KETENAGAKERJAAN DAN KESIAPAN

SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA

MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Bambang Satrio Lelono
Direktur Jenderal Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas

Disampaikan pada :
Musyawarah Nasional XIII KAGAMA 2019
Balikpapan, 7 September 2019
Kondisi Ketenagakerjaan Nasional
 TANTANGAN DAN PELUANG
2015 2016 2017 2018
Status Ketenagakerjaan
Agustu Agust
Agustus Agustus
s us

1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 186, 10 189, 09 192, 07 194,78

2 Angkatan Kerja 122, 38 125, 44 128, 06 131,01

a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 65.76 66.34 66.67 67,26

• Dominasi usia produktif kerja b. Bekerja 114, 82 118, 41 121, 02 124,01
mencapai 67.5% pada 2018-
c. Pengangguran Terbuka *) 7, 56 7, 03 7, 04 7,00
2035
d. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6.18 5.61 5.50 5,34

3 Bukan Angkatan Kerja 63, 72 63, 65 64 ,01 67,77

a. Sekolah 16, 73 15, 92 16, 49 16,53

b. Mengurus Rumah Tangga 38, 20 39, 33 39, 91 39,65

➢ Jumlah usia muda produktif, yaitu 67.5% dari c. Lainnya 8, 78 8, 39 7, 60 7,59

total penduduk PENDUDUK BEKERJA

➢ Bonus demografi akan berlangsung sampai ▪ SD ke bawah = 50,46 juta orang (40,69 %)
dengan tahun 2035 ▪ SMP = 22,43 juta orang (18,09 %)
▪ SMA = 22,34 juta orang (18,01 %),
TANTANGAN ▪ SMK = 13,68 juta orang (11,03 %).
TERBESAR ▪ Pendidikan Tinggi (D1 s.d S3) = 15,10 juta orang
(12,18 %)
KUALITAS SDM
Isu Ketenagakerjaan
PRA-EMPLOYMENT DURING-EMPLOYMENT POST-EMPLOYMENT

Kualitas/Kompetensi penciptaan lapangan penerapan norma- penerapan hubungan

calon tenaga kerja/ kerja dan pengurangan norma industrial untuk
tenaga kerja yang belum pengangguran ketenagakerjaan penciptaan iklim usaha
sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja migran yang kondusif
pengguna/ industri Indonesia
peningkatan
Pengendalian tenaga kerja kesejahteraan pekerja
asing

ERA DIGITALISASI - INDUSTRI 4.0

 Mempersiapkan SDM/Tenaga Kerja Indonesia
SISTEM PENDIDIKAN Pendidikan harus berorientasi pada
NASIONAL & SISTEM LEMBAGA pengembangan kemampuan LULUSAN
KETENAGAKERJAAN ILMIAH/UNIVERSITAS
NASIONAL untuk siap bekerja dan mampu
menciptakan lapangan kerja dengan
memanfaatkan potensi yang terdapat di
sekitarnya.
Pendidikan perlu mengubah ORIENTASI
LULUSAN dari worker society ke employee
society untuk menjadi entrepreneur society,

LEMBAGA PENDIDIKAN &

PELATIHAN:
HARUS MELAKUKAN
INDUSTRI PENYELARASAN & PERUBAHAN
KURIKULUM
MENUJU “TRANSFORMASI SKILLS”
DENGAN MEMANFAATKAN TIK
 Permasalahan Pokok SDM/Tenaga Kerja Indonesia
LUARAN PENDIDIKAN
FORMAL, BELUM SIAP KUANTITAS
KERJA
KUALITAS SDM/TK,
DIDOMINASI KUALITAS/
BERPENDIDIKAN KOMPETENSI
RENDAH DAYA SAING
KESENJANGAN KUALITAS GAP ANTAR SDM/
SDM/TK TIDAK MERATA LOKASI TENAGA KERJA
RELATIF RENDAH
PRODUKTIVIT
PRODUKTIVITAS MASIH
RENDAH
AS TENAGA
KERJA
INDUSTRI/PENGGUNA KEBERPIHAKAN
BELUM BERPIHAK KEPADA INDUSTRI/
KOMPETENSI SDM/TK PENGGUNA
 KONDISI PASAR KERJA INDONESIA
• UPAH MURAH, PKWT,
• OUTSOURCHING, PHK,
JAMSOS DAN
PERLINDUNGAN TK LEMBAGA DIKLAT
• PEMOGOKAN DAN UNJUK
RASA

