Penelitian tindakan kelas ini karena pembelajaran IPS kurang diminati oleh para siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap pengelola pendidikan, agar proses belajar mengajar lebih menarik
sehingga siswa menyenangi pembelajaran IPS, dan dapat meningkatakan minat serta motivasi
siswa terhadap pembelajaran IPS sehingga meningkatkan hasil prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPS.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas melalui tahapan atau
siklus, penelitian ini berlangsung dalam dua siklus.Prosedur pelaksanaan tindakan meliputi
kedua peningkatan metode bermain peran melalui diskusi dengan guru dalam
dengan refleksi agar dapat menyusun rencana selanjutnya.Tahap keempat mengadakan tindak
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran diantaranya : pertama
persiapan pembelajaran, yang kedua meningkatakan minat siswa dalam pembelajaran IPS,
ketiga partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS menjadi efektif dan kondusif . berdasarkan
penelitian ini bahwa penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS perlu
dikembangkan dan ditingkatkan di Sekolah Dasar supaya dapat menigkatkan minat siswa
dalam pembelajaran IPS lebih menigkat sehingga siswa tertarik dalam pembelajaran IPS.
Dengan demikian prestasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS akan lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
Permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah terbatasnya minat belajar siswa
dalam pembelajaran IPS. Hal ini berkaitan dengan penggunaan pendekatan, strategi
pembelajaran dan metode yang digunakan. Penggunaan metode bermain peran ini bertujuan
untuk meningkatakan dan mengembangkan minat siswa dan kemampuan inovasi profesional
guru dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah
dasar. Dapat di artikan bahwa penelitian ini juga membantu guru dalam meningkatkan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini karena dapat melibatkan siswa dalam
pembelajaran IPS di kelas, melalui sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi serta direfleksikan.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
meningkatkan profesional keguruannya.
A. Pendekatan Metode penelitian
Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang
di anggap tepat adalah metode penelitian tindakan kelas (clasroom action research) yang
difokuskan pada situasi kelas.
Metode yang terkandung dalam penelitian tindakan kelas yaitu suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan nyata agar dapat memperbaiki
dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Tujuan akhir
penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas yang
pelaksanaanya berulang-ulang.
Manfaat yang dapat dipetik jika melaksanakan penelitian tindakan kelas menurut
Suryanto ;(Darmawan, 1997: 41), antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa
komponen pembelajaran yang mencakup antara lain : 1). Inovasi pembelajaran, 2).
Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan 3). Peningkatan
profesionalisme guru.
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan peran
guru sebagai praktisi agar memiliki kesadaran diri, melakukan refleksi terhadap aktifitas
kinerja, bagi perbaikan atau peningkatan tindakan pembelajaran, sehingga harapan untuk
meningkatkan minat dan aktivitas belajar anak dalam pembalajaran IPS dapat tercapai.
Untuk mendukung tujuan di atas, penelitian tindakan ini menggunakan rancangan
kualitatif-naturalistik yang biasa digunakan dalam penelitian etnografis, dan didasarkan pada
prinsip kealamiahan latar (natural setting) berbasis lingkungan, situasional, kontekstual
adaptif, dan bergantung dengan realitas situasi sosial kelas.
Penggunaan rancangan kualitatif-naturistik ini dalam penelitian tindakan kelas agar
pengertian terhadap apa yang terjadi dalam kelas diperoleh langsung, serta melalui
keterlibatan dan partisipasi diri bersama guru dan konteks kelas secara alamiah.
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan mengkaji dan menganalisis secara reflektif,
partisifatip, dan kolaboratif terhadap realitas, kendala, problema aktual, dan implikasi
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dikembangkan berdasarkan penggunaan metode
bermain peran. Selanjutnya tujuan penelitian tindakan kelas ini menemukan bahan informasi
dan rujukan konseptual dalam mengadakan perubahan, perbaikan dan peningkatan iklim
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar. Penelitian ini dapat dimanfaatkan
oleh guru-guru di sekolah dasar sebagai pemberian bantuan profesional untuk menigkatkan
kinerja profesionalnya, khususnya dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas iklim
pembelajaran IPS yang aktif, partisipatif dan lebih mengacu kepada kepentingan siswa.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian.
Subjek penelitian ini adalah di kelas V (lima) Sekolah Dasar Purnasatria yang ada di
wilayah Kecamatan Satria Alas, Kabupaten Gumelar Karya tahun pelejaran 2019/2011
sejumlah 33 siswa. Unsur pelaku penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas V (lima)
yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan.
a) Subjek Penelitian
Yang dijadikan subjek penelitian ini adalah hal peristiwa, manusia dan situasi yang dapat di
observasi. Dalam penelitian tindakan ini, yang dijadikan subjek penelitian adalah “kinerja
guru dan siswa” serta proses pembelajaran IPS selama pelaksanaan program tindakan ini
dengan menggunakan metode bermain peran.
b) Data Penelitian
Data penelitian yang akan dikumpulkan dalam penelitian tindakan ini berupa perkataan,
tindakan, dokumen, situasi dan peristiwa yang dapat di observasi, berkenaan dengan kinerja
guru dan siswa, juga interaksi sosial yang terjadi selama pembelajaran IPS berlangsung
dengan menggunakan metode bermain peran.
c) Instrumen Penelitian
Dalam rancangan penelitian ini (kualitatif naturalistik) peneliti sendirilah yang menjadi
instrumen penelitian utama (human instrument) yang terjun langsung ke lapangan untuk
mengumpulkan sendiri data dan informasi yang diperlukan.
d) Prosedur Dasar Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur Dasar penelitian Tindakan Kelas (action research classrom) melalui lima tahapan
yaitu orintasi, perencanaan tindakan, observasi dan refleksi, diuraikan sebagai berikut :
1) Orientasi yaitu studi pendahuluan sebelum tindakan dan penelitian tindakan dilakukan.
