Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS KEPERAWATAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

oleh
Sri Rahyuning Muthmainnah, S.Kep
NIM 202311101138

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
STUDI KASUS KEPERAWATAN
Hari: Selasa, Tanggal: 16 Maret 2021
Nama : Sri Rahyuning Muthmainnah, S.Kep
NIM : 202311101138
Kelompok : 3A
Pembimbing : Ns. Nurfika Asmaningrum, S.Kep., M.Kep., Ph.D

No Kasus Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)


Keperawatan
(SDKI)
1. Seorang laki-laki 41 tahun dirawat Bersihan jalan Tujuan: Latihan batuk efektif
di rumah sakit mengeluh batuk nafas tidak Setelah dilakukan tindakan asuhan (I.01006)
berdahak dan saat batuk terkadang efektif (D.0001) keperawatan selama 2x24jam diharapkan Definisi: melatih pasien yang
terasa sesak, lemas, demam, serta bersihan jalan nafas tidak efektif pada tidak memiliki kemampuan
nafsu makan menurun. Sesak yang pasien dapat teratasi, dengan kriteria batuk secara efektif untuk
dirasakan kambuh-kambuhan. sebagai berikut: membersihkan laring, trakea dan
Pasien mengatakan memiliki bronkiolus dari sekret atau
penyakit asma. Hasil pemeriksaan Kriteria Hasil: benda asing di jalan nafas.
BB 54 kg, TB 168 cm, pasien Bersihan jalan nafas (L.01001) Observasi:
tampak lemah, mukosa bibir 1. Identifikasi kemampuan
Ditingkatkan ke
Indikator Awal 1 2 3 4 5 batuk
kering, turgor kulit menurun, suara
Terapeutik:
nafas wheezing dan ronki di area Batuk 2 4 1. Atur posisi semi fowler atau
paru sebelah kanan dan kiri. TD Efektif fowler
130/68 mmHg, HR 113x/menit, Ket: 1:menurun, 2:cukup menurun, Edukasi:
RR 22x/menit, Suhu 38oC, SpO2 3:sedang, 4:cukup meningkat, 5: 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
96%. Pemeriksaan swab PCR meningkat batuk efektif
negatif dan foto thorax tampak Indikator Awal Ditingkatkan ke
konsolidasi di pericardi kanan dan 1 2 3 4 5
lapangan tengah bawah paru kiri. Produksi 2 4 Manajemen jalan nafas
Pasien diberikan terapi O2 nasal Sputum (I.14509)
kanul 4 lpm, terapi nebulizer BB, Mengi 2 4 Definisi: mengidentifikasi dan
NaCl drip amoniphilin 240 gr/fls, Wheezing 2 4 mengelola kepatenan jalan nafas
injeksi metilprednisolone 3x125 Observasi:
Dispnea 2 4
mg, injeksi metamizole natrium 1 1. Monitor pola nafas
Ket: 1:meningkat, 2:cukup meningkat, (frekuensi, kealaman, usaha
gr, levofloxacin 1x175 mg dan 3:sedang, 4:cukup menurun, 5: menurun
obat oralnya yaitu salbutamol 3x2 nafas)
mg. Diagnosis medis: Pneumonia 2. Monitor bunyi nafas
Ditingkatkan ke tambahan (mis. Gurgling,
non COVID-19. Indikator Awal
1 2 3 4 5 mengi, wheezing, ronkhi
Frekuensi 2 4 kering)
napas 3. Monitor sputum (jumlah,
Pola 2 4 warna)
napas Terapeutik:
Ket: 1:memburuk, 2:cukup memburuk, 1. Posisikan semi fowler atau
3:sedang, 4:cukup membaik, 5: membaik fowler
2. Berikan minuman hangat
3. Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
4. Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
5. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
6. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
Ajari teknik batuk efektif

Pemantauan respirasi
(I.01014)
Definisi: mengumpulkan dan
menganalisis data untuk
memastikan kepatenan jalan
nafas dan keefektifan pertukaran
gas
Observasi:
1. Monitor pola nafas (seperti
bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul,
Cheyne-Strokes)
2. Monitor kemampuan batuk
efektif
3. Monitor adanya produksi
sputum
4. Monitor adanya sumbatan
jalan nafas
5. Monitor saturasi oksigen
Intoleransi Tujuan: Manajemen energi (I.05178)
aktivitas (D.0056) Setelah dilakukan tindakan asuhan Definisi: mengidentifikasi dan
keperawatan selama 2x24jam diharapkan mengelola penggunaan energi
pasien dapat beraktivitas ringan secara untuk mengatasi atau
mandiri, dengan kriteria sebagai berikut: mencegah kelelahan dan
mengoptimalkan proses
Toleransi aktivitas (L.05047) pemulihan
Ditingkatkan ke Observasi:
Indikator Awal 1. Monitor kelelahan fisik dan
1 2 3 4 5
Frekuensi 2 4 emosional
nadi 2. Monitor pola dan jam tidur
Kekuatan 2 4 Terapeutik:
tubuh 1. Sediakan lingkungan
bagian atas nyaman dan rendah stimulus
Kekuatan 2 4 (mis. Cahaya, suara,
tubuh kunjungan)
bagian 2. Lakukan latihan rentang
bawah gerak pasif dan/atau aktif
Ket: 1:menurun, 2:cukup menurun, 3. Berikan aktivitas distraksi
3:sedang, 4:cukup meningkat, 5: yang menenangkan
meningkat 4. Fasilitasi duduk di sisi
Ditingkatkan ke tempat tidur, jika tidak dapat
Indikator Awal berpindah atau berjalan
1 2 3 4 5
Dispnea 2 4 Edukasi:
saat Anjurkan melakukan aktivitas
aktivitas secara bertahap
Dispnea 2 4 Kolaborasi:
setelah Kolaborasi dengan ahli gizi
aktivitas tentang cara meningkatkan
Perasaan 2 4 asupan makanan
lemah
Aritmia 2 4
saat
aktivitas
Aritmia 2 4
setelah
aktivitas
Ket: 1:meningkat, 2:cukup meningkat,
3:sedang, 4:cukup menurun, 5: menurun