LABOR
SURPLUS
ECONOM
Y
PENGGUNA/INDUSTRI

TENAGA KERJA
BERPENDIDIKAN
• PENGANGGURAN RENDAH
• ½ PENGANGGURAN TENAGA KERJA
• PEKERJA RENTAN ASING
Dampak Digitalisasi Industri bagi SDM/Tenaga Kerja Indonesia
Menghasilkan harga murah, efisien,
produktif, kompetitif, biaya transportasi
dan komunikasi rendah, logistik dan
rantai pasokan lebih efektif, biaya
perdagangan akan berkurang, dan
bahkan akan memudahkan membuka
pasar baru dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.
POTENSI terganggunya pasar tenaga
kerja yang harus memiliki KOMPETENSI
TINGGI, bahkan dapat meningkatkan
ketegangan sosial.
POTENSI meningkatkan pendapatan dan
meningkatkan kualitas hidup bagi
masyarakat
NEGARA HARUS HADIR
Menyikapi secara bijaksana SETIAP POTENSI
(BONUS DEMOGRAFI) DAN MENGARAHKANNYA
KEPADA KEKUATAN. PEMANFAATAN TEKNOLOGI
bagi kehidupan dalam membentuk lingkungan
sosial, ekonomi, dan budaya bermuara pada
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Program Triple Skilling
Up-
Program yang dilakukan antara lain :
• Pelatihan perusahaan di BLK melalui
mekanisme kerjasama.
• Pengembangan peningkatan kompetensi SDM
skilling
di perusahaan via program Super Tax
Deduction PP Nomor 45 Tahun 2019
Re-skilling
*Konsep masih dalam tahap pembahasan antar K/L
DITJEN BINALATTAS
Program yang dilakukan, antara lain :
• Pelatihan di BLK, BLK Komunitas, Lembaga
Skilling Pelatihan K/L lain, dan LPK Swasta
• Pemagangan Dalam Negeri dan Luar
Negeri
Pengembangan program skilling melalui
skema Kartu Pra-Kerja*
• Fasilitas inti: biaya pelatihan dan insentif
pasca training
Pilot project yang dilakukan tahun ini :
• Pelatihan untuk 20.000 tenaga kerja ter-PHK dengan menggunakan
dana operasional BPJS TK.
• Peserta adalah anggota BPJS TK yang ter-PHK
• Pelatihan dapat dilakukan di BLK, LPK Swasta atau TC Industri yang
bekerjasama dengan BPJS TK
Pengembangan program re-skilling melalui skema Kartu Pra-Kerja*
• Fasilitas inti: biaya pelatihan dan insentif pasca training
KAPASITAS/TAHUN SELURUH LEMBAGA PELATIHAN & SERTIFIKASI 2019

Kapasitas Latih Lembaga Pelatihan Nasional Kapasitas Sertifikasi

5.366.525 org latih/tahun 4.873.200 asesi/tahun

305 BLK Pemerintah 5.020 LPK Swasta 1.125 BLK Komunitas

275.000 org 2.239.608 org 108.000 org

109 Lembaga 1.482 LSP untuk

1.799 TC Industri
Pelatihan 17 K/L Lain Sertifikasi
1.477.900 org
1.266.017 org 4.873.200 asesi
 PETA BLK PEMERINTAH

ACEH
1 16 KALUT
SUMUT 2 SULUT
1 15 KEPRI 4
3 GORONTALO
RIAU KALTIM
KALBAR 5
5 1 4 MALUT
SUMBAR 7 1 1
SULTENG PAPBAR
1 12 JAMBI BABEL KALTENG SULBAR
6 8 1 2
2 11 2
SUMSEL KALSEL PAPUA
BENGKULU 13 10 SULTRA MALUKU 12
JAKARTA
6 LAMPUNG SULSEL 1 5 1 3
7
6 JATENG 2 15
2 31 BALI
BANTEN 7
1 3 JABAR JATIM NTT
3 18 26
DIY 6
5 NTB
1 6

