Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PELAKSANAAN

KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HALUSINASI

Oleh
NI KADEK NOVITA SARI
P07120018082
2.3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN DIII KEPERAWATAN

2020
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
HALUSINASI

Kasus :

Pasien perempuan usia 35 tahun, masuk ke Rumah Sakit Mangusada pukul


08.00 WITA. Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab,
mendekatkan telinga kearah tertentu, dan menutup telinga. Klien mengatakan
mendengar suara-suara atau kegaduhan, mendengar suara yang mengajaknya
bercakap-cakap, dan mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien : Klien mengatakan mendengar suara- suara atau
kegaduhan, mendengar suara yang mengajaknya bercakap – cakap,
dan menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
2. Diagnosa Keperawatan : PerubahanPersepsiSensori (Halusinasi)
3. Rencana Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu pertimbangan
agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukkandalam membina hubungan
saling percaya adalah :
 Mengucapkan salam terapeutik
 Berjabat tangan
 Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama
panggilan, asal institusi)
 Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan
yang disukai
 Menjelaskantujuan interaksi
 Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap
kali bertemu pasien.
b. Bantu klien mengenal halusinasi
 Bantu klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya
 Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan
halusinasi
 Bantu pasien mengenal penyebeb halusinasi
 Bantu pasien menyadari perilaku akibat halusinasi
c. Ajarkan klien teknik menghardik
d. Motivasi klien melakukan teknik menghardik setiap kali
halusinasi muncul.
4. Tujuan :
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu mengenal halusinasi
c. Klien mampu mengatasi halusinasi melalui teknik menghardik
d. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik
menghardik untuk mengatasi halusinasi.

B. Proses Pelaksanaan Tindakan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Perawat : “Selamat Pagi, saya perawat Novita yang
bertugas pada pagi hari ini. ”
Klien : “Selamat Pagi sus.”
Perawat : “Apa benar dengan Ibu Sonia?”
Klien : “Benar sus.”
Perawat : “Baik bu, ibu senang dipanggil apa?”
Klien : “Panggil ibu Sonia saja sus”
b. Evaluasi/Validasi
Perawat : “Baik Ibu Sonia, bagaimana perasaan ibu hari ini?
Ibu tampak terlihat gelisah.”
Klien : “Iya nak, saya sedikit gelisah telinga saya rasanya
penuh dengan suara – suara yang sangat
mengganggu saya.”
c. Kontrak
Perawat : “Baik bu, sekarang apa yang ibu pikirkan?
Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang
perasaan yang ibu rasakan?”
Klien : “Boleh sus”
Perawat : “Mau berapa lama bu? Bagaimana 15 menit bu?”
Klien : “iya boleh sus.”
Perawat : “kita bicaranya disini saja atau di tempat lain
bu?”
Klien : “disini saja sus”

2. Fase Kerja
Perawat : “Baik bu, tadi ibu mengatakan kalau ibu merasa
gelisah, dan mendengar suara-suara yang sangat
mengganggu di telinga ibu, apa ibu bisa
menceritakan lebih lanjut tentang perasaan yang
ibu rasakan?”
Klien : “bisa sus”
Perawat : “Pada saat ibu mendengar suara yang menggangu
itu apa ibu melihat orang/bayangan yang tak
berwujud?”
Klien : “saya tidak melihat orang atau bayangan yang
suster katakan. Saya hanya mendengar saja”
Perawat : “Apa ibu mengalaminya setiap hari? Kalau setiap
hari berapa kali ibu merasakannya? ”
Klien : “ya setiap hari, kurang lebih 3 kali dalam sehari
sus”
Perawat : “Pada keadaan seperti apa ibu merasakannya?
Apakah pada saat ibu sendirian?”
Klien : “ya saya merasakannya saat saya sendirian sus”
Perawat : “Apa yang ibu lakukkan saat ibu mendengar suara
tersebut?”
Klien : “saya hanya menutup telinga saja sus dan mencari
anak saya, selanjutnya suara tersebut hilang sus”
Perawat : “baik bu, bagaimana sekarang kita belajar
untukmencegahsuara-suaraagar tidakmuncul? ”
Klien : “baik sus, saya mau”
Perawat : “baik bu ada empat cara untuk mencegah suara-
suara itu muncul. Pertama dengan cara teknik
menghardik. Kedua dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain. Ketiga dengan cara
melakukkan kegiatan dengan terjadwal.
Keempat dengan cara meminum obat yang
sudah diberikan oleh dokter.”
Klien : “banyak juga ya sus”
Perawat : “Bagaimana kalau kita belajar dengan satu cara
dulu bu? Dengan cara menghardik, caranya
seperti ini : saat suara-suara itu muncul,
langsung ibu mengatakan dalam hati, “Pergi
saya tidak mau dengar kamu, saya tidak mau
dengar kamu, kamu suara palsu” sampai suara
tersebut hilang bu. ”
Klien : “baik sus saya tirukan sekarang” (sambil
menirukan dan memperagakan )
Perawat : “Nah bagus bu, seperti itu bu, coba terus ya bu
sampai suara tersebut hilang bu.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-
cakap tadi bu? Apa ibu akan mengulang cara
yang sudah kita pelajari tadi?”
Klien : “saya sudah mulai agak tenang sus, iya sus saya
akan mengulanginya kembali sus, apa seperti ini
sus?”
Perawat : “iya bu benar sekali”
b. Tindak Lanjut
Perawat : “baik bu, bagaimana sekarang kita membuat
jadwal untuk ibu melakukan teknik menghardik
tadi bu, apa ibu bersedia?”
Klien : “ya sus saya mau sus”
c. Kontrak yang akan datang
Perawat : “baik bu karna sudah 15 menit. Saya rasa cakap-
cakap ini saya sudahkan dulu ya bu, untuk besok
saya datang kembali lagi ya bu pukul 09.00 untuk
mengetahui kondisi ibu lagi.”
Klien : “baik sus”
Perawat : “baik bu sampai jumpa besok”
Klien : “iya sus”
STATEGI PELAKSANAAN (SP)

