Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL

Apa Itu Masyarakat Madani

Disusun Oleh :

Purwanto Anantha Djawa / 205020901111005

Agama Kelas B / Kelompok 4

Dosen Pengampu :

Siti Rohmah M.HI

JURUSAN MANAJEMEN

PRODI KEWIRAUSAAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Masyarakat Madani Beserta
Konsepnya” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Siti Rohma
M. HI pada bidang studi/mata kuliah agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Masyarakat Madani bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Rohma M. HI, selaku selaku dosen
pengampu mata kuliah agama yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

MALANG, November 2020

Purwanto Anantha Djawa


(NIM : 205020901111005)

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
Abstrack......................................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................................4
B. PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
1. PENGERTIAN........................................................................................................................................5
2. PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI MENURUT PARA AHLI..............................................................5
3. SEJARAH..............................................................................................................................................6
4. KARAKTERISTIK DAN CIRI MASYARAKAT MADANI..............................................................................6
5. MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA................................................................................................7
6. Tantangan Masyarakat Madani...........................................................................................................8
C. PENUTUP.................................................................................................................................................9
a. KESIMPULAN........................................................................................................................................9
D. Referensi :...............................................................................................................................................9

3
ARTIKEL ILMIAH AGAMA :

APA ITU MASYARAKAT MADANI

Oleh : Purwanto Anantha Djawa

NIM 205020901111005

Fakultas Ekonomi Bisnis

Abstrack

Masyarakat Madani merupakan sebuah istilah yang bisa berarti sebuah

peradaban. Masyarakat Madani berasal dari zaman Rasullah. Dan kini konsep

Masyarakat Madani banyak diterapkan di Negara – Negara Berkembang maupun

Maju. Seperti halnya di negara kita Indonesia. Banyak pengertian lain dari

Masyarakat Madani dari para ahli lainnya. Dan juga banyak tantangan yang harus

dihadapi untuk menjalani sebuah Konsep Madani.

A. LATAR BELAKANG

Madani / Masyarakat Madani merupakan sebuah istilah yang bisa berarti

sebuah peradaban ataupun kota. masyarakat madani mulai popular sekitar awal tahun

90-an di Indonesia dan masih terdengar asing pada sebagian dari kita. Konsep ini

awalnya berkembang di Barat, dan berakhir setelah lama terlupakan dalam

perdebatan wacana sosial modern, dan kemudian mengalami revitalisasi terutama

ketika Eropa timur dilanda gelombang reformasi di tahun-tahun pertengahan 80-an

hingga 90-an.

Civil Society sebagai sebuah konsep yang berasal dari pergolakan politik

dan sejarah masyarakat Eropa Barat yang mengalami proses transformasi dari pola

4
kehidupan feodal menuju kehidupan masyarakat industri kapitalis. Konsep civil

society kemudian dikembangkan oleh filosof John Locke dari istilah Civillian

Govermant (pemerintahan sipil) yang berasal dari bukunya Civilian Goverment pada

tahun 1960.

Kesulitan dalam mencari padanan kata “ Masyarakat Madani “ dalam

literatur bahasa Indonesia di sebabkan oleh hambatan psikologis untuk menggunakan

istilah-istilah Arab-Islam dan tiadanya pengalaman empiris penerapan nilai-nilai

madaniyah dalam tradisi kehidupan politik bangsa Indonesia akhirnya banyak orang

yang memadankan istilah masyarakat madani dengan civil society, societas civilis

(Romawi), atau koinonia politike (Yunani).

Konsep civil society di artikan sama sengan konsep masyarakat madani,

dimana sistem sosial yang ada dalam masyarakat madani di ambilkan dari sejarah

Nabi Muhammad sebagai pemimpin ketika itu yang membangun peradaban tinggi

dengan mendirikan Negara-Kota Madinah dan meletakkan dasar-dasar masyarakat

madani dengan menggariskan ketentuan untuk hidup bersama dalam suatu dokumen

yang di kenal dengan Piagam Madinah (Mitsaq al-Madinah). Idealisasi tatanan

masyarakat Madinah ini didasarkan pada keberhasilan Nabi dalam mempraktekkan

dan mewujudkan nilai-nilai keadilan, ekualitas, kebebasan, penegakan hukum dan

jaminan terhadap kesejahteraan bagi semua warag serta perlindungan terhadap kaum

yang lemah dan kelompok minoritas, walupun eksistensi masyarakat madani hanya

sebentar tetapi secara historis memberikan makna yang penting sebagai teladan bagi

perwujudan masyarakat yang ideal di kemudian hari untuk membangun tatanan

kehidupan yang sama, maka dari itu tatanan masyarakat Madinah yang telah

dibangun oleh Nabi secara kualitatif dipandang oleh sebagian intelektual muslim

sejajar dengan konsep civil society. Pada dasarnya masyarakat madani yang

5
dicontohkan oleh Nabi adalah reformasi total terhadap masyarakat yang hanya

mengenal supremasi kekuasaan pribadi seorang raja sebagaimana selama ini menjadi

pengertian umum tentang Negara.

