SKRIPSI
Oleh :
SITI ROHMAH
105016200558
NIM : 105016200558
Semester : XI
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya siap
menerima sanksi apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan
merupakan karya ilmiah saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain.
Siti Rohmah
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Siti Rohmah
105016200558
Mengesahkan,
Penguji I
Dedi Irwandi, M.Si
NIP. 19710528 200003 1 002
Penguji II
Tonih Feronika, M.Pd
NIP. 19760107 200501 1 007
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Rabb semesta alam atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk
skripsi ini. Sholawat beserta salam tercurah kepada panglima jihad Rasulullah
SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan semoga tercurah juga kepada seluruh
pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalannya.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan (S1)
oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini tidak akan dapat terealisasi dengan baik tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosada, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan IPA
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bapak DR. Sujiyo Miranto, M.Pd dan Bapak Munasprianto Ramli, M.A
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan dan
arahan yang berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dedi Irwandi, M.Si selaku dosen penasehat akademik yang telah
memberikan pengarahan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
6. Para dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada umumnya dan
dosen Jurusan Pendidikan IPA pada khususnya yang telah memberikan
ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama perkuliahan.
7. Orang tua dan keluarga penulis yang tidak henti-hentinya memberikan
do’a dan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini.
iii
iv
8. Ibu Dra. Widayati Wardani selaku kepala SMAN 2 Cisauk yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
9. Bapak Drs. Murdoyoko dan Ibu Bidari S.Si selaku guru bidang studi
kimia SMAN 2 Cisauk yang telah berkenan menjadi partner dan
membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
10. Seluruh guru dan staf SMAN 2 Cisauk yang telah memberikan
dukungan kepada penulis.
11. Siswa-siswi kelas X-3 SMAN 2 Cisauk yang telah bekerjasama dengan
baik dalam penelitian ini.
12. Teman-teman Pendidikan Kimia 2005 dan sahabat-sahabat penulis yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang tidak henti-hentinya
memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
13. Seluruh pihak yang turut membantu dalam penelitian ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat
penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu ataupun terlibat
dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Tidak ada manusia yang sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna
perbaikan untuk masa yang akan datang. Akhir kata semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK. ........................................................................................................ i
ABSTRACT. ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR. ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL. ............................................................................................ vii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN. .................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN. ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian. ........................................................................ 7
BAB II. KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINDAKAN. ....................................................................................... 8
A. Kajian Teori ................................................................................... 8
1. Pendekatan Problem Solving. .................................................. 8
a) Tahap-tahapan dalam Pemecahan Masalah. ...................... 12
b) Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran
Problem Solving……………………….....…………….....15
2. Hakikat Belajar. ....................................................................... 18
3. Hakikat Hasil Belajar. .............................................................. 20
4. Hakikat Ilmu Kimia. ................................................................ 24
a) Karakteristik Ilmu Kimia. .................................................. 24
b) Deskripsi teori tentang stoikiometri dan konsep mol. ....... 27
5. Tinjauan Pembelajaran Kimia mengenai Konsep Mol. ........... 29
a) Standar Kompetensi. .......................................................... 29
b) Kompetensi Dasar. ............................................................. 30
c) Indikator.. ........................................................................... 30
v
vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ﻂﻠﺐﺇﻠﻌﻠﻢﻔﺮﻀﺔﻋﻠﻰﻜﻝﻤﺴﻠﻤﻴﻦﻭﺍﻠﻤﺴﻠﻤﺍﺖ
”Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap orang muslim laki-
laki maupun muslim perempuan.” (HR. Abdul Bar)
1
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003. SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan
Nasional). (Bandung :Fokus Media, 2006). Hal. 5.
1
2
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kkompetensi Mata
pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah aliyah . (Jakarta: 2003). Hal. 7-8.
3
Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. (Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1,
hal. 3.
3
memiliki keterkaitan dengan ilmu biologi, fisika, dan ilmu pengetahuan yang
lain.
Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) merupakan jenjang pendidikan
menengah yang akan dimasuki siswa setelah ia menamatkan tingkat SD dan
SMP. Di SMA/MA dipelajari berbagai macam pelajaran yang pastinya lebih
tinggi dan lebih sulit pembahasannya dibandingkan dengan konsep pelajaran
di tingkat sebelumnya. Terkadang para siswa mengalami banyak kesulitan
dalam mengikuti palajaran mereka di tingkat tersebut, tak terkecuali pelajaran
kimia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas X di
SMAN 2 Cisauk, peneliti mendapatkan informasi bahwa materi kimia masih
dirasa sulit oleh siswa karena banyak mengandung rumus-rumus kimia yang
masih terasa asing bagi mereka. Namun meskipun begitu sebagian dari
mereka tetap menyukai pelajaran kimia walaupun hasil mereka tidak begitu
baik. Cara pengajaran yang dilakukan oleh guru cukup baik walau tidak semua
siswa terperhatikan. Saat melakukan observasi kelas peneliti masih melihat
separuh siswa tidak memperhatikan pelajaran karena kurangnya pengawasan
dari guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia yang mengajar
khusus untuk kelas X di sekolah tersebut di dapat informasi bahwa masih
terdapat kesulitan pada siswa dalam memahami pelajaran kimia dan
mengerjakan soal-soal kimia khususnya pada pokok bahasan stoikiometri,
yakni dalam hal perhitungan karena kurangnya kemampuan analisis dan
pemahaman soal yang baik. Rata-rata hasil belajar kimia siswa pada tahun
ajaran sebelumnya khususnya pada pokok bahasan stoikiometri masih
tergolong rendah yakni 41,80. Hasil tersebut berada pada tingkat paling
rendah dibandingkan dengan hasil belajar kimia pada pokok bahasan lainnya.
Guru bidang studi tersebut menyarankan agar penelitian yang dilakukan dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa tak terkecuali pada pokok bahasan
stoikiometri.
4
4
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:
UPI, 2000), hal. 95
5
5
Munir Tanrere, Environmental Problem Solving in Learning Chemistry for High School
Students, (Jurnal of Applied Sciences in Environmental Sanitation Volume 3 No.1, 2008), h. 47
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah
yang dapat di identifikasi.
1. Siswa masih merasa kesulitan dalam mempelajari ilmu kimia khususnya
dalam hal perhitungan kimia.
2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisa soal sehingga siswa
sulit untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh soal.
3. Rendahnya rata-rata hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan
stoikiometri.
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak menimbulkan penafsiran
yang berbeda sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X-3 SMAN 2 Cisauk semester 2
tahun ajaran 2009/2010.
2. Pokok bahasan yang diambil adalah stoikiometri karena pada pokok
bahasan inilah siswa banyak mengalami permasalahan.
3. Pendekatan problem solving yang dimaksud adalah bagaimana siswa
berpikir cara memecahkan masalah pada soal-soal perhitungan kimia
dengan baik sehingga siswa tidak lagi merasa kesulitan dan mendapatkan
hasil yang memuaskan.
4. Bahasan stoikiometri yang diambil adalah penggunaan konsep mol dalam
mengkonversi jumlah mol ke dalam jumlah partikel, massa, dan volum
zat, serta menentukan rumus empiris, rumus molekul, dan reaksi
pembatas.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
“Bagaimana penerapan pendekatan problem solving dalam meningkatkan
hasil belajar kimia siswa terhadap konsep mol dalam stoikiometri di kelas X
SMAN 2 Cisauk?”
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.
1. Manfaat bagi siswa
Melatih siswa agar lebih aktif dalam belajar, antusias, dan mampu
menghubungkan antar konsep dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik, bukan hanya
dalam pelajaran di sekolah saja, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru yang lain
untuk bisa menggunakan pendekatan-pendekatan lain dalam pembelajaran
serta mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa untuk kemudian diterapkan di sekolah
agar tercapai hasil yang diharapkan.
3. Manfaat bagi sekolah
Dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan dan
peningkatan mutu pendidikan, khusunya mata pelajaran kimia.
4. Manfaat bagi peneliti.
Peneliti akan mengetahui bagaimana efektivitas pendekatan
problem solving dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa terhadap
konsep mol dalam stoikiometri pada kelas X di SMAN 2 Cisauk. Selain
itu sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti selanjutnya yang
akan mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Pendekatan Problem Solving
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) dalam
dunia pendidikan dikenalkan pertama kali oleh John Dewey. Menurut John
Dewey: Masalah adalah suatu yang diragukan atau sesuatu yang belum
pasti.1 Teori ini timbul karena kurikulum pembelajaran dibuat sedemikian
rupa yang tujuan sebenarnya adalah untuk memecahkan masalah yang ada
dan berkaitan dengan “keperluan serta interest” yang berkembang pada
suatu waktu tertentu. Menurut pendapatnya masalah yang perlu
dikemukakan memiliki dua kriteria, yaitu:2
1) Masalah yang dipelajari harus sesuatu yang penting untuk masyarakat
dan perkembangan kebudayaan.
2) Masalah yang dipelajari adalah sesuatu yang penting dan relevan
dengan permasalahan yang dihadapi siswa.
Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Pada tingkat
ini para anak didik belajar merumuskan memecahkan masalah,
1
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:
UPI, 2000), h. 96
2
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:
UPI, 2000), h. 96
8
9
3
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, cetakan ke-3), h. 18
4
David H. Jonassen, Toward Design Theory of Problem Solving, (Paper, ETR&D, Vol.
48, No. 4, 2000), p. 63
5
Jamin Carson, A Problem with Problem Solving: Teaching Thinking Without Teaching
Knowledge. (The Mathemathic Educator 2007 Vol. 17, no. 2), h. 7-14.
10
6
Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem Solving Intstruction of Physics
Achievement, Problem Solving Performance and Strategi Use.(Jurnal of physics education vol. 2
no.3. September 2008)
7
Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail, 2008), h. 112
11
PEMECAHAN MASALAH
melibatkan pembentukan
membutuhkan prasyarat-prasyarat
ATURAN-ATURAN
KONSEP-KONSEP TERDEFINISI
KONSEP-KONSEP KONKRIT
DISKRIMINASI-DISKRIMINASI
9
Gambar 2.1 Tingkat Kompleksitas keterampilan Intelektual (Gagne, 1988 )
8
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 136
9
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 136
12
10
Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem Solving Intstruction of Physics
Achievement, Problem Solving Performance and Strategi Use.(Jurnal of physics education vol. 2
no.3. September 2008)
13
11
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, cetakan ke-3), h. 18
14
12
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:
UPI, 2000), h.97.
15
13
Sumardyono, M.Pd, Beberapa Saran dan Tips dalam Penerapan pembelajaran
Problem Solving. http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TipsPenerapanProblemSolving-
smd.pdf.
16
14
Sumardyono, M.P. Beberapa Saran dan Tips dalam Penerapan Pembelajaran
Problem Solving.
17
2. Hakikat Belajar
James O. Wittaker mengemukakan bahwa “belajar adalah proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan
pengalaman.”15 Belajar atau yang disebut juga dengan learning adalah
perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang
diperoleh dari pengalaman-pengalaman.16
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of
behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan .
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami.17
Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah
mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus
secara relatif menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku
yang saat ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa
mendatang. Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena
pengalaman.18 Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman.19
Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu usaha
dari hasil latihan dan pengalaman. Oleh sebab itu, belajar merupakan
proses perubahan dari tidak tahu menjadi tidak tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti dan dari tidak paham menjadi paham.
15
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Rosda
Karya. 2005). Cet. Ke-11, hal. 104
16
Zikri Neni Iska. Diktat Psikologi Umum. Hal.65
17
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Bumi aksara.2005). cet. Ke-4
h. 27
18
Zikri Neni Iska. Diktat Psikologi Umum. Hal.65
19
Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar. (Jakarta: Erlangga, 1996), cet. Ke-2, h. 11
19
20
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004). h.
102-105
21
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu, 2001), cet.ke-3,
h.130
20
22
Peter Salim dan Yeni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta: Modern
English. 1991). H. 359
23
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Bumi aksara.2005). cet. Ke-4
h. 27
24
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara.2001).
Cet ke-2. h.3
25
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara.2001).
Cet ke-2.h. 3
21
26
Nana sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar. (Bandung: remaja Rosda Karya. 1995),
h. 22
27
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN
Press, 2006), h. 13-17
22
4) Analisis (C4).
Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi
yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur
informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut
menjadi jelas
5) Sintesis (C5).
Jenjang sintesis meliputi kemampuan untuk mengintegrasikan
bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang
terpadu. Termasuk ke dalamnya kemampuan merencanakan
eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum, artikel,
rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-
objek, peristiwa, dan informasi lainnya.
6) Evaluasi (C6).
Jenjang evaluasi meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan
nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria
tertentu yang ditetapkan.
28
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN
Press, 2006), hal. 7
23
29
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN
Press, 2006), h. 23-24
24
32
http://kimia.upi.edu/kimia-old/ht/Sri/main/global2c.htm#Tetapan%20Avogadro
33
Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. (Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1,
h. 70
28
34
PUSTEKOM,2005.(http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=101&fname=kb2_
2.htm)
35
PUSTEKOM,2005.(http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=101&fname=kb2_
2.htm)
29
n= X . n = m.
6,02.1023 MOL Mr
(n)
X = n x 6,02.1023 m = n x Mr
Jumlah volum
V= n x 22,4 L
Gambar 2.3 .Hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel,massa, dan volum zat.
d. Materi pokok
Perhitungan kimia
30
36
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:
UPI, 2000), h. 100
31
dimana M = molaritas
n = jumlah mol salut
V = volum larutan dalam liter
(d) VSTP didefinisikan sebagai jumlah volum pada keadaan standar,
yakni 22,4 L/mol.
(e) Data lain:
Massa batu kapur = 7 gram
Volum HCl = 500 ml
Massa atom relatif (Ar) Ca= 40, C= 12, O= 16
Yang ditanyakan:
Volum maksimum CO2 pada keadaan STP. Perkiraan mol yang
digunakan sebagai perbandingan dalam mencari volum maksimum.
CO2 adalah antara mol CaCO3 atau HCl, tergantung zat mana yang
menjadi reaksi pembatas.
2) Tahap perencanaan
Pada tahap ini, siswa berpikir ke arah:
(a) Membuat persamaan reaksi dan menyetarakannya..
CaCO3 + 2HCl → CaCl + H2O + CO2
Satuan yang digunakan adalah mol, maka konversikan dahulu
CaCO3 jumlah massa menjadi mol, dan HCl dari jumlah volum
menjadi mol.
