Daftar Isi....................................................................................................................................................1
BAB I.........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN....................................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................10
1
2.2.3. Karakteristik Purchase Intention..................................................................................13
2.6. Hipotesis..........................................................................................................................18
BAB III....................................................................................................................................................19
METODE PENELITIAN.......................................................................................................................19
2
3.7. Validitas dan Reliabilitas................................................................................................26
3.7.1. Validitas........................................................................................................................26
3.7.2. Reliabilitas....................................................................................................................28
BAB IV....................................................................................................................................................30
4.4 Pembahasan..........................................................................................................................43
BAB V......................................................................................................................................................48
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................48
5.2 Saran.....................................................................................................................................48
3
Daftar Pustaka.........................................................................................................................................49
LAMPIRAN............................................................................................................................................54
4
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini muncul fenomena sosial di mana pekerjaan tidak harus selalu
sebagai salah satu media untuk meraup keuntungan dengan melakukan endorse
suatu barang. Masyarakat yang sering melakukan endorse akan lebih dikenal
dengan artis. Artis-artis yang muncul sebagai selebriti instagram atau biasa
orang yang dibayar untuk memposting foto hasil endorse di Instagram (Kompas,
2014).
disebabkan oleh bagaimana bentuk post yang diupload oleh mereka. Terdapat
beberapa nama yang saat ini sedang booming seperti contohnya Elle Yamada dan
Jess Yamada. Kedua bersaudara ini terkenal karena sering diendorse oleh brand-
brand terkenal seperti contohnya Pantene dan Lux. Tak hanya di Indonesia saja,
5
tetapi nama Yamada bersaudara sudah popular hingga ke negeri Jepang karena
dihebohkan oleh selebgram baru bernama Karin Novilda atau lebih dikenal
dengan nama Awkarin yang usianya baru menginjak 19 tahun. Karin dikenal
karena cara memposting foto yang dianggap “berani” untuk anak remaja
seusianya. Karin juga sering memposting foto dengan pakaian minim serta cara
Awkarin pun meningkat drastis karena hal tersebut. Karena banyaknya pengikut
diiklankan karena para endorser dianggap atraktif dan mampu memiliki daya
Dalam paparan data diatas, dapat dilihat bahwa terdapat banyak faktor
yang dapat mempengaruhi purchase intention seseorang. Salah satu faktor yang
6
dapat mempengaruhi hal tersebut adalah endorser yang digunakan oleh produsen
sering melakukan endorse, tingkat popularitas suatu produk dan endorser sendiri
konsumen untuk membeli suatu produk. Begitu juga dengan pihak produsen,
kredibilitas seseorang endorser (Samat dkk, 2014). Oleh karena itu, kami ingin
suatu produk berdasarkan endorser yang digunakan dan secara tidak langsung
mendapatkan penilaian terkait produk tersebut (Erdem & Swait, 1998). Dalam
7
memberikan penilaian terhadap kredibilitas endorser, masyarakat biasanya
membeli suatu produk. Warshaw & Davis (1985) memberikan penjelasan bahwa
membeli barang dan atau jasa. Dodds et al. (1991) juga menjelaskan bahwa
8
1.6.2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
b. Bagi masyarakat
intention.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
intensi membeli barang yang diiklankan bahkan tanpa melihat harga (Mahajan,
1997). Dalam iklan, tak jarang berbagai perusahaan memakai selebriti endorser
untuk mengiklankan beberapa produknya (Tripp, jensen & Carlson, 1994). Tak
hanya pesan atau presentasi dari objek saja yang mempengaruhi intensi penonton
iklan untuk membelinya tetapi juga status dan hal-hal yang berhubungan dengan
1983).
Dewasa ini, iklan tak hanya dapat ditemukan di televisi atau majalah tetapi
juga melalui social media seperti contohnya Instagram. Instagram adalah sebuah
diyakini dapat membuat para followers atau orang-orang yang melihat post
dengan citra yang baik saja yang diminta untuk mengiklankan produk tetapi juga
10
2.2. Purchase Intention
ahli seperti Yoo et al. (2000) misalnya, purchase intention juga memiliki
juga memberikan definisi yang mirip dengan Yoo et al., yaitu rencana yang
dimiliki oleh seseorang untuk membeli barang dan atau jasa. Purchase
suatu barang dan atau jasa (Grewal, Monroe & Krishnan, 1998). Dodds et
seseorang tersebut untuk membeli suatu barang. Hal ini disebabkan bahwa
dapat dipengaruhi oleh apa yang konsumen pikirkan dan rasakan terhadap
11
Berdasarkan penjelasan mengenai definisi Purchase Intention
stimulus endorser.
seseorang:
a. Harga
intensi untuk membeli barang tersebut Jika harga barang tersebut melebihi
jika harga barang tersebut berada dibawah standar harga yang telah
akan berkurang.