“Defisit Perawatan Diri”

OLEH:

NI KADEK NOVITA SARI

P07120018082

TINGKAT II/3

PRODI DIII KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2020/202


Strategi Pelaksanaan Komunikasi pada Pasien

dengan Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri

Kondisi pasien:

Pasien perempuan berusia 60 tahun yang bernama Ny. S, beliau dirawat RSUD
Tabanan karena beliau mengalami stroke ringan. Ny. S sudah dirawat di rumah sakit selama
2 hari. Ny. S terlihat duduk di atas tempat tidurnya di salah satu ruangan sambil menggaruk-
garuk kepala yang terlihat kotor, rambutnya tidak tertata rapi. Buaian yang digunakan Ny. S
tidak terpasang dengan benar, dan terlihat baju tersebut kotor. Gigi Ny. S terlihat kotor, dan
mulut Ny. S mengerluarkan bau karena keterbatasan melakukan kegiatan.

Data Subjektif :

5. Badan gatal-gatal
6. Susah tidur

Data Objektif :

 Rambut tidak tertata rapi


 Baju yang dikenakan terlihat kotor dan tidak terpasang dengan benar
 Gigi pasien terlihat kotor
 Mulut pasien mengeluarkan bau

Diagnosa keperawatan: Defisit perawatan diri

Rencana keperawatan :

a) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri


b) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

Tujuan khusus :
1. Tujuan Umum (TUM) :
Defisit Perawatan Diri Menurun

2. Tujuan Khusus (TUK)


1. Pasien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya.
2. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
3. Pasien mampu berpakaian, berhias/berdandan dengan baik
4. Pasien mampu untuk makan dengan baik
5. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

SP Komunikasi

1. Fase Pra Orientasi


Pada tahap ini, seorang perawat melakukan persiapan strategi pelaksanaan
komunikasi dengan pasien, perawat terlebih dahulu mencari informasi tentang pasien
dan mengetahui terlebih dahulu kondisi pasien. Setelah itu perawat merancang
strategi untuk pertemuan pertama dengan pasien.
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat : “Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya perawat Novita, saya
yang bertugas pagi ini. Kalau boleh tau nama ibu siapa? (mendekat
kearah pasien dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan).”
Pasien : “Selamat pagi nurse, saya dengan Ibu Saika (pasien menjabat
tangan perawat).”
Perawat : “Oh, dengan ibu Saika, ibu senang dipanggil siapa?”
Pasien : “Ibu saika saja nurse.”
Perawat : “Baiklah ibu kalau begitu.”

b. Evaluasi dan validasi


Perawat : “Apa kabar bu? Bagaimana perasaanya hari ini? ibu sepertinya
tampak garuk-garuk kepala, gatal ya?”
Pasien : “Saya sehat-sehat saja. Iya saya merasakan gatal-gatal di kepala
dan badan saya nurse.”
Perawat : “(Tersenyum sambil memegang tangan pasien)”

c. Kontrak
Perawat : “Bagaimana kalau kita berbincang tentang kebersihan diri? Supaya
keadaan ibu lebih nyaman daripada sekarang.”
Pasien : “Iya boleh nurse.”
Perawat : “(Tersenyum) Nanti kita diskusikan, waktunya 15 menit saja ya.
Ibu mau tempatnya dimana?”
Pasien : “Disini saja nurse.”
Perawat : “Baik disini saja ya.”

