Anda di halaman 1dari 2

2.1.1.

Peran Penting Elektrolit terhadap Tubuh

Elektrolit merupakan partikel bermuatan ion. Ion yang ada yaitu ion positif atau yang biasa
disebut kation dan ion negatif yang disebut anion. Jumlah kedua ion tersebut harus seimbang baik ion
positif maupun ion negatif. Elektrolit adalah regulator dari saraf dan aktivitas metabolik yang penting.
Kation utama yang terdapat dalam cairan tubuh adalah Na+, K+, Ca++, dan Mg++, anion utama
adalah Cl ̅ , HCO3 ̅ , HPO4 ̅ , dan protein. K+ merupakan kation utama cairan intraseluler , dan Na+
merupakan kation utama cairan ekstraseluler (Suwarsa, 2018)

Kebutuhan elektrolit setiap orang berbeda-beda. Kebutuhan elektrolit tersebut dipengaruhi okeh
usia, kondisi fisiologis dan lingkungan.(Urdampilleta & Gómez-Zorita, 2014).

Homeostatis cairan tubuh terutama cairan elektrolit sangat penting dalam keadaan fisiologis
maupu patofisiologisnya. Pengaturan elektrolit dalam cairan tubuh mempengaruhi keadaan fungsional
seperti sistem kardiovaskular, ginjal, dan neuroendokrin.Keseimbangan air dan elektrolit perlu dijaga
seperti tekanan darah.(Pollock, Ryan, Samson, & Brooks, 2014) . Keseimbangan elektrolit dan cairan
tubuh sangat penting untuk mempertahankan homeostatisdalam tubuh, berperan penting dalam
memlindungi fungsi seluler, perfusi jaringan, dan keseimbangan asam basa tubuh (Kadri, 2013)

Elektrolit juga penting bagi tubuh untung mencegah terjadi dehidrasi. (Triyana, 2012) . Dehidrasi
diartikan sebagai kurangnya cairan di dalam tubuh karena jumlah yang keluar lebih besar dari pada
jumlah yang masuk. Jika tubuh kehilangan banyak cairan, maka tubuh akan mengalami dehidrasi
(Rismayanthi, 2012). Fungsi elektrolit dengan terjadinya dehidrasi dapat mengembalikan kemampuan
kognitif, mencegah pingsan,dan meningkatkan stamina dan produktivitas (Sari & Nindya, 2018)
Triyana, Y.F. (2012). Teknik prosedural keperawatan. Yogyakarta: D- Medika

Rismayanthi, C. (2012). Persepsi atlet terhadap macam, fungsi cairan, dan kadar hidrasi tubuh di unit
kegiatan mahasiswa olahraga. MEDIKORA, 9(1), 1-14. Diakses dari http://id.portalgaruda. org/?
ref=browse&mod=viewarticle&article= 355512

Kadri, A. (2013). General characteristics of patients with electrolyte imbalance admitted to emergency
department. World Journal of Emergency Medicine, 4(2), 113.
https://doi.org/10.5847/wjem.j.issn.1920-8642.2013.02.005
Pollock, J. S., Ryan, M. J., Samson, W. K., & Brooks, D. P. (2014). Water and electrolyte homeostasis
brings balance to physiology. American Journal of Physiology - Regulatory Integrative and
Comparative Physiology, 307(5), 481–483. https://doi.org/10.1152/ajpregu.00246.2014
Sari, N. A., & Nindya, T. S. (2018). Hubungan Asupan Cairan, Status Gizi Dengan Status Hidrasi Pada
Pekerja Di Bengkel Divisi General Engineering Pt Pal Indonesia. Media Gizi Indonesia, 12(1), 47.
https://doi.org/10.20473/mgi.v12i1.47-53
Suwarsa, O. (2018). Terapi Cairan dan Elektrolit pada Keadaan Gawat Darurat Penyakit Kulit ( Fluids
and Electrolyte Therapy in Emergency Skin Diseases ) Oki Suwarsa.
Urdampilleta, A., & Gómez-Zorita, S. (2014). De la deshidratación a la hiperhidratación; bebidas
isotónicas y diuréticas y ayudas hiperhidratantes en el deporte. Nutricion Hospitalaria, 29(1), 21–
25. https://doi.org/10.3305/nh.2014.29.1.6775

Anda mungkin juga menyukai