Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

INTEGUMEN KARENA INFEKSI VIRUS : HERPES

DISUSUN OLEH :

 BERTHA YOHANES.R (19004)


 FERSYA PALINGGI (19008)
 HASRIANA (19010)
 MELIANA MANGALIK (19017)
 SAMSINTA KALA’TIKU (19021)

YAYASAN KASIH BUNDA KALALEMBANG


PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN LAKIPADADA
TANA TORAJA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA Atas Segala
berkat dan penyertaannya sehingga kami boleh menyelesaikan tugas maklah ini
dengan baik.
Makalah ini membahas tentang Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Integument Karena Infeksi Virus : Herpes.
Kami berterima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
boleh membawa wawasan dari materi yang kami diskusikan bersama.
Kami juga berterima kasih kepada pihak yang telah membatu kamin baik secara
langsung maupun secara tidak langsung lewat materi maupun lewat saran dan
krtitikan.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan baik
dari segi penyusunan kata maupun yang kami materi yang kami paparkan.
Semoga makalah ini boleh menjadi sumber pengetahuan bagi para pembaca segingga
boleh bermanfaat bagi para pembaca.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................
C. Tujuan..........................................................................................

BAB II Pembahasan

A. Defenisi........................................................................................3
B. Etiologi ........................................................................................3
C. Manifestasi klinis.........................................................................4
D. Masalah yang sering muncul........................................................5
E. Discharge planning.......................................................................6
F. Patofisiologi.................................................................................6
G. Komplikasi...................................................................................7
H. Asuhan keperawatan ...................................................................8

BAB III Penutup

A. Kesimpulan.................................................................................14
B. Saran...........................................................................................14

Daftar Pustaka................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Herpers simpleks khas ditandai dengan erupsi berupa vesikel yang
menggerombol,diatas dasar kulit yang kemerahan.timbulnya mendadak dan
bersifat self limited.lesinya dapat soliter atau multiple dan paling sering timbul
pada atau dekat daerah perbatasan muko-kutan.sebelum timbul,biasanya erupsi
didahului oleh rasa gatal atau seperti terbakar yang terlikalisasi dan kemerahan
pada daerah kulit.
Lesi yang disebebkan oleh HSV 1 biasanya ditemukan pada bibir,rongga
mulut,tenggorokan ,dan jari tangan.
Lokalisasi penyakit disebabkan oleh HSV II umunya adalah di bawah pusar,
terutama disekitar alat genetalia.pada pria sering diju,pai dipangkal/batang/kepala
penis,prepusium,sekitar dubur, bokong, paha bagian atas. Pada wanita di bibir
kemaluan (labia), vagina, serviks uteri, sekitar dubur, bokong, dan paha bagian
atas.
Adanya dua bentuk manifestasi klinis penyakit ini, berdasarkan pernah
tidaknya penderita berkontak dengan virus ini sebelumnya. Bila penderita belum
pernah berkontak dan tidak mempunyai imunitas, akan terjadi infeksi primer,yang
khas di tandai dengan rasa sakit serta vesikel-vesikel serta erosi pada kulit dan
selaputlendir yang terken. Infeksi primer ini dapat berlangsung selama 2 sampai 6
minggu, himgga terjadi penyembuhan spontan.
Bila pendrita sebelumnya telah pernah berkontak dengan virus ini sebagai
infeksi primer, kambuhan ini biasanya lebih kecil dan sedikit langsung lebih
pendek sampai ( 5 sampai 7 hari)
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kekembuhan diantara lainnya
adalah keletihan fisik, stresspsikis,minuman alkoho, makana, yang merangsang
(pedas,daging kambing)menstruasi atau trauma waktu koitus.
Penderira yang mengabaikan penyakit dapat mengalami infeksi skunder
oleh kuman kuman lainnya. Sehingga gambaran klinisnya berubah menjadi luka
yang kotor, berbau dan sertai pembesaran getah beningregional.infeksi sekunder
dapat pula di sertai oleh gejala sistemik, seperti demam, sakit kepala beban lemas,
dan muntah muntah.