3. Fase kerja
Perawat : “Sebelum masuk rumah sakit berapa kali ibu mandi dalam sehari?
apakah ibu sudah mandi hari ini?”
Pasien : “Terkadang saya mandi sekali dalam sehari bahkan sering tidak
mandi dalam sehari. Selama saya dirawat, saya belum bisa mandi
nurse.”
Perawat : “Apa alasan ibu sehingga tidak bisa merawat diri?”
Pasien : “Menurut saya mandi itu tidak terlalu penting nurse dan kurang
minat melakukan perawatan diri, apalagi dengan kondisi saya
seperti ini.”
Perawat : “Menurut ibu apa manfaat kalau kita menjaga kebersihan diri?”
Pasien : “Dapat terhindar dari penyakit dan dapat menumbuhkan rasa
nyaman orang ketika orang berada didekat kita.”
Perawat : “yaps, yang ibu katakan itu benar bu, kalau kita tidak menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut ibu yang bisa akan muncul?”
Pasien : “Badan akan menjadi bau nurse.”
Perawat : “Iya betul sekali ibu selain itu dapat menyebabkan masalah kulit
seperti panu, kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri
dengan baik seperti apa ya?”
Pasien : “Badan akan bau dan gatal-gatal, mulut juga akan bau nurse.”
Perawat : “Terus apa yang ibu rasakan ketika ibu tidak mandi sekarang?”
Pasien : “ya saya merasa badan saya gatal sih nurse, lengket, dan rambut
saya juga gatal nurse.”
Perawat : “Menurut pendapat ibu, kalau sampai gatal-gatal pada kepala dan
badan ibu itu artinya apa ya?”
Pasien : “Iya artinya badan saya perlu mandi. Berarti saya harus mandi ya?”
Perawat : “Benar sekali bu. Bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang?
Saya akan bantu melakukannya.”
Pasien : “Baiklah nurse saya akan mengikuti anjuran nurse” (berjalan ke
kamar mandi dibantu oleh perawat).
Perawat : “Ikuti yang saya katakan ya bu. Pertama kita gosok gigi dengan
menggunakan sikat gigi yang sudah diberikan odol kemudian gosok
gigi dengan gerakan memutar dari atas ke bawah lalu berkumur-
berkumur dengan air bersih”.
Pasien : (mengikuti arahan dari perawat)
Perawat : “Bagus sekali bu, sekarang buka pakaiannya bu, selanjutnya siram
seluruh tubuh ibu dengan air termasuk rambut dan kepala lalu ambil
shampo sedikit dan gosokkan ke rambut sampai berbusa dan merata
kemudian bilas sampai bersih. Bagus sekali bu, sekarang ambil
sabun dan gosokkan ke seluruh tubuh ibu secara merata dari atas ke
bawah lalu siram dengan air sampai bersih, pastikan bersih tidak ada
ada sisa sabun yang menepel. Setelah selesai di siram dengan air
sampai bersih, selanjutnya keringkan tubuh ibu dengan handuk
kering yang sudah disiapkan. Selanjutnya ibu menggunakan buaian
bersih yang sudah disiapkan ya. Bagus sekali bu, ibu sudah
melakukannya dengan baik dan benar (tersenyum).”

4. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah mandi dan mengganti pakaian
untuk sementara ini?”
Pasien : “Perasaan saya setelah melakukan kegiatan itu saya merasa lebih
nyaman, segar, dan tidak merasakan gatal-gatal pada kulit saya.”