12
b. Kompatibilitas
1991).
c. Pengaruh Sosial
al., 1991).
13
b. Mengumpulkan informasi tentang produk terkait melalui informasi
Tak hanya selebriti yang popouler karena sering muncul di televisi saja
tetapi juga selebriti yang populer di social media. Tetapi para selebriti yang
baik tetapi juga selebriti yang mempunyai reputasi buruk karena tidak
14
kesuksesan mereka di ranahnya sendiri (James, 2004). Dalam
kami memilih untuk memakai definisi kredibilitas milik seperti yang telah
endorser.
15
2.3.2.1. Karakteristik Kredibilitas Endorser
tersebut.
16
masyarakat terhadapnya. Seorang endorser tidak hanya dinilai
pada selebriti wanita dalam hal fashion dan begitu juga dengan
berprinsip
membeli suatu produk tidak lepas dari model yang melekat pada produk tersebut.
Terdapat perubahan yang signifikan pada pembelian terkait dengan model yang
berbeda-beda (Daneshvary & Scwer, 2000 dalam Ahmed, Farooq & Iqbal,
17
2014). Hal tersebut menunjukkan adanya sedikit banyak keterkaitan antara
kredibilitas dari endorser suatu produk memiliki pengaruh pada intensi membeli
2.6. Hipotesis
Purchase Intention
Purchase Intention
18
BAB III
METODE PENELITIAN
(Neuman, 2007) metode kuantitatif merupakan suatu metode yang terdiri dari
sebuah teknik yang paling kuat dalam mengungkap sebuah hubungan kausalitas
Merupakan desain eksperimen yang termasuk ke dalam True Experiment. Hal ini
19
X2 = Trustworthiness (Banyak Skandal ; Minim Skandal)
Y = Purchase Intention
endorser.
diukur dalam eksperimen ini adalah intensi dari inidvidu atau subjek itu
VARIABEL BEBAS /
VARIABEL TERIKAT /
INDEPENDEN
DEPENDEN
KREDIBILITAS
PURCHASE INTENTION
ENDORSER
20
3.4. Definisi Operasional
yang dilihat dari kredibilitas endorser tersebut. endorser yang satu dengan
dari kredibilitas endorser terdiri atas dua hal yaitu expertise dan
21
3.4.2. Definisi Purchase Intention
sejumlah orang atau subjek yang dianggap representatif dari populasi tersebut
sehingga nantinya hasil penelitian dapat digeneralisasi atau bisa disebut dengan
kesempatan yang sama bagi setiap unsur yang ada di dalam populasi untuk
menjadi sample. Simple random sampling sendiri yang merupakan salah satu
jenis dari probability dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni dengan undian,
Penelitian ini memakai cara pembuatan tabel dengan komputer di mana setiap
22
individu yang berada pada populasi tersebut masing-masing akan diberikan
nomor lalu dipilih secara acak. Digunakannya media komputer karena peneliti
percaya bahwa hal tersebut dapat memudahkan dari segi waktu maupun biaya.
populasi yang tepat sesuai dengan kriteria. Dari hasil survey yang kami dapatkan
seperti yang terlihat pada tabel 3.1, angkatan 2015 Fakultas Psikologi
23
3.6. Teknik Pengumpulan Data
kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini bersifat tertutup, yaitu
respon jawaban yang cepat dan juga memudahkan peneliti untuk mengkode
lainnya.
subjek
4. Jawaban yang diberikan relatif lengkap dan hanya sedikit respon yang tidak
relevan diterima.
24
Kuesioner yang kami gunakan untuk penelitian ini merupakan adaptasi
dari skala psikologis yang disusun oleh Dodds (1991) yang terdiri dari 5
aitem, yakni:
No Pernyataan SR R S T ST
barang tersebut
tersebut
tersebut
Keterangan:
SR : Sangat Rendah
R : Rendah
S : Sedang
T : Tinggi
ST : Sangat Tinggi
No Pernyataan STS TS N S SS
25
1 Apabila saya ingin membeli produk
Keterangan:
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
3.7.1. Validitas
tes terdapat tiga tipe berbeda, yakni validitas berdasarkan isi, validitas
26
berdasarkan kriteria, dan validitas berdasarkan konstruk (Suryabrata,
2005).