JML BLK JML INSTRUKTUR KAPASITAS LATIH / TAHUN

Total BLK UPTP 21 BLK 667 org 50.000 org

Total BLK UPTD 284 BLK 2,387 org 225.777 org

TOTAL 305 BLK 3.054 org 275.777 org

KEMNAKER
 SEBARAN INSTRUKTUR BLK PER PROVINSI (KEMNAKER)
ACEH
23 68
KALTARA
SUMUT SULUT
19
58 32 KEPRI 7
14 GORONTALO
RIAU KALTIM
KALBAR 27 MALUT
18 24 16
SUMBAR 45 17 0
JAMBI SULTENG PAPBAR
38 75 BABEL KALTENG SULBAR
28 35 19 1
30 28 10
SUMSEL KALSEL PAPUA
BENGKULU 108 77 SULTRA MALUKU 45
74 JAKARTA SULSEL 21 29 13 3
LAMPUNG
65 JATENG 73 105
51 BALI
BANTEN 150 437
52
92 30 JABAR JATIM NTT
253 160 17 262
DIY 16
106 NTB
17 44

JUMLAH INSTRUKTUR

Total INSTRUKTUR UPTP 815 Org

Total INSTRUKTUR UPTD 2.117 Org

TOTAL 2.932 Org

SEBARAN 5.020 LPK SWASTA LPK Teregister
LPK Terakreditasi

ACEH
186 53 KALUT
SUMUT 20 6 SULUT
822 366
KEPRI 80 33
190 58 GORONTALO
RIAU KALTIM
KALBAR 67 26
183 55 283 77 MALUT
SUMBAR 101 32 29 9 PAPBAR
303 108 JAMBI BABEL KALTENG SULBAR SULTENG
161 76 13 2
64 21 193 43 77 25 74 33
SUMSEL KALSEL PAPUA
BENGKULU
163 49 287 101 SULTRA MALUKU 39 9
JAKARTA
113 46 LAMPUNG 220 76 SULSEL 33 80 57 12
JATENG 568 243
270 65
1651 542 BALI
BANTEN 433 97
375 124 JABAR JATIM NTT
1887 660 1596 101 44
550
DIY
280 69 NTB
448 162

JML LPKS TEREGISTER JML INSTRUKTUR KAPASITAS LATIH/TAHUN

5.020 LPK 14.166 ORG 2.239.608 ORG
 Sebaran 1.125 BLK Komunitas KAPASITAS BLK KOMUNITAS

Sumatera Utara 1.824

Sumatera Selatan 1.056
Sumatera Barat 1.152
ACEH
Sulawesi Utara 864
50 50
KALUT Sulawesi Tenggara 192
SUMUT
3 3
19 19 SULUT Sulawesi Tengah 768
KEPRI
9 9 Sulawesi Selatan 3.168
RIAU 2 2
KALTIM
KALBAR MALUT Sulawesi Barat 576
24 24 5 5
SUMBAR 14 14 5 5 PAPBAR
JAMBI SULTENG Riau 2.304
12 12 KALTENG SULBAR 8 8 3 3
13 13 BABEL Papua Barat 288
4 4 6 6
SUMSEL 5 5 PAPUA
KALSEL Papua 672
BENGKULU 11 11 12 12 SULTRA 7 7
JAKARTA NTT 1.152
5 5 LAMPUNG SULSEL 2 2
1 1
36 36
2 15 NTB 2.496
JATENG
BANTEN BALI
217 217 Maluku Utara 480
39 39 JABAR JATIM 4 14 NTT
256 256 Maluku -
239 239 12 12
DIY
NTB
Lampung 3.456
31 31
26 26 Kepulauan Riau 192
Kepulauan Bangka Belitung 480
Kalimantan Utara 288
Kalimantan Timur 480
Kalimantan Tengah 384
Kalimantan Selatan 1.152
KAPASITAS Kalimantan Barat 1.344

TOTAL JML BLK JML INSTRUKTUR LATIH / Jawa Timur 22.944

Jawa Tengah 20.832
TAHUN Jawa Barat 24.576
Jambi 1.248

TARGET 1.125 BLK 1.125 ORG 108.000 ORG Gorontalo -

DKI Jakarta 96
DI Yogyakarta 2.976
Jumlah BLK Komunitas Bengkulu 480
Banten 3.744
Jumlah Instruktur BLK Komunitas Bali 384
Aceh 1.152