Anda di halaman 1dari 8

Nama : M.

Rizky Tristian Noor

NIM : PO.62.20.1.17.334

Mata Kuliah : Asuhan Keperawatan III DM

LOGBOOK 1.7.
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS KOMPLIKASI NEPHROPATI

Tujuan : 
Sesi I
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik diharapkan :
1. Mampu mengidentifikasi kata kunci pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi
nephropati secara mandiri
2. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan pada kasus diabetes dengan komplikasi
nephropati secara mandiri berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus
3. Mampu mendiskusikan masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan
komplikasi nephropati yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai
kesepahaman kelompok
4. Mampu mengidentifikasi faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan
komplikasi nephropati
5. Mampu mendiskusikan faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus tipe dengan
komplikasi nephropati yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai
kesepakatan kelompok
6. Mampu mengidentifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus tipe dengan komplikasi
nephropati secara mandiri
7. Mampu menyusun diagnosis keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi
nephropati secara mandiri
8. Mampu mendiskusikan diagnosis keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan
nephropati  yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepahaman
kelompok
9. Mampu mengidentifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi
nephropati secara mandiri
10. Mampu menyusun rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi
nephropati  secara mandiri, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Mampu membuat tujuan/kritereria hasil perencanaan sesuai dengan diagnosis yang telah
dimunculkan.
b. Mampu mengidentifikasi kebutuhan pengkajian fokus terhadap masalah tersebut
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien/keluarga terhadap
masalah tersebut
d. Mampu mengidentifikasi kebutuhan kolaborasi terhadap masalah tersebut
e. Mampu mengidentifikasi kebutuhan aktifitas lain yang menunjang pemecahan masalah
tersebut
11. Mampu berdiskusi kelompok tentang rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus
dengan komplikasi nephropati yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri 
Case Study

Seorang wanita usia 54 tahun. Seorang Ibu Rumah Tangga. Mengeluh Badan terasa berat karena
bengkak. 3 bulan sebelum masuk Rumah Sakit Pasien mengeluh sesak. Pasien mengetahui
menderita DM sejak 5 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, terdapat
pitting edema pada kedua tungkai. Pasien menceritakan produksi air kencing sedikit. Hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb = 8 mg/dl; albumin 2,4 mg/dl; ureum = 196 mg/dl
dan kreatinin = 5,5 mg/dl. CCT = 8,78 mg/dl.
 

Aktifitas 1
Review modul patofisiologi diabetes melitus dengan komplikasi nephropati

Aktifitas 2
Identifikasi kata kunci dan data tambahan yang diperlukan pada kasus diabetes melitus dengan
komplikasi nephropati secara mandiri

Kata Kunci :
1. Badan terasa berat karena bengkak.
2. 3 bulan sebelum masuk RS klien mengeluh sesak.
3. Klien mengetahui menderita DM sejak 5 tahun yang lalu.
4. Konjungtiva pucat.
5. Terdapat pitting edema pada kedua tungkai.
6. Klien menceritakan produksi air kencing sedikit.
7. Hb = 8 mg/dl (Nilai normal laki-laki 14-18mg/dl, perempuan 12-
16mg/dl; Terjadi penurunan menandakan bahwa kemungkinan
terjadi anemia).
8. Albumin 2,4 mg/dl (Nilai normal 3-5 mg/dl; Terjadi penurunan
menyebabkan terjadinya edema di daerah rendah akibat
disfungsi hepar).
9. Ureum = 196 mg/dl (Nilai normal 8-20 mg/dl; Terjadi
peningkatan, menyebabkan sesak nafas).
10. Kreatinin = 5,5 mg/dl (Nilai normal 0,7-1,5 mg/dl; Terjadi
peningkatan, menyebabkan gatal- gatal).
11. CCT = 8,78 mg/dl (Nilai normal 0,7-1,5 mg/dl, terjadi peningkatan).

