PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usa 60 tahun keatas.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut Aging Process atau proses penuaan. Menua atau peroses penuaan
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
(Kholifah, 2016)
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
telah menjalani tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho,
2006).
2004, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)
negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan
1
2
(Kemenkes RI,2018)
Indonesia jumlah lansia pada tahun 2000 sekitar 15 juta jiwa atau 7,2% dari
total populasi,tahun 2006 jumlah lansia meningkat menjadi 19 juta jiwa atau
8,5% dari total populasi,tahun 2010 jumlah lansia meningkat menjadi 24 juta
jiwa atau 9,7%, tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa (9,3%), dipredeksi tahun
2020 meningkat menjadi (27,08) jiwa, tahun 2025 (33,69) juta jiwa, tahun
2035 (48,19) juta jiwa . Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lansia meningkat
2017.
penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030
(40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta). Di provinsi Bengkulu jumlah lansia
pada tahun 2011 berjumlah sekitar 99 ribu jiwa. Jumlah lansia meningkat
menjadi 103 ribu jiwa pada tahun 2012. Jumlah lansia meningkat menjadi
109 ribu jiwa pada tahun 2013. dan diperkirakan jumlah lansia akan terus
Pada lanjut usia terjadi kemunduran fungsi tubuh dimana salah satunya
kerja pembuluh darah yaitu salah satunya hipertensi atau tekanan darah
mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih. Hipertensi adalah
atau mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah sistolik dan diastolic
pembuluh darah dan organ target (jantung, ginjal, otak dan mata). (Brunner,
2013)
kesehatannya akan menjadi lebih baik bila dapat dikontrol tekanan darahnya
(Adib,2009).
2005 prevalensi 6.098 (1,7%) meningkat menjadi 7.244 (2,6%), tahun 2007
sebanyak 7.514 (2,7) dan tahun 2008 sebanyak 7.775 (2,8%), tahun 2018
meningkat menjadi 42 pasien, dan pada juni 2019 pasien hipertensi berjumlah
tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Pagar Dewa Provinsi Bengkulu tinggal
dengan kelompok, tidak ada keluarga yang mengurus, dan tidak mampu
dengan tidur yang cukup dan menjalani pola makan sehat dengan mengurangi
asupan garam dan mengkonsumi buah dan sayur sebagai terapi non
darah pada lansia penderita hipertensi yaitu dengan meminum air rebusan
seledri. Seledri (Apium graveolens L) merupakan salah satu dari jenis terapi
memiliki kandungan yang lebih banyak untuk menurunkan tekanan darah dari
pada tumbuhan lain yang dapat juga digunakan untuk menurunkan tekanan
darah tinggi seperti daun salamyang hanya memiliki kandungan minyak asiri
aktif yaitu ápigenin´dimana zat ini mampu menurunkan tekanan darah yang
berfungsi sebagai zat yang bersifat diuretik. Bagian batang dan daun seledri
Menurut penelitian, terbukti nitrat yang masuk ke dalam tubuh manusia akan
berubah mencadi Nitric Oxide (NO) yang dapat berfungsi untuk dapat
penurun tekanan darah. Hal tersebut telah terbukti dalam penelitian tahun
1985 yaitu dengan pemberian intervensi berupa ekstrak seledri pada kucing
untuk melihat seberapa besar penurunan tekanan darah kucing dalam populasi
penelitian. (Pratiwi,2019)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Batasan Masalah
Karya tulis ilmiah ini terarah pada kasus yang dituju, batasan masalah
yang penlis angkat dalam karya tulis ilmiah ini adalah asuhan keperawatan
tahun 2021.
D. Manfaat Penelitian
8
2. Bagi Akademik
3. Peneliti lain
yang serupa dengan kasus yang lain maupun dengan kasus yang sama
DAFTAR PUSTAKA
Adib., M., (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung
dan Stroke. Dianloka Dianloka Pustaka Populer, Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014 Hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional.Jakarta.http://www.bappenas.go.id/files/
data/Sumber_Daya_Manusia_dan_Kebudayaan/Statistik%20Penduduk
%20Lanjut%20Usia%20Indonesia%202014.pdf.
Brunner&Suddart, (2014).keperawatan Medikal Bedah Edisi12. Jakarta: EGC.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. (2010). Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu
2010: Dinkes Provinsi Bengkulu.
Desak Putu Pratiwi, I Wayan Gede Sutadarma, I Wayan Surudarma, (2019).
Hunungan Pola Konsumsi Seledri Terhadap Tekanan Darah Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. E-Jurnal Medika. 8(4), 1-5
Hariana, A. (2013). Tumbuhan obat dan khasiatnya . Jakarta: Agromedia Pustaka.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta : Kemenkes Ri Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Has
il-riskesdas-2018_1274.pdf
Kholifah, (2016). Modul Bahan Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: Kemenkes
RI Pusdik SDM Kesehatan
Nie Nengah Mini Arie, Ummu Muntamah, dan Trimawati. (2014). Pengaruh
Pemberian Air Rebusan Seledri Pada Lansia Penderita Hipertensi Di
Dusun Gogodalem Barat. Jurnal Keperawatan Komunitas. 2(1), 45-51
Nurngaini Asmawati, Purwati, Ririn Sri Handayani. (2015). Efektivitas Rebusan
Seledri Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada LAnsia Penderita
Hipertensi Di Posyandu Lansia Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Way
Tenong Lampung Barat. Jurnal Kesehatan. 6(2), 130-136
PSTW. (2019). Data Pasien Hipertensi periode Tahun 2019. Bengkulu : PSTW.