1
Beberapa macam manifestasi klinis infeksi virus herpes simpleks :
1. Inokulasi kompleks primer
(primary Inoculation complekx).infeksi primer herpes simpleks pada penderita
usia muda yang baru pertama kali terinfeksi virus ini dapat menyebabkan reaksi
local dan sistemik yang hebat.manifestasinya dapat berupa herpes labialis.dalam
waktu 24 jam saja,penderita sudah mengalami panas tinggi (39-40oC),disusul oleh
pembesaran kelenjar limfe submentalis,pembekakan bibir,dan lekositosis di atas
12.000/mm3,yang 75-80%nya berupa sel polimorfo muklea.terakhir bentuk ini
diikuti rasa sakit pada tenggorokan,insidens ter tinggi terjadi pada usia anatar 1-5
tahun.waktunya inkubasinya 3-10 hari.kelainan akan sembuh spontan setelah 2-6
minggu.
2. Herpes ginggivostomatitis
Kebanyakan bentuk ini terjadi pada anak-anak dan orang dewasa
muda.manifestasi klinik berupa panas tinggi,limfadeno pati regional dan
malaise.lesi berupa vesikel yang memecah dan terlihat sebagai bercak putih atau
uklus.kelainan ini dapat meluas ke mukosa bukal,lidah,dan tonsil,sehingga
mengakibatkan rasa sakit,bau nafas yang busuk dan penurunan nafsu makan.pada
anak-anak dapat terjadi dehidrasi dan asidosis.kelainan ini berlangsung antara 2-4
minggu.
3. Infeksi herpes simpleks diseminata.
Bentuk herpes ini terjadi pada anak-anak usia 6 bulan samapi 3 tahun ,di
mulai dengan herpes gingivostomatitis berat,jenis ini dpat mengalami paru-paru
dan menimbulkan viremia masif,yang berakibat gastroenteritis disfungsi ginjal
dan kelenjar adrenal,serta ensefalitis,kematian banyak terjadi pada stadium
viremia yang berat.
4. Herpes genitalis (progenitalis)
Infeksi terjadi setelah melalui masa tunas 3-5 hari.penularan dapat
melaluhubungan seksual secara genito genital,orogenital,maupun
anogenital.erupsinya juga berupa vesikel tunggal atau
menggerombol,bilateral,pada dasar kulit yang eritematus,kemudian
berkonfluensi,memecah,membentuk erosi atau ulkus yang dangkal disertai rasa
nyeri.31% penderita mengalami gejala konstitusi berupa
demam,malaise,miaglgia,dan sakit kepala ; dan 50% mengalami limfadenopati
inguinal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Herpes simpleks adalah penyakit kulit/selaput lendir yang di sebabkan oleh
virus herpes simpleks. Virus di tularkan melalui udara (aerogen) dan sebagian
kecil melalui kontak kulit langsung (termasuk disini melalui badan niap
atau/koitus ). Virus herpes simpleks atau (HVS) adalah suatu penyakit virus
menular dengan avinitas pada kulit, selaput lendir, dan sistem saraf ( Syiliva
A.price). terdapat dua tipe virus herpes simpleks yang di ketahui menyebabkan
infeksi pada kulit dan lapisan mukosa adalah virus herpes simpleks tipe-1 yang
masuk melalui oral dan virus herpes simpleks tipe-2 yang masuk melalui genital.
Virus herpes pada manusia meliputi :
1. Virus herpes hominis ( virus herpes simpleks )
2. Virus sitomegalo ( cytomegalovirus) menyebabkan hepatitis,
pneumonia dan infeksi congenital yang serius
3. Virus varicella zozter menyebabkan chiken pox (varicella )
dan herpes zozter
4. Epstein-Barr dikenal menyebabkan monocleosis infeksiosa,
tetapi virus ini juga terlibat pada kanker tertentu pada manusia.

Virus ini menyebabkan infeksi yang aktif, dapat juga menetap hidup dalam sel
pemaju, menghasilkan infeksi laten yang pada suatu saat mengalami reaktivitas.
(Sumarno,2002 ).

