Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu Analisis Kebijakan Pelayanan Kesehatan

Fasilitator : DR. Elly L. Sjattar, S.Kp, M.Kes

MANAJEMEN KEBIJAKAN DI TEMPAT KERJA

NOFITA TUDANG ROMBEALLO R012181043

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
ANALISIS KEBIJAKAN DI TEMPAT KERJA

A. Kebijakan yang sudah jalan


Dalam rangka menghadapi persaingan global setiap individu memerlukan pendidikan yang lebih
tinggi, agar mampu mengimbangi perkembangan zaman saat ini. Langkah awal yang perlu
ditembuhkan adalah penataan pendidikan/institusi yang kita kelola, dan tentunya kebijakan yang
sudah jalan dipertahankan dan di tingkatkan. Kebijakan yang dirumuskan di tempat kerja saya diatur
oleh pimpinan tertinggi yaitu Yayasan, dan juga melibatkan bawahannya tetapi tidak terlalu
berpengaru dalam pengambilan keputusan. Kebijakan-kebijakan umum dalam penyelenggaraan
pengembangan pendidikan tinggi berdasarkan pada pencapaian visi misi, menyelengarakan
pendidikan (pengajaran dan pengembangan ilmu penegtahuan, serta melaksanakan tridharma
perguruan tinggi yaitu penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kebijakan di tempat
kerja saya mengacu pada Undang-undang Kemenristek Dikti No 44 Tahun 2015 mengenai
Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indinesia No. 50 Tahun 2014. Adapun kebijakan yang sudah jalan ditempat kerja
saya adalah:
1. Perumusan Visi Misi
Visi dan misi memiliki peranan yang positif dalam manajemen strategi institusi
pendidikan. Visi dan misi yang jelas akan menuntun tim dalam merumuskan,
merencanakan dan menjalankan  strategi yang akan digunakan sehingga apa yang
menjadi tujuan awal bersama dapat tercapai.
2. Kebijakan pengembangan kurikulum.
Dampak positif dalam pengembangan kurikulum mahasiswa bisa belajar dengan
mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju, namun didukung oleh leader,
dosen, tenaga pengajar, mahasiswa bahkan memberi pengaruh yang baik bagi lembaga
itu sendiri. Dimana pimpinan harus berhubungan baik dengan atasannya dan membina
hubungan baik dengan bawahannya, lalu tenaga pengajar juga harus bermutu, ilmunya
selalu update dan yang paling penting adalah pengguna lulusan merasa puas dan terlibat
langsung dengan pengembangan kurikulum yang digunakan.
3. Kebijakan system perekrutan pegawai.
Dalam rekruitmen dosen dan tenaga kependidikan yang baru dilakukan oleh Puket 1 yang
berpedoman pada SOP dan buku pedoman rekruitmen, kemudian mengajukan kebutuhan
dosen dan kualifikasinya kepada Ketua STIKES, yang selanjutnya Ketua mengajukannya
ke Yayasan. Ketua Yayasan mengadakan rapat kerja bersama dengan unsur pimpinan
untuk menetapkan usulan kebutuhan, yang hasilnya ditetapkan dalam bentuk formasi
kebutuhan dosen dan tenaga kependidikan yang disampaikan kepada bagian kepegawaian
melalui wakil ketua bidang administrasi. Dampak positifnya adalah untuk memperbaiki
mutu akademik yang mencakup manajemen akademik, kualitas dosen, tenaga
kependidikan.
4. Kebijakan pengembangan dosen dan tenaga kependidikan, memberikan dampak yang
luar biasa bagi peningkatan mutu penyelenggaraan program akademik, dosen yang sudah
Qualified, meningkatnya motivasi dalam melaksanakan fungsinya sebagai dosen,
menjaga kedisiplin dalam melaksanakan tugasnya, memberikan arah terbentuknya rasa
percaya diri dosen
5. Kebijakan mengenai beasiswa bagi yang berprestasi dan kurang mampu, dampak
positifnya adalah mahasiswa bisa mencari ilmu sesuai dengan bidang yang diminati, terutama
bagi yang punya masalah dalam hal pembiayaan. Meningkatkan motivasi mahasiswa
untuk lebih giat lagi dalam belajar.
6. Kebijakan pemberian reward dan punishment bagi setiap pegawai, dampak positifnya
adalah pemberian Reward kepada pegawai jika mendapatkan prestasi kerja, kenaikan gaji
serta mengikutkan berbagai macam pelatihan, mengajak jalan-jalan keluar daerah.
Sedangkan punishment yang di berikan kepada pegawai berupa teguran, surat
peringatan, tidak diberikannya kenaikan gaji.
7. Kebijakan supervisi secara berkelanjutan dosen dan staff dampak positifnya adalah d apat
mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan,
memberikan saran sesuai dengan kebutuhan, proses kerja semakin baik, kinerja pegawai
semakin meningkat, standar kerja yang di tetapkan bagi pegawai terpenuhi, dan
meningkatnya kualitas pengelolaan institusi. Hal ini menunjukan bahwa pengawasan
yang kuat melalui kegiatan supervisi secara terus-menerus ini memiliki dampak positif
untuk perbaikan kinerja pegawai.
B. Kebijakan Yang Belum Di Terapkan
1. Belum di bentuknya system informasi berbasis online/Pusat Komputer dan Sistem
Informasi (PUSKOM) dampaknya:
a. Dalam mengelola data tidak terintegrasi seluruh data sehingga data tersebut akan
selalu tidak selalu uptodate serta tidak realtime.
b. Informasi yang akan kita sampaikan di lingkup kampus masih serba manuar jadinya
semua proses terkendala diwaktu.
c. Mahasiswa tidak bisah memantau semua jenis kegiatan yang ada di kampus seperti
PMB, KRS.
d. Seluruh civitas kampus dalam memberi dan menerima informasi mulai dari admin,
staff, mahasiswa, dosen, dan pimpinan masih manual.
2. Kebijakan tentang penyelenggaran ujian kompetensi (TUK). Sesuai dengan Undang-
Undang Pendidikan Tinggi No. 12 Tahun 12 tentang kerangka kualifikasi nasional yang
menjadi acuan pokok dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan akademik,
pendidikan vokasi dan pendidikan profesi. Berdasarkan Undang-Undang Keperawatan
No. 38 Tahun 2014 tentang uji kompetensi yaitu suatu proses pengukuran pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan
program studi Keperawatan. Hal ini mengakibatkan:
a. Alumni yang mengikuti uji kompetensi dilemparkan keluar provinsi.
b. Rendahnya persentase kelulusan, hal ini menjadi menjadi tolak ukur kualitas institusi
dan kompetensi. Institusi seharusnya memenuhi kebijakan pemerintah tentang uji
kompetensi diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
3. Kebijakan Job Description, sebenarnya struktur organisasi ada tetapi uraian tugas yang harusnya
dikerjakan oleh yang bersangkutan tidak jalan, jadi hanya satu dua orang saja yang bekerja
merangkap semua tugas-tugas yang ada, akhirnya menimbulkan dampak negative seperti
membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan tugas tersebut, bornout dalam bekerja,
konflik terjadi di organisasi dll.

Anda mungkin juga menyukai