0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan4 halaman
Tiga kebijakan yang belum diimplementasikan di tempat kerja penulis adalah (1) sistem informasi berbasis online untuk mengintegrasikan dan memperbarui data secara real-time, (2) penyelenggaraan ujian kompetensi lulusan secara mandiri oleh perguruan tinggi, dan (3) penjabaran tugas-tugas setiap jabatan secara jelas untuk mencegah overwork dan konflik organisasi.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
TUGAS I ANALISIS KEBIJAKAN DI TEMPAT KERJA NOFITA TUDANG ROMBEALLO
Tiga kebijakan yang belum diimplementasikan di tempat kerja penulis adalah (1) sistem informasi berbasis online untuk mengintegrasikan dan memperbarui data secara real-time, (2) penyelenggaraan ujian kompetensi lulusan secara mandiri oleh perguruan tinggi, dan (3) penjabaran tugas-tugas setiap jabatan secara jelas untuk mencegah overwork dan konflik organisasi.
Tiga kebijakan yang belum diimplementasikan di tempat kerja penulis adalah (1) sistem informasi berbasis online untuk mengintegrasikan dan memperbarui data secara real-time, (2) penyelenggaraan ujian kompetensi lulusan secara mandiri oleh perguruan tinggi, dan (3) penjabaran tugas-tugas setiap jabatan secara jelas untuk mencegah overwork dan konflik organisasi.
Tugas Individu Analisis Kebijakan Pelayanan Kesehatan
Fasilitator : DR. Elly L. Sjattar, S.Kp, M.Kes
MANAJEMEN KEBIJAKAN DI TEMPAT KERJA
NOFITA TUDANG ROMBEALLO R012181043
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2019 ANALISIS KEBIJAKAN DI TEMPAT KERJA
A. Kebijakan yang sudah jalan
Dalam rangka menghadapi persaingan global setiap individu memerlukan pendidikan yang lebih tinggi, agar mampu mengimbangi perkembangan zaman saat ini. Langkah awal yang perlu ditembuhkan adalah penataan pendidikan/institusi yang kita kelola, dan tentunya kebijakan yang sudah jalan dipertahankan dan di tingkatkan. Kebijakan yang dirumuskan di tempat kerja saya diatur oleh pimpinan tertinggi yaitu Yayasan, dan juga melibatkan bawahannya tetapi tidak terlalu berpengaru dalam pengambilan keputusan. Kebijakan-kebijakan umum dalam penyelenggaraan pengembangan pendidikan tinggi berdasarkan pada pencapaian visi misi, menyelengarakan pendidikan (pengajaran dan pengembangan ilmu penegtahuan, serta melaksanakan tridharma perguruan tinggi yaitu penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kebijakan di tempat kerja saya mengacu pada Undang-undang Kemenristek Dikti No 44 Tahun 2015 mengenai Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indinesia No. 50 Tahun 2014. Adapun kebijakan yang sudah jalan ditempat kerja saya adalah: 1. Perumusan Visi Misi Visi dan misi memiliki peranan yang positif dalam manajemen strategi institusi pendidikan. Visi dan misi yang jelas akan menuntun tim dalam merumuskan, merencanakan dan menjalankan strategi yang akan digunakan sehingga apa yang menjadi tujuan awal bersama dapat tercapai. 2. Kebijakan pengembangan kurikulum. Dampak positif dalam pengembangan kurikulum mahasiswa bisa belajar dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju, namun didukung oleh leader, dosen, tenaga pengajar, mahasiswa bahkan memberi pengaruh yang baik bagi lembaga itu sendiri. Dimana pimpinan harus berhubungan baik dengan atasannya dan membina hubungan baik dengan bawahannya, lalu tenaga pengajar juga harus bermutu, ilmunya selalu update dan yang paling penting adalah pengguna lulusan merasa puas dan terlibat langsung dengan pengembangan kurikulum yang digunakan. 