Data Tambahan :
1. Hipertensi.
2. Pemeriksaan GDP, GDS, HbA1C, 2JPP.
3. Riwayat DM pada keluarga.
4. USG ginjal (melihat adanya pembengkakakn pad ginjal, terdapatnya massa).
5. Tanda-tanda vital.
6. Aktivitas fisik.
7. Riwayat pengobatan (konsumsi obat).
8. Kebiasaan minum alcohol, konsumsi kopi.
9. Diet rendah garam (rendah yodium).
10. Adanya gatal-gatal.
11. Adanya protein urin.
12. Total kolesterol (HDL, LDL, trigliserida)
13. IMT

Aktiftas 3
Identifikasi masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi nephropati secara
mandiri berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus

1. Hipervolemia
DS :
- Ny. P mengeluh Badan terasa berat karena bengkak
- 3 bulan sebelum masuk Rumah Sakit klien mengeluh sesak
- Klien mengetahui menderita DM sejak 5 tahun yang lalu
- Klien menceritakan produksi air kencing sedikit
DO :
- Terdapat pitting edema pada kedua tungkai
- Hb = 8 mg/dl
- albumin 2,4 mg/dl
- ureum = 196 mg/dl
- kreatinin = 5,5 mg/dl
- CCT = 8,78 mg/dl

2. Perfusi Perifer Tidak Efektif


DS :
- Ny. P mengeluh Badan terasa berat karena bengkak
- Klien mengetahui menderita DM sejak 5 tahun yang lalu
DO :
- Terdapat pitting edema pada kedua tungkai
- Konjungtiva pucat
- Hb = 8 mg/dl

Aktifitas 4
Identifikasi faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan nephropati

1. Hipervolemia terjadi akibat gangguan keseimbangan elektrolit, terdapat edema pada


tungkai klien, dan juga produksi urine yang sedikit.
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif terjadi akibat, penurunan sirkulasi darah pada level kapiler
yang mengganggu metabolism tubuh, klien mengeluh badan terasa berat karena
bengkak, konjungtiva pucat, dan terdapat edema pada tungkai.

Aktifitas 5
Diskusikan faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi nephropati yang
sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok dengan
menggunakan pohon masalah

Faktor Resiko :
usia, riwayat. Keluarga, obesitas,
kurang aktivitas fisik, pola makan
tidak sehat, merokok, alkohol

Resistensi insulin

Diabetes melitus

Defisiensi insulin

Peningkatan asupan cairan Hiperglikemia

Polidipsi Efeksibilitas darah merah

Kelebihan asupan cairan


Pelepasan O2

Peningkatan volume cairan Hipoksia perifer


tubuh

Gangguan mekanisme
Perfusi perifer tidak efektif
regulasi

Hipovalemia
Aktifitas 6
Identifikasi hal-hal yang perlu dipelajari  pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi nephropati
secara mandiri

