dalam tempat terpisah sesuai dengan permintaan pemesan baik dari
dari area produksi untuk mencegah bentuk dan ukurannya. Untuk penyimpanan
kontaminasi, dalam menggunakan bahan telur yang juga sebagai bahan baku di UD
untuk mencegah kontaminan ada anjuran dari Sarina tidak menggunakan tempat khusus,
pemilik perusahaan terlebih dahulu agar tidak melainkan telur tersebut hanya disimpan
mempengaruhi keamanan produk. dalam ruang perusahaan dengan kondisi telur
Penyimpanan alat produksi yang sudah dibiarkan tetap pada rak. Telur yang dibeli
dibersihkan, diletakkan di tempat yang dari pedagang hanya tidak dibiarkan kontak
berbeda dalam satu ruangan. langsung dengan lantai dan dibiarkan dalam
Lalat merupakan hewan yang dapat kondisi terbuka.
membawa penyakit dan mempengaruhi Penggunaan bahan toksin untuk
keamanan pangan. UD Sarina dalam pemberantasan hama tidak dapat
menghindari hal tersebut cukup dengan mempengaruhi keamanan produk, kerena
menggunakan alat tradisional yaitu baskom, dalam menggunaan bahan toksin melalui
air, dan cabe rawit. Baskom diisi air terlebih anjuran dari pemilik perusahaan terlebih
dahulu, kemudian cabe rawit dimasukkan ke dahulu, serta bahan toksin digunakan setelah
dalam baskom tersebut, dengan demikian lalat proses produksi selesai. UD Sarina
di perusahaan berkurang dengan sendirinya. menyimpan bahan toksin dalam tempat
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena terpisah, hal ini dilakukan untuk menjaga
perendaman cabe rawit ke dalam air dapat terjadinya kontaminasi dari bahan toksin yang
menghasilkan bau pedas yang dapat mengusir dapat mempengaruhi keamanan produk yang
lalat. dihasilkan.
6. Pelabelan, penyimpanan dan penggunaan 7. Pengawasan kondisi kesehatan personil
bahan toksin yang benar di UD Sarina yang dapat mengakibatkan kontaminasi
Pelabelan yang dilakukan UD Sarina Karyawan di perusahaan ini cukup
cukup memenuhi peraturan UU label dan mengerti akan pentingnya kebersihan.
iklan. Pelabelan dilakukan dengan Sebelum masuk ke ruang produksi, karyawan
menggunakan cat sablon, yang berada di luar akan mencuci tangan terlebih dulu.
kemasan. Hal ini untuk mencegah agar cat Perusahaan dalam pemilihan karyawan kurang
tidak luntur secara langsung dan memperhatikan riwayat kesehatan
bersinggungan dengan produk. Bilamana cat karyawannya, dan kesehatan karyawan tidak
ini luntur dan mengenai produk maka produk diperhatikan secara berkala, tidak adanya baju
dapat terkontaminasi bahan yang terkandung atau seragam khusus. Karyawan yang
pada cat. Label UD Sarina mencantumkan mengalami luka luar hanya dianjurkan oleh
komposisi, nama produk, berat, alamat yang perusahaan untuk menutup luka dengan
memproduksi, dan nomer sertifikasi produksi. menggunakan perban, untuk mencegah
Tanggal kadaluarsa produk sengaja tidak terjadinya kontaminasi. Perusahaan tidak
ditampilkan untuk produk yang dipasarkan di memberi aturan atau larangan bagi karyawan
dalam kota, tetapi khusus yang keluar kota yang baru sembuh dari sakit untuk langsung
tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa produk masuk dan bekerja lagi di perusahaan. Hal ini
ditampilkan. disebabkan karena hampir semua dari
Pemilik perusahaan memeriksa karyawan merupakan famili dan tetangga di
produk yang sudah jadi untuk memastikan lingkungan perusahaan.
produk yang dikemas dan label yang
AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 81
Proteksi dari bahan- 1 Bahan pangan dan non pangan disimpan di tempat 1 Bahan pangan dan non pangan masing-
bahan kontaminan berbeda masing harus terlindungi dari cemaran
2 Tempat sampah jauh cukup jauh dari area produksi fisik, kimia dan biologi
3 Dalam penggunaan bahan pembasmi hama ada 2 Tempat dapat menampung dan jauh dari
anjuran dari pemilik terlebih dahulu lokasi produksi
3 Penggunaan bahan kimia harus mengikuti
aturan penggunaan
Pelabelan, 1 Penyimpanan bahan pangan dan non pangan 1 Bahan pangan dan non pangan harus
penyimpanan, dan dilakukan pada tempat terpisah disimpan terpisah untuk menghindari
penggunaan bahan 2 Pelabelan cukup memenuhi standar UU label dan kontaminan
toksin yang benar iklan 2 Pengemasan harus dapat meminimumkan
dari cemaran fisik, kimia dan biologis
Pengawasan kondisi 1 Tidak ada pengecekan kesehatan pekerja 1 Pengawas dan pengecekan kesehatan
kesehatan personil 2 Pekerja yang memiliki tanda-tanda luka, penyakit karyawan harus dilakukan secara rutin
yang dapat ataupun kondisi lain yang dianggap dapat 2 Pekerja yang dalam kondisi sakit, luka
mengakibatkan menyebabkan kontaminasi tetap dibiarkan bekerja, dapat menjadi sumber kontaminan pada
kontaminasi luka ditutup dengan menggunakan perban, pada proses pengolahan, kemasan dan produk
produk dilakukan pengecekan ulang akhir tidak boleh masuk sampai
kondisinya normal
Menghilangkan 1 Tidak adanya pencegahan 1 Tempat produksi harus bersih, tidak boleh
Hama dari Unit 2 Tercecernya sisa-sisa bahan setelah proses ada sisa-sisa bahan yang tercecer
Pengolahan 3 Tidak dilakukan monitoring secara berkala terhadap 2 Ruang produksi, gudang dan ruang lain
tempat persembunyian hama harus bebas dari hama pabrik seperti tikus
dan serangga
AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 83
Contoh Prosedur Operasi Standar untuk Sanitasi (SSOP) harian selama 1 minggu
Minggu : I
Bulan : Mei
Tahun : 2013