B. ETIOLOGI
Herpes virus hominis, yang berdiameter 100 nm. Flowerd dan Cushing adalah
yang pertama kali mengemukakan bahwa ada hubungan antara herpes virus
hominis dengan sistem saraf.
Berdasarkan struktur antigeniknya dikenal 2 tipe virus herpes simpleks:
 Virus herpes simpleks tipe I (HVS 1).
Penyakit kulit /selaput lendir yang din timbulkan biasanya
dsebut herpes simpleks saja, atau dengan nama lain herpes, atau
dengan nama lain herpes labialis, herpes febrilis. Biasanya
penderita terinfeksi virus pada usia kanak-kanak melalui udara dan
sebagian kecil melalui kontak langsung. Lesi umumnya djumpai
3
pada tubuh bagian atas, termasuk mata dan rongga mulut; selain
itu, dapat juga djumpai di daerah genitalia, yang penularanya lewat
koitus orogenital ( oral seks )
 Virus herpes simpleks tipen II (HSV II,”Virus of love”). Penyakit
ditularkan melalui hubungan seksual tetapi dapat juga tanpa koitus,
misalnya dapat terjadi pada dokter/dokter gigi dan tenaga medic.
Lokolikasi lesi umumnya adalah bagian tubuh di bawah tali pusar,
terutama daerahgenitalia lesi ekstra-genital dapat pula terjadi akibat
seksual orogenital.

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Infeksi primer
- Tipe I : di daerah pinggang keatas, terutama daerah mulut dan hidung
- Tipe II : di daerah pinggang kebawah terutama di daerah genital
- Infeksi primer berlangsung 3 minggu
- Menular melalui kontak kulit
- Demam, malaise, anoreksia
- Pembengkakan kelenjar getah bening regional
2. Fase laten
Fase ini tidak ditemukan gejala klins, tetapi VHS dapatb di temukan
dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis
3. Infeksi rekurens
- Trauma fisik (Demam, infeksi, kurang tidur,berhubungan seksual.
- Trauma psikis ( gangguan emosional, menstruasi)
- Berlangsung 7-10
- Rasa panas, gatal dan nyeri
- Dapat timbul pada tempat yang sama (Djuanda Adhi,2010)
4. Pemeriksaan penunjang
Virus herpes dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiak,jika tidak
ada lesi dapat diperiksa antibody VHS.pada percobaan tzanck dengan
pewarnaan giemsa dari bahan vesikel dapat ditemukan sel detia berinti
banyak dan badan inklusi intranuklear.

4
5. Penatalaksanaan
Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topika berupa salep/krim yang
mengandung preparat idoksuridin (stoxil,viruguent,virunguent-p) atau
preparat asiklovir (zovirax).pengobatan oral preparat asiklovir dengan dosis
5x200mg per hari selama 5 hari mempersingkat kelangsungan penyakit dan
memperpanjang masa rekuren.pembeerian peranteral asikolovir atau
preparat adenine arabinosid (vitarabin) dengan tujuan penyakit yang lebih
berat atau terjadi komplikasi pada organ dalam.
Untuk terapi sistemik digunakan asiklovir ,valasiklovir,atau
famsiklovir.jika pasien mengalami rekruen 6 kali dalam
sehatahun,pertimbangan untuk menggunkan aksiklovir 400mg atau
valasiklovir 1000mg,oral setiap hari selama satu tahun.untuk obat oles
digunakan lotion zinc oxide atau calamine.pada wanita hamil diberi HSV
sedangkan pada bayi yang terinfeksi HSV disuntikkan aksiklovir intravena.
D. MASALAH YANG LAZIM MUNCUL
1. Hiperteremia
2. Nyeri akut b.d inflamasi jaringan
3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan,skunder akibat penyakit
herpres simpleks
4. Resiko mata kering
5. Kerusukan entregitas kulit
6. Resiko infeksi b.d pemajanan melalui kontak (kontak langsung,tidak
langsung,kontak droplet)
7. Ansietas
E. DISCHARGE PLANNING
1. Dialami pola hidup yang bersih dan higienis
2. Jaga agar lesi tetap lembab,tidak kering
3. Berikan kompreks es atau hangat pada lepuhan-lepuhan yang timbul untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Hindrari penularan melalui ciuman,penggunan handuk atau pisau cukur
bersama
5. Hindari memencet atau memecahkan lepuhan karena dapat menyebabkan
infeksi sekunder