a. Pengertian Nefropati Diabetik


Nefropati diabetik adalah jenis penyakit ginjal yang disebabkan
oleh diabetes. Penyakit ini dapat terjadi pada penderita diabetes
tipe 1 maupun diabetes tipe 2.
b. Gejala Nefropati Diabetik
1) Frekuensi buang air kecil meningkat atau sebaliknya.
2) Gatal-gatal.
3) Hilang nafsu makan.
4) Insomnia.
5) Lemas.
6) Mata bengkak.
7) Mual dan muntah.
8) Pembengkakan pada lengan dan tungkai.
9) Sulit berkonsentrasi.
10) Terdapat protein dalam urine dan urine berbusa.
c. Etiologi Nefropati Diabetik
Nefropati diabetik terjadi ketika diabetes menyebabkan
kerusakan dan terbentuknya jaringan parut pada nefron. Selain
kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) dan tekanan darah
tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol, faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko nefropati diabetik adalah:
1) Merokok.
2) Menderita diabetes tipe 1 sebelum usia 20 tahun.
3) Menderita kolesterol tinggi.
4) Memiliki berat badan berlebih.
5) Memiliki riwayat diabetes dan penyakit ginjal dalam keluarga.
6) Menderita komplikasi diabetes lain, seperti neuropati diabetik.
d. Pemeriksaan Penunjang Nefropati Diabetik
1) Tes BUN (blood urea nitrogen) atau ureum. Tes ini
bertujuan untuk mengukur kadar urea nitrogen dalam
darah.
2) Tes kreatinin. Tes ini dilakukan untuk mengukur kadar kreatinin dalam
darah.
3) Tes LFG (laju filtrasi glomerulus). Tes LFG adalah jenis
tes darah yang dilakukan untuk mengukur fungsi ginjal.
4) Tes urine mikroalbuminuria. Pasien dapat diduga
menderita nefropati diabetik bila urine mengandung
protein yang disebut albumin.
5) Uji pencitraan. Dokter dapat melakukan USG ginjal atau
foto Rontgen, untuk melihat struktur dan ukuran ginjal
pasien.
6) Biopsi ginjal. Bila diperlukan, dokter dapat mengambil
sedikit sampel jaringan dari ginjal pasien.
e. Pengobatan Nefropati Diabetik
1) Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE
inhibitor) atau ARB (angiotensin II receptor blocker), untuk
menurunkan tekanan darah tinggi sekaligus menahan
bocornya albumin ke urine.
2) Obat penurun kolesterol, seperti statin, untuk
menangani kolesterol tinggi, salah satu faktor risiko
nefropati diabetik.
3) Insulin, untuk menurunkan kadar gula darah.
f. Pencegahan Nefropati Diabetik
1) Menangani diabetes dengan benar.
2) Menjaga tekanan darah dan kesehatan secara umum
3) Ikuti petunjuk penggunaan obat.
4) Menjaga berat badan ideal.

Aktifitas 7
Susunlah diagnosis keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi nephropati secara
mandiri (gunakan SDKI dari PPNI)

1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d Ny. P mengeluh Badan terasa
berat karena bengkak, klien mengeluh sesak, Klien mengetahui menderita DM sejak 5
tahun yang lalu, Klien menceritakan produksi air kencing sedikit, Terdapat pitting
edema pada kedua tungkai, albumin 2,4 mg/dl, ureum = 196 mg/dl , kreatinin = 5,5
mg/dl, dan CCT = 8,78 mg/dl.

2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d Ny. P
mengeluh Badan terasa berat karena bengkak, Klien mengetahui, Pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva pucat, dan Terdapat pitting edema pada kedua tungkai.

Aktifitas 8
Susunlah rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus dengan komplikasi nedropati secara
mandiri (Gunakan SIKI dari PPNI)
1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan status
keseimbangan cairan dapat ditingkatkan dengan kriteria hasil :
a. berat badan stabil
b. tidak ada edema
c. Keseimbangan intake dan ouput dalam 24 jam

Intervensi :
Observasi :
- Periksa tanda dan gejala Hipervolemia (mis.ortopnea, adema,
JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugularis positif, suara nafas
tambahan
- Identifikasi penyebab hypervolemia
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsenterasi (mis, kadar natrium, BUN, hematocrit, berat
jenis urin
Terapeutik :
- Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
- Jaga intake yang akurat dan catat output
- Monitor tanda-tanda vital pasien
Edukasi :
- Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam
- Anjurkan melapor jika bb bertambah >1 kg dalam sehari
- Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretic
- Kolaborasi penggantian kehilangan kaliaum akibat diuretic

2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan perfusi perifer menjadi efektif dengan kriteria hasil:
a. TTV dalam batas normal
b. Warna kulit normal
c. Suhu kulit hangat
d. Nilai laboratorium dalam batas normal

Intervensi :
Observasi
- Periksa sirkulasi perifer seperti nadi perifer, pengisian kapiler, warna, suhu
- Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi
- Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstermitas
Terapeutik
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki dan kuku
Edukasi
- Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
- Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
- Anjurkan program rehabilitasi vaskular
- Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi misalnya rendah lemak
jenuh, minyak ikan omega 3
- Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan misalnya rasa
sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh dan hilangnya rasa

Anda mungkin juga menyukai