32
(b) Menentukan reaksi pembatas dari hasil bagi jumlah mol dengan
koefisien masing-masing zat. Zat yang hasil baginya lebih kecil
yang menjadi reaksi pembatas.
(c) Menentukan jumlah mol CO2 bergantung pada zat yang menjadi
reaksi pembatas.
Mol CO2 = koefisien CO2 x jumlah mol CaCO3 atau HCl
Koefisien CaCO3 atau HCl
3) Tahap perhitungan
(a) Mencari mol CaCO3 = g/ mr = 7g/100 g/mol = 0,07 mol
(b) Mencari mol HCl = volum HCl x kemolaran HCl= 0,10 mol
(c) Menentukan reaksi pembatas
CaCO3 + 2HCl CaCl + H2O + CO2
Mol awal: 0,07 mol 0,10 mol
Rx pembatas 0,07/ 1 0,10/ 2
Yang menjadi reaksi pembatas adalah HCl
(d) Menghitung Mol CO2
Mol CO2 = koefisien CO2 x jumlah mol HCl
Koefisien HCl
= 1/ 2 x 0,10 mol
= 0,05 mol
33
dibawah SKBM yang ditentukan oleh sekolah yakni 60,0. Dan berdasarkan
hasil tes siswa setelah diberikan teknik pemecaha Polya di dapat hasil yang
signifikan.
Dari hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa teknik pemecahan
masalah Polya dapat digunakan untuk mengurangi kesulitan siswa dan
meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan stoikiometri.37
37
Yahya, Skripsi “Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Stoikiometri
dengan Menggunakan Tahapan Pemecahan Masalah Polya” (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
35
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
kimia siswa pada pokok bahasan konsep mol dalam stoikhiometri pada kelas
X SMAN 2 Cisauk melalui penerapan pendekatan problem solving serta
memberikan informasi tambahan kepada pihak sekolah ataupun pihak lain
yang terkait dengan penelitian ini.
36
37
penelitian ini memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk
meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik
dan benar. Diimplementasikan dengan benar artinya pihak yang terlibat
dalam PTK yang dalam hal ini adalah guru mencoba dengan sadar
mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui
tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau
memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati
pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
Diimplementasikan dengan benar artinya sesuai dengan kaidah-kaidah
PTK.1
Menurut John Elliot (1991), penelitian tindakan kelas sebagai
kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk
memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.2
2. Siklus Penelitian
1
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Rajawali Press. 2008),
cet. Ke-1, h. 41
2
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Rajawali Press. 2008),
cet. Ke-1 h. 43
38
2) Pelaksanaan
- Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun.
- Mengaplikasikan pendekatan, metode, ataupun strategi
pengajaran yang digunakan.
3) Pengamatan
- Mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan. Pengamatan yang dilakukan meliputi observasi
kelas, angket terbuka, soal tes, dan catatan lapangan.
4) Refleksi
- Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
bagaimana tindakan yang dilakukan dan hal apa saja yang perlu
diperbaiki pada tindakan di siklus berikutnya.
b. Siklus II dan seterusnya apabila indikator belum tercapai.
c. Pembuatan laporan
3
Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h.157
41
4
Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008),
h.176
42
dari 0,0 - 1,0. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir
soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa. Untuk
mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal, peneliti menggunakan rumus
sebagai berikut:5
I=
2. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D). Daya beda yang baik adalah D > 0,30. Dan untuk
mengetahui daya pembeda dari butir soal, peneliti menggunakan rumus:6
D=
Keterangan:
D = Daya beda.
Ba = Jumlah yang menjawab benar pada keompok atas.
Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah.
N = Jumlah peserta tes.
3. Validitas
Validitas adalah sutu ukuran yang menunjukkan tingkat keshahihan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur
apa yang hendak diukur.7 Untuk mengetahui validitas dari tiap butir soal,
peneliti menggunakan rumus:8
5
Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
208
6
Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
218
7
Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
h.65
8
Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
78
43
4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau keandalan dalam mengukur apa yang
hendak diukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas
(kepercayaan) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap.9 Untuk mengetahui reliabilitas dari butir soal, dapat digunakan rumus
berikut:10
K. Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang dilakukan
adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Analisis data
kuantitatif yaitu nilai hasil belajar siswa berupa postest tiap akhir siklus. Hasil
belajar diberikan skor untuk masing-masing soal. Skor-skor tersebut kemudian
dikonversi ke dalam nilai akhir. Nilai-nilai tersebut kemudian disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi untuk selanjutnya dilakukan perhitungan
mencari nilai rata-rata dan standar deviasi. Setelah didapatkan nilai rata-rata
postes tiap siklus, dilakukan pengujian dua sampel yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara siklus satu
dengan siklus berikutnya.
Adapun data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk
kalimat seperti data hasil observasi yang memberi gambaran tentang sikap
guru dan siswa terhadap pembelajaran kimia dengan menerapkan pendekatan
problem solving. Data yang berisi partisipasi keaktifan siswa dianalisis
langsung menggunakan lembar observasi di setiap siklus dengan skala <50%,
50%, dan >50%. Data kemudian diinterpretasikan secara deskriptif sesuai
dengan data yang ada pada lembar observasi. Sedangkan data yang bersumber
dari kuisioner yang menunjukkan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan problem solving diperoleh dengan mencari
9
Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
86
10
Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
109
44
45
46
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan siklus kedua ini merupakan perbaikan dari
pembelajaran pada siklus I.
1) Peneliti dengan guru bidang studi kimia melakukan analisis
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I
dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I.
53
b. Tahap tindakan
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru berusaha
menerapkan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II
ini pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas sebanyak 3 kali
pertemuan dengan durasi masing-masing 2 x 45 menit,
Adapun materi yang disampaikan pada siklus II adalah
perhitungan rumus empiris, rumus molekul, dan reaksi pembatas.
Langkah-langkah tindakan yang dilaksanakan pada siklus II disajikan
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.5 Aktivitas penelitian pertemuan ke empat
Senin, 15 Februari 2010
No Aktivitas guru Aktivitas siswa
1. Mengkondisikan siswa untuk Mengkondisikan diri untuk
belajar dan menjelaskan tujuan belajar dan menyiapkan
pembelajaran. LKS masing-masing.
2. Meminta siswa untuk Menyebutkan pengertian
menyebutkan pengertian dari dari rumus empiris tersebut.
rumus empiris.
54
belum baik terutama untuk tahap analisis. Maka dari itu guru
memperbaiki cara pengajaran agar hasil yang diharapkan akan tercapai
pada siklus berikutnya. Pembelajaran lebih ditekankan pada penerapan
tahap-tahap pemecahan masalah terutama tahap analisis karena pada
tahap inilah proses berpikir siswa dapat dikembangkan untuk
kemudian dapat mengerjakan tahap-tahap selanjutnya yakni tahap
perencanaan, perhitungan, dan evaluasi atau pengecekan.
Dalam proses pembelajaran tersebut guru memberikan
pengetahuan mengenai rumpus empiris, rumus molekul, kadar
senyawa, dan reaksi pembatas berikut cara-cara penentuannya secara
bertahap yang diawali dengan pemberian materi, contoh soal, dan
latihan soal.
Pada tabel 4.6 diketahui bahwa untuk meningkatkan keaktifan
siswa guru memberikan latihan soal yang dikerjakan secara kelompok.
Dengan pemberian soal kelompok tersebut diharapkan akan adanya
interaksi antar siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh
guru sehingga siswa yang sudah paham dapat membantu teman yang
belum paham.
Tindakan siklus II ini diakhiri dengan mengulas materi dan
mambahas soal secara bersama-sama, setelah itu guru memberikan
posttest untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah proses
pembelajaran. Aktivitas guru (peneliti) dan observer selanjutnya
adalah melakukan perhitungan skor hasil belajar siswa berupa posttest
dan angket yang diberikan kepada siswa.
c. Tahap pengamatan
Berikut ini adalah hasil observasi pada siklus II:
1) Rata-rata skor posttest dari 32 siswa adalah 73,78. Angka tersebut
menunjukkan bahwa indikator ketercapaian hasil belajar yang
ditetapkan sudah terpenuhi yakni ≥ 60.
59
masalah dari siklus I ke siklus II. Selain itu, terjadi juga peningkatan
sikap dan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Berikut rekapitulasi
hasil belajar siswa dalam persentase ketercapaian SKBM.
Tabel 4.8 persentase Ketercapaian SKBM
Rata-rata SKBM % siswa mencapai
Siklus
≥ 𝟔𝟎 SKBM
I 58,56 43,75
II 73,78 87,5
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 276
62
C. Analisis Data
Selain hasil belajar siswa, data yang dianalisis mencakup sikap dan
aktivitas siswa serta aktivitas guru di kelas selama pembelajaran. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tanggapan dan partisipasi siswa
selama pembelajaran tersebut dan sebagai bahan pertimbangan guru dalam
melakukan reflkesi di akhir siklus serta merencanakan perbaikan untuk sikus
berikutnya.
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dapat dianalisis dari lembar observasi yang di isi
oleh observer pada setiap pertemuan. Berikut ini adalah aktivitas siswa
yang terjasi pada siklus I dan II.
Tabel. 4.10 aktivitas siswa
No Siklus I Siklus II
Aktivitas yang diamati
. P1 P2 P1 P2
1 Siswa memperhatikan saat
< 50% < 50% 50% > 50%
guru menerangkan.
2 Siswa bertanya saat diberi
>50% >50% 50% >50%
kesempatan.
3 Siswa mengerjakan latihan
50% >50% >50%
soal yang diberikan. >50%
4 Siswa berdiskusi dengan
teman sebangkunya saat < 50% < 50% 50% >50%
mengerjakan latihan soal.
5 Siswa mengerjakan soal
dengan tahapan pemecahan >50% >50% >50% >50%
masalah.
Keterangan:
P = Pertemuan
Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi beberapa
peningkatan aktivitas siswa secara bertahap dari siklus I ke siklus II.
Sekitar 50% siswa bahkan lebih memperhatikan guru saat guru
menerangkan materi pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
siswa pada siklus II sudah lebih siap dan lebih terbiasa dengan proses
pembelajaran yang diikuti diibandingkan siklus sebelumnya. Sudah lebih
dari 50% juga siswa tidak sungkan untuk bertanya hal yang belum
dimengerti oleh mereka.
Baik pada siklus I maupun siklus II, lebih dari 50% siswa
mengerjakan soal yang diberikan guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk mengerjakan soal.
Peningkatan aktivitas siswa juga terjadi pada saat berdiskusi. Pada siklus I,
kurang dari 50% siswa mau berdiskusi dengan teman terdekatnya. Namun
64
pada siklus II, aktivitas berdiskusi siswa meningkat menjadi lebih dari
50% siswa. Hal ini dikarenakan guru berusaha meningkatkan interaksi
antar siswa dengan memberikan tugas kelompok yang dengan hal tersebut
diharapkan terjadi transfer ilmu pengetahuan antar siswa. Dan baik pada
siklus I maupun siklus II, siswa yang mengerjakan soal dengan tahapan
pemecahan masalah sudah lebih dari 50%, hal ini dikarenakan LKS yang
diterima siswa dapat membantu siswa untuk menerapkan tahap-tahap
pemecahan masalah tersebut.
3. Aktivitas guru
Aktivitas guru dapat dianalisis dari istrumen yang berupa lembar
observasi guru. Berikut adalah rekapan ativitas guru pada sikklus I dan
siklus II.
Dari kedua tabel di atas yakni tabel 4.11 dan tabel 4.12, secara
umum peneliti yang bertindak sebagai guru sudah menerapkan langkah-
langkah pembelajaran yang seharusnya dijalankan oleh guru pada
umumnya. Dan dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatan kualitas pada aktivitas guru dari yang sebelumnya kurang
baik menjadi lebih baik seperti kegiatan membuka pelajaran dan apersepsi,
dari pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan guru sudah terbiasa
menghadapi siswa yang menjadi objek penelitian. Begitupun aktivitas
ketika guru menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa,
dari penilaian “cukup” meningkat menjadi “baik”.
Pada siklus II aktivitas guru saat mendemonstrasikan pengetahuan
atau keterampilan adalah dengan menekankan pada proses pengerjaan soal
dengan tahap-tahap pemecahan masalah terutama pada tahap analisis. Hal
66
120%
100%
80%
60% Siklus I
Siklus II
40%
20%
0%
Analisis Perencanaan Perhitungan Evaluasi
5. Sikap siswa
Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh data yang
digambarkan ke dalam tabel dan grafik seperti di bawah ini.
a) Sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang diikuti.
70%
60%
50%
40%
30% siklus 1
20% siklus 2
10%
0%
menarik dan cukup sulit
mudah mudah dimengerti
dimengerti dimengerti
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
sikus 1
30.00%
siklus 2
20.00%
10.00%
0.00%
baik cukup baik kurang baik
Grafik 4.3 Respon siswa terhadap cara penyampaian materi oleh guru
80.00%
60.00%
40.00%
siklus 1
20.00% siklus 2
0.00%
faham kurang faham tidak faham
Dari grafik 4.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa
dapat memahami materi yang dipelajari walaupun materi tersebut
tergolong materi yang cukup sulit. Alasannya karena penyampaian
sudah cukup detail dan dapat difahami oleh siswa. Guru mengubah
cara penyampaian yang pada awalnya dirasa cepat menjadi sedikit
lebih perlahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata posttest
yang cukup baik pada siklus II.
60%
50%
40%
30% siklus 1
20%
10% siklus 2
0%
sangat mudah sulit sangat sulit
mudah
jumlah partikel, jumlah massa, dan jumlah volum zat serta hipotesis
Avogadro rata-rata posttest yang di dapat dalam kelas adalah 58,56. Angka
tersebut masih tergolong kurang baik karena belum mencapai target yang telah
ditetapkan yakni ≥ 60. Selain itu, hanya terdapat 14 siswa yang mencapai
nilai yang telah ditetapkan tersebut, selebihnya yakni 18 siswa masih berada di
bawah rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian belum berhasil dan
harus dilanjutkan ke siklus berikutnya yakni siklus II.