Istilah masyarakat madani di Indonesia diperkenalkan oleh Dato Anwar

Ibrahim ketika berkunjung ke Indonesia, dalam ceramahnya pada sinponsium

nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara festival Istiqlal 26 September 1995,

memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagai terjemahan civil society. 13

Lebih lanjut Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa masyarakat madani adalah sistem

sosial yang subur yang di asaskan pada prinsip moral yang menjamin keseimbangan

antara kebebasan perseorangan dengan kestabilan masyarakat. Penerjemahan civil

society menjadi masyarakat madani didasari oleh konsep kota Ilahi, kota peradaban

atau masyarakat kota dan di sisi lain pemaknaan itu juga dilandasi oleh konsep

alMujtama’ al-Madani yang dikenalkan oleh Naqwib al-Attas.

6
B. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

menggunakan istilah bahasa Arab: "madani" (dari arti kata "Medina")

untuk menerjemahkan "civil" dianggap tepat karena istilah "madani" menyiratkan

anggapan masyarakat beradab sebagai kebalikan dari masyarakat yang tidak

berbudaya. Padahal istilah "masyarakat warga" atau "masyarakat kewarganegaraan"

lebih banyak berkonotasi gagasan kewarganegaraan sebagai bagian integral

masyarakat madani. Harus disadari bahwa apa yang dimaksud dengan istilah

komunitas, kewarganegaraan, masyarakat madani dan "masyarakat madani" tidak

lain hanyalah civil society.

Istilah "masyarakat madani" disosialisasikan di Indonesia sebagai

terjemahan civil society (Inggris). Kata civil society, sebenarnya berasal dari bahasa

Latin 'civitas dei', artinya kota tuhan dan society yang berarti masyarakat, maka dari

kata civil ini akan membentuk kata civilization yang berarti peradaban. Dengan

demikian kata civil society didefinisikan sebagai komunitas masyarakat urban, yaitu

masyarakat yang memiliki peradaban maju. Nurcholish Madjid, menyatakan

konsepsi semacam ini, yang awalnya mengacu pada dunia Islam yang dialamatkan

oleh komunitas urban Arab. Nabi, membuat sebuah deklarasi dengan mengganti

nama Yatsrib ke Madinah, karena Nabi ingin menciptakan masyarakat madani.

2. PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI MENURUT PARA

AHLI

W.J.S Poerwadarminto: Menurut W.J.S Poerwadarminto, kata

masyarakat berarti suatu pegaulan hidup manusia, sehimpunan orang yang hidup

bersama dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan tertentu.Sedangkan kata

madani berasal dari bahasa Arab yaitu madinah, artinya kota. Jadi secara etimologis,

7
masyarakat madani berarti masyarakat kota. Meskipun demikian, istilah kota tidak

merujuk semata-mata kepada letak geografis, tetapi justru kepada karakter atau sifat-

sifat tertentu yang cocok untuk penduduk kota. Dari sini masyarakat madani tidak

asal masyarakat perkotaan, tetapi memiliki sifat yang cocok dengan orang kota, yaitu

berperadaban.

Rumusan PBB: Pengertian masyarakat madani menurut PBB, adalah

masyarakat yang demokratis dan menghargai human dignity atau hak-hak tanggung

jawab manusia.

Thomas Paine: Menurut Thomas Paine bahwa arti masyarakat madani

adalah suatu ruang tempat warga dapat mengembangkan kepribadiannya dan

memberi peluang bagi pemuasan kepentingan secara bebas dan tanpa paksaan.

Nucholish Madjid: Pengertian masyarakat madani menurut Nurcholis

Madjid yang mendefinisikan masyarakat madani sebagai masyarakat yang merujuk

pada masyarakat islam yang perna dibanguna Nabi Muhammad Saw. di negeri

Madinah.

Gellner: Menurutnya, pengertian masyarakat madani adalah sekelompok

institusi/lembaga dan asosiasi yang cukup kuat untuk mencegah tirani politik, baik

oleh negara maupun komunal/komunitas.

