Disusun Oleh:
Raka Manggala 111411131097
Yudha Berlyandini 111411133025
Erwanda Endisatrya 111511133068
Anastasius Verdiansyah 111511133159
Amanda Galuh K 111511133160
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu hal mendasar bagi suatu bangsa untuk
menyiapkan masa depan dalam persaingan global dengan bangsa lain. Dunia
pendidikan dituntut memberikan respon lebih cermat terhadap perubahan-
perubahan yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan
diharapkan mampu membentuk sikap, pengetahuan, serta ketrampilan individu
menuju kesuksesan yang ingin dicapai (Tirtarahardja dan Sulo, 2005, dalam
Timomora Sandha., Sri Hartati., Nallul Fauziah., 2012). Pendidikan formal adalah
pendidikan yang sistematis dan berjenjang, dimulai dari sekolah dadar sampai
dengan perguruan tinggi atau yang setaraf (Coombs, 1973).
Berbeda dengan beban tugas kuliah dan pengaturan waktu, relasi menjadi
sesuatu yang relatif lebih mudah dilakukan dalam beradaptasi. Meskipun begitu,
perubahan-perubahan relasi pada mahasiswa juga dapat menjadi suatu
permasalahan ketika mahasiswa tidak cukup memiliki kemampuan dalam bergaul
dengan teman sebaya maupun dengan dosen.
Keadaan dimana beban tugas-tugas kuliah, pengaturan waktu dan juga relasi
pada mahasiswa fakultas psikologi yang beragam tentu berpengaruh pada tingkat
stres mahasiswa. Tingkat stres tersebut mempengaruhi regulasi emosi pada
masing-masing individu.
Contoh spesifik adalah kasus bunuh diri mahasiswa yang pernah diliput
dan diberitakan Detik News Jogja (Oktober, 2017). Mahasiswa tersebut
meninggal bunuh diri dan meninggalkan satu surat yang ditujukan untuk orangtua
dan teman-temannya. Berdasarkan pemeriksaan dan keterangan warga setempat,
mahasiswa tersebut meninggal bunuh diri karena stres.
Emosi merupakan faktor psikologis yang memengaruhi perilaku individu.
Menurut Tyson, Linnenbrink dan Hill (2009) emosi dapat muncul ketika
seseorang berada dalam lingkungan akademik seperti saat ujian, melakukan tugas
yang melampaui kemampuan, kegiatan belajar yang membosankan, mendapat
kritik atau umpan balik yang membuat seseorang merasa tidak nyaman.
Gross (1998) memaknai regulasi emosi sebagai strategi sadar maupun tidak
sadar untuk mempertahankan, memperkuat atau mengurangi satu atau lebih dari
aspek respon emosi. Individu yang memiliki regulasi emosi dapat
mempertahankan atau meningkatkan dan mengurangi emosi yang dirasakan, baik
positif maupun negatif. Regulasi emosi individu dipengaruhi oleh banyak faktor,
meliputi faktor lingkungan, faktor pengalaman, faktor traumatik, faktor pola asuh
orangtua, faktor usia, faktor jenis kelamin, faktor perubahan jasmani dan
perubahan pandangan luar.
1.3.3 Mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi mahasiswa sebagai
orang yang belajar diperguruan tinggi. Hartaji (2012) dalam Murmaini (2014)
mendefinisikan mahasiswa sebagai seseorang yang sedang dalam proses
menimba ilmu atau belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada
salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institute, dan universitas. Mahasiswa termasuk dalam kategori
remaja akhir (18-21 tahun), tapi sebagian masuk dalam kategori dewasa awal
(22-28 tahun) (Monks, 2001 h.262 dalam Patriana, 2007).