Temuan lain dalam siklus I adalah sebagian siswa masih salah dalam
mempersepsikan istilah mol dengan molekul, selain itu siswa masih keliru
dalam mengkonversi rumus apakah harus di kali atau di bagi, di jumlah
ataupun di kurang. Kurangnya kemampuan siswa dalam hal perhitungan juga
turut menghambat proses pembelajaran begitupun kemampuan dalam
penyerapan materi sehingga guru tidak bisa terlalu cepat dalam
menyampaikan materi tersebut. Hal itu ditunjukan oleh hasil belajar siswa
yang hampir 60% berada di bawah nilai SKBM (60) dan tanggapan siswa
mengenai penyampaian materi oleh guru yang dianggap terlalu cepat bagi
mereka. Persentase siswa yang menganggap penyampaian materi oleh guru
terlalu cepat mencapai 59,4% siswa.
Di kelas yang cukup variatif tingkat keceredasan dan keaktifannya,
pada siklus I ini hanya siswa yang memang terbiasa aktif saja yang berani
bertanya, maju ke depan mengerjakan soal, dan mengerjakan latihan di rumah
selebihnya masih sungkan untuk meminta bantuan guru walaupun mereka
belum mengerti. Dan dari 32 siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut,
hanya sekitar 5 sampai 10 siswa saja yang terlihat aktif di kelas. Berdasarkan
data yang diperoleh dari hasil posttest pada siklus I di dapat bahwa
pemahaman analisis siswa baru 90%, kemampuan merencanakan rumus
pengerjaan soal 70%, kemampuan berhitung siswa 52%, dan pengecekan yang
dilakukan oleh seluruh siswa hanya 22%
Dari siklus I tersebut guru beserta observer menganalisis dan
berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang dapat memperbaiki siklus I
tersebut melalui proses pembelajaran pada siklus II. Adapun perbaikan-
72
perbaikan yang dilakukan oleh guru adalah lebih memahami dan memberikan
perhatian lebih kepada siswa yang terlihat kurang aktif selama pembelajaran,
lebih meningkatkan langkah-langkah pembelajaran problem solving kepada
siswa. Lebih banyak memberikan pertanyaan yang sifatnya memancing
keaktifan siswa untuk dapat berpikir lebih keras dalam menyelesaikan
masalah yang dalam hal ini adalah soal yang diberikan oleh guru. Guru lebih
sering lebih berkeliling untuk mengecek ataupun mamastikan bahwa materi
yang telah disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Selain itu,
guru pun memberikan tugas kelompok kepada siswa agar lebih aktif di kelas
dan terjadi transfer ilmu dari siswa yang sudah faham kepada siswa yang
masih belum memahami materi yang dipelajari. Pemberian reward untuk
siswa yang turut berpartisipasi aktif pun cukup meningkatkan semangat
belajar siswa di kelas.
Dari siklus II ini di dapatkan hasil rata-rata posttest yakni 73,78 dan
siswa yang mencapai SKBM sudah lebih dari 80% yakni 87,5%. Hanya
sekitar 18% siswa yang masih menganggap penyampaian materi oleh guru
terlalu cepat. 87,5% siswa merasa senang dengan pembelelajaran pada siklus
II dan hampir 50% siswa menganggap soal yang diberikan cukup mudah
untuk dikerjakan. Hal ini di dukung oleh tingkat pemahaman siswa terhadap
tahap-tahap pemecahan masalah yang meningkat pada siklus II. Kemampuan
analisis siswa mencapai 99%, kemampuan perencanaan yang dilakukan siswa
sebesar 86%, kemampuan melakukan perhitungan sebesar 66%, dan
kemampuan mengevaluasi soal yakni 44%. Artinya penelitian pada siklus II
yang memuat materi penentuan rumus empiris, rumus molekul , dan reaksi
pembatas ini sudah dikatakan berhasil. Maka dari itu peneliti memutuskan
untuk mencukupkan penelitian hanya pada siklus II.
Alasan mengapa pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yang
cukup siginifikan adalah karena siswa memang sudah terbiasa dengan
pembelajaran problem solving dan faham dengan tahap-tahap
penyelesaiannya, siswa sudah terbiasa berinteraksi dengan peneliti yang dalam
hal ini sebagai guru di kelas tersebut, dan siswa lebih banyak mengerjakan
73
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
dapat diambil kesimpulan bahwa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan problem solving dengan 4 tahapan yakni
analisis dimana siswa terlebih dahulu memahami masalah dengan
mengumpulkan data yang diperoleh dan menentukan inti permasalahan yang
harus dipecahkan; kemudian membuat sebuah perencanaan dengan
menentukan langkah-langkah ataupun rumus-rumus yang akan digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut; setelah itu melakukan
perhitungan sesuai dengan langkah-langkah ataupun rumus yang digunakan,
dan terakhir melakukan evaluasi untuk mengecek ketepatan jawaban yang
diperoleh; hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan konsep mol dalam
stoikiometri dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan.
Dari proses pembelajaran pada siklus I dan II didapatkan nilai rata-
rata hasil belajar pada posttest I adalah 58,56 dan persentase siswa yang
mencapai nalai rata-rata ketercapaian hasil belajar yakni 43,75%. Setelah
dilakukan perbaikan baik pada penerapan tahap-tahap penyelesaian masalah,
ringkasan materi yang diberikan kepada siswa, cara penyampaian materi oleh
guru, pendekatan yang dilakukan, maupun metode yang digunakan pada siklus
II, rata-rata posttest siswa mencapai 73,78 dan persentase siswa yang
mendapatkan nilai lebih atau sama dengan nilai rata-rata ketercapaian hasil
belajar adalah 87,50%. Angka ini sudah cukup bahkan melebihi dari batas
ketercapaian yang ditentukan artinya penelitian dapat dikatakan berhasil.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, peneliti mencoba
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
75
76
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya
Menuju Pembelajaran yang Efektif. Bandung: UPI
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Bruder, Regina. 2005. Working with tasks for the learning of problem solving in
maths teaching as an issue of the first teacher training phase. Darmstadt
(Germany) ZDM Vol. 37 (5) Analyses.
Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan
MA.
Dzamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta. Edisi revisi. Cet. Ke 3
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta:
FITK UIN Syarif Hidayatullah.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, cet. ke-7
77
78
Michael Purba. 2000. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. Jakarta: Erlangga. Cet. Ke
1.
Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
PUSTEKOM,2005.(http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=101&fname=
kb2_2.htm)
Salim, Peter dan Yeni Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English.
Sudarmo, Unggul. Kimia Untuk SMA kelas X. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama,
cet. Ke-1.
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: remaja Rosda
Karya.
Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu, cet.
.ke-3.
79
Standar Kompetensi
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (stoikhiometri).
Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
Indikator
1. Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa zat, dan volum
zat, serta membuktikan hipotesis avogadro
Tujuan pembelajaran :
1. Siswa dapat mengkonversikan jumlah mol kedalam jumlah partikel.
2. Siswa dapat mengkonversikan jumlah mol kedalam jumlah massa.
3. Siswa dapat mengkonversikan jumlah mol ke dalam jumlah volum zat.
4. Siswa dapat menghitung volum gas ideal dan menghitung volume gas
berdasarkan hipotesis avogadro.
Materi Ajar
Perhitungan kimia:
- Konsep mol
- Hukum gas ideal
- Hipotesis avogadro
Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Latihan
- Diskusi Informasi
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Problem Solving
84
85
X=axnxL
3. Tahap perhitungan
Jumlah partikel H2O
= 1 mol H2O x 6,022 x 10 23
molekul
Jumlah paritkel atom
= 3 x 1 mol x 6,022 x 10 23
atom/mol = 1,806 x 10 23 atom
4. Tahap evaluasi
Jadi, dalam 1 mol air terdapat 1,806
x 10 23 partikel atom
molekul.
Memberikan latihan pada LKS halaman 5 Mengerjakan soal latihan pada
Soal: LKS halaman 5 dengan
Berapakah massa sejumlah volum gas menggunakan pendekatan
NH3 yang mengandung 6,02 x 1022 problem solving.
molekul NH3 jika diketahui Ar N=14,
H=1?
Menanyakan tingkat kefahaman siswa. Bertanya bila belum faham
Penutup Meminta siswa untuk mempelajari soal- Merapikan buku dan posisi
(2 menit) soal yang terdapat pada buku paket kimia belajar.
ataupun LKS.
Menutup pelajaran dengan mengucapkan Menjawab salam.
salam.
V= n x 22,4 L/mol
Karna jumlah mol belum
diketahui maka jumlah mol gas
dapat ditentukan dengan rumus :
Mol SO3=massa SO3
Mr SO3
Mr zat belum diketahui maka
Mr dihitung terlebih dulu.
c. Perhitungan
Mr SO3 = (1 x Ar S) + (3 x Ar O)
= (1 x 32) + (3 x 16)
= 80 gram/mol
Mol SO3= 4 gram = 0,05 mol
80 g/mol
V = 0,05 mol x 22,4 L/mol = 1,12 L
d. Pengecekan
Volum yang didapat dari 4 gram gas
SO3 adalah 1,12 liter.
= 7,136 gram
4. Pengecekan
Massa gas CH4 yang di dapat
Radit adalah sebanyak 7,136
gram.
V H2 =
0,5 mol x 0,082 L atm/K mol x 298 0K
1 atm
= 12,218 L
4. Pengecekan
Volum gas hydrogen yang didapat
ialah 12,218 liter.
Memberikan contoh soal dan latihan pada Mengerjakan soal latihan pada
LKS halaman 9 serta tahap-tahap LKS halaman 9 dengan
penyelesaiannya dengan menggunakan menggunakan pendekatan
pendekatan problem solving. problem solving.
Menanyakan tingkat kefahaman siswa. Bertanya bila belum faham
Penutup Meminta siswa untuk menyimpulkan Menyimpulkan matrei yang
5 menit materi yang telah dipelajari mengenai telah dipelajari.
hubungan mol dengan jumlah parikel,
massa, dan volum zat. Merapikan buku dan posisi
Membagikan lembaran soal latihan untuk belajar.
dikerjakan dirumah.
Menutup pelajaran dengan mengucapkan Menjawab salam.
salam.
2. Perencanaan
Mencari volum NO dengan
menggunakan perbandingan
(hipotesis) Avogadro, V1 : V2 = n1 :
n2
Menghitung jumlah mol masing-
masing gas, dengan rumus: Mol=
G/Mr
3.Perhitungan
Mr NO = (1 x 14) + (1 x 16)
= 30 g/mol
Mol NO = 3 gram = 0,1 mol
30 g/mol
Mr CH4 = (1 x 12 ) + (4 x 1)
= 16 g/mol
Mr CH4 = 1 gram = 0,0625 mol
16 g/mol
VNO : VCH4 = nNO : nCH4
VNO : 1,5 L = 0,1 mol : 0,0625 mol
VNO =(0,1 mol : 0,0625 mol) x 1,5 L
VNO = 2,4 L
4.Pengecekan
Jadi, volum gas NO yang di dapat
adalah sebanyak 2,4 liter.
Sumber Belajar
1. Buku Kimia SMA kelas X
Penilaian
1. Jenis Instrumen : tes
2. Bentuk Instrumen : tes tertulis berupa tes uraian
3. Contoh Instrumen :
Berapakah massa sejumlah volum gas NH3 yang mengandung 6,02 x 1022
molekul NH3 jika diketahui Ar N=14, H=1?
Standar Kompetensi
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (stoikhiometri).
Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
Indikator
1. Menentukan rumus empiris, rumus molekul dan kadar zat dalam suatu
senyawa.
2. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
Tujuan pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan rumus empiris suatu senyawa.
2. Siswa dapat menentukan rumul molekul melalui rumus empiris senyawa.
3. Siswa dapat menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
4. Siswa dapat dapat menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
5. Siswa dapat dapat menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi yang
terbentuk.
Materi Ajar
Perhitungan kimia:
- Rumus empiris
- Rumus molekul
- Kadar zat
- Reaksi pembatas
Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Latihan
- Diskusi Informasi.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Problem Solving
93
94
3. Perhitungan
Massa O = 3g – (1,2g + 0,2 g)
= 1,6 gram
Mol C = 1,2 gram = 0,1 mol
12 g/mol
Mol H= 0,2 gram = 0,2 mol
1 g/mol
Mol O= 1,6 gram = 0,1 mol
16 g/mol
Perbandingan mol C : H : O = 0,1
mol : 0,2 mol : 0,1 mol
=1:2:1
Rumus empiris senyawa= CH2O
4. Pengecekan
Rumus empiris senyawa tersebut adalah
CH2O
∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n
60 g/mol = ( 30 g/mol) n
n = 60 g/mol
30 g/mol
n =2
RM = (RE)n
RM = (CH2O) 2
RM = C2H4O2
4. Pengecekan
Jadi rumus molekul senyawa itu
adalah C2H4O2
Penutup Meminta siswa untuk mengerjakan tugas Merapikan posisi untuk siap
(5 menit) rumah dan latihan-latihan dalam LKS. menghadapi mata pelajaran
berikutnya.
Meminta siswa menyimpulkan materi. Menyimpulkan matrei yang elah
dipelajari yakni cara penentuan
rumus molekul dan rumus
empiris senyawa.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam. Menjawanb salam.
Pertemuan kedua
Inti Meminta siswa mengerjakan soal atau Maju ke depan untuk menggerjakan
(80 menit) tugas rumah di papan tulis. soal.
Mereview dan menegaskan materi pada Mengikuti pembahasan selanjutnya.
pertemuan sebelumnya kemudian
melanjutkan pembahasan ke matrei
selanjutnya yakni mengenai reaksi
pembatas.
Menjelaskan cara penentuan reaksi Mengikuti tahap-tahap pengerjaan
pembatas dan memberikan contoh latihan soal.
soal dengan menggunakan tahap-tahap
pemecahan masalah.
Menanyakan tingkat pemahaman siswa. Bertanya bagi yang belum faham.
Meminta siswa membentuk kelompok Membentuk kelompok yang
yang beranggotakan masing-masing 4 beranggotakan 4 orang.
orang..
Membagikan quiz kelompok untuk Mengerjakan soal/ quiz yang
dikerjakan dalam waktu 30 menit. diberikan.
99
Pertemuan ketiga
Sumber Belajar
1. Buku Kimia SMA kelas X
Penilaian
1. Jenis Instrumen : tes
2. Bentuk Instrumen : tes tertulis berupa tes uraian
3. Contoh Instrumen :
Suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan sisanya Nitrogen. Jika
Mr senyawa itu = 80 (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan rumus empiris dan
rumus molekul senyawa itu!
