Oleh
Pembimbing
Oleh
Pembimbing
MAKALAH
EDUKASI VAKSINASI COVID-19
OLEH
LEMBAR
PENGESAHAN
NIM : 140100064
NIM : 140100114
Pembimbing
i
3
ii
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Edukasi Vaksinasi COVID-
19”.
Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat untuk
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi
Dokter di Departemen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing Prof. Dr. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan
makalah ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam
penulisan laporan kasus selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat,
akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................I
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................IV
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan Makalah...............................................................................2
1.3 Manfaat Makalah............................................................................2
BAB II METODE PENELITIAN.........................................................................3
2.1 Corona Disease 2019 (COVID-19)................................................3
2.1.1 Definisi...............................................................................3
2.1.2 Etiologi................................................................................3
2.1.3 Epidemiologi.......................................................................4
2.1.4 Transmisi Penularan...........................................................5
2.2 Vaksin.............................................................................................7
2.2.1 Vaksinani COVID-19.........................................................7
2.2.2 Perkembangan Vaksin Covid-19......................................12
2.3. Edukasi Vaksinasi Covid-19..............................................15
1
3
BAB I
PENDAHULUAN
2
3
3
3
4
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
World Health Organization memberi nama virus baru tersebut Severe acute
respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya
sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID- 19) (WHO, 2020). Pada mulanya
transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-
manusia. Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Selain itu, terdapat
kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien. Salah satu pasien
tersebut dicurigai kasus “super spreader”. (Channel News Asia, 2020). Akhirnya
dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke
manusia (Relman, 2020). Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar masih
misterius dan penelitian masih terus berlanjut (Yuliana, 2020).
2.1.2 Etiologi
Transmisi dari Virus Corona diyakini melalui droplet yang berasal dari batuk
dan bersin, sama seperti penularan pathogen pada saluran pernafasan lainnya
seperti influenza dan rhinovirus. Menurut World Health Organization (WHO)
5
6
Data yang diliris baru-baru ini menunjukan bahwa pasien tanpa gejala masih
dapat menularkan infeksi. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan efektivitas
dari isolasi. Zou et all melakukan penelitian dengan mengikuti expresi virus saat
infeksi melalui usap hidung dan tenggorokan, mereka menemukan peningkatan
viral load saat pasien menjadi asimptomatik. Satu pasien didapatkan tidak
ditemukan gejala namun mulai menyebarkan virus pada hari ke 7 setelah diduga
infeksi (PDPI,2020).
2.1.3 Epidemiologi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologi Desember 2019 (Li et al, 2020).
Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut diduga berhubungan
dengan Pasar Seafood di Wuhan. Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China
kemudian mengumumkan bahwa penyebab kasus tersebut adalah Coronavirus
jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili yang sama dengan virus
penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama, namun
SARS-CoV-2 lebih menular dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV
(CDC China, 2020). Proses penularan yang cepat membuat WHO menetapkan
COVID-19 sebagai KKMMD/PHEIC pada tanggal 30 Januari 2020. Angka
kematian kasar bervariasi tergantung negara dan tergantung pada populasi yang
terpengaruh, perkembangan wabahnya di suatu negara, dan ketersediaan
pemeriksaan laboratorium.
Thailand merupakan negara pertama di luar China yang melaporkan adanya
kasus COVID-19. Setelah Thailand, negara berikutnya yang melaporkan kasus
7
pertama COVID-19 adalah Jepang dan Korea Selatan yang kemudian berkembang
ke negara-negara lain. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2020, WHO melaporkan
10.185.374 kasus konfirmasi dengan 503.862 kematian di seluruh dunia (CFR
4,9%). Negara yang paling banyak melaporkan kasus konfirmasi adalah Amerika
Serikat, Brazil, Rusia, India, dan United Kingdom. Sementara, negara dengan
angka kematian paling tinggi adalah Amerika Serikat, United Kingdom, Italia,
Perancis, dan Spanyol.
Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret
2020 dan jumlahnya terus bertambah hingga sekarang. Sampai dengan tanggal 30
Juni 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan 56.385 kasus konfirmasi COVID-
19 dengan 2.875 kasus meninggal (CFR 5,1%) yang tersebar di 34 provinsi.