Muhammad A.S. Hikam: Pengertian masyarakat madani menurut

Muhammad. A.S. Hikam adalah wilayah-wilayah kehidupan sosial yang

terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan, keswasembadaan dan

keswadayaan, kemandirian tinggi terhadap negara, dan keterikatan dengan norma

serta nilai-nilai hukum yang diikuti warganya

8
Dawan Rahardjo: Menurutnya, pengertian masyarakat madani adalah

proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama.

M. Hasyim: Pengertian masyarakat madani menurut M. Hasyim adalah

masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang beradab, sopan santun berbudaya

tinggi, baik dalam menghadapi sesama manusia atau alam lainnya.

3. SEJARAH

Sejarah dari Masyarakat Madani bermula ketika atau sejak hijrahnya

Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Yatsrib. Selang dua tahun pascahijrah atau

tepatnya 624 M, setelah Rasulullah mempelajari karakteristik dan struktur

masyarakat di Madinah yang cukup plural, beliau kemudian melakukan beberapa

perubahan sosial. Salah satu di antaranya adalah mengikat perjanjian solidaritas

untuk membangun dan mempertahankan sistem sosial yang baru. Sebuah ikatan

perjanjian antara berbagai suku, ras, dan etnis seperti Bani Qainuqa, Bani Auf, Bani

al-Najjar dan lainnya yang beragam saat itu, juga termasuk Yahudi dan Nasrani.

konsep kota Madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW pada tahun

622M. Masyarakat madani juga mengacu pada konsep tamadhun (masyarakat yang

berperadaban) yang diperkenalkan oleh Ibn Khaldun, dan konsep Al Madinah al

fadhilah (Madinah sebagai Negara Utama) yang diungkapkan oleh filsuf Al Farabi

pada abad pertengahan (Rahardjo seperti yang dikutip Nurhadi, 1999). Robert N

Bellah dalam bukunya Beyond Belief (1976). Bellah mengakui, dalam buku hasil

penelitiannya terhadap agama-agama besar di dunia itu, bahwa masyarakat yang

dipimpin Rasulullah itu merupakan masyarakat yang sangat modern untuk zaman

dan tempatnya. Masyarakat ini telah melakukan lompatan jauh ke depan dalam

kecanggihan tata sosial dan pembangunan sistem politiknya.

9
Sejarah lain mengatakan bahwa masyarakat Yunani Kuni sudah

mengemukakan istilah civil society. Orang yang pertama kali mencetuskan ialah

Cicero (106-43 SM). sebagai orator Yunani kuno. Civil society menurut Cicero ialah

suatu komunitas memiliki kode hokum sendiri. Dengan konsep civility (kewargaan)

dan urbanity (budaya kota), maka kota dipahami bukan hanya sekedar konsentrasi

penduduk, melainkan juga sebagai pusat peradaban dan kebudayaan.

4. KARAKTERISTIK DAN CIRI MASYARAKAT MADANI

1. Menjunjung tinggi nilai

 Menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang dengan iman,

ilmu, dan tekhnologi.

2. Memiliki perabadan yang tinggi

Sebagai makhluk yang memiliki keyakinan atau iman kepada Sang Maha

Pencipta, masyarakat madani telah membuktikan bahwa mereka merupakan manusia

yang memiliki peradaban, yaitu beradab atau bertata krama

3. Mengedepankan kesederajatan dan transparansi.

Transparansi atau keterbukaan berarti mereka menjalankan hidupnya

harus dengan sikap jujur dan tidak perlu ada hal-hal yang harus ditutupi sehingga

menumbuhkan rasa saling percaya antar satu sama lain. 

4. Ruang publik yang bebas

istilah  free public sphere merupakan wilayah yang memungkinkan

masyarakat sebagai warga negara untuk menyampaikan pendapat dengan status

orang yang merdeka (yang berarti bebas)

5. Supremasi hukum

10
 Supremasi hukum atau dalam KBBI diartikan sebagai kekuasaan

tertinggi dalam hukum memiliki arti bahwa terdapat jaminan terciptanya keadilan

yang bisa dicapai bila menempatkan hukum sebagai kekuasaan tertinggi dalam

sebuah negara

6. Keadilan sosial

Keadilan sosial atau social justice merupakan suatu keseimbangan dan

pembagian yang proporsional atau sesuai antara hak dan kewajiban antar warga dan

negara yang meliputi seluruh aspek kehidupan.