Cisauk,.....Februari 2010
SOAL VALIDASI
Nama :
Kelas :
Kerjakankah soal di bawah ini dengan benar pada lembar jawaban yang telah disediakan.
Indikator 1.
Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa zat, dan volum zat,
serta membuktikan hipotesis avogadro.
1. Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23 molekul H2O. Jika dalam satu tetes
air hujan terdapat 2 mol air, berapakah jumlah molekul air hujan tersebut jika
tertampung sebanyak 10 tetes? Dan berapa pula jumlah partikel atomnya?
2. Khaerani sedang mempelajari sistem pernafasan manusia. Setelah ia pelajari,
ia mengetahui ternyata manusia menghirup oksigen dan mengeluarkannya
kembali dalam bentuk karbondioksida. Ia tertarik untuk menghitung jumlah
molekul karbondioksida (CO2) jika seandainya ia memilikinya sebanyak 11
gram. Berapakah jumlah molekul CO2 yang berhasil di hitung rani? (diketahui
Ar C = 12 ; Ar O = 16).
3. Gas H2S adalah salah satu gas yang banyak terdapat di alam. 17 gram di alam
adalah merupakan jumlah yang cukup banyak. Peneliti ingin mengetahui
volume gas tersebut jika ia mengukurnya pada keadaan standar (STP).
Berapakah volum yang didapat oleh peneliti tersebut? (Ar H = 1, Ar S = 32)
4. Radit ingin menghitung massa dari 10 liter gas CH4 pada ruangan yang
bersuhu 00C dan bertekanan 1 atm. Berapakah jumlah massa gas yang di dapat
Radit jika ia mengetahui bahwa Ar C = 12 dan Ar H = 1?
5. Di dalam ruangan bersuhu 270C terdapat 12,5 liter gas nitrogen monoksida
(NO). Seorang peneliti ingin menghitung massa dan jumlah molekul gas
tersebut pada tekanan 1 atm sebagai langkah percobannya. Berapakah hasil
yang di peroleh oleh peneliti tersebut jika ia mengetahui bahwa Mr NO adalah
30 g/mol dan tetapan gas ideal (R) adalah 0,082 L atm/K mol?
101
102
6. Seorang ibu rumah tangga baru saja membeli tabung gas LPG yang berisi gas
CH4 bervolum 30 liter. Agar massa gas menjadi 12 kg pada suhu 270C,
berapakah tekanan udara yang dibutuhkan oleh ibu tersebut jika Mr CH4 =16
g/mol dan CH4 dianggap sebagai gas ideal?
7. Suatu tabung dengan volum tertentu berisi gas O2 seberat 6,4 kg. Tabung
tersebut kemudian dikosongkan dan diisi dengan gas CH4 pada suhu dan
tekanan yang sama. Berapakah massa gas CH4 yang berada dalam tabung
tersebut? Apakah nilainya bernilai sama dengan massa O2? (Mr CH4 = 16
g/mol).
Indikator 2:
Menentukan rumus empiris, rumus molekul dan air kristal serta kadar zat dalam
senyawa.
8. Seorang laboran melakukan sebuah analisis kadar senyawa. Dari hasil analisis
tersebut diketahui suatu senyawa mengandung 26,57% kalium, 35,36 %
kromium, dan 38,07 % oksigen. Jika Ar K = 39, Cr = 52, dan O = 16,
bagaimanakah rumus empiris senyawa yang telah di analisis oleh laboran
tersebut?
9. Diketemukan suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan
sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu = 80 g/mol. Bagaimamankah rumus
empiris dan rumus molekul senyawa tersebut? (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)
10. Suatu senyawa karbon mengandung unsur C, H, dan O. Pada pembakaran 0,29
gram senyawa itu diperoleh 0,66 gram CO2 dan 0,27 gram H2O. Bila massa
molekul relatif senyawa itu adalah 58 g/mol, berapakah rumus molekul
senyawa karbon tersebut?
11. Seorang siswa yang sedang melakukan percobaan di laboratorium mengambil
senyawa yang mengandung 80% unsur karbon dan 20% unsur hidrogen
sebagai sampel. Massa relatif senyawa tersebut adalah 30 g/mol. Senyawa
apakah yang digunakan oleh siswa itu?
12. Berapakah persen besi yang terdapat dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,
O=16.
103
Indikator 3:
Menentukan reaksi pembatas dan hasil reaksi dalam suatu reaksi.
16. Seorang siswa membakar 22,4 gram besi dengan 16 gram oksigen untuk
membentuk besi oksida (Fe2O3). Unsur manakah yang menjadi pereaksi
pembatas dalam reaksi tersebut? (Ar Fe=56, O=16)
17. 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2 gram S membentuk besi sulfida, menurut
persamaan:..Fe (s) .....+..... S (s) . .FeS (s)
a. Tentukan pereaksi pembatasnya.
b. Massa FeS yang terbentuk.
c. Massa zat yang tersisa. ( Ar Fe = 56 ; S = 32 )
18. Diketahui reaksi sebagai berikut
.S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2
a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?
104
19. Logam magnesium seberat 3 gram direaksikan dengan larutan asam klorida
seberat 40 gram. Reaksi yang terjadi seperti berikut:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Tentukanlah Volum gas hydrogen yang dihasilkan jika diukur pada 270C, 1
atm. (Ar Mg=24, H=1, Cl=35,5)
20. Gas SO2 sebanyak 22,4 L direaksikan dengan 33,6 L gas O2 (STP)
membentuk gas SO3. Berapa gram SO3 yang terbentuk? ( Ar S = 32 ; O = 16 )
LAMPIRAN 4
POST TEST 1
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar. Gunakanlah
pendekatan problem solving (pemecahan masalah) dalam menyelesaikannya.
1. Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23 molekul H2O. Jika dalam satu tetes
air hujan terdapat 2 mol air, berapakah jumlah molekul air hujan tersebut jika
tertampung sebanyak 10 tetes? Dan berapa pula jumlah partikel atomnya?
2. Gas H2S adalah salah satu gas yang banyak terdapat di alam. 17 gram di alam
merupakan jumlah yang cukup banyak. Peneliti ingin mengetahui volume gas
tersebut jika ia mengukurnya pada keadaan standar (STP). Berapakah volum
yang didapat oleh peneliti tersebut? (Ar H = 1, Ar S = 32)
3. Seorang ibu rumah tangga baru saja membeli tabung gas LPG yang berisi gas
CH4 bervolum 30 liter. Agar massa gas menjadi 12 kg pada suhu 270C,
berapakah tekanan udara yang dibutuhkan oleh ibu tersebut jika Mr CH4 =16
g/mol dan CH4 dianggap sebagai gas ideal?
105
LAMPIRAN 5
POST TEST 2
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar. Gunakanlah
pendekatan problem solving (pemecahan masalah) dalam menyelesaikannya.
2. Berapakah persen besi yang terdapat dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,
O=16?
106
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
JENJANG
NO SOAL INDIKATOR JAWABAN SKOR
SOAL
1 Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23 1. Mengkonversikan C3 1. Analisis:
molekul H2O. Jika dalam satu tetes air jumlah mol dengan Diketahui:
hujan terdapat 2 mol air, berapakah jumlah partikel, 1 mol H2O = 6,022 x 10 23 molekul/mol 1
jumlah molekul air hujan tersebut jika massa zat, dan 1 tetes = 2 mol …….(0,5)
tertampung sebanyak 10 tetes? Dan volum zat, serta Ditanyakan:
berapa pula jumlah partikel atomnya? membuktikan - Jumlah molekul dalam 10 tetes air?
hipotesis avogadro . - Jumlah partikel atomnya? ………….(0,5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol 10 tetes air. 0.5
- Menentukan jumlah molekul 10 tetes air.
- Menentukan jumlah atom air.
- Menentukan jumlah partikel atom-atom air.
3. Perhitungan
1 tetes air = 2 mol, maka 10 tetes = 20 mol ……(1)
Maka jumlah molekul air 3
= 20 mol x 6,022 x 10 23 molekul/mol
= 120,44 x 1023 molekul ……..(1)
Satu molekul air (H2O) tersusun oleh 2 atom H dan 1 atom
O. Jadi dalam 1 molekul air tersusun oleh 3 atom. 1 mol
suatu unsur terdiri dari 6,022 x 1023 partikel/mol. Maka
jumlah partikel atom-atom air sebanyak 20 mol
= 20 mol x 3 x 6,022 x 1023 partikel/mol
= 361,32 x 1023 partikel ……….(1)
4. Pengecekan
Jumlah molekul 10 tetes air adalah 120,44 x 1023 molekul.
Dan jumlah partikel atom 10 tetes air adalah 0.5
361,32 x 1023 partikel
107
108
volum yang didapat oleh peneliti hipotesis avogadro - Menentukan massa molar (Mr) gas. 0.5
tersebut? (Ar H = 1, Ar S = 32) - Menentukan jumlah mol gas
- Menghitung volum gas pada keadaan standar
(1 mol zat = 22,4 liter/mol = volum molar gas)
3. Perhitungan
- Mr H2S = ( 2 x 1 ) + ( 1 x 32 )
= 34 g/mol ………(1) 3
- Mol H2S = massa / Mr H2S
17 gram
= 34 gram/mol
= 0,5 mol ……………..(1)
- Volum H2S = n x Vm
= 0,5 mol x 22,4 L/mol
= 11,2 L …………………….(1)
4. Pengecekan
Volum 17 gram gas H2S pada keadaan standar adalah 11,2 0.5
liter.
4 Radit ingin menghitung massa dari 10 1. Mengkonversikan C3 1. Analisis
liter gas CH4 pada ruangan yang bersuhu jumlah mol dengan Diketahui: 1
00C dan bertekanan 1 atm. Berapakah jumlah partikel, Volum gas CH4 = 10 liter
jumlah massa gas yang di dapat Radit massa zat, dan Ar C = 12, Ar H = 1
jika ia mengetahui bahwa Ar C = 12 dan volum zat, serta Suhu (T) = 00C
Ar H = 1? membuktikan Tekanan (P) = 1 atm
hipotesis avogadro (suhu 00C dan tekanan 1 atm adalah keadaan standar)
…………………(0.5)
Ditanyakan: Massa gas CH4? ………………(0,5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol gas dari volum yang diketahui.
- Menentukan massa molekul relative CH4 0.5
- Menghitung massa gas dari mol dan Mr yang di ketahui.
3. Perhitungan
- Volum CH4 = mol CH4 x Volum molar gas
10 liter = n x 22,4 liter/mol
110
10 L 3
n = L
22,4
mol
n = 0,446 mol ……………..(1)
- Mr CH4 = (1 x 12) + (4 x 1)
= 16 gram/mol …………….(1)
- Massa gas CH4 = mol x Mr
= 0,446 mol x 16 g/mol
= 7,136 gram …………….(1)
4. Pengecekan 0.5
Massa gas CH4 yang di dapat Radit adalah sebanyak 7,136
gram.
5 Di dalam ruangan bersuhu 270C terdapat 1. Mengkonversikan C3 1. Analisis
12,5 liter gas nitrogen monoksida (NO). jumlah mol dengan Diketahui : 1
Seorang peneliti ingin menghitung massa jumlah partikel, Suhu (T) = 270C
dan jumlah molekul gas tersebut pada massa zat, dan Tekanan (P) = 1 atm
tekanan 1 atm sebagai langkah volum zat, serta Tetapan gas ideal (R)= 0,082 L atm/K mol
percobannya. Berapakah hasil yang di membuktikan Volum gas = 12,5 L
peroleh oleh peneliti tersebut jika ia hipotesis avogadro Mr gas NO = 30 g/mol …………….(0.5)
mengetahui bahwa Mr NO adalah 30 Ditanyakan :
g/mol dan tetapan gas ideal (R) adalah - Massa gas NO
0,082 L atm/K mol? - Jumlah molekul NO …………………(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol NO dari rumus gas ideal
(P.V=n.R.T) 0.5
- Suhu diubah dalam satuan kelvin (270C=3000K)
- Menentukan massa gas dari jumlah mol yang di dapat.
- Menentukan jumlah molekul.
3. Perhitungan
- Menghitung jumlah mol (n)
P.V=n.R.T 3
1atm x 12,5 L= n x 0,082 L atm/K mol x 3000K
111
12,5 L atm
n= atm
0,082 L x 300 K
K .mol
12,5 L atm
n= atm
24,6 L
mol
n = 0,508 mol ≈ 0,51 mol …………….(1)
- Menghitung massa gas NO
massa NO
n NO= Mr NO
massa = n x Mr
= 0,51 mol x 30 g/mol
= 15,25 gram ………………(1)
- Menghitung jumlah molekul NO
X = mol x 6,022. 1023 molekul/mol
= 0,51 mol x 6,022 . 1023molekul/mol
= 3,07 x 1023 molekul …………………(1)
4. Pengecekan
Massa gas NO adalah 15,25 gram dan jumlah molekulnya
0.5
adalah 3,07 x 1023 molekul.
3. Perhitungan
massa CH 4
- Mol CH4 = Mr CH 4
12 kg 12.000 g 3
= 16 g/mol = 16 g/mol
= 750 mol …………..(1.5)
- Rumus gas ideal
P. V = n . R . T
atm
n .R .T 750 mol x 0,082 L mol x 300 K
K
P= V
= 30 L
= 615 atm ………………….(1.5)
4. Pengecekan
Tekanan gas yang di butuhkan agar massa gas menjadi 12
kg adalah 615 atm. 0.5
7 Suatu tabung dengan volum tertentu 1. Mengkonversikan C6 1. Anailisis
berisi gas O2 seberat 6,4 kg. Tabung jumlah mol dengan Diketahui : 1
tersebut kemudian dikosongkan dan diisi jumlah partikel, Massa gas O2 = 6,4 kg = 6.400 gram
dengan gas CH4 pada suhu dan tekanan massa zat, dan Volum tidak ditentukan
yang sama. Berapakah massa gas CH4 volum zat, serta Mr CH4 = 16 g/mol ………………….(0.5)
yang berada dalam tabung tersebut? membuktikan Ditanyakan :
Apakah nilainya bernilai sama dengan hipotesis avogadro Massa gas CH4 jika di ukur pada suhu dan tekanan yang
massa O2? (Mr CH4 = 16 g/mol) sama seperti gas O2 …………………(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan mol gas O2 dari massa yang diketahuinya. 0,5
- Menentukan volum O2 dari volum molarnya.
- Menentukan volum CH4 dari volum O2 jika dianggap
sama.