Sebanyak 51,5% kasus terjadi pada laki-laki. Kasus paling banyak terjadi pada
rentang usia 45-54 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia 0-5 tahun. Angka
kematian tertinggi ditemukan pada pasien dengan usia 55-64 tahun
(KEMENKES,2020). Jumlah kasus yang sudah terjadi diindonesia sendiri ada 989
kasus dengan jumlah pasien yang sembuh 799 dan yang meninggal dunia 27.835.
Dengan jumlah yang terdata pada daerah Sumatera Utara ada 20.221 kasus,
dengan pasien yang sembuh 17.480 dan yang meningeal dunia 726.
mencapai mulut, hidung, mata orang yang rentan dan dapat menimbulkan infeksi.
Transmisi kontak tidak langsung di mana terjadi kontak antara inang yang rentan
dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi (transmisi fomit) juga dapat
terjadi (WHO,2020).
Transmisi fomit
Sekresi saluran pernapasan atau droplet yang dikeluarkan oleh orang yang
terinfeksi dapat mengontaminasi permukaan dan benda, sehingga terbentuk fomit
(permukaan yang terkontaminasi). Virus dan/atau SARS-CoV-2 yang hidup dan
terdeteksi melalui RTPCR dapat ditemui di permukaan-permukaan tersebut
selama berjam-jam hingga berhari-hari, tergantung lingkungan sekitarnya
(termasuk suhu dan kelembapan) dan jenis permukaan. Konsentrasi virus dan/atau
RNA ini lebih tinggi di fasilitas pelayanan kesehatan di mana pasien COVID-19
diobati. Karena itu, transmisi juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui
lingkungan sekitar atau benda-benda yang terkontaminasi virus dari orang yang
terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer), yang dilanjutkan dengan
sentuhan pada mulut, hidung, atau mata (WHO,2020).
Meskipun terdapat bukti-bukti yang konsisten atas kontaminasi SARS-CoV-2
pada permukaan dan bertahannya virus ini pada permukaan-permukaan tertentu,
9
2.3 Vaksin
2.3.1 Vaksin COVID-19
memblokir
atau membunuh virus jika seseorang terinfeksi. Setidaknya ada enam
teknologi vaksin yang dicoba untuk melawan virus corona, dan mereka
mengandalkan virus atau partikel virus yang dilemahkan atau dilemahkan (WHO,
2020)
10
beberapa dibawah ini adalah tipe vaksin SARS-CoV-2 yang sedang dalam
masa pengembangan
Vaksin Inaktif
Vaksin sel utuh yang dimatikan atau vaksin hidup yang dilemahkan
menghadirkan beberapa komponen antigenik ke inang dan dengan demikian
dapat berpotensi menyebabkan beragam efek imunologis terhadap patogen.
Mereka adalah vaksin tradisional dengan teknologi yang telah dipersiapkan
secara matang persiapan, dan dapat menjadi vaksin SARS-CoV-2 pertama
yang dimasukkan ke dalam aplikasi klinis. . Saat ini beberapa lembaga
11
Vaksin Subunit
Vaksin subunit mencakup satu atau lebih antigen dengan
imunogenisitas kuat yang mampu secara efisien menstimulasi sistem
kekebalan tubuh. Secara umum, jenis vaksin ini lebih aman dan lebih mudah
untuk diproduksi, tetapi sering kali membutuhkan tambahan bahan untuk
memperoleh respons imun pelindung yang kuat. Selama ini beberapa institusi
telah memprakarsai program vaksin subunit SARS-CoV-2, dan hampir
semuanya menggunakan protein S sebagai antigen. Misalnya, Universitas
Queensland sedang mengembangkan vaksin subunit berdasarkan teknologi
"molecular clamp". Clover Biopharm Pharmaceuticals Inc. mengungkapkan
bahwa mereka sedang mengembangkan kandidat vaksin melawan SARS-
CoV-2 menggunakan teknologi “Trimer-Tag”, dan kandidat vaksin subunit
protein S trimerik diproduksi melalui sistem ekspresi sel mamalia. Novavax,
Inc. mengumumkan bahwa mereka telah menghasilkan beberapa kandidat
vaksin nanopartikel berdasarkan protein S, dan sekarang menilai kemanjuran
pada model hewan untuk mengidentifikasi kandidat vaksin yang optimal
untuk pengujian manusia. Selain itu, Johnson & Johnson, Pasteur Institute,
dan Chongqing Zhifei Biological Products Co., Ltd. juga memulai
pengembangan subunit vaksin melawan SARS-CoV-2 (WHO,2020).