METODE PENELITIAN
berpikir deduktif, yaitu berawal dari konsep setelah itu diukur secara empiris dengan
tepat dan akurat serta menggunakan proses analisa statistik, angka, tabel, diagram dan
juga penggunaan prosedur yang terstandar (Neuman, 2006 dalam Istina, 2013).
memodifikasi suatu hal pada sebuah situasi, dan membandingkan hasilnya dengan
eksperimen adalah desain penelitian yang tinggi tingkat valid nya serta dapat
diandalkan keilmiahannya (Borg dan Gall, 1983 dalam Jaedun, 2011). Desain
pengganggu diluar yang dieksperimenkan. Quasi yang digunakan adalah The Pretest-
Posttest Control Group Comparison. Desain ini dipilih karena peneliti ingin melihat
apakah relaksasi autogenik dapat mempengaruhi regulasi emosi. Jika satu kelompok
subjek diberikan relaksasi autogenik dan satu kelompok lagi tidak diberikan relaksasi
Kelompok 1 O1 X1 O2
Kelompok 2 O1 X2 O2
Keterangan :
O1 : pre-test
O2 : Post-test
Variabel adalah sifat atau konstruk yang akan dipelajari (Lusiana, 2015).
Menentukan variabel utama adalah langkah pertama dari seorang peneliti dalam
merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain dan sifatnya berdiri sendiri
(Kurniawan, 2009). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah relaksasi autogenik.
2. Variabel terikat (Y) atau biasa disebut variabel dependen adalah variabel
efek atau hasil yangg disebabkan oleh variabel bebas dalam hipotesa kausal
(Neuman, 2013). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah regulasi emosi.
(X) (Y)
Makna dari kata autogenik adalah pengaturan sendiri sedangkan definisi dari
relaksasi autogenik adalah suatu teknik terapi relaksasi yang bersumber dari diri
sendiri dengan menggunakan kata-kata dan/atau kalimat serta pikiran positif dan
tidak bergantung pada terapis untuk menjadikan pikiran menjadi tentram dan damai.
Menurut Stetter (2002) relaksasi autogenik adalah teknik relaksasi dengan berdasar
pada konsentrasi pasif dan menggunakan persepsi tubuh seperti tangan terasa ringan
kelompok yaitu kelompok yang melakukan relaksasi autogenik dan kelompok yang
tidak melakukan relaksasi autogenik. Tujuan dari desain penelitian ini adalah untuk
2016) mengacu pada kognitif kesadaran yang digunakan untuk penanganan yang
bertujuan untuk membangkitkan informasi yang ada. Dari aspek kognisinya, regulasi
emosinya agar tidak melampaui batas (Garnefski, Kraaji, & Spinhoven, 2001).
Langkah pengukuran dalam penelitian kuantitatif ini, regulasi emosi diukur dengan
jumlah skor yang dihasilkan dari subjek atas semua respon dari pernyataan dalam
a. Self Blaming
Menyalahkan diri sendiri atas segala kesalahan, musibah, dan segala hal yang
buruk.
b. Blaming Others
Menyalahkan orang lain atas segala kesalahan, musibah, dan segala hal yang buruk.
c. Acceptance
Menerima segala sesuatu yang menimpa suatu individu tanpa ada niatan untuk
e. Positive Refocusing
menimpanya.
g. Positive reappraisal
Pikiran untuk memberikan perspektif positif dari segala hal negatif yang
berdampak besar.
i. Catastrophizing
menimpanya.
Pengukuran skor pada penelitian ini adalah menggunakan skala regulasi emosi
berupa tinggi, sedang dan rendah. Semakin tinggi skor yang muncul maka semakin
baik seorang individu dalam meregulasi emosinya dan semakin rendah skor yang
Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2002). Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah sekelompok subjek yang memiliki
kriteria tertentu dan jelas yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini sendiri populasi yang digunakan yaitu mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Laki-laki atau perempuan
2. Merupakan mahasiswa yang masih menempuh pendidikan S1 fakultas
Psikologi Universitas Airlangga
Alasan penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
yaitu karena memudahkan izin bagi peneliti untuk mengambil data eksperimen ini.
Mahasiswa psikologi Universitas Airlangga pun cenderung memiliki permasalahan
yang sama dikarenakan beban kuliah dan aktivitas yang ditanggung kurang lebih
sama satu sama lain.