2) Perencanaan yaitu merencanakan pembelajaran yang akan diselenggarakan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode bermain peran,
perencanaan disusun dan dipilh secara efektip untuk dilaksanakan dalam berbagai situasi.
3) Tindakan yaitu kegiatan yang dilakukan pada tahap ini melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang mengacu pada skenario yang telah direncanakan dan disiapkan.
4) Observasi yaitu melakukan observasi atau pengamatan atas hasil tindakan yang
dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini menjadi dasar refleksi
bagi tindak yang telah dilakukan dan untuk penyusunan program selanjutnya..
5) Refleksi yaitu melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan refleksi dimaksudkan
untuk mendapatkan dasar bagi perbaikan secara tindakan selanjutnya. Refleksi dilakukan
pada akhir pelaksanaan seluruh tindakan atau setelah pengembangan program tindakan
dipandang cukup.
BAB IV
PEMBAHASAN
Laki-Laki
Perempuan
Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar sudah mengetahui apa yang dipelajari
dan sedikit siswa yang mengetahui dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Rasa senang
belajar IPS juga hanya dimiliki oleh 12 orang siswa dari 33 siswa yang diwawancarai,
selebihnya menyatakan tidak tertarik karena pembelajaran IPS banyak yang harus di ingat
atau dihafalkan.
Pertanyaan wawancara kedua berkisar tentang perubahan yang diinginkan siswa.
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan kelanjutan karena banyak siswa yang kurang senang
atau berminat dalam pembelajaran IPS.
Perubahan yang diinginkan siswa dalam pembelajaran IPS meliputi cara belajar, desain
pembelajaran agar lebih meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS.
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil studi pendahuluan melalui wawancara adalah
sebagai berikut :
1. Siswa sudah mengetahui hal yang akan dipelajari dan siap untuk belajar.
2. Siswa tidak banyak mengetahui tujuan pembalajaran yang akan dicapainya.
3. Cara belajar siswa masih mengerjakan soal-soal latihan dan mendengarkan penjelasan guru.
4. Siswa menginginkan perubahan cara belajar yang membuat pembelajaran lebih menarik
sehingga siswa berminat dan termotivasi.
1. Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran yang dibuat guru melilputi silabus, program semester, dan
rencana pelaksanaan pembelajaran , komponen RPP terdiri dari standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, metode, media pembelajaran dan evaluasi.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil uraian dari pembahasan tindakan pembelajaran dengan menggunakan
metode bermain peran pada siswa kelas V SD TLS Sungai Perak dapat ditarik simpulan dan
saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan pembelajaran IPS melalui penggunaan metode bermain peran dapat
meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS menjadi menarik minat dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Pengembangan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode bermain peran terbukti
meningkatkan minat belajar siswa SD, ini terlihat dari rencana pembelajaran hingga proses
pembelajaran dengan menetapkan siswa sebagai pemeran aktif dalam pembelajaran yang
didesain.
3. Penggunaan metode bermain peran dalam pembelajaran IPS tujuan utamanya untuk
meningkatkan minat siswa. Dalam belajar IPS yang terlihat peningkatan minat siswa dalam
pembelajaran IPS meningkat serta prestasi belajar menunjukan kenaikan serta proses
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang perlu di sampaikan untuk dijadikan
bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak yang akan menggunakan metode bermain
peran. Saran-saran peneliti ajukan kepada Guru, Kepala Sekolah, Instansi terkait, dan peneliti
selanjutnya.
1. Guru
Hendaknya guru melakukan kajian mendalam tentang metode bermain peran dalam
pembelajaran IPS. Guru perlu menjalin hubungan baik dengan kepala sekolah, teman, siswa
dan orang tua siswa sebab faktor-fakor tersebut dapat menjadi penentu keberhasilan
pendidikan di sekolah
2. Kepala Sekolah
Sebagai manajer sekolah, hendaknya mampu memberikan situasi yang kondusif bagi
pengembangan kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai profesional di
sekolah. Kepala sekolah pun perlu mengevaluasi program sekolah sehingga diketahui
keberhasilan sekolah yang dapat menjadi keunggulan sekolah tersebut.
3. Instansi terkait
Hendaknya memberikan kesempatan kepada guru secara merata untuk mengikuti pendidikan
dan pelatihan yang relevan. Pembinaan rutin pun kepada guru juga perlu diberikan agar guru
senantiasa menjaga kemampuannya dan disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud (1999). Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta : Depdikbud
Hasan S.N (1996) Pendidikan ilmu-ilmu sosial buku 1 dan 2, Bandung, Jurusan Pendidikan
Sejarah UPI.
Suharsimi, Suhardjono, Supardi (2006) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta; PT. Bumi Aksara
karya.