5
6. Jangan menggosok atau menyentuh mata sehabis menyentuhan lepuhan karena
dapat menyebabkan penyebaran virus korkoerna yang mengakibatkan
kebutaan
7. Cucilah tangan setiap kali sesudah menyentuh herpes

6
F. PATOFISIOLOGI

Kontak langsung kedalam


Herpeks Simplek Virus v(HSV) membrane mukosa

HVS-2 (penularan secara


HVS-1 (kontak dengan air liur)
seksual)

Infeksi primer (2-20 hari)

Lesi berbentuk macula/papula

HIPERTERMI pustula Rasa gatal dan terbakar

Demam Pecah menjadi ulkus Kerusakan integritas kulit

Respon sistemik tubuh Genital Mata terinfeksi (konjungivitis)

9
Nyeri

Opatitis kecil pada kornea


Wanita (vulva, klitoris, membentuk gambaran dendrit
Pria: glans penis, batang
penis, dll seviks dan anus)

Ulserasi
Gangguan pada pola seks

Ansietas Jaringan parut dan kebutaan


yang nyata

Struktur kulit berubah Resiko mata kering


Wanita Hamil
ulkus mole

Jalan lahir bayi


7 citra tubuh
Gangguan

Resiko infeksi
G. KOMPLIKASI
1. Dapat terjadi infekssi bakteri sekunder pada vesikel.
2. Herpeks simoplek dapat menginfeksi mata, menyebabkan kebutaan .
herpes simplek 2 dapat menyebabkan kerusakana susunan saraf pusat janin
sehingga terjadi kebutaan dan retardasi mental.
3. Infeksi pada neonatus dapat terjadi melalui infeksi asendens dari serviks
atau vagina selama kehamilan atau sewaktu bayi melewati jalan lahir yang
terinfeksi.