- Menetukan mol CH4 berdasarkan perbandingan volum
(hipotesis avogadro)
- Menentukan massa gas CH4 dari jumlah mol yang telah
diketahui.
3. Perhitungan
massa O2 6.400 gram
- Mol O2 = Mr O2 = 32 g/mol = 200 mol …..(1)
113
- V O2 = n x Vm
= 200 mol x 22,4 L/mol 3
= 4.480 liter …….(0.5)
- Missalkan volum CH4 adalah sama dengan volum O2,
maka volum CH4 = 4.480 L …………(0.5)
- Volum CH4 = n x Vm
4.480 L = n x 22,4 L/mol
4.4.80 L
n = 22,4 L/mol = 200 mol ……(0,5)
massa CH 4
- Mol CH4 =
Mr CH 4
Massa CH4 = mol CH4 x Mr CH4
= 200 mol x 16 g/mol
= 3.200 gram = 3,2 kg …………(0,5)
4. Pengecekan
Massa dari gas CH4 dalam tabung adalah 3,2 kg, lebih 0.5
rendah rendah dari massa O2
C : N : H = 60 : 35 : 5 ……(0.5)
- Perbandingan mol
C : H : N = 5 : 5 : 2,5
= 2 : 2 :1 (dibulatkan)
Maka rumus empiris = C2H2N …….(0.5)
- Rumus molekul = ( C2H2N ) n = 80
= ( 24 + 2 + 14 ) n = 80
= ( 40 ) n = 80 n = 2 ….(0.5)
Jadi rumus molekul senyawa tersebut
= ( C2H2N ) 2= C4H4N2 …………..(0.5)
4. Pengecekan
Rumus empiris senyawa = C2H2N 0.5
Rumus molekul senyawa = C4H4N2
10 Suatu senyawa karbon mengandung 2. Menentukan rumus C5 1. Analisis
unsur C, H, dan O. Pada pembakaran empiris, rumus Diketahui: 1
0,29 gram senyawa itu diperoleh 0,66 molekul dan air - Senyawa karbon mengandung C, H, dan O. Sebanyak
gram CO2 dan 0,27 gram H2O. Bila kristal serta kadar zat 0,29 g di bakar menghasilkan CO2 = 0,66 g,dan H2O =
massa molekul relatif senyawa itu adalah dalam senyawa 0,27 g.
58 g/mol, berapakah rumus molekul - Mr senyawa = 58 g/mol …………..(0.5)
senyawa karbon tersebut? Ditanyakan:
Rumus molekul senyawa karbon? (0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan persamaan reaksi pembakaran 0.5
- Menentukan massa C dalam CxHyOz dari CO2
- Menentukan massa H dalam CxHyOz dari H2O
- Mennetukan massa O dalam CxHyOz dari pengurangan
massa senyawa dengan massa C dan H.
- Menentukan rumus empiris senyawa dari perbandingan
mol-nya.
- Menetukan rumus molekul dari Mr yang diketahui.
3. Perhitungan
3
- Reaksi pembakaran :
CxHyOz + O2 → CO2 + H2O
116
4. Pengecekan
Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 % 0.5
13 Tentukanlah komposisi masing-masing 2. Menentukan rumus 1. Analisis
unsur dalam senyawa Al2O3 dalam empiris, rumus Diketahui: senyawa Al2O3 (Ar Al =27, O=16) 1
persen! (Ar Al=27,O=16) molekul dan air Ditanyakan :% masing-masing unsur?
kristal serta kadar zat 2. Perencanaan
dalam senyawa - Menentukan Mr senyawa dari rumus [(2xAr Al) + (3xAr
O)]
- Memperkirakan massa Al2O3 sejumlah 1 mol. 0.5
- Menghitung massa tiap unsure.
3. Perhitungan
- Mr Al2O3 = [(2x27) + (3x16)] = 102 g/mol ….(1)
- Misal Al2O3 sejumlah 1 mol, maka massa senyawa
adalah 102 gram.
𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐴𝑙 3
- Kadar Al = x 100 %
𝑀𝑟 𝐴𝑙2𝑂3
2 𝑋 27
Al = 102
x 100
%
= 53,94 % …….(1)
𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝑂
- Kadar O = 𝑀𝑟 𝐴𝑙2𝑂3 x 100 %
3 𝑋 16
O = 102 x 100 %
= 46,06 % …..(1)
- Atau % O dalam Al2O3 = 100% - 53,94%
= 46,06%.
4. Pengecekan
Komposisi masing-masing unsure Al dan O dalam Al2O3
adalah 53,94% dan 46,06% 0.5
penguapan, massa Kristal tersisa 16,4 Ar Na=23, P=31, O=16, dan H=1 ………….(0.5)
gram. Jika Ar Na=23, P=31, O=16, dan Ditanyakan:
H=1, berapakah jumlah air Kristal dalam Jumlah air kristal (xH2O) dalam kristal natrium fosfat
Kristal natrium fosfat tersebut? tersebut? ………………..(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan massa air sebelum proses penguapan.
- Menentukan Mr natrium fosfat. 0.5
- Menentukan perbandingan mol kristal dengan air.
- Menentukan banyaknya jumlah air dalam Kristal.
3. Perhitungan
- Massa H2O dalam kristal sebelum penguapan
= 38 g – 16,4 g = 21,6 g ………….(1) 3
- Perbandingan mol kristal dengan air
16,4 𝑔 21,6
Na3PO4 : H2O = :
164 18
= 0,1 mol : 1,2 mol
= 0,5 mol : 6 mol (dibulatkan di x2)
= 1 : 12 ……….(1.5)
……(0.5)
4. Pengecekan
Pereaksi pembatas adalah S, zat yang bersisa adalah Fe
sebanyak 4,4 gram.
4. Pengecekan 0.5
Jumlah mol SF6 adalah 2 mol
Zat yang tersisa adalah F2 sebanyak 4 mol
.... ........................
....22,4 L ................33,6 L
Standar Kompetens :
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikhiometri).
Kompetensi Dasar :
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam
menyelesaikan perhitunagn kimia.
Jenjang
No Soal Indikator Tahapan Pengerjaan Soal Skor
Soal
1 Dalam satu mol air terdapat 6,022 1. Mengkonversikan C3 1. Analisis:
23
x 10 molekul H2O. Jika dalam jumlah mol dengan Diketahui:
satu tetes air hujan terdapat 2 mol jumlah partikel, 1 mol H2O = 6,022 x 10 23 molekul/mol 1
air, berapakah jumlah molekul air massa zat, dan 1 tetes = 2 mol …….(0,5)
hujan tersebut jika tertampung volum zat, serta Ditanyakan:
sebanyak 10 tetes? Dan berapa membuktikan - Jumlah molekul dalam 10 tetes air?
pula jumlah partikel atomnya? hipotesis avogadro. - Jumlah partikel atomnya? ………….(0,5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol 10 tetes air.
- Menentukan jumlah molekul 10 tetes air. 0.5
- Menentukan jumlah atom air.
- Menentukan jumlah partikel atom-atom air.
3. Perhitungan
1 tetes air = 2 mol, maka 10 tetes = 20 mol ……(1)
Maka jumlah molekul air
= 20 mol x 6,022 x 10 23 molekul/mol 3
= 120,44 x 1023 molekul ……..(1)
127
128
3. Perhitungan
massa CH4
- Mol CH4 = Mr CH4
12 kg 12.000 g 3
= 16 g/mol
= 16 g/mol
= 750 mol …………..(1.5)
- Rumus gas ideal
P. V = n . R . T
atm
n .R .T 750 mol x 0,082 L K mol x 300 K
P= V
= 30 L
= 615 atm ………………….(1.5)
4. Pengecekan
Tekanan gas yang di butuhkan agar massa gas
menjadi 12 kg adalah 615 atm. 0,5
LAMPIRAN 8
Standar Kompetens :
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikhiometri).
Kompetensi Dasar :
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam
menyelesaikan perhitunagn kimia.
Jenjang
No Soal Indikator Tahap Pengerjaan Soal Skor
Soal
1 Diketemukan suatu senyawa terdiri dari 2. Menentukan C5 1. Analisis
60% Karbon, 5% Hidrogen, dan rumus empiris, diketahui: 1
sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu rumus molekul Suatu senyawa mengandung karbon (C)= 60%
= 80 g/mol. Bagaimamankah rumus dan air kristal hidrogen= 5 %
empiris dan rumus molekul senyawa serta kadar zat nitrogen = % senyawa – (% C + % H)
tersebut?! dalam senyawa. Mr senyawa: 80 g/mol ………(0.5)
(Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14) Ditanyakan:
Rumus empiris dan rumus molekul?
2. Perencanaan
- Menentukan % N 0.5
- Menentukan massa senaywa dengan pemisalan (misal
massa = 100 g)
- Menentukan perbandingan massa unsur
- Menentukan perbandingan mol antar unsur.
- Menentukan rumus empiris dan rumus molekul
senyawa.
3. Perhitungan
- % Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35% …….(0.5) 3
131
132
3. Perhitungan
- Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160 …..(1) 3
𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒
- Kadar besi = x 100 %
𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3
2 𝑋 56
Fe = 160 x 100 %
Fe = 70% …….(2)
4. Pengecekan
Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 % 0,5
NILAI:
LEMBAR JAWABAN POST TEST 1
Nama : Hari :
Kelas : Tanggal :
1 Analisis Perhitungan
Perencanaan Pengecekan
2 Analisis Perhitungan :
Perencanaan: Pengecekan :
135
136
3 Analisis : Perhitungan:
Perencanaan : Pengecekan:
LAMPIRAN 10
NILAI:
LEMBAR JAWABAN POST TEST 2
Nama : Hari :
Kelas : Tanggal :
No Jawaban
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
137
LAMPIRAN 11
Standar Kompetensi
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikhiometri)
Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui
percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
Indikator
1) Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
2) Menentukan rumus empiris, rumus molekul, dan kadar zat dalam senyawa.
3) menentukan rumus air Kristal.
4) Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
5) Menentukan banyaknya zat pereaksi atau hasil reaksi
PETA KONSEP
n = m.
n= X .
Mr
6,02.10 23 MOL
X = n x 6,02.1023 (n) m = n x Mr
Jumlah volum
V= n x 22,4 L
V=nRT
Rumus gas ideal : PV = n R T P
138
139
KONSEP MOL
1. DEFINISI MOL
Apabila kita mereaksikan atom Karbon (C) dengan molekul Oksigen (O2),
maka akan terbentuk satu molekul CO2. Tetapi sebenarnya yang kita reaksikan bukan
satu atom Karbon dengan satu molekul Oksigen, melainkan sejumlah besar atom
Karbon dan sejumlah besar molekul Oksigen. Oleh karena itu jumlah atom atau
jumlah molekul yang bereaksi begitu besarnya, maka untuk menyatakannya, para
ahli kimia menggunakan “ mol “ sebagai satuan jumlah partikel (senyawa, atom, atau
ion).
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung partikel zat itu
sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 gram atom Karbon - 12
X=nxL
X=axnxL
140
3. Tahap perhitungan
Jumlah partikel H2O
= 1 mol H2O x 6,022 x 10 23 molekul
Jumlah paritkel atom
= 3 x 1 mol x 6,022 x 10 23 atom/mol = 1,806 x 10 23 atom
4. Tahap evaluasi
Jadi, dalam 1 mol air terdapat 1,806 x 10 23 partikel atom
LATIHAN
Kerjakan latihan soal berikut dengan menggunakan langkah-langkah
pemecahan masalah.
No Tahap Kriteria
1 Analisis Siswa mencoba menemukan masalah yang harus
dipecahkan dan menegidentifikasi data-data apa saja yang
telah ada untuk mendukung proses pemecahan masalah.
2 Perencanaan Dari data-data yang ada, siswa mencoba merencanakan
suatu pemecahan masalah dengan tahapan sebagai berikut:
Memecahakan rumus standar, meneliti hubungan antar
konsep, membuat transformasi yaitu membuat
penggubahan bentuk (rumus, satuan) yang dapat
mendukung proses pemecahan masalah.
3 Perhitungan Siswa melakukan perhitungan sesuai dengan data dan
perencanaan pemecahan masalah.
4 Evaluasi Siswa mengecek kembali jawaban yang telah di dapat dan
memberikan kesimpulan terhadap jawaban tersebut.
Dari kedua rumusan di atas dapat dicari hubungan antara massa, jumlah mol,
dan rumus massa atom atau massa molekul relative (Ar atau Mr) suatu zat.
mol A = massa A
n =m
Mr A
Mr
Contoh soal
Berapakah jumlah partikel dari 11 gram CO2, jika diketahui Ar C = 12 dan Ar O = 16?
Jawab :
1. Analisis
Diketahui :
Ar C = 12 ; Ar O = 16.
Massa CO2 = 11 gram
Ditanyakan :
Jumlah partikel CO2
2. Perencanaan
Menghitung jumlah partikel CO2 dengan rumus: X = mol x 6,022.1023
partikel/mol
Karna jumlah molbelum diketahui, maka hitung jumlah mol CO2 dengan
rumus; n = Gr/Mr
Mr belum diketahui, maka hitung massa molar (Mr) CO2 dengan rumus:
Mr CO2 = ( 1 x Ar C ) + ( 2 x Ar O )
3. Perhitungan
Mr CO2 = ( 1 x Ar C ) + ( 2 x Ar O )
= (1 x 12 ) + (2 x 16 )
= 44 g/mol
Mol CO2 = 11 gram = 0,25 mol
44 g/mol
Jumlah partikel CO2 = 0,25 mol x 6,022 x 1023 molekul/mol
= 1,505 x 1023 molekul
4. Pengecekan
142
Jadi, jumlah mol dari 11 gram CO2 adalah 0,25 mol, dan jumlah partikel
molekulnya adalah 1,505 x 1023 molekul
LATIHAN
1 Berapakah massa Analisis Perencanaan
sejumlah volum gas
NH3 yang
mengandung 6,02 x
1022 molekul NH3 jika
diketahui Ar N=14,
H=1?
Perhitungan Pengecekan
(diketahui Ar C = 12 ; Ar
O = 16)
Volum molar gas menyatakan volum 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu. Jika
pengukuran dilakukan pada suhu 00C dan tekanan 1 atm, volum molar gas disebut
sebagai volum molar standar, hal itu disebabkan keadaan STP (Standard Temperature
and Preasure). Pada keadaan standar, volum 1 mol gas adalah 22,4 liter.