Sampel adalah sehimpunan kecil kasus yang dipilih peneliti dari himpunan
besar dan akan menggeneralisasi pada populasi (Neuman, 2013). Hal ini berarti
sampel adalah sebagian kecil dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya
kurang dari populasi (Hadi, 2000). Teknik sample yang digunakan dalam penelitian
ini adalah probability sampling yang digunakan dengan menentukan subjek secara
spesifik sesuai dengan kriteria yang ditentukan dalam penelitian. Adapun metode
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
Dimana setiap anggota populasi tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau
terambil. Dikarenakan jumlah populasi mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga
cukup banyak, maka peneliti memutuskan untuk melakuksn penelitian terhadap 30
mahasiswa sebagai sample penelitian ini.
Tabel 3.1
Nilai Pertanyaan Skala Regulasi Emosi
Nilai Keterangan
4 SS
3 S
2 TS
1 STS
Alat ukur CERQ terdiri dari 9 indikator dan pada tiap sub-skala terdapat 4
aitem. Masing-masing aitem yang muncul pada tiap sub-skala untuk mengukur pola
pikir anak yang berusia remaja setelah mengalami peristiwa yang penuh tekanan dan
menimbulkan stress dalam kehidupan mereka (Garnefski & Kraaij, 2007).
Tabel 3.2
2 Acceptance 2,11,18,27 4
4 Positive 4,13,20,29 4
Refocusing
5 Refocus on 5,14,21,30 4
Planning
8 Catastrophizing 8,17,24,33 4
TOTAL AITEM 36
Untuk merealisasikan alat ukur ini agar dapat digunakan dengan bahasa
Indonesia, maka penulis megupayakan beberapa hal yaitu:
BAB IV
24%
Laki-laki
Perempuan
76%
Berdasarkan diagram 4.1 diketahui bahwa subjek yang paling banyak dalam
keterlibatan penelitian ini berjenis kelamin perempuan, yaitu berjumlah 27 orang
subjek dengan presentase 76%. Sedangkan subjek berjenis kelamin laki-laki 12 orang
dengan presentasi 24%.
Diagram 4.2
Data Subjek Berdasarkan Usia
30
25
20
15
10
0
17 th 18 th 19 th 20 th 21 th
Diagram 4.2 menunjukkan usia subjek dalam penelitian ini, yaitu dengan rentang
usia 17-21 tahun. dalam penelitian ini, usia subjek yang paling banyak adalah 18
tahun dengan jumlah 27 subjek. Sedangkan subjek berusia 17 tahun dengan jumlah 6
orang, 19 tahun 8 orang, 20 tahun 4 orang, dan 21 tahun sebanyak 4 orang.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
normalitas dapat menentukan jenis kurva yang dibentuk dari data, jika kurva
memenuhi uji normal maka bentuk kurva menyerupai lonceng dan memiliki nilai
ekstrim yang rendah pada sisi sebelah kanan dan kiri. Sedangkan pada nilai tengah
berbentuk menjulang tingi (Pallant, 2007). Uji normalitas adalah suatu prasyarat
yang wajib dilakukan sebelum melakukan analisis data dengan menggunkanan one
Pada tabel test of normality diatas, kolom sig. pada pretest didapat senilai
0,544 yang mana 0,544>sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest adalah
normal sedangkan untuk post test pada kolom sig. didapat nilai sebesar 0,844 dimana
0,844>0,05 maka dapat disimpulkan data pada post test adalah normal.
,101 1 46 ,752
,246 1 46 ,622
Pada tabel test of homogeneity of variances pre test diatas menginformasikan bahwa
nilai pada kolom sig. Adalah 0,752 yang mana 0,752>0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data pre test adalah homogen. Sedangkan pada tabel test of
homogeneity of variances post test diatas menginformasikan bahwa nilai pada kolom
sig. Adalah 0,622 yang mana 0,622>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pre
test adalah homogen.