8
H. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
 Biodata ; Dapat terjadi pada semua orang di semua umur sering
terjadi pada remaja dan dewasa muda. Jenis kelamin : dapat
terjadi pada pria dan wanita.
Pekerjaan ; beresiko tinggi pada penjaja seks,komersiel.
 Keluhan utama ; gejala yang sering menyebabkan penderita
datang ketempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang
timbul.
 Riwayat penyakit sekarang ; kembangkan pola porst pada setiap
keluhan klien.pada berapa kasus,timbul lesi /fesikal berkelompok
pada penderita yang mengalami demam atau penyakit yang
disertai peningkatan suhu tubuh atau pada penderita yang
mengalami teroma fisik maupun pisikis.penderita merasa nyeri
yang hebat,terutama pada area kulit yang mengalami peradangan
berat dan vesikulasi yang luas.
 Riwayat penyakit dahulu ; sering diderita kembali oleh klien yang
pernah mengalami penyakit herpres simpleks atau memiliki
riwayar penyakit seperti ini.
 Riwayat penyakit keluarga ; ada anggota keluarga tau teman dekat
yang terinfeksi penyakit virus ini
 Kebutuhan fisikososial ; klien dengan penyakit kulit,terutama
yang lesi berada pada bagian muka atau yang dapat dilihat
meliputi perubahan citra tubuh,ideal diri,harga diri,penampilan
peran,atau identitas diri.reaksi yang mungkin timbul adalah :
1. Menolak untuk menyentug atau melihat salah satu bagian
tubuh
2. Menarik diri dari kontak sosial
3. Kemampuan untuk mengurus diri berkurang.
 Kebiasaan sehari-hari ; dengan adanya nyeri,kebiasaan sehari-
hari klien,juga dapat mengalami gangguan,terutama untuk
istirahat/tidur dan akitifitas.terjadi gangguan buang air besar
dan mambuang air kecil pada penderita herpres simpleks
genetalis.penyakit ini sering diderita oleh klien yang
9
mempunyai kebiasaan menggunakan alat-alat pribadi secara
sama-sama (handuk,pakaian dalam,dan pakaian renang milik
orang lain) atau klien yang mempunyai kebiasaan melakukan
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
 Pemeriksaan fisik ; keadaan umum klien bergantung pada
luas,likasi timbulnya lesi,dan daya tubuh klien.pada kondisi
awal /saat proses pradangan,dapat terjadi peningkatan suhu
tubuh atau demam dan perubahan tanda-tanda fital yang
lain.pada pengkajian kulit,ditentukan adanya fesikal-fesikal
berkelompok yang nyeri,edema sekitar lesi,dan dapat pula
timbul ulkus pada infeksi sekunder perhatikan mukosa
mulut,hidung,dan penglihatan klien pada pemeriksaan genetalia
pria,dan daerah yang perlu diperhatikan adalah bagian glans
penis,batang penis uretra,dan daerah anus.sedangkan pada
wanita,daerah yang perlu diperhatikan adalah labiamayor dan
minor,klitoris,intratus vaginal.dan serfiks.jika timbul lesi,catat
jenis,bentuk,ukuran/luas,warna,dan keadaan lesi.palpasi
kelenjar limfe regional,periksa adanya pembesaran ; pada
beberapa kasus dapat terjadi pemebesaran kelenjar limfe
regional.
 Pemeriksaan laboratorium ; ditentukan hasil uji Tzank positif.
b. Diagnosa dan intervensi
Nyerin akut yang berhubungan dan inflamasi jaringan dan gangguan
citra tubuh/gambar diri yang berhubungan dengan perubahan penampilan
sekunder akibat herpres simpleks resiko penularan infeksi yang
berhubungan dengan pemanjanan melalui kontak,(langsung,tidak langsung
kontak droplet)
 Nyeri akut yang berhubungan dengan inlasi jaringan
Nyeri akut adalah keadaan etika indifidu dan mengeluhkan
adanya ketidak nyamanan berat atau sensorik pak-nyaman,yang
berlangsung selama 1 detik sampai kurang dari 6 bulan.
Hasil yang diharapkan ;
1. Klien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang.

10
2. Menunjukkan mekanisme koping pesifiks untuk nyeri dan metode
untuk mengontrol nyeri secara benar
3. Klien menyampaikan bahwa orang lain menfalidasi adanya nyeri.

Rencana keperawatan ;

1. Kaji kembali faktor yang menurunkan toleransi nyeri


2. Kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan pengalaman nyeri
3. Sampaikan pada klie penerimaan perawat tentang responya terhadap
; akui adanya nyeri,dengarkan saat mengungkapkan
nyerinya,sampaikan bahwa mengkaji nyerinya bertujuan untuk
lebih memahaminya.
4. Kaji adanya kesalahan konsep pada keluarga tentang atau
tindakannya
5. Dari informasi atau penjelasan pada klien dan keluarga tentang
penyedap rasa nyeri
6. Disuksi degan klien tentang penggunaan terapi
distraksi,relaksasi,imejinasi,dan ajarkan teknik/metode yang
dipilihkan
7. Jaga kebersihkan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien.
8. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesic.
9. Pantau tanda-tanda vital
10. Kaji kembali respons klien terhadap tindakan penurunan rasa
sakit/nyeri.
 Gamgguan citra tubuh/gambaran diri yang berhubungan dengan
perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit herpes simpleks
Hasil yang diharapkan :
1. Klien mengatakan dan menunjukkan penerimaan atas
penampilannya.
2. Menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk melakukan
perawatan diri
3. Melakukan pola-pola penanggulangan yang baru.