Contoh soal 1:
Terdapat 1,5 mol gas H2 di udara. Berapakah jumlah volumnya dalam keadaan
standar?
Contoh soal 2:
Hitunglah volum gas SO3 yang bermassa 4 gram jika diketahui Ar S=32 dan O=16!
Jawab:
1. Analisis
Diketahui:
Massa gas SO3= 4 gram
Ar S=32, Ar O=16
Ditanyakan: Volum gas?
2. Perencanaan
Menghitung volume gas dengan rumus:
V = Mol SO3 x Vms atau V= n x 22,4 L/mol
Karna jumlah mol belum diketahui maka jumlah mol gas dapat ditentukan
dengan rumus : Mol SO3=massa SO3
Mr SO3
Mr zat belum diketahui maka Mr dihitung terlebih dulu.
3. Perhitungan
144
Mr SO3 = (1 x Ar S) + (3 x Ar O)
= (1 x 32) + (3 x 16)
= 80 gram/mol
Mol SO3= 4 gram = 0,05 mol
80 g/mol
V = 0,05 mol x 22,4 L/mol = 1,12 L
4. Pengecekan
Volum yang didapat dari 4 gram gas SO3 adalah 1,12 liter.
Latihan mengkonversi mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
Perhitungan Pengecekan
Telah diketahui bahwa bila suatu gas dipanaskan maka akan terjadi pemuaian
volum. Adanya pemuaian volum menyebabkan terjadinya penyimpangan-
penyimpangan pada hukum-hukum yang berlaku pada gas. Untuk gas ideal
dianggap bahwa tidak ada penyimpangan-penyimpangan tersebut. Beberapa hukum
tentang gas yang berlaku pada gas ideal adalah:
a. Hukum Boyle, “Pada suhu tetap dan jumlah mol tetap, berlaku P≈1/V”
b. Hukum Amonton, “Pada volum dan jumlah mol tetap, maka P≈T”
c. Hukum Charles, “Pada tekanan dan jumlah mol tetap, maka V≈T”
d. Hipotesis Avogadro “Pada tekanan dan suhu tetap, maka V≈n”
Dari keempat hukum tersebut dapat disimpulkan bahwa pada gas ideal
berlaku persamaan:
PV = n R T
Dengan,
P = tekanan (atm)
T = suhu mutlak (0K)
V = Volum (L)
n = jumlah mol (mol)
R = Tetapan gas ideal (0,082 L atm/0K mol)
Contoh Soal
Berapakah volum 1 gram gas hydrogen (H2) yang diukur pada suhu 25 0C dan
tekanan 1 atm?
Jawab :
1. Analisis
Diketahui :
massa gas = 1 gram
suhu (T) = 25 0C
tekanan (P) = 1 atm
146
Ditanyakan:
Volum gas?
2. Perencanaan
Karna suhu bukan 00C, maka ditentukan untuk volum gas adalah dengan
menggunakan rumus gas ideal, yaitu: PV=nRT
Mengubah satuan suhu dari 0C menjadi 0K
T = 250C = 25 + 273 0K = 298 0K
Menghitung besaran mol gas dengan terlebih dahulu menghitung Mr-nya.
(Mol= G/Mr)
Memasukkan nilai besaran-besaran yang ada.
Menghitung Volum gas dengan rumus: V = n R T
P
3. Perhitungan
Mr H2 = (2 x Ar H)
= 2 x 1 = 2 g/mol
Mol H2 = 1 gram = 0,5 mol
2 g/mol
V H2 = 0,5 mol x 0,082 L atm/K mol x 298 0K
1 atm
= 12,218 L
4. Pengecekan
Volum gas hydrogen yang didapat ialah 12,218 liter.
LATIHAN
E. Hipotesis Avogadro
Hipotesis Avogadro menyatakan bahwa, Pada suhu dan tekanan yang sama,
sejumlah volume yang sama suatu gas (sembarang gas) mengandung jumlah molekul yang
sama pula.
V1 : V2 = n1 : n2
Contoh soal
Berapakah volum dari 3 gram gas nitrogen monoksida (NO) yang diukur pada suhu
dan tekanan yang sama dengan 1 gram gas metana (CH4) dengan volum 1,5 liter? (Ar
N=14, O=16, H=1)
Jawab :
1. Analisis
Diketahui:
Massa gas NO = 3 gram
Massa gas metana = 1 gram
Volum gas metana = 1,5 L
Ar N=14, O=16, H=1
Ditanyakan :
Volum gas NO?
2. Perencanaan
Mencari volum NO dengan menggunakan perbandingan (hipotesis)
Avogadro, V1 : V2 = n1 : n2
Menghitung jumlah mol masing-masing gas, dengan rumus: Mol= G/Mr
148
3. Perhitungan
Mr NO = (1 x 14) + (1 x 16)
= 30 g/mol
Mol NO = 3 gram = 0,1 mol
30 g/mol
Mr CH4 = (1 x 12 ) + (4 x 1)
= 16 g/mol
Mr CH4 = 1 gram = 0,0625 mol
16 g/mol
VNO : VCH4 = nNO : nCH4
VNO : 1,5 L = 0,1 mol : 0,0625 mol
VNO = (0,1 mol : 0,0625 mol) x 1,5 L
VNO = 2,4 L
4. Pengecekan
Jadi, volum gas NO yang di dapat adalah sebanyak 2,4 liter.
LATIHAN
N2 adalah….?
Standar Kompetensi
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan
kimia (stoikhiometri)
Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui
percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
Indikator
1) Menentukan rumus empiris senyawa
2) Menentukan rumus molekul suatu senyawa
3) Menentukan kadar zat dalam senyawa
4) Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
5) Menentukan banyaknya zat pereaksi atau hasil reaksi.
MAP KONSEP
PERHITUNGAN
KIMIA
Untuk menentukan Untuk menentukan
Rumus empiris
Terdiri dari
Rumus molekul
149
150
A. RUMUS EMPIRIS
Rumus empiris (RE) atau rumus perbandingan adalah rumus kimia yang menyatakan
jenis dan perbandingan paling sederhana dari atom-atom yang terdapat dalam suatu
senyawa.
Contoh:
Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6, rumus empirisnya adalah CH2O, berarti perbandingan mol
atom C : H : O adalah 1 : 2 : 1.
Hal yang harus diupayakan pada penetapan rumus empiris suatu senyawa adalah
menentukan jumlah mol atau perbandingan mol unsur penyusun senyawa tersebut.
Dalam 3 gram suatu senyawa karbon terdapat 1,2 gram karbon (C), 0,2 hidrogen (H), dan
sisanya oksigen (O). Tentukanlah rumus empiris senyawa tersebut jika diketahui Ar H=1,
C=12, dan O=16!
Jawab:
1. Analisis
Diketahui:
Massa senyawa= 3 gram
Massa karbon (C)= 1,2 gram
Massa hydrogen (H)= 0,2 gram
Ar H=1, C=12, dan O=16
Ditanyakan:
Rumus empiris senyawa?
2. Perencanaan
Menentukan massa oksigen = massa senyawa – (massa C + massa H)
Menentukan jumlah mol masing-masing atom
Membandingkan mol masing-masing atom
Menentukan rumus empiris
3. Perhitungan
Massa O = 3 g – (1,2 g + 0,2 g)
= 1,6 gram
Mol C = 1,2 gram = 0,1 mol
12 g/mol
Mol H = 0,2 gram = 0,2 mol
1 g/mol
Mol O = 1,6 gram = 0,1 mol
16 g/mol
151
4. Pengecekan
Rumus empiris senyawa tersebut adalah CH2O
Contoh soal 2
Dari hasil analisis, diketahui suatu senyawa X mengandung 26,57% kalium, 35,36 %
kromium, dan 38,07 % oksigen. Jika Ar K = 39, Cr = 52, dan O = 16, bagaimanakah rumus
empiris senyawa yang telah di analisis tersebut?
Jawab:
1. Analisis
Diketahui:
Senyawa mengandung:
K = 26,57%
Cr = 35,36%
O = 38,07%
Ar K=39, Cr=52, O=16
Ditanyakan:
Rumus empiris senyawa?
2. Perencanaan
Menentukan dengan pemisalan massa senyawa. (misal 100 gram), maka:
K = 26,57% = 26,57 gram
Cr = 35,36% = 35,36 gram
O = 38,07% = 38,07 gram
Menentukan perbandingan mol antar unsur.
Mol K : mol Cr : mol O
Membagi jumlah mol dengan perbandingan mol terkecil.
3. Perhitungan
Misal massa senyawa adalah 100 g, maka:
Massa K=26,57 g ; masssa Cr=35,36 g ; dan massa O= 38,07 g
Perbandingan mol antar unsur
26,57 35,36 38,07
K : Cr : O= : :
39 52 16
= 0,68 : 0,68 : 2,379
Membagi dengan bilangan mol terkecil
0,68 0,68 2,379
K : Cr : O = : :
0.68 0.68 0.68
= 1 : 1 : 3,5 → 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛, 𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑖 2
=2:2:7
Maka di dapat rumus empiris senyawa adalah K2Cr2O7
4. Pengecekan
Jadi, Rumus empiris senyawa yang dianalisis adalah K2Cr2O7
152
No Tahap Kriteria
1 Analisis - Menegidentifikasi data-data apa saja yang telah untuk
mendukung proses pemecahan masalah.
- Menemukan masalah yang harus dipecahkan
LATIHAN
No Soal
1 Suatu senyawa organik dengan massa 100 gram terseusun dari 40 gram
karbon (C ), 6,6 gram hydrogen, dan sisanya oksigen (O). Tentukan rumus
empiris senyawa tersebut jika diketahui Ar C=12, H=1, O=16!
Analisis Perencanaan
Perhitungan Pengecekan
153
2 Senyawa X tersusun atas natrium (Na), karbon (C ), dan Oksigen (O). Kandungan
massa unsurnya mempunyai persentasi Na=34,33%, C=17,91%, dan O=47,96 %. Jika
diketahui Ar Na=23, C=12, dan O=16, tentukanlah rumus empiris senyawa X!
Analisis Perencanaan
Perhitungan Pengecekan
B. RUMUS MOLEKUL
Berbeda dengan rumus empiris, rumus molekul (RM) zat menyatakan jenis dan
jumlah atom dalam tiap molekul zat itu. Hanya zat yang partikelnya berupa molekul yang
mempunyai rumus molekul.
Contoh: H2O (air), C6H12O6 (glukosa), C6H6 (benzene), dan lain sebagainya.
RM = (RE)n ∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n
Contoh soal:
Suatu senyawa mempunyai rumus empiris CH2O dan massa molekul relatif 60. Jika
diketahui massa atom relatif H=1, C=12, dan O=16, maka rumus molekul senyawa itu
adalah…
Jawab:
1. Analisis
Diketahui:
Rumus empiris : CH2O
Mr senyawa : 60 g/mol
Ar H= 1, C=12, O=16
Ditanyakan:
Rumus molekul?
2. Perencanaan
Menentukan rumus molekul dari rumus empiris yang telah diketahui
RM = (RE)n ∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n
menentukan rumus Mr rumus empiris
Mr CH2O = (Ar C) + (Ar H x 2) + (Ar O)
154
3. Perhitungan
Mr CH2O = (Ar C x 1) + (Ar H x 2) + (Ar O x 1)
= (12 x 1) + (1 x 2) + (16 x 1)
= 12 + 2 + 16
= 30 g/mol
∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n
60 g/mol = ( 30 g/mol) n
n = 60 g/mol
30 g/mol
n =2
RM = (RE)n
RM = (CH2O) 2
RM = C2H4O2
4. Pengecekan
Jadi rumus molekul senyawa itu adalah C2H4O2
LATIHAN
No Soal
1 Diketemukan suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan sisanya Nitrogen.
Jika Mr senyawa itu = 80 g/mol. Bagaimamankah rumus empiris dan rumus molekul
senyawa tersebut?! (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)
Analisis Perhitungan
Perencanaan Pengecekan
Analisis Perhitungan
155
Perencanaan Pengecekan
Kadar menunjukkan komposisi bagian dalam satu komponen kompleks. Kadar unsur
dalam senyawa dapat di nyatakan dengan persentase mol unsur dalam senyawa tersebut.
Contoh soal:
Jawab:
1. Analisis
Diketahui:
Senyawa Al2O3 (Ar Al =27, O=16)
Ditanyakan :
% masing-masing unsur?
2. Perencanaan
Menentukan Mr senyawa dari rumus : [(2xAr Al) + (3xAr O)]
Memperkirakan massa Al2O3 sejumlah 1 mol.
Menghitung massa tiap unsure.
3. Perhitungan
Mr Al2O3 = [(2x27) + (3x16)] = 102 g/mol
Misal Al2O3 sejumlah 1 mol, maka massa senyawa adalah 102 gram.
Kadar Al = x 100 %
Al = x 100 %
= 53,94 %
Kadar O = x 100 %
O = x 100 %
= 46,06 %
4. Pengecekan
Komposisi masing-masing unsur Al dan O dalam Al2O3 adalah 53,94% dan 46,06%
156
Contoh soal 2:
Berapakah persen besi yang terdapat dalam Fe 2O3 jika diketahui Ar Fe=56, O=16.
Jawab:
1. Analisis
Diketahui :
Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16)
Ditanyakan :
% unsur besi dan Fe2O3
2. Perencanaan
Menentukan Mr senyawa
Menentukan jumlah besi (n) dalam senyawa kemudian mencari kadar besi melalui
perbandingan Ar besi dengan Mr senyawa.
3. Perhitungan
Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160
𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒
Kadar besi = x 100 %
𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3
2 𝑋 56
Fe = x 100 %
160
Fe = 70%
4. Pengecekan
Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 %
LATIHAN
No Soal
Analisis Perencanaan
Perhitungan Pengecekan
157
Analisis Perhitungan
Perencanaan Pengecekan
Tugas rumah
1. Massa molekul relatif suatu senyawa yang dianalisis 58. Jika senyawa itu terdiri dari
82,8% Karbon dan 17,2% Hidrogen, tentukan rumus molekulnya!
2. Suatu molekul mempunyai rumus empiris (CH2)n. bila molekul mempunyai Mr= 28
g/mol, maka rumus molekulnya adalah….
REAKSI PEMBATAS
Bila dua zat direaksikan akan didapat dua kemungkinan. Kemungkinan pertama,
kedua pereaksi tepat habis. Kemungkinan kedua, salah satu pereaksi habis dan pereaksi
yang lain bersisa. Pereaksi yang habis akan membatasi hasil reaksi yang didapatkan.