12
vctor dan mutasi pada genom inang . Sejauh ini, dua vaksin DNA SARS-
CoV-2 sedang dikembangkan. Inovio Pharmaceuticals mengembangkan
kandidat vaksin DNA yang disebut INO-4800, yang dalam studi praklinis dan
akan segera memasuki uji klinis fase I. Anak Perusahaan Ilmu DNA Terapan,
LineaRx, dan Takis Biotech berkolaborasi untuk pengembangan kandidat
vaksin DNA linier melawan SARS-CoV-2, yang sekarang dalam studi
praklinis (WHO,2020).
Vaksin berbasis vektor virus
Vaksin vektor hidup adalah virus hidup (vektor) yang mengekspresikan
antigen heterolog. Mereka dicirikan dengan menggabungkan imunogenisitas
yang kuat dari vaksin hidup yang dilemahkan dan keamanan vaksin subunit,
dan secara luas digunakan untuk menginduksi kekebalan seluler secara in
vivo. Penelitian vaksin SARS-CoV-2 terkait telah dilakukan oleh institusi
berikut. Greffex Inc. yang berbasis di Houston telah menyelesaikan
pembangunan vaksin vektor adenovirus SARS-CoV-2 dengan Greffex Vector
Platform dan seharusnya sekarang telah beralih ke pengujian hewan. Tonix
Pharmaceuticals mengumumkan penelitian untuk mengembangkan potensi
vaksin SARS-CoV-2 berdasarkan Horsepox Virus (TNX-1800). Johnson &
Johnson telah mengadopsi platform vektor adenoviral AdVac® untuk
pengembangan vaksin (WHO,2020).
Vaksin Peptida Sintetis atau Epitop
Vaksin ini hanya mengandung fragmen tertentu dari antigen utuh dan
biasanya dibuat dengan teknik sintesis kimia. Mereka lebih mudah dalam
persiapan dan kontrol kualitas. Namun, berat molekul rendah dan
kompleksitas struktural dari vaksin ini biasanya menghasilkan imunogenisitas
yang rendah, sehingga modifikasi struktural, sistem pengiriman, dan bahan
pembantu diperlukan tambahan dalam formulasi. Saat ini, para peneliti dari
Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong memeriksa sekumpulan epitop
sel B dan T dari protein S dan N SARS-CoV, epitop ini sangat terkonservasi
dalam SARS-CoV- 2 dan dapat membantu memandu upaya eksperimental
menuju pengembangan. dari vaksin SARS-CoV-2. Generex Biotechnology
14
Gambar 2.2 Sepuluh kandidat vaksin di fase ketiga uji klinis (WHO, 2020)
16
18
DAFTAR PUSTAKA
Relman, E. (2020). Business insider Singapore. Cited Jan 28th 2020. Available
on:https://www.businessinsider.sg/deadly-china-wuhan-virusspreading-
human-to-human- officials-confirm-2020- 1/?r=US&IR=T.
https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-director-generals-remarks-at-the-
media- briefing-on-2019-ncov-on-11-february- 2020. (Jan 26th 2021)
19
20
10.2307/j.ctvzxxb18.12.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikumiawan., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen,
L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F.,
Jasirwan, O., & Yunihastuti, E., 2020, ‘Coronavirus Disease 2019: Tinjauan
Literatur Terkini’, Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, vol. 7, no. 1, pp.60.
Muliati, E., Isfan, R., Royati O. F., & Widyaningsih, Y., (eds) 2014, BUKU AJAR
IMUNISASI, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Jakarta.
Zhang, J., Zeng, H., Gu, J., Li, H., Zheng, L., & Zou, Q., 2020, ‘Progress and
Prospects on Vaccine Development against SARS-CoV-2’, Vaccine, vol. 8,
no. 153, pp. 1-7.
Guidance on developing a national deployment and vaccination plan for COVID-
19 vaccines. Geneva: World Health Organization;2020 (WHO/2019-
nCoV/NDVP/2020.1). Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.