11
Rencana keperawatan :

1. Menciptakan hubungan saling percaya antara klien dan


perawat.
2. Dorong klien untuk menyatakan perasaannya, terutama
tentang cara ia merasakan,berpikir,atau memandang
dirinya.
3. Jernihkan kesalahan kopsepsi individu tentang dirinya,
penatalaksanaa, atau perawatan dirinya
4. Hindari mengritik
5. Berikan informmasi yang dapat dipercayakan dan penjelas
informasi yang telah di berikan.
6. Jaga privasi dan lingkunga individu
7. Tingkatan interasi sosial
 Dorong klirn untuk melakukan aktivitas
 Hindari sikap terlalu melindungi, tetapi
terbatas pada permintaan individu
8. Dorong klien dan keluarga untuk menerima kesadaran
9. Berikan kesempatan klien untuk berbagi pengalaman
dengan orang lain
10. Lakukan diskusi tentang pentingnya mengkomunikasikan
penilaian klien dan pentingnya sistem daya dukungan bagi
mereka(dudas,1993)
11. Dorongan klien untuk berbaga rasa,masalah, kekuatiran,
dan persepsi.
 Resiko penularan infeksi yang berhbungan dengan pemanjanan
melalui kontak ( langsung, tidak langsung, kontak droplet)
Hasil yang diharapkan :
1. Klien menyebutkan perlunya isolasi sampai ia tidak lagi
menularkan infeksi.
2. Klien dapat menjelaskan cara penularan penyakit.

Rencana keperawatan :

12
 Jelaskan tentang penyakit herpes simpleks, penyebab,
cara penularan, dan akibat yang di timbulkan
 Anjurkan klien untuk menghentikan kegiatan seksual
selama sakit dan jika perlu menggunakan kondom
 Berikan penjelasan tentang pentingnya melakukan
kegiatan seksual dengan satu orang(satu sama lain saling
setia) dan pasangan yang tidak terinfeksi (hubungan seks
yang sehat)
 Lakukan tindakan pencegahan yang sesuai :
 Cuci tangan sebelum dan sesudah ke semua
klien atau kontak dengan specimen
 Gunakan sarungan tangan setiap kali
melakukan kontak langsung dengan klien
 Anjurkan klien dan keluarga untuk
memisahkan alat-alat mandi klien, dan
tidak menggunakanya bersama
(handuk.pakaian,baju dalam,dll)
 Kurangi transfer pathogen dengan cara
mengisolasikan klien selama sakit (Karena
penyskit imi disebabkan oleh virus yang
dapat menular melalui udara)

13
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Herpes simplek merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus herpes
simpleks. Herper simpleks terbagi menbjadi dua tipe yaitu tipe I dan tipe II proses
penularannya dapat melalui kontak langsung dan hubungan seksual. Selama
infeksi primer, virus dapat naik melalui system saraf perifer hingga mencapai
radiks ganglia dorsalis, kemudian virus akan berada dalam stadium dorman.
Pengkajian pada klien dengan herpes simpleks dapat dilakukan dengan anamnesis
utnuk mengkaji biodata, riwayat kesehatan, riwayat psikologis dan pola kehidupan
sehari-hari. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi.
Setelah terkumpul dan selanjutnya dapat dianlisis guna merumuskan diagnosis
atau masalah keperawatan yang timbul. Masalah yang sering timbul pada kasusu
herpes simpleks adalah rasa nyaman (nyeri), gangguan konsep diri, risiko
penularan, kerusakan integritas kulit, risiko ketidakefektifan terapi.
B. SARAN
Penyakit herpes simpleks merupakan penyakit menular yang disebabkan karena
adanya kontak langsung atau karna adanya hubungan seksual oleh sebab itu perlu
adanya rasa waspada sehingga tidak terpapar dengan virus ini.
Dalam penyususnan makalah ini masih bnayk kekurangan baik adri penyususnan
katanya maupun dari pemiliran referensi sebagai pedoman dalam membuat
makalah ini sehingga kami mengharapkan kritikan dan saran dari teman-teman
yang sifatnya membangun sehingga kami boleh membuat makalah yang jauh lebih
baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Marwali, 2000, Ilmu Penyakit Kulit. Buku kedokteran EGC

Rahariyani, Loetfia Dwi, 2001, Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen.
Buku kedokteran EGC

15

Anda mungkin juga menyukai