Validitas untuk alat ukur purchase intention yang disusun oleh Dodds
et al. (1991) dalam Lu (2014) ini sebesar 0,5 yang menunjukkan bahwa
validitas alat ukur ini tergolong cukup tinggi. Hasil validitas ini melihat
belum
ditranslasi
secara tepat.
b) Belum diberikan
rentang respon
dengan tepat.
27
3.7.2. Reliabilitas
yang diperoleh dari alat ukur yang sama. Derajat keajegan ini
meskipun melalui beberapa kali proses pengukuran dengan alat yang sama
(Suryabrata, 2005).
Dodds et al. (1991) dalam Lu (2014) ini sebesar 0,604 yang menunjukkan
bahwa Reliabilitas alat ukur ini tergolong tinggi. Reliabilitas diuji dengan
Conbrach Alpha.
al. (1991) dalam penelitian ini menunjukkan hasil sebesar 0,609 untuk
pre-test dan sebesar 0,649 untuk post-test. Kedua hasil reliabilitas tersebut
Pre-test
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.609 5
Post-test
Reliability Statistics
28
Cronbach's
Alpha N of Items
.649 5
29
BAB IV
yakni :
penelitian.
b) Peneliti membaca jurnal, buku, serta berita dari Indonesia maupun luar
Airlangga ”.
30
d) Peneliti mengajukan proposal yang berisi pendahuluan (latar belakang,
peneltian dengan simple random sampling dari populasi yang ada dan
f) Kemudian, peneliti mencari alat ukur yang dapat mengukur variabel pada
topik penelitian yakni skala terkait purchase intention milik Dodds lalu
mengadaptasinya.
pada ke 4 kelompok pada 15 Desember 2016 di ruang kelas 301, 302, 304,
31
4.2.1 Prosedur Pengambilan Data
yang berbeda.
sebagai berikut, :
32
3. Selanjutnya disajikan video berisi berita-berita terkait dengan
pengisian kuesioner.
intention yang merupakan skala yang sama seperti pre-test tetapi telah
Tabel 4.1
Trustworthi Trustworthi
(Memiliki (Memiliki
Expertise
(Melakuka (Awkarin)
33
n endorse 6-9 kali
Instagram)
Expertise
(Melakuka
dalam seminggu)
pengamatan pada data dengan memaparkan beberapa tabel variabel yang mampu
penjabaran dari statistik deskripsi secara detail. Statistik deskripsi terdiri dari
jumlah sample (N) (Trihendradi, 2005). Di bawah ini merupakan tabel Statistik
deskriptif, yakni :
sebesar 24. Rata-rata untuk hasil pre-test terlihat sebesar 18,38. Sedangkan
34
standard deviasi yang diperoleh sebesar 2,877. Untuk post-test diperoleh nilai
minimum dan maksimum senilai 9 dan 22 dari 60 subjek. Standard deviasi pada
skewness. Tanda negatif pada nilai skewness menunjukkan bahwa nilai data
tersebut cenderung ke arah nilai rendah atau ke kanan grafik. Sedangkan tanda
positif pada nilai skewness menunjukkan bahwa nilai data cenderung ke arah
nilai tinggi dan di sebelah kiri grafik (Howitt & Cramer, 2005). Nilai skewness
yang diperoleh untuk pre-test dan post-test adalah -0,280 dan -0,609. Nilai-nilai
tersebut menunjukkan tanda negatif maka didapat diketahui bahwa hasil nilai
kedua test cenderung berada di sebelah kanan grafik, yakni condong ke arah nilai
rendah.
data jika dibandingkan dengan nilai distribusi normal. Ketika data menunjukkan
0 maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal. Jika nilai kutorsis
menunjukkan nilai positif, maka kurva menanjak. Sedangkan tanda negatif pada
nilai kutorsis mengakibatkan kurva datar (Howitt & Cramer, 2005). Nilai pada
kolom kutorsis untuk pre-test dan post-test sebesar -0,465 dan -0,271. Kedua
nilai tersebut menunjukkan tanda negatif, yakni kurva datar yang dimunculkan.
35
4.3.2 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah distribusi data yang diperoleh
dinyatakan normal atau tidak. Menurut hasil uji normalitas yang telah dilakukan
kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa distribusi data tidak normal dan
apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data dikatakan terdistribusi secara
normal (Pallant, 2011). Seperti yang terlihat pada tabel di atas, data pre-test
Cases
ST
36
Descriptives
Std.