7. Partisipasi sosial

 Berpatisipasi dalam lingkungan sosial merupakan salah satu cara untuk

menjalin hubungan dan kerjasama antar individu maupun kelompok untuk mencapai

sebuah tujuan tertentu.

Karakteristik Masyarakat Madani ialah

 Semangat Pluralisme

Pluralismebertujuan mencerdaskan umat melalui perbedaan konstruktif

dan dinamis, dan merupakan sumber dan motivator terwujudnya kreativitas, yang

terancam keberadaannya jika tidak terdapat perbedaan. pluralitas merupakan sesuatu

yang kodrati (given). Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah keniscayaan yang tidak

dapat dielakkan, sehingga mau tidak mau, pluralitas telah menjadi suatu kaidah yang

abadi.

 Sikap Toleransi

Saling Menghormati antar umat beragama merupakan sesuatu yang

sangat penting dari apapun

11
 Prinsip demokrasi.

Demokrasi tidak sekedar kebebasan dan persaingan, demokrasi juga

pilihan untuk bersama-sama membangun, dan memperjuangkan masyarakat untuk

semakin sejaktera.

Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat

madani adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari

akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan

kepentingan-kepentingannya. Dimana pemerintahannya memberikan peluang yang

seluas –luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program

pembangunan di wilayahnya.

5. MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA

Secara historis kelembagaan civil society muncul ketika proses proses

tranformasi akibat modernisasi terjadi dan menghasilkan pembentukan sosial baru

yang berbeda dengan masyarakat tradisional. Hal ini dapat ditelah ulang ketika

terjadi perubahan sosial pada masa kolonial, utamanya ketika kapitalisme mulai di

kenalkan oleh Belanda. Hal itu telah mendorong terjadinya pembentukan sosial lewat

proses industrialisasi, urbanisasi dan pendidikan modern. Pada akhirnya muncul

kesadaran dikalangan kaum elit pribumi yang kemudian mendorong terbentuknya

organisasi sosial modern di awal abad ke-XX, gejala ini menandai mulai berseminya

masyarakat madani.

Masayarakat Madani, dikalangan masyarakat Indonesia mulai populer

sejak akhir abad ke XX, dengan tokoh – tokoh terkemukanya seperti Nurcholis

Madjid, Amin Rais dan lain –lain, Menurut Heru Nugroho pengunaan istilah civil

society tersebut pada awalnya dikenalkan oleh seorang filsuf berkebangsa-an

Scotlandia Adam Ferguson.

12
Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk Masyarakat Madani

yang pada dasarnya adalah masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius.

Dalam kaitannya pembentukan Masyarakat Madani di Indonesia, maka

warga negara Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi warga negara yang

cerdas, demokratis, dan religius dengan bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan

kreatif, berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai dengan aturan, menerima

semangat Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab,

memilih calon pemimpin secara jujur-adil, menyikapi media massa secara kritis dan

objektif, berani tampil dan kemasyarakatan secara profesionalis,berani dan mampu

menjadi saksi, memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-cita Indonesia di

masa mendatang dan sebagainya. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki

kekhasan sosial-budaya. Merupakan fakta historis bahwa masyarakat Indonesia

adalah masyarakat majemuk, yang terdiri dari beragam suku, budaya, bahasa dan

agama.

Masing-masing suku, budaya, dan bahasa memiliki satu sistem nilai yang

berbeda. Kemajemukan ini akan menjadi bencana dan konflik yang berkepanjangan

jika tidak dikelola dengan baik. Kebhinekaan dan kearifan budaya lokal inilah yang

harus dikelola sehingga menjadi basis bagi terwujudnya Masyarakat Madani, karena

Masyarakat Madani Indonesia harus dibangun dari nilai-nilai yang ada didalamnya,

bukan dari luar.

6. Tantangan Masyarakat Madani

Untuk mewujudkan masyarakat madani dengan cirri-ciri serta

persyaratan yang dikemukakan di atas tentu bukan meruipakan hal yang mudah.

Diperlukan upaya, kerja keras dan daya tahan yang inggi untuk mengatasi berbagai

kendala dan tantangan yang hadir, baik kendala yang berhubungabn dengan struktur

13
sosial, maupun kendala yang berkaitan dengan keadaan masyarakat Indonesia pada

saat ini sedang mengalami berbagai guncangan seperti krsis moneter, tuntutan

pemerintah demokasi, bersih serta berwibawa, terjadi konflik antar masyarakat di

berbagai daerah yang mengarah kepada dis integrasi bangsa. Secara umum ada dua

kendala yang dihadapi dalam mewujudkan masyarakat madani, yaitu kendala yang

bersifat structural, maupun kultural. Secara struktural, dominasi Negara dan birokrasi

kekuasaan masih sangat kuat, sehingga wilayah masyarakat madani terdesak. Secara

kultural warga masyarakat masih terperangkap dalam mentalitas dan budaya

partenlistik. Orientasi dan ketergantungan pada pemimpin dan penguasa masih tinngi

membuat kemandirian kurang berkembang.