Pereaksi yang membatasi hasil reaksi disebut reaksi pembatas.
Contoh soal
Diketahui reaksi sebagai berikut:
..... .....S (s) + 3 F2 (g)..... ..... SF6 (g)
Jika yang direaksikan adalah 2 mol S dengan 10 mol F2,
a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?
Jawab:
1. Analisis
Diketahui:
Suatu reaksi : S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)
S = 2 mol yang bereaksi
F2= 10 mol yang bereaksi
Ditanyakan:
Mol SF6 yang terbentuk?
Mol zat yang tersisa?
2. Perencanaan
Menyetarakan reaksi
.... ..... S + 3 F2 ...... ... ... SF6 (sudah setara)
Menentukan pereaksi pembatas dengan menentukan kemungkinan yang terjadi.
* JIka semua S bereaksi maka mencari mol F2 yang dibutuhkan adalah:
.....mol F2 = x 2 mol S
* Jika semua F2 habis bereaksi, maka S yang dibutuhkan
.....mol S =koefisien S x mol F2
Koefisian F2
Menentukan mol zat sisa hasil reaksi.
A = koefisien A x mol pereaksi pembatas.
3. Perhitungan
* JIka semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan
.....mol F2 = x 2 mol S
Koefisian F2
... =1/3 x 10 mol
.. .= 3,33 mol
159
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol.
Jadi yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S!
4. Pengecekan
a. mol SF6 yang terbentuk adalah 2 mol
b. zat yang tersisa adalah F2 sebanyak 4 mol
LATIHAN
1 Satu mol logam Aluminium direaksikan dengan asam klorida secukupnya menurut reaksi:
Al (s).... + ....HCl (aq) . ...AlCl3 (aq) ....+ ....H2 (g)
Ditanya:
Jawab:
Analisis
160
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
2 13 gram Seng tepat habis bereaksi dengan sejumlah HCl menurut reaksi:
.....Zn (s) + HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2 (g).
Bila 1 mol gas oksigen pada tekanan dan suhu tersebut bervolume 20 liter, berapa literkah
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
161
3 22,4 L gas SO2 direaksikan dengan 33,6 L gas O2 (STP) membentuk gas SO3. Berapa gram
SO3 yang terbentuk? ( Ar S = 32 ; O = 16 )
Analisis
Perencanaan
perhitungan
Pengecekan
LAMPIRAN 13
STOIKIOMETRI
RINGKASAN MATERI
Mol : Satu mol didefinisikan sebagai sejumlah zat yang mengandung partikel zat itu
sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 gram atom Karbon – 12
PETA KONSEP
Jumlah volum
V= n x 22,4 L
LATIHAN SOAL
No Soal Jawaban
1 Jika diketahui tetapan Avogadro adalah
L, maka jumlah molekul 2 mol gas
klorin adalah…
a. 2 L c. ½ L
b. 0,2 L d. 12 L
162
163
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
165
LAMPIRAN 15
QUIZ KELOMPOK
166
JAWABAN SOAL QUIZ KELOMPOK
b. Perencanaan
- Menentukan massa senyawa dengan pemisalan (misal massa = 100 g)
- Menentukan perbandingan massa unsure.
- Menentukan perbandingan mol antar unsur.
- Menentukan rumus empiris senyawa.
c. Perhitungan
- Misal massa senyawa = 100 gram,
Maka massa Na = 34,33% x 100 g = 34,33 g
Massa C = 17,91 % x 100 g = 17,91 g
Massa O = 47,96 % x 100 g = 47,96 g
- Perbandingan massa unsur
Na : C : O = 34,33 : 17,91 : 47,96
- Perbandingan mol
Na : C : O = 34,33/ 23 : 17,91/ 12 : 47,96/ 16
= 1,49 : 1,49 : 2,99
= 1 :1 :2
Maka rumus empiris = NaCO2
d. Pengecekan
Rumus empiris senyawa = NaCO2
167
168
Jawaban:
a. Analisis
Diketahui:
Senyawa mengandung 80% C dan 20% H
Mr senyawa = 30 g/mol
Ditanyakan: Rumus molekul senyawa?
b. Perencanaan
- Menentukan rumus senyawa denagna pemisalan CxHy
- Menentukan kadar C berdasarkan Ar C dan Mr senyawa dikali 100 %
- Menentukan kadar H berdasarkan Ar H dan Mr senyawa di kali 100 %
- Menentukan rumus molekul senyawa.
c. Perhitungan
Misal rumus senyawa adalah CxHy
𝑥 𝑋 𝐴𝑟 𝐶
Kadar unsur C = 𝑀𝑟 𝐶𝑥𝐻𝑦 x 100 %
𝑥 𝑋 12
80% = 30
x 100 %
80 𝑥 30
X = 100 𝑥 12
=2
𝑦 𝑋 𝐴𝑟 𝐻
Kadar unsur H = 𝑀𝑟 𝐶𝑥𝐻𝑦 x 100 %
𝑦𝑋1
20 % = 30
x 100 %
20 𝑥 30
Y =100 𝑥 1 = 6
d. Pengecekan
Rumus molekul senyawa CxHy adalah C2H6
b. Perencanaan
- Menentukan Mr senyawa.
- Menentukan jumlah besi (n) dalam senyawa kemudian mencari kadar
besi melalui perbandingan Ar besi dengan Mr senyawa.
169
c. Perhitungan
- Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160
𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒
- Kadar besi = 𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %
2 𝑋 56
Fe = 160
x 100 %
Fe = 70%
d. Pengecekan
Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 %
b. Perencanaan
- Menentukan reaksi pembatas
- Menentukan mol SF6
- Menentukan mol F2 yang bereaksi
- Menentukan mol F2 yang tersisa.
c. perhitungan
Kadar C = x 100 % = 20 %
170
171
..0,5mol .3mol
..... ................
.=0,5 =1 (Nilai0,5<1)
Maka pereaksi pembatas adalah N2, sehingga:
a. Pereaksi pembatas zat : N2
b. NH3 = x 0,5 mol = 1 mol
Volume NH3 = 1 x 22,4 L = 22,4 L
c. H2 yang bereaksi = x 0,5 mol = 1,5 mol
H2 sisa = yang tersedia - yang bereaksi
= ( 3 – 1,5 ) mol
.= 1,5 mol
LAMPIRAN 18
LEMBAR OBSERVASI
Keterangan:
4= Sangat Baik (SB) ; 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)
Mengetahui,
Observer/Guru Bidang Studi
172 ………………………………
LAMPIRAN 19
Nama :
Jenis Kelamin : L/P
2. Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang baru kalian ikuti? Mengapa?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
173
LAMPIRAN 20
LEMBAR OBSERVASI
Keterangan:
4= Sangat Baik (SB) ; 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)
Mengetahui,
Observer/Guru Bidang Studi
174
Murdoyoko, S.Pd
175
LEMBAR OBSERVASI
Mengetahui,
Observer/Guru Bidang Studi
Annisa Khairani
176
LEMBAR OBSERVASI
Mengetahui,
Observer/Guru Bidang Studi
Bidari, S.Pd
177
LEMBAR OBSERVASI
Mengetahui,
Observer/Guru Bidang Studi
Bidari, S.Pd
LAMPIRAN 21
4. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti?
Jelaskan!
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
1 Mengerti 14 43,75%
2 Kadang-kadang 8 25%
3 Tidak mengerti 10 31,25%
1 Sangat mudah 0 0%
2 Mudah 2 6,2%
3 Sulit 19 59,3%
4 Sangat sulit 11 34,3%
178
LAMPIRAN 22
4. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti?
Jelaskan!
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
Mengerti 23 71,87%
Kadang-kadang 5 15,6%
Tidak mengerti 4 12,5%
179
LAMPIRAN 23
PENILAIAN SOAL
KRITERIA PENILAIAN
180
181
Nilai
Skor per tahap akhir
Skor Skor
Kode No 𝑺𝑻 𝐱 𝟐
No Perenca- Perhitun Pengece tiap total [𝟑𝟎
x
subjek soal Analisis
naan gan k-an soal (ST) 100]
(1)
(0,5) (3) (0,5)
1 0,5 0 2 0 2,5
1 L1 2 0,5 0,5 2 0 3 8 53
3 0,5 0,5 1,5 0 2,5
1 1 0 0 0 1
2 L2 2 1 0,5 0 0 1,5 3,5 23
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 3 0 4,5
3 P1 2 1 0,5 3 0 4,5 13,5 90
3 1 0,5 3 0 4,5
1 1 0 2 0 3
4 P2 2 1 0 3 0 4 8 53
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 3 0,5 5
5 L3 2 1 0,5 3 0,5 5 14 93
3 1 0,5 2,5 0 4
1 1 0 1 0 2
6 P3 2 0,5 0,5 2 0 3 6,5 43
3 0,5 0,5 0,5 0 1,5
1 1 0,5 3 0,5 5
7 P4 2 1 0,5 3 0,5 5 15 100
3 1 0,5 3 0,5 5
1 1 0,5 1,5 0 3
8 L4 2 1 0,5 3 0,5 5 13 87
3 1 0,5 3 0,5 5
1 1 0,5 0 0 1,5
9 P5 2 1 0,5 3 0,5 5 8 53
3 1 0 0,5 0 1,5
1 1 0,5 1 0 2,5
10 P6 2 1 0,5 0,5 0 2 5,5 37
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 2 0 3,5
11 P7 2 1 0,5 2 0 3,5 9,5 63
3 1 0,5 1 0 2,5
182
183
1 0,5 0,5 2 0 3
12 L5 2 1 0,5 2 0 3,5 8,5 57
3 1 0 1 0 2
1 1 0,5 0,5 0 2
13 P8 2 1 0 0 0 1 4 27
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 0,5 0 2
14 P9 2 1 0,5 1,5 0 3 6,5 43
3 1 0,5 0 0 1,5
1 1 0 0 0 1
15 L6 2 1 0 0 0 1 3 20
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 3 0,5 5
16 P10 2 1 0,5 3 0,5 5 15 100
3 1 0,5 3 0,5 5
1 1 0,5 2 0 3,5
17 P11 2 1 0,5 1 0 2,5 9,5 63
3 1 0,5 2 0 3,5
1 1 0,5 2 0,5 4
18 P12 2 1 0,5 3 0,5 5 13,5 90
3 1 0,5 2,5 0,5 4,5
1 1 0 0 0 1
19 P13 2 1 05 0,5 0 2 5 33
3 1 0,5 0,5 0 2
1 1 0 2 0 3
20 P14 2 0,5 0 1 0 1,5 7,5 50
3 1 0,5 1,5 0 3
1 0,5 0 0,5 0 1
21 P15 2 1 0 2 0,5 3,5 5,5 37
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 1 0 2,5
22 L7 2 1 0,5 3 0,5 5 11,5 77
3 1 0 3 0 4
1 1 0,5 0,5 0 2
23 P16 2 1 0 2 0 3 6 40
3 1 0 0 0 1
1 0 0 2 0 2
24 L8 2 0,5 0 2 0 2,5 7 46
3 0,5 0 2 0 2,5
184
1 1 0,5 1,5 0 3
25 P17 2 1 0,5 1 0 2,5 9,5 63
3 1 0,5 2,5 0 4
1 1 0,5 3 0,5 5 87
26 P18 2 1 0,5 3 0 4,5 13
3 1 0,5 2 0 3,5
1 1 0,5 0 0 1,5
27 L9 2 1 0,5 1 0 2,5 5 33
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 1,5 0 3
28 P19 2 1 0,5 3 0,5 5 12 80
3 1 0,5 2 0,5 4
1 1 0,5 2 0 3,5
29 L10 2 1 0,5 3 0,5 5 12,5 83
3 1 0,5 2,5 0 4
1 0,5 0,5 0 0 1
30 P20 2 0,5 0,5 1 0 2 4,5 30
3 0,5 0,5 0,5 0 1,5
1 0,5 0,5 1 0 2
31 P21 2 0,5 0,5 1 0 2 5 33
3 0,5 0,5 0 0 1
1 1 0,5 3 0,5 5
32 P22 2 1 0,5 3 0 4,5 13 87
3 1 0,5 2 0 3,5
Rata-rata hasil belajar siklus I 58,56
LAMPIRAN 25
1 1 0,5 1 0 2,5
11 P7 2 1 0,5 3 0,5 5 9 60
3 1 0,5 0 0 1,5
1 1 0,5 1,5 0 3
12 L5 2 1 0,5 3 0,5 5 9,5 63
3 1 0,5 0 0 1,5
1 1 0,5 2 0 3,5
13 P8 2 1 0,5 3 0 4,5 9 60
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 3 0,5 5
14 P9 2 1 0,5 3 0,5 5 11 73
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 3 0,5 5
15 L6 2 1 0,5 3 0,5 5 11 73
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 3 0,5 5
16 P10 2 1 0,5 3 0,5 5 15 100
3 1 0,5 3 0,5 5
1 1 0,5 3 0,5 5
17 P11 2 1 0,5 3 0,5 5 14,5 97
3 1 0,5 3 0 4,5
1 1 0,5 1,5 0 3
18 P12 2 1 0,5 3 0,5 5 11 70
3 1 0,5 1 0 2,5
1 1 0,5 0 0 1,5
19 P13 2 1 05 3 0,5 5 8 53
3 1 0,5 0 0 1,5
1 1 0,5 3 0,5 5
20 P14 2 1 0,5 3 0 4,5 11 73
3 1 0,5 0 0 1,5
1 1 0,5 2 0 3,5
21 P15 2 1 0,5 3 0,5 5 9,5 63
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 3 0,5 5
22 L7 2 1 0,5 3 0,5 5 11 73
3 1 0 0 0 1
187
1 1 0 0,5 0 1,5
23 P16 2 1 0,5 3 0,5 5 8 53
3 1 0 0,5 0 1,5
1 1 0,5 3 0 4,5
24 L8 2 0 0 1 0 1 9 60
3 1 0,5 2 0 3,5
1 1 0,5 3 0,5 5
25 P17 2 1 0,5 3 0,5 5 14,5 97
3 1 0,5 3 0 4,5
1 1 0,5 3 0,5 5
26 P18 2 1 0,5 3 0,5 5 14,5 97
3 1 0,5 3 0 4,5
1 1 0,5 0 0 1,5
27 L9 2 1 0,5 5 0,5 5 7,5 50
3 1 0 0 0 1
1 1 0,5 1,5 0 3
28 P19 2 1 0,5 3 0,5 5 11 73
3 1 0,5 1,5 0 3
1 1 0,5 3 0,5 5
29 L10 2 1 0,5 3 0,5 5 15 100
3 1 0,5 3 0,5 5
1 1 0,5 3 0 4,5
30 P20 2 1 0,5 3 0 4,5 10,5 70
3 1 0,5 0 0 1,5
1 1 0,5 3 0,5 5
31 P21 2 1 0,5 3 0 4,5 11 73
3 1 0,5 0 0 1,5
1 1 0,5 3 0,5 5
32 P22 2 1 0,5 3 0,5 5 14,5 97
3 1 0,5 3 0 4,5
Rata-rata hasil belajar siklus II 73,78
LAMPIRAN 26
2. Apakah kamu merasa kesulitan dalam mempelajarai ilmu kimia atau materi-
materi kimia? Jika ya, tuliskan alasannya.