Statistic Error
Upper 19.13
Bound
Median 19.00
Variance 8.274
Minimum 11
Maximum 24
Range 13
Interquartile Range 4
Upper 17.59
Bound
37
5% Trimmed Mean 16.94
Median 17.00
Variance 8.480
Minimum 9
Maximum 22
Range 13
Interquartile Range 4
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
ST
38
4.3.3 Uji Homogenitas
memiliki varians yang sama. Uji ini dilakukan dengan menggunakan Levene
Test for Equality of Variance dengan bantuan program SPSS 22 for Windows.
Apabila nilai signifikansi yang ditunjukkan kurang dari 0,05 maka data berasal
dari populasi yang memiliki varian yang berbeda. Sedangkan jika nilai
signifikansi yang ditunjukkan lebih dari 0,05 maka berasal dari populasi yang
memiliki varian yang sama. Berdasarkan hasil uji homogenitas seperti yang
terlihat pada tabel di bawah ini, angka signifikansi berada pada 0.892 atau di atas
homogenitas.
gain
Levene
,206 3 56 ,892
komparasi terhadap kelompok sample lebih dari dua dan tes ini adalah tes
nonparametrik. Tes ini merupakan cara lain untuk melakukan uji komparasi
39
selain uji parametrik ANOVA. Kruskal-wallis test menggantikan uji ANOVA
jika uji asumsi normalitas tidak terpenuhi atau dikatakan persebaran data tidak
Istiadah, 2011).
Descriptive Statistics
Std.
Ranks
Chelsea 15 38,07
Olivia
Nikita 15 26,83
Mirzani
Maudy 15 36,40
Ayunda
Total 60
40
Test Statisticsa,b
Gain
Chi-Square 10,153
Df 3
Asymp. ,017
Sig.
b. Grouping Variable:
Kelas
0,017 dimana signifikansi tersebut kurang dari batas (0.05) atau 0.017 < 0.05
4.4 Pembahasan
41
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji score pre-test
Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang cukup signifikan pada tiap
kesimpulan peneliti adalah pada nilai Median yang ditunjukkan oleh hasil analisa
data. Pada hasil analisa data, nilai Median yang ditunjukkan pada score pre-test
memiliki nilai Me=19 sedangkan nilai Median yang ditunjukkan oleh score post-
test memiliki nilai Me=17. Hal ini menunjukkan bahwa nilai median kelompok
Data hasil uji komparatif non parametrik yang kami gunakan juga
Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) pada penelitian ini dapat diterima
sedangkan hipotesa nihil (Ho) pada penelitian ini ditolak. Ha pada penelitian ini
dapat diterima merujuk pada ketentuan: (1) Ho diterima apabila nilai probabilitas
(sig.) >0.05 dan (2) Ho ditolak apabila nilai probabilitas (sig.) <0.05. Sehingga
seseorang.
42
yaitu (1) melihat suatu produk berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki, (2)
yang selanjutnya peneliti ukur minat beli produk yang ditawarkan. Pada saat
post-test, peneliti menawarkan produk yang sama kepada subjek namun dengan
produk tersebut. Informasi tambahan yang peneliti berikan berupa (1) siapa
selebriti tersebut, (2) keahlian dalam melakukan endorsement (expertise), dan (3)
terkait dirinya baik skandal negatif maupun berita positif. Informasi tambahan
Trustworthiness Trustworthiness
Rendah Tinggi
43
Expertise
(Melakukan (Awkarin)
Instagram)
Expertise
(Melakukan
dalam
seminggu)
Dari hasil gain score tiap kelompok, dapat dilihat nilai rata-rata jawaban
subjek untuk Kel1 (Mean Rank=20.7) dan Kel3 (Mean Rank=26.83) memiliki
nilai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan Kel2 (Mean Rank=38.07) dan
Kel4 (Mean Rank=36.40). Hal ini dapat membuktikan bahwa expertise dan
44
Walaupun hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh endorser
credibility terhadap minat beli konsumen, hasil penelitian ini belum dapat
sample yang kami ambil masih dalam skala yang kecil yakni 60 orang.
Selain itu, kekurangan dari penelitian ini adalah subjek yang notabene
sehingga seringkali sesi eksperimen terlambat dari jadwal yang telah ditentukan.
45
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan dalam bab 4, terdapat pengaruh
antara kredibilitas endorser terhadap purchase intention dan menjawab hipotesa awal
(ha) yang dibuat oleh peneliti adalah benar. Walau hasil penelitian memberikan
pengaruh terhadap kedua variabel secara signifikan tetapi hasil penelitian ini belum
dapat digeneralisasikan pada skala yang lebih luas karena adanya beberapa
keterbatasan.
