NIM : 8206165006
PASCASARJANA PENDEKO-A
Tugas Resume Mata Kuliah Kepemimpinan
Kepemimpinan (Leadership)
Abad ke-21 menuntut perubahan kepemimpinan dan kemampuanaparatur
pemerintah mengelola informasi dan produktivitas pegawaiberbasis ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (ipteks). Hal ini merupakankonsekuensi logis dari tuntutan masyarakat
terhadap pemerintah yangcenderung meningkat baik secara kuantitas maupun
kualitasnya.Paradigma lama yang menempatkan masyarakat yang melayaniaparatur
pemerintah harus berubah secara mendasar dan tuntas.Pemimpin di lingkungan
pemerintahan sebagai pelaku utama dan panutanbawahan, dan masyarakat
harus melakukan perubahan-perubahan.Berdasarkan hal tersebut, pemikiran mengenai
paradigma barukepemimpinan publik pada hakikatnya beranjak dari pandangan
bahwapemimpin publik dapat memberikan jawaban secara bijak, efisien, danproduktif
atas berbagai permasalahan yang dihadapi.
1. Konsep Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukankeberhasilan dan
eberlangsungan organisasi, karena pemimpin berfungsisebagai pengendali dan penentu
arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Pentingnya
perananpemimpin dalam organisasi memberikan inspirasi bagi para
pakaradministrasi/manajemen untuk mengembangkan dan menemukan teori-teori
kepemimpinan.George R. Terry (1960: 495) mendefinisikan kepemimpinan sebagaiaktivitas
mempengaruhi orang-orang untuk berusaha mencapai tujuankelompok secara sukarela.
Burns (1978), Griffin (1987), R. Bennett (1994),Stuart Crainer (1998), Stephen P. Robbins
(2001), Phillip L Hunsaker(2001), dan Richard M. Hotgetts dan Fred Luthans (2003)
menyebutkanbahwa inti dari kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orangoranguntuk
ikut dalam pencapaian tujuan bersama. Dari pengertian-pengertianyang dikemukakan para
pakar atau ahli tersebut, dapat dinyatakan bahwapemimpin dalam pengertian luas adalah
seseorang yang memilikikemampuan untuk memprakarsai dan mempengaruhi tingkah
lakubawahan dengan cara mengatur, mengorganisasikan atau mengontrolusaha/upaya
orang lain melalui prestise dan kekuasaan atau posisi.Sedangkan secara sempit,
kepemimpinan dapat diartikan upayaseseorang dalam membimbing dengan bantuan
kualitas-kualitaspersuasinya dan adanya tingkat akseptansi (penerimaan) secara
sukareladari para pengikutnya.Ciulla dalam Bass (2008: 15) menggambarkan perkembangan
teorikepemimpinan dalam memberikan definisi sebagai berikut: Pada tahun1920,
kepemimpinan adalah kehendak pemimpin mendorong mereka yangdipimpin agar taat,
memiliki rasa hormat, setia, dan dapat bekerjasama Resume Kepemimpinan Dalam
OrganisasiServant Leadership dan Leadership.
2. Teori/Pendekatan Kepemimpinan
Seperti halnya definisi kepemimpinan, teori-teori kepemimpinan pundapat
ditemukan bermacam-
macam. Menurut Mark Walker’s dalam
Goethals dan Sorenson (2006: 55-57) dalam studi kepemimpinan telahberkembang berbagai
teori kepemimpinan, diantaranya: teori sifat (traitstheory), teori perilaku (behavior theory),
dan teori transformasional(transformational theory), dan teori transaksional (transactional
theory).
A. Teori Sifat;ini berusaha mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian yang dimiliki
olehpemimpin yang berhasil dan yang tidak berhasil. Terdapat sifat-sifattertentu
seperti kekuatan fisik, intelegensi, keterampilan, sikap, danlain-lain yang tidak semua
orang lain memilikinya, sehingga merekayang memiliki ini yang dapat
dipertimbangkan untuk menempatikedudukan kepemimpinan.Robbins (2001: 314-
315) mengemukakan ada sembilan sifat yangharus dimiliki pemimpin dan yang dapat
membedakannya dari yangbukan pemimpin, yaitu: memiliki ambisi dan kekuatan,
hasrat untuk memimpin, jujur dan integritas, kepercayaan diri, intelegensi, dan
pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Sementaramenurut Davis
(1972) (dalam Thoha, 1996: 251-252) merumuskanempat sifat umum yang
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu:
kecerdasan, kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan
berprestasi, dansikap-sikap hubungan kemanusiaan
B. Teori Prilaku;Setelah teori sifat tidak mampu memberikan jawaban yangmemuaskan,
perhatian para ahli mengarahkan studi mereka kepadaperilaku pemimpin. Studi ini
mengidentifikasi perilaku yang khas daripemimpin dalam kegiatannya
mempengaruhi bawahannya. Adaberbagai teori perilaku dari hasil studi
kepemimpinan ini, antara lain:
i. Studi Kepemimpinan Universitas Ohiomenggambarkan dua dimensi utama
dari perilaku pemimpin yangdikenal sebagai struktur inisiasi (initiating
structure) dankonsiderasi (consideration). Struktur inisiasi mengacu
padaperilaku pemimpin dalam menggambarkan hubungan antaradirinya
sendiri dengan anggota kelompok kerja dan dalam upayamembentuk pola
organisasi, saluran komunikasi, metode atauprosedur yang ditetapkan
dengan baik. Sedangkan konsiderasimengacu pada perilaku yang
menunjukkan persahabatan,kepercayaan timbal balik, rasa hormat, dan
kehangatan dalamhubungan antara pemimpin dengan anggota kelompok
kerja.