Secara struktural birokrasi Negara dan birokrasi kekuasaan masih sangat

kuat.kondisi ini sebagai akibat dari budaya politik yang ditinggalkan orde baru,

karena selama orde baru telah tercipta suatu kehidupan bangsa tidak sesuai dengan

cita-cita UU 1945. Pemerintahan orde baru yang represif telah menghasilkan

manusia-manusia Indonesia yang tertekan, tidak kriris, manusia yang bertindak dan

berfikir dalam acuan suatu struktur kekuasaan yang hanya mengabdi kepada

kepentingan sekolompok kecil rakyat Indonesia. Masyarakat indonesia selama 32

tahun telah terkooptasi dengan budaya politik pemerintah orde baru. Kehidupan

demokrasi telah dipasung sehingga tidak ada kebebasan berpendapat. Kebijakan

otoriter pemerintah, menyebabkan organisai-organisasi masyarakat tidak memiliki

kemandirian , tidak memiliki kontrol terhadap jalannya pemerintahan.

Secara kultural, tantangan sosial budaya yang cukup berat adalah

pluralitas masyrakat Indonesia. Pluralitas tidak hanya berkaitan dengan budaya saja,

tetapi juga persoalan politik, sosial, dan ekonomi masyarakat. Meskipun bangsa telah

14
merdeka lebih dari 58 tahun, namun pluralitas masyrakat masih kurang

dimanfaatkan  sebagai potensi yang dinamis untuk memacu pembangunan.

Masyarakat kurang begitu percaya dengan pemimpin dari daerah lain

yang akan membawa kesejahteraan bagi diri dan daerah mereka.Rasa saling tidak

percaya ini telah menjadi kendala serius dalam mewujudkan masyarakat

madani.Selain itu, juga terdapat kesan yang kuat bahwa solidaritas sosial semakin

menipis dalam kehidupan masyarakat akir-akhir ini. Hal ini dapat dicermatai dari

berbagai praktik kehidupan masyarakat kita saat ini. Masyarakat seolah-olah tidak

peduli lagi dengan kehidupan orang lain,masyarakai indonedia dulu dipandng

ternasuk kjatagori masyarakat yang kuat solidaritasnya sejarang menjadi masyarakat

yang mementingkan diri dsendiri. Egoisme menjadi semakin emnoonjol yang

mewarnai berbagai benuk kehidupan masyarakat. Egoisme yang semskin menebal itu

telah menjdikan mentalitas masrakat Indonesia tidak mudah untuk mengakui

keunggulan masyarakat atau bangsa lain. Beriringan demgan gejala itu, terkesan pula

ras apercaya diri pada masyarakat pun semakin menurun.

15
C. PENUTUP

a. KESIMPULAN

Manfaat yang diperoleh dari terciptanya Masyarakat Madani ialah

terciptanya masyarakat yang demokratis. Di samping itu, melalui terciptanya

masyarakat madani akan mendorong inovasi-inovasi terbaru disegala bidang yang

menjadi persoalan atau mendapat persoalan-persoalan dari baik maupun buruk

Bangsa Indonesia.

Dengan ini kita menjadi tahu sejarah dulu dimasa Rasullah yang

menciptakan konsep Madani tersebut. Karena hal yang lama ini atau hal yang lama

ini menjadi inovasi terbaru dimasa kini.

16
D. Referensi :

Adi Suryadi Culla. Masyarakat Madani : pemikiran, Teori dan

Relevansinya dengan Cita-Cita Reformasi,

Fahmi Huwaidi. Demokrasi Oposisi dan Masyaraka Madani. Cet, 1 h.

295

Taufikur45, Artikel Masyarakat Madani, (Juni 15,2007).

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2015. Kewarganegaraan.

Bahan Ajar, Rows Collection

Abdillah, Masykuri, Islam dan Masyarakat Madani, dalam Islam,

Masyarakat madani dan Demokrasi, editor Sudarno Shobron, (Surakarta,

Muhammadiah University Press, cetakan pertama, 1999)

17

Anda mungkin juga menyukai