5.2 Saran
Peneliti menyadari masih adanya beberapa kekurangan dalam penelitian ini sehingga
terdapat saran bagi penelitian selanjutnya yang akan membahas topik atau memakai
variabel penelitian yang sama. Saran kami adalah agar sample yang dipakai di
penelitian masih dalam skala kecil sehingga peneliti menyarankan untuk menambah
jumlah sample agar dapat digeneralisasikan pada skala yang lebih besar.
46
Daftar Pustaka
Ahmed, N., Farooq, O., & Iqbal, J. (2014). Credibility of Celebrity Endorsement and
13.
Dodds, W. B., Monroe, K., & Grewal, D. 1991. “Effect of Price, Brand and Store
319.
Erdem, Tülin and Joffre Swait. (1998). Brand Equity as a Signaling Phenomenon.
Diversity of consumers in the Global Marketplace (p. 153). Hershey PA: IGI
Global.
47
Hidayat, T., & Istiadah, N. (2011). Panduan lengkap menguasai SPSS 19 untuk
Education Limited.
Kompas. (2014). Lapangan pekerjaan unik untuk masa kini. Diakses pada 27
pekerjaan-unik-untuk-perempuan-masa-kini_54f95550a33311b6078b4c06
48
Mahajan, K. (1997). Impact of Media on Lifestyle of Adolescents. IJBMR. Vol.13,
41-44.
Miller, C. (1994), "Celebrities hot despite scandals,". Marketing News. 28 (7): 1-2+
54.
Pallant, J. 2011. SPSS Survival manual: A step by step guide to data analysis using
Petty, Richard E., John T. Cacioppo, dan David Schumann. (1983). Central and
49
Samat, M.F., H. Hashim, dan R.N.R. Yusoff. (2014). Endorser Credibility and Its
934–939.
Spry, A., Pappu, R., & Cornwell, T. B. (2009). Celebrity endorsement, brand
doi:10.1108/03090561111119958
Umar, Hussein. (2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
TribunMedan. (2015). Punya wajah oriental elle dan jess dikenal sampai
http://medan.tribunnews.com/2015/01/03/punya-wajah-oriental-elle-dan-jess-
dikenal-sampai-negeri-sakura
50
TribunNews. (2016). Buzzer media beriklan masa kini. Diakses pada 27 September
2016. http://www.tribunnews.com/bisnis/2016/04/29/buzzer-media-beriklan-
masa-kini
http://bangka.tribunnews.com/2016/09/23/awkarin-raup-penghasilan-segini-
dalam-sebulan-karena-seronok-di-instagram?page=3
Trihendradi, C. (2005). Step by Step 13; Analisis Data Statistik. Yogyakarta: ANDI.
Tripp, C.; Jensen, T. D. and Carlson, L. (1994), “The effects of multiple product
Yoo, B., Donthu, N., Lee, S., 2000.An Examination of Selected Marketing Mix
51
LAMPIRAN
52
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
53
Tabel SPSS
- Deskripsi statistik
- Uji normalitas
54
Descriptives
Statistic Std. Error
PRETEST Mean 18.38 .371
95% Confidence Interval for Lower
17.64
Mean Bound
Upper
19.13
Bound
5% Trimmed Mean 18.43
Median 19.00
Variance 8.274
Std. Deviation 2.877
Minimum 11
Maximum 24
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -.280 .309
Kurtosis -.465 .608
POSTTES Mean 16.83 .376
95% Confidence Interval for Lower
T 16.08
Mean Bound
Upper
17.59
Bound
5% Trimmed Mean 16.94
Median 17.00
Variance 8.480
Std. Deviation 2.912
Minimum 9
Maximum 22
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -.609 .309
Kurtosis -.271 .608
55
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRETEST .114 60 .052 .973 60 .202
POSTTES
.139 60 .005 .950 60 .016
T
a. Lilliefors Significance Correction
- Uji Homogenitas
- Kruskal-Wallis Test
Ranks
Kelas N Mean Rank
gain Awkarin 15 20,70
Chelsea
15 38,07
Olivia
Nikita 15 26,83
Mirzani
56
Maudy
15 36,40
Ayunda
Total 60
Test Statisticsa,b
gain
Chi-Square 10,153
df 3
Asymp.
,017
Sig.
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Kelas
-
DOKUMENTASI
57
58
59
60