ii. Studi Kepemimpinan Michigan Pemimpin yang berorientasi pada pegawai
menekankan aspekhubungan pada pekerjaan mereka. Setiap pegawai
adalahpenting dan menaruh perhatian terhadap setiap orang,
denganmenerima individualitas dan kebutuhan pribadi mereka Sedangkan
pemimpin yang berorientasi pada produksimenekankan pada hasil dan
aspek-aspek teknis pekerjaan.Pegawai dipandang sebagai alat untuk
mencapai tujuanorganisasi
iii. Grid Manajemenpemimpin berhubungan dengan dua hal, yakni produksi di
satupihak dan orang-orang di pihak lain. Sebagaimana dikehendakioleh Blake
dan Mouton, manaerial grid ditekankan padabagaimana pemimpin
memikirkan mengenai produksi danhubungan kerja dengan manusianya.
Bukannya ditekankan padaberapa banyak produksi harus dihasilkan, dan
berapa banyak iaharus berhubungan dengan bawahannya
iv. Studi Kepemimpinan Likertmenurut Likert, teori kepemimpinan dua dimensi,
yaitu orientasitugas dan individu. Melalui penelitian yang bertahun-tahun
Likertberhasil merancang empat sistem kepemimpinan (Thoha, 1996:60),
yaitu: Sistem (1), pemimpin sangat otokratis; (2) pemimpinotokratis yang baik
hati; (3) manajer konsultatif, pemimpinmempunyai sedikit kepercayaan pada
bawahan; (4) pemimpinbergaya kelompok partisipatif (partisipative group).
C. Teori SituasionalMenurut Hersey et. al, 1996: 120-121), bahwa perilaku pemimpin
yangefektif bergantung pada situasi atau lingkungan khusus yangmencirikannya. Pemimpin
yang efektif mampu mengadaptasi gayaperilaku mereka terhadap kebutuhan pengikut dan
situasi.
D. . Teori Transformational
Teori kepemimpinan selanjutnya yang telah menyedot banyakperhatian adalah
kepemimpinan transformasional. Menurut Bass(2006: 3), kepemimpinan
transformasional merupakan kepemimpinanyang dapat merangsang dan
memberikan inspirasi kepada parapengikut dalam mencapai hasil yang luar biasa dan
dapatmengembangkan kepemimpinan mereka sendiri. Pemimpin
membantubawahan agar dapat tumbuh dan berkembang untuk menjadipemimpin
dengan memperhatikan kebutuhan dan
memberdayakanbawahan berdasarkan tujuan bawahan itu sendiri, pemimpin,kelom
pok, dan organisasi yang lebih besar.Kepemimpinan transformasional (Burns, 1978:
20, Bass, 2006: 4),sebagai kemampuan pemimpin mengubah lingkungan, motivasi,
pola,dan nilai-nilai kerja yang dipersepsikan bawahan sehingga merekalebih mampu
mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuanorganisasi. Ini berarti bahwa sebuah
proses transformasional terjadidalam hubungan kepemimpinan manakala pemimpin
membangunkesadaran bawahan tentang pentingnya nilai kerja, memperluas
danmeningkatkan kebutuhan yang melampaui minat pribadi sertamendorong
perubahan tersebut ke arah kepentingan bersamatermasuk kepentingan organisasi.
E. Teori TransaksionalBass (2006: 7-8)
mendefinisikan kepemimpinan transaksionalmerupakan kepemimpinan yang
menekankan transaksi antara pemimpindan bawahan. Pemimpin memotivasi dan
mempengaruhi bawahan dengancara mempertukarkan reward dengan kinerja
tertentu. Artinya, dalamsebuah transaksi bawahan dijanjikan untuk diberi reward,
bila bawahanmampu menyelesaikan tugasnya sesuai dengan kesepakatan. Oleh
karenaitu, kepemimpinan transaksional sebagai bentuk hubungan
yangmempertukarkan jabatan atau tugas tertentu, proses hubungan pertukaranyang
bernilai ekonomis tersebut untuk memenuhi kebutuhan fisiologis danpsikologis
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
5. Kesimpulan
Para pimpinan memiliki kepentingan untuk melakukan pembaharuan dalam praktik
penyelenggaraan negara dan menghadapi tantangan kedepan. Pertimbangan tersebut
memperkuat untuk bersegera membangunparadigma baru kepemimpinan pemerintahan
Indonesia.Kepemimpin pelayanan (servant leadership) dan kepemimpinan etik(ethik
leadership) merupakan katalis perubahan dalam mengupayakanorganisasi dan
mengarahkan bawahan melalui perubahan dalam mencapaiproduktivitas kerja, dengan
dukungan teknologi, pemahaman globalisasi,ekonomi, dan ekspektasi masyarakat