Evaluasi Objektif
Perawat : “Kalau begitu coba ibu menjelaskan ulang proses dalam
membersihkan diri sendiri ya bu.”
Pasien : “Pertama kita gosok gigi terlebih dahulu, lalu kita siram seluruh
badan termasuk kepala dengan air selanjutnya kita membersihkan
kepala dan rambut dengan shampo lalu bilas. Kemudian kita
mengambil sabun untuk membersihkan badan kita lalu bilas. Selesai
mandi kita harus mengeringkan badan dan menggunakan buaian
yang bersih.”
Perawat : “Iya bagus sekali bu, jadi ibu sudah mengetahui bagaimana tahap-
tahap membersihkan diri sendiri. Apa ada yang ibu tanyakan?”
Pasien : “Tidak ada nurse.”

b. Rencana Tindak Lanjut


Perawat : “Nah jadi seperti itu tadi teknik dalam membersihkan diri yang kita
telah lakukan bersama-sama. Mulai hari ini dan seterusnya mau
berapa kali sehari mandi dan sikat gigi?”
Pasien : “Dua kali nurse.”
Perawat : “Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore hari. Kalau pagi dan sore jam
berapa?”
Pasien : “Pagi jam 7 dan sore jam 5 nurse.”
Perawat : “Baik itu jawaban yang bagus bu. Baiklah bu saya harap ibu
mengingat dan menerapkan apapun yang saya ajarkan tadi di rumah
juga setelah pulang dari rumah sakit dan ibu bisa melakukannya
dengan mandiri.”
Pasien : “Iya nurse, terimakasih banyak ya nurse (pasien tersenyum).”
Perawat : “Iya bu sama-sama (ikut tersenyum).”

c. Kontrak Yang Akan Datang


Perawat : “Baik bu, satu jam lagi saya akan kembali kesini untuk
membawakan ibu obat yang telah diresepkan oleh dokter. Jika ibu
memerlukan bantuan ibu bisa pencet bell yang ada di bed ibu atau
ibu bisa menyuruh keluarga ibu untuk memanggil saya di ruangan
perawat ya bu.”
Pasien : “Baik nurse, terimakasih banyak nurse.”
Perawat : “iya bu sama-sama, selamat pagi bu (tersenyum).”
Pasien : “Selamat pagi juga nurse (tersenyum).

SP 3 : Melatih pasien agar mau untuk beraktivitas kembali secara bertahap

b. Orientasi
o Salam terapeutik:
“Assalamualaikum/selama pagi bu saika, ibu masih ingat saya tidak? saya
perawat …. bu, saya yang kemarin ngajarin ibu. Bagaimana perasaannya
hari ini bu?”
o Evaluasi/validasi:
“Bagaimana perasaannya hari ini? Apakah sudah dipakai cara yang kita
latih kemarin?
o Kontrak: topik, waktu, dan tempat
e. Topik: ”Baiklah, sekarang kita akan bercakap-cakap untuk
mengajarkan ibu bagaimana cara untuk melakukan latihan interaksi
yang lainnya dan mengkoordinasikan bagian tubuh ibu yang lain.”
f. Tempat:“Dimana kita bisa berbincang-bincang? Bagaimana kalau
disini saja bu?”
g. Waktu :“Berapa lama kita akan latihan? Sekarang hari Rabu 3 Maret
2020 jam 07.00 WIB. Bagaimana kalau 15 menit saja ya bu?”

c. Fase kerja
“Baiklah, kalau begitu sebelum kita mulai belajar cara yang kedua, saya ingin ibu
memperagakan cara yang kemarin sudah saya ajarkan, ”Bagaimana, kalau kita
bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah ibu lakukan?
Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat ibu dilakukan. Setelah
kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya
ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu? “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan
kegiatan yang ibu miliki “.
”ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan
di rumah sakit ? ”Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa
dikerjakan di rumah sakit ini”. ”O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?
Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur
ibu”. Mari kita lihat tempat tidur ibu Coba lihat, sudah rapikah tempat
tidurnya?”

”ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”

“Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau ibu
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan ibu
ibu (tidak) melakukan.

“Tapi jika ibu merasa lelah atau tidak mampu untuk melakukannya ibu dapat
meminta bantuan keluarga atau tetangga. Mungkiun ada kegiatan lain yang
ingin ibu lakukan kedepannya selain kegiatan - kegiatan yang ibu sebutkan tadi…

d. Terminasi
A. Evaluasi
Subjek: “Bagaimana perasaan ibu setelah peragaan tadi?”
Objek : “Apa ibu bisa menjelaskan hal-hal yang sudah kita pelajari tadi?”
B. Rencana tindak lanjut
ternyata ibu sudah memahami dengan  baik apa yang saya sampaikan.
Mungkin pertemuan hari ini saya akhiri dan terima kasih untuk waktunya dan
saya do’akan agar ibu selalu sehat untuk melakukan aktivitas sehari-hari ya
C. Kontrak yang akan datang : -

Anda mungkin juga menyukai