3. Kebijakan system perekrutan pegawai. Dalam rekruitmen dosen dan tenaga kependidikan yang baru dilakukan oleh Puket 1 yang berpedoman pada SOP dan buku pedoman rekruitmen, kemudian mengajukan kebutuhan dosen dan kualifikasinya kepada Ketua STIKES, yang selanjutnya Ketua mengajukannya ke Yayasan. Ketua Yayasan mengadakan rapat kerja bersama dengan unsur pimpinan untuk menetapkan usulan kebutuhan, yang hasilnya ditetapkan dalam bentuk formasi kebutuhan dosen dan tenaga kependidikan yang disampaikan kepada bagian kepegawaian melalui wakil ketua bidang administrasi. Dampak positifnya adalah untuk memperbaiki mutu akademik yang mencakup manajemen akademik, kualitas dosen, tenaga kependidikan. 4. Kebijakan pengembangan dosen dan tenaga kependidikan, memberikan dampak yang luar biasa bagi peningkatan mutu penyelenggaraan program akademik, dosen yang sudah Qualified, meningkatnya motivasi dalam melaksanakan fungsinya sebagai dosen, menjaga kedisiplin dalam melaksanakan tugasnya, memberikan arah terbentuknya rasa percaya diri dosen 5. Kebijakan mengenai beasiswa bagi yang berprestasi dan kurang mampu, dampak positifnya adalah mahasiswa bisa mencari ilmu sesuai dengan bidang yang diminati, terutama bagi yang punya masalah dalam hal pembiayaan. Meningkatkan motivasi mahasiswa untuk lebih giat lagi dalam belajar. 6. Kebijakan pemberian reward dan punishment bagi setiap pegawai, dampak positifnya adalah pemberian Reward kepada pegawai jika mendapatkan prestasi kerja, kenaikan gaji serta mengikutkan berbagai macam pelatihan, mengajak jalan-jalan keluar daerah. Sedangkan punishment yang di berikan kepada pegawai berupa teguran, surat peringatan, tidak diberikannya kenaikan gaji. 7. Kebijakan supervisi secara berkelanjutan dosen dan staff dampak positifnya adalah d apat mengetahui kelebihan yang dapat dikembangkan, mengetahui kelemahan untuk perbaikan, memberikan saran sesuai dengan kebutuhan, proses kerja semakin baik, kinerja pegawai semakin meningkat, standar kerja yang di tetapkan bagi pegawai terpenuhi, dan meningkatnya kualitas pengelolaan institusi. Hal ini menunjukan bahwa pengawasan yang kuat melalui kegiatan supervisi secara terus-menerus ini memiliki dampak positif untuk perbaikan kinerja pegawai. B. Kebijakan Yang Belum Di Terapkan 1. Belum di bentuknya system informasi berbasis online/Pusat Komputer dan Sistem Informasi (PUSKOM) dampaknya: a. Dalam mengelola data tidak terintegrasi seluruh data sehingga data tersebut akan selalu tidak selalu uptodate serta tidak realtime. b. Informasi yang akan kita sampaikan di lingkup kampus masih serba manuar jadinya semua proses terkendala diwaktu. c. Mahasiswa tidak bisah memantau semua jenis kegiatan yang ada di kampus seperti PMB, KRS. d. Seluruh civitas kampus dalam memberi dan menerima informasi mulai dari admin, staff, mahasiswa, dosen, dan pimpinan masih manual. 2. Kebijakan tentang penyelenggaran ujian kompetensi (TUK). Sesuai dengan Undang- Undang Pendidikan Tinggi No. 12 Tahun 12 tentang kerangka kualifikasi nasional yang menjadi acuan pokok dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan akademik, pendidikan vokasi dan pendidikan profesi. Berdasarkan Undang-Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014 tentang uji kompetensi yaitu suatu proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program studi Keperawatan. Hal ini mengakibatkan: a. Alumni yang mengikuti uji kompetensi dilemparkan keluar provinsi. b. Rendahnya persentase kelulusan, hal ini menjadi menjadi tolak ukur kualitas institusi dan kompetensi. Institusi seharusnya memenuhi kebijakan pemerintah tentang uji kompetensi diselenggarakan oleh perguruan tinggi. 3. Kebijakan Job Description, sebenarnya struktur organisasi ada tetapi uraian tugas yang harusnya dikerjakan oleh yang bersangkutan tidak jalan, jadi hanya satu dua orang saja yang bekerja merangkap semua tugas-tugas yang ada, akhirnya menimbulkan dampak negative seperti membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan tugas tersebut, bornout dalam bekerja, konflik terjadi di organisasi dll.