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
4. Bagaimana cara mengajar gurudi kelas? Apakah sudah baik dan bisa di
fahami?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
5. Cara atau metode belajar seperti apa yang kamu harapkan dalam proses
pembelajaran di kelas?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
LAMPIRAN 27
1. Bagaimana proses pembelajaran kimia di sekolah yang bapak/ibu ajar saat ini?
Jawab :….......................................................................................................
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
3. Materi kimia apa yang menurut bapak/ibu di nilai sulit oleh siswa?
Alasannya?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
4. Bagaimana hasil yang diperoleh siswa untuk materi yang dianggap sulit
tersebut?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
5. Apakah di sekolah yang bapak/ibu mengajar saat ini sudah pernah ada yang
melakukan penelitian tentang kesulitan siswa tersebut?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Rata2= 755.83
Standar Deviasi= 78.83
Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)
Nama berkas: BELUM_ADA_NAMA.AUR
Nomor Nomor No. Butir Baru -----> Skor 1 2 3 4 5 6 7 8
Urut Subyek No. Butir Asli ---> 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama|Skr Ideal -> 50 50 50 50 50 50 50 50
1 18 865 30 25 45 50 25 50 45 35
2 19 857 25 25 45 50 25 50 42 35
3 1 856 25 50 50 37 25 50 25 35
4 27 843 15 22 45 50 22 50 42 35
5 26 836 15 22 50 35 25 50 42 35
6 36 833 37 30 50 25 25 50 50 35
7 23 827 37 35 50 35 30 50 50 20
8 33 826 35 30 50 35 35 50 45 30
9 16 820 15 35 50 35 25 47 47 30
10 20 817 25 50 45 15 20 45 40 17
11 2 809 30 45 50 35 25 35 47 22
12 8 807 32 50 45 35 25 50 25 25
13 4 796 20 50 50 20 25 35 47 22
14 22 788 30 20 50 50 25 45 42 17
15 17 787 15 50 50 40 25 35 25 35
16 24 781 30 25 37 45 15 40 45 25
17 12 777 35 35 50 35 20 45 50 35
18 15 777 30 30 47 35 25 50 50 25
19 10 752 27 25 45 30 20 40 45 50
20 31 752 20 20 45 37 25 50 50 30
21 25 747 20 25 47 35 20 45 50 30
22 14 742 30 20 50 20 22 45 45 25
23 13 739 30 15 45 25 20 45 42 20
24 6 722 30 25 45 20 15 45 50 20
25 32 720 25 20 47 32 20 50 47 20
26 5 714 30 50 50 25 32 50 25 25
27 9 711 10 40 50 35 50 47 37 25
28 7 704 30 50 50 20 32 40 25 30
29 34 697 20 45 45 30 20 40 32 30
30 3 693 25 50 50 50 35 15 20 20
31 30 690 15 22 40 37 17 40 15 25
32 11 684 22 25 50 50 37 25 20 30
33 21 679 30 15 45 35 17 50 45 20
34 29 664 20 17 45 35 20 45 35 20
35 35 622 10 42 45 15 15 22 17 25
36 28 476 5 40 37 40 15 30 40 15
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 755.83
Page 2
ANATES SITI
Simpang Baku= 78.83
KorelasiXY= 0.72
Reliabilitas Tes= 0.83
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 399 457 856
2 2 422 387 809
3 3 361 332 693
4 4 424 372 796
5 5 359 355 714
6 6 367 355 722
7 7 359 345 704
8 8 407 400 807
9 9 352 359 711
10 10 392 360 752
11 11 349 335 684
12 12 407 370 777
13 13 384 355 739
14 14 402 340 742
15 15 392 385 777
16 16 414 406 820
17 17 357 430 787
18 18 425 440 865
19 19 412 445 857
20 20 405 412 817
21 21 319 360 679
22 22 407 381 788
23 23 427 400 827
24 24 398 383 781
25 25 392 355 747
26 26 412 424 836
27 27 404 439 843
28 28 284 192 476
29 29 337 327 664
30 30 326 364 690
31 31 390 362 752
32 32 371 349 720
33 33 406 420 826
34 34 332 365 697
35 35 314 308 622
36 36 403 430 833
Kelompok Unggul
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 18 865 30 25 45 50 25
2 19 857 25 25 45 50 25
3 1 856 25 50 50 37 25
4 27 843 15 22 45 50 22
5 26 836 15 22 50 35 25
6 36 833 37 30 50 25 25
7 23 827 37 35 50 35 30
8 33 826 35 30 50 35 35
9 16 820 15 35 50 35 25
10 20 817 25 50 45 15 20
Rata2 Skor 25.90 32.40 48.00 36.70
25.70
Simpang Baku 8.85 10.38 2.58 11.30 4.14
Page 3
ANATES SITI
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 18 865 50 45 35 45 50
2 19 857 50 42 35 45 50
3 1 856 50 25 35 45 50
4 27 843 50 42 35 45 47
5 26 836 50 42 35 45 47
6 36 833 50 50 35 42 50
7 23 827 50 50 20 35 25
8 33 826 50 45 30 40 40
9 16 820 47 47 30 42 25
10 20 817 45 40 17 45 50
Rata2 Skor 49.20 42.80 30.70 42.90
43.40
Simpang Baku 1.75 7.13 6.78 3.31 10.18
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 18 865 45 50 50 50 50
2 19 857 45 50 50 50 50
3 1 856 42 50 50 50 50
4 27 843 45 50 50 50 50
5 26 836 45 50 50 50 50
6 36 833 40 50 37 50 50
7 23 827 30 50 45 50 50
8 33 826 37 50 37 50 50
9 16 820 45 50 50 50 50
10 20 817 50 50 50 50 45
Rata2 Skor 42.40 50.00 46.90 50.00
49.50
Simpang Baku 5.58 0.00 5.45 0.00 1.58
16 17 18 19 20
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20
1 18 865 30 40 50 50 50
2 19 857 35 35 50 50 50
3 1 856 35 37 50 50 50
4 27 843 35 40 50 50 50
5 26 836 35 40 50 50 50
6 36 833 40 27 50 45 50
7 23 827 35 50 50 50 50
8 33 826 35 32 50 45 50
9 16 820 50 40 42 50 42
10 20 817 35 35 50 50 50
Rata2 Skor 36.50 37.60 49.20 49.00
49.20
Simpang Baku 5.30 6.10 2.53 2.11 2.53
Kelompok Asor
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 9 711 10 40 50 35 50
2 7 704 30 50 50 20 32
3 34 697 20 45 45 30 20
4 3 693 25 50 50 50 35
5 30 690 15 22 40 37 17
6 11 684 22 25 50 50 37
7 21 679 30 15 45 35 17
8 29 664 20 17 45 35 20
9 35 622 10 42 45 15 15
10 28 476 5 40 37 40 15
Rata2 Skor 18.70 34.60 45.70 34.70
Page 4
ANATES SITI
25.80
Simpang Baku 8.58 13.50 4.52 11.20 11.97
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 9 711 47 37 25 50 20
2 7 704 40 25 30 35 25
3 34 697 40 32 30 25 5
4 3 693 15 20 20 45 15
5 30 690 40 15 25 25 25
6 11 684 25 20 30 40 15
7 21 679 50 45 20 35 40
8 29 664 45 35 20 27 20
9 35 622 22 17 25 40 10
10 28 476 30 40 15 45 5
Rata2 Skor 35.40 28.60 24.00 36.70
18.00
Simpang Baku 11.72 10.55 5.16 8.88 10.59
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 9 711 20 45 45 45 45
2 7 704 30 50 35 40 45
3 34 697 40 45 45 40 30
4 3 693 42 50 47 35 32
5 30 690 27 45 40 45 50
6 11 684 40 40 40 40 35
7 21 679 37 45 40 40 45
8 29 664 25 40 40 45 40
9 35 622 42 45 45 40 25
10 28 476 40 7 30 10 25
Rata2 Skor 34.30 41.20 40.70 38.00
37.20
Simpang Baku 8.07 12.47 5.21 10.33 9.04
16 17 18 19 20
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20
1 9 711 45 20 12 25 45
2 7 704 20 37 35 40 35
3 34 697 50 35 45 40 35
4 3 693 35 30 32 35 30
5 30 690 30 47 45 50 50
6 11 684 40 30 30 35 40
7 21 679 35 15 40 10 40
8 29 664 30 45 30 40 45
9 35 622 45 35 22 40 42
10 28 476 15 12 25 35 5
Rata2 Skor 34.50 30.60 31.60 35.00
36.70
Simpang Baku 11.17 11.82 10.36 10.80
12.56
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 36
Klp atas/bawah(n)= 10
Butir Soal= 20
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)
1 1 25.90 18.70 7.20 8.85 8.58 3.90 1.85 14.40
Page 5
ANATES SITI
2 2 32.40 34.60 -... 10.38 13.50 5.39 -... -4.40
3 3 48.00 45.70 2.30 2.58 4.52 1.65 1.40 4.60
4 4 36.70 34.70 2.00 11.30 11.20 5.03 0.40 4.00
5 5 25.70 25.80 -... 4.14 11.97 4.01 -... -0.20
6 6 49.20 35.40 1... 1.75 11.72 3.75 3.68 27.60
7 7 42.80 28.60 1... 7.13 10.55 4.03 3.53 28.40
8 8 30.70 24.00 6.70 6.78 5.16 2.70 2.49 13.40
9 9 42.90 36.70 6.20 3.31 8.88 3.00 2.07 12.40
10 10 43.40 18.00 2... 10.18 10.59 4.65 5.47 50.80
11 11 42.40 34.30 8.10 5.58 8.07 3.10 2.61 16.20
12 12 50.00 41.20 8.80 0.00 12.47 3.94 2.23 17.60
13 13 46.90 40.70 6.20 5.45 5.21 2.38 2.60 12.40
14 14 50.00 38.00 1... 0.00 10.33 3.27 3.67 24.00
15 15 49.50 37.20 1... 1.58 9.04 2.90 4.24 24.60
16 16 36.50 34.50 2.00 5.30 11.17 3.91 0.51 4.00
17 17 37.60 30.60 7.00 6.10 11.82 4.21 1.66 14.00
18 18 49.20 31.60 1... 2.53 10.36 3.37 5.22 35.20
19 19 49.00 35.00 1... 2.11 10.80 3.48 4.02 28.00
20 20 49.20 36.70 1... 2.53 12.56 4.05 3.08 25.00
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 36
Butir Soal= 20
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
Rata2= 755.83
Simpang Baku= 78.83
KorelasiXY= 0.72
Reliabilitas Tes= 0.83
Butir Soal= 20
Jumlah Subyek= 36
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
Page 7
LEMBAR UJI REFERENSI
BAB I
Paraf
Dosen Dosen
No Sumber
Pembimbing Pembimbing
I II
1
1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th.
2003. SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan Nasional).
(Bandung :Fokus Media, 2006). Hal. 5.
BAB II
Paraf
Dosen Dosen
No Sumber
pembimbing pembimbing
I II
1
Ahmad Sudrajat. Artikel: Pengertian Pendekatan,
Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan
Model Pembelajaran..http://akhmadsudrajat.wordpre
ss.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-
metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/.
[Diterbitkan tanggal 12 September 2008]
2 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia:
Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung: UPI, 2000), h.
96
3 Arifin , Startegi belajar…., h. 96.
4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006,
cetakan ke-3), h. 18
5 David H. Jonassen, Toward Design Theory of
Problem Solving, (Paper, ETR&D, Vol. 48, No. 4,
2000), p. 63
6 Jamin Carson, A Problem with Problem Solving:
Teaching Thinking Without Teaching Knowledge.
(The Mathemathic Educator 2007 Vol. 17, no. 2), h.
7-14.
7 Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem
Solving Intstruction of Physics Achievement,
Problem Solving Performance and Strategi
Use.(Jurnal of physics education vol. 2 no.3.
September 2008)
8 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail,
2008), h. 112
9 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta:
Erlangga, 1996), h. 136
10 Wilis Dahar, teori-teori….., h.136
11 Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem Solving
Intstruction of Physics Achievement, Problem Solving
Performance and Strategi Use.(Jurnal of physics
education vol. 2 no.3. September 2008)
12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar……. h. 18
13 Arifin , Startegi belajar…., h. 97.
14 Sumardyono, M.Pd, Beberapa Saran dan Tips
dalam Penerapan pembelajaran Problem Solving.
http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TipsP
enerapanProblemSolving-smd.pdf.
15 Sumardyono, M.Pd, Beberapa Saran dan Tips
dalam Penerapan pembelajaran Problem Solving.
http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TipsP
enerapanProblemSolving-smd.pdf.
16 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru. (Bandung: Rosda Karya. 2005).
Cet. Ke-11, h. 104
17 Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta:
PT Bumi aksara.2005). cet. Ke-4 h. 27
18 Zikri Neni Iska. Diktat Psikologi Umum. Hal.65
19 Neni Iska, Diktat Psikologi……., h. 65.
BAB III
Paraf
Dosen Dosen
No Sumber
pembimbing pembimbing
I II
1 Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas. (Jakarta: Rajawali Press. 2008), cet. Ke-1, h.
41
2 Kunandar, Langkah mudah….., h. 43
3 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
h.157
4 Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan
Kelas, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008), h.176
5 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi
pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 218
6 Arikunto, dasar-dasar…. .h.65
7 Arikunto, dasar-dasar….. h. 86
BAB IV
Paraf
Dosen Dosen
No Sumber
pembimbing pembimbing
I II
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal.
276
Mengesahkan