Oleh :
(462017018)
SALATIGA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
Menurut penelitian Pangestu & Nusadewiarti (2020), gagal jantung kongestif atau
Congestive Hearth Failure merupakan penyakit patofisiologis berupa disfungsi
jantung, sehingga jantung tidak dapat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan / atau jantung dapat menjalankan fungsinya apabila kalau
ada peningkatan abnormal pada volume akhir diastolik. Adapun pengertian gagal
jantung kongestif menurut Nugroho, Sawiji, & Purwadi (2019), yaitu fungsi jantung
yang tidak normal dimana jantung tidak mampu melakukan fungsinya dengan baik /
jantung hanya mampu untuk melakukan tugasnya jika tekanan diastoliknya
meningkat. Selain itu, Karundeng, Prabowo, Ramadhan (2018) mendefinisikan CHF
sebagai kondisi saat jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh yang disebabkan karena ketidakmampuan myocardium untuk
melakukan kontraksi atau terjadi peningkatan beban kerja jantung.
Dari ketiga definisi CHF diatas, dapat disimpulkan bahwa CHF atau gagal jantung
kongestif merupakan sebuah penyakit dimana terjadinya disfungsi jantung yang
membuat jantung tidak dapat melakukan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh
tubuh / jantung hanya bisa menjalankan fungsinya jika ada peningkatan abnormal
diastol.
II. Klasifikasi
III. Etiologi
Kasron & Engkartini (2019) mengatakan bahwa penyebab utama CHF adalah
hipertensi dan penyakit arteri koronaria. Menurut Aspiani (2016), secara umum
penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut :
a. Disfungsi miokard.
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
1) Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus
paten
2) Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
3) Disaritmia
c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload)
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload)
V. Pathway
Disfungsi Beban tekanan Beban sistolik
Peningkata
miokardium / akut berlebih berlebih
miokard infark
VI. Pemeriksaan Penunjang
Selain itu, menurut Pangestu & Nusadewiarti (2020), pasien CHF dapat diberikan
terapi farmakologi berupa pemberian obat Digoxin, Furosemid, Bisoprolol, dan
Clopidogrel (CPG). Intervensi nonfarmakologi berupa edukasi pada pasien dan
keluarga bertujuan untuk memberikan pemahaman pada pasien dan keluarga tentang
gambaran pola diet untuk pasien melalui pola diet rendah garam dan perlunya
mengonsumsi pisang setiap hari. Pasien diberikan pula pemahaman tentang
pemantauan berat badan dan peningkatan aktivitas dengan melakukan olahraga
ringan. Kemudian pemahaman pasien diengkapi tentang kelainan, kerusakan yang
terjadi pada tubuh pasien, faktor penyebab, komplikasinya serta penatalaksanaan
faktor resiko yang mungkin dialami pasien.
VIII. Prognosa
Menurut Kasron & Engkartini (2019), oedema kaki merupakan komplikasi yang
sering terjadi pada pasien CHF. Oedema kaki sendiri merupakan salah satu tanda
bahwa penyakit CHF yang diderita oleh pasien sudah dalam kondisi komplikasi lanjut
dan berlangsung lebih lama sehingga sistem pompa jantung mengalami penurunan.
Selain itu, penderita dapat mengalami gagal ginjal akut, aritmia, bahkan hingga
kematian.
Meliputi nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama
pendidikan, pekerjaan, alamat, No MR, dan diagnosa medis.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Kesadaran pasien dengan CHF biasanya baik atau compos
mentis (GCS 14-15) dan akan berubah sesuai tingkat gangguan perfusi sistem
saraf pusat.
b. Mata : Konjungtiva biasanya anemis, sklera biasanya tidak ikterik. Palpebra
biasanya bengkak.
c. Hidung : Biasanya bernafas dengan cuping hidung serta hidung sianosi.
d. Mulut : Bibir biasanya terlihat pucat.
e. Wajah : Biasanya wajah terlihat lelah dan pucat.
f. Leher : Biasanya terjadi pembengkakan pada vena jugularis (JVP).
g. Sistem pernapasan : Dispnea saat beraktivitas atau tidur sambil duduk atau
dengan
beberapa bantal. Batuk dengan atau tanpa sputum. Penggunaan bantuan
pernafasan, misal oksigen atau medikasi, pernafasan takipnea, nafas dangkal,
pernafasan laboral, sputum mungkin bercampur darah, merah muda / berbuih,
edema pulmonal, bunyi nafas : adanya krakels banner dan mengi (Wijaya &
Yessi, 2013).
penggunaan otot aksesori
h. Jantung : Adanya jaringan parut pada dada, bunyi jantung tambahan
(ditemukan jika penyebab CHF kelainan katup), batas jantung mengalami
pergeseran yang menunjukkan adanya hipertrofi jantung (Kardiomegali),
adanya bunyi jantung S3 atau S4, takikardi.
i. Abdomen : Adanya hepatomegali, splenomegali, dan asites.
j. Eliminasi : Penurunan frekuensi kemih, urin berwarna gelap, nokturia
(berkemih pada malam hari), diare/ konstipasi.
k. Ekstremitas : Terdapat edema dan CRT kembali >2 detik, adanya edema,
sianosis perifer (Smeltzer & Bare, 2013).
B. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas (D.0003).
b. Pola napas tidak efektif (D.0005).
c. Penurunan curah jantung (D.0008).
d. Nyeri akut (D.0077).
e. Hipervolemia (D.0022).
f. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009)
g. Intoleransi aktivitas (D.0056)
C. Rencana Keperawatan
Pangestu, M. D., Nusadewiarti, A., Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F., Lampung, U., Ilmu,
B., Komunitas, K., Kedokteran, F., & Lampung, U. (2020). Penatalaksanaan Holistik
Penyakit Congestive Heart Failure pada Wanita Lanjut Usia Melalui Pendekatan
Kedokteran Keluarga Holistic Management Of Congestive Heart Failure in Elderly
Household Women Through A Family Medicine Approach. Majority, 9(1), 1–11.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/2684/2624.
Diakses pada tanggal 27 Maret 2021. Pukul 22:18 WIB.
Karundeng, J. T., Prabowo, W. C., & Ramadhan, A. M. (2018). Pola Pengobatan pada Pasien
Congestive Heart Failure (CHF) Di Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Kota Samarinda. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences,
8(November), 229–235. https://doi.org/10.25026/mpc.v8i1.328. Diakses pada tanggal
27 Maret 2021. Pukul 22:30 WIB.
Nugroho, A, F., Sawiji., & Purwadi, W. (2019). Tingkat Kualitas Tidur Pada Pasien Gagal
Jantung Kongestif (Chf) Dengan Posisi Tidur Semi Fowler, Semi Fowler Miring
Kanan, Dan Semi Fowler Miring Kiri Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Gombong,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 15(1), 40-46.
http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id. Diakses pada tanggal 27 Maret 2021. Pukul 22:40
WIB.
Kasron, K. (2019). Pijat Kaki Efektif Menurunkan Foot Edema pada Penderita Congestive
Heart Failure (CHF). Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah, 2(1), 14.
https://doi.org/10.32584/jikmb.v2i1.203. Diakses pada tanggal 27 Maret 2021. Pukul
22:30 WIB.