4.3.3 Hasil analisis data
Paired Differences
Sig. (2
95% Confidence Interval of t df
Std. Error tailed)
Mean Std. Deviation the Difference
Mean
Lower Upper
pretestKE -
Pair 1 5,875 9,057 1,849 2,051 9,699 3,178 23 ,004
postestKE
pretestKK -
Pair 2 -4,458 8,193 1,672 -7,918 -,999 -2,666 23 ,014
postestKK
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan teknik Paired
Sampel T-Test karena peneliti ingin mengetahui apakah relaksasi autogenik dapat
Airlangga, dimana paired Sampel T-Test ini dapat digunakan untuk membandingkan
dua kelompok sampel yang berbeda. Dasar pengambilan keputusan pada Uji paired
b. Jika taraf signifikam > 0.05 maka Ho diterima (tidak ada pengaruh)
Berdasarkan tabel Uji paired Sample T-Test diatas dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen (KE) dan kelompok kontrol (KK). Pada
kelompok eksperimen diketahui bahwa taraf signifikannya adalah 0.004. Hal ini
menunjukkan taraf signifikannya lebih kecil dari 0.05. Berdasarkan taraf signifikan
Airlangga didapat nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,014 yang mana juga lebih kecil dari
4.4 Pembahasan
Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas menggunakan kolmogrov-Smirnov, dan dalam
penelitian ini skor hasil tes pada kelompok relaksasi autogenik menunjukkan nilai Sig
0,544 sedangkan kelompok yang diberikan video motivasi memiliki nilai Sig 0,844.
Sehingga masing-masing nilai Sig baik pre-test atau post-test <0,05 maka dapat
disimpulkan data masing-masing adalah normal.
Dengan mencari tahu akan rentang perbedaan hasil dari tes, peneliti ingin
paired Sample T-Test pada kelompok eksperimen (KE) dan kelompok control (KK).
Pada kelompok eksperimen diketahui bahwa taraf signifikannya adalah 0.004. Hal ini
menunjukkan taraf signifikannya lebih kecil dari 0.05. Berdasarkan taraf signifikan
sebesar 0,014 yang mana juga lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
BAB V
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Dibawah ini adalah saran yang ditunjukan pada peneliti selanjutnya yang akan
meneliti topik yang sama :
a. Apabila penelitian melakukan eskperimen dengan topik ini disarankan untuk
mencari subjek sebanyak-banyaknya, agar mendapatkan subjek yang lebih
bervariasi
b. Mengatur kondisi ruangan eksperimen ketika menggunakan topik ini, karena
kondusif tidaknya ruangan dapat memengaruhi proses pengerjaan soal post
test.
c. Disarankan menggunakan ruangan yang berbeda untuk eksperimen dengan 2
kelompok berbeda dan treatment yang berbeda pula.
d. Menentukan spesifikasi modul yang akan digunakan. Serta membuat kedua
modul dengan isi yang sama, yang nantinya tidak menimbulkan interpretasi
yang berbeda-beda pada pembaca.
e. Mengelompokkan subjek berdasarkan kategori yang lebih sederhana, karena
tingkat regulasi emosi seseorang dipengaruhi juga oleh tingkat usia dan status
mahasiswa tersebut (contoh: mahasiswa tingkat akhir).
Lampiran
Descriptive Statistics
Std.
Ran Mini Maxi Deviatio Varia
N ge mum mum Sum Mean n nce Skewness Kurtosis
Stati Stati Statis Statis Stati Stati Std. Stati Stati Std. Stati Std.
stic stic tic tic stic stic Error Statistic stic stic Error stic Error
Uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lampiran
Hasil analisis
Paired Samples Test
Paired Differences
Pair 1 pretestKE -
5,875 9,057 1,849 2,051 9,699 3,178 23 ,004
postestKE
Pair 2 pretestKK -
-4,458 8,193 1,672 -7,918 -,999 -2,666 23 ,014
postestKK
DAFTAR PUSTAKA