Ditingkatkan ke
Indikator Awal
1 2 3 4 5
Tekanan 2 4
darah
Frekuensi 2 4
nafas
Ket: 1:memburuk, 2:cukup memburuk,
3:sedang, 4:cukup membaik, 5: membaik
Hipertermi Tujuan: Manajemen hipotermia
(D.0130) Setelah dilakukan tindakan asuhan (I.15506)
keperawatan selama 2x24jam diharapkan Definisi: mengidentifikasi dan
suhu tubuh pada pasien kembali normal,mengelola peningkatan suhu
dengan kriteria sebagai berikut: tubuh akibat disfungsi
termoregulasi
Kriteria Hasil: Observasi:
Termoregulasi (L.01006) 1. Identifikasi penyebab
Ditingkatkan ke hipertermia (mis. Dehidrasi,
Indikator Awal terpapar, lingkungan panas,
1 2 3 4 5
Suhu 2 4 penggunaan inkubator)
tubuh 2. Monitor suhu tubuh
Tekanan 2 4 Teraputik:
darah Lakukan pendinginan eksternal
Ket: 1:memburuk, 2:cukup memburuk, (mis. Selimut hipotermia atau
3:sedang, 4:cukup membaik, 5: membaik kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
Edukasi:
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu
2. Seorang pasien perempuan 58 Nyeri akut Tujuan: Manajemen nyeri (I.08238)
tahun dirawat di rumah sakit (D.0077) Setelah dilakukan tindakan asuhan Definisi: mengidentifikasi dan
dengan gangrene pedis sinistra. keperawatan selama 2x24jam diharapkan mengelola pengalaman
Pasien mengatakan nyeri pada nyeri dapat berkurang, dengan kriteria sensorik atau emosional yang
luka gangrene di kaki kanan, nyeri sebagai berikut: berkaitan dengan kerusakan
dirasakan sejak 3 bulan yang lalu jaringan atau fungsional
seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri Kriteria Hasil: dengan onset mendadak atau
6, nyeri berkurang bila pasien Kontrol nyeri (L.08063) lambat dan berintensitas ringan
rebahan. Setiap malam pasien Ditingkatkan ke hingga berat dan konstan.
mengatakan susah tidur dan sering Indikator Awal Observasi:
1 2 3 4 5
terbangun. Pasien tampak sering Melaporkan 2 4 1. Identifikasi lokasi,
mengerutkan kening, merintih, TD nyeri karakteristik, durasi,
139/90 mmHg, HR 101 x/menit, terkontrol frekuensi, kualitas, intensitas
RR 21 x/menit, Suhu 37,2oC, Ket: 1:menurun, 2:cukup menurun, nyeri
GDA terakhir 210 mg/dL, pasien 3:sedang, 4:cukup meningkat, 5: 2. Identifikasi skala nyeri
tampak susah untuk bergerak meningkat 3. Identifikasi respons nyeri
karena nyeri. Pasien mendapatkan non verbal
terapi infus NaCl 1000cc/hari, Teraputik:
injeksi metamizole natrium 3x1 gr, 1. Berikan teknik
metronidazole 2x500 mg, Ditingkatkan ke nonfarmakologis untuk
ondancentron 3 x 4 mg, actrapid Indikator Awal mengurangi rasa nyeri
1 2 3 4 5
3x4 IU, diet DM. Keluhan 2 4 2. Kontrol lingkungan yang
nyeri memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
Ket: 1:meningkat, 2:cukup meningkat,
pencahayaan, kebisingan)
3:sedang, 4:cukup menurun, 5: menurun
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
Tingkat nyeri (L.08066)
1. Jelaskan penyebab, periode,
Ditingkatkan ke
Indikator Awal dan pemicu nyeri
1 2 3 4 5
2. Ajarkan teknik
Keluhan 1 4 nonfarmakologis untuk
nyeri
Meringis 1 4 mengurangi rasa nyeri
Gelisah 2 4 Kolaborasi:
Kesulitan 2 4 Kolaborasi pemberikan
tidur analgetik, jika perlu
Ket: 1:meningkat, 2:cukup meningkat,
3:sedang, 4:cukup menurun, 5: menurun Terapi relaksasi (I.09326)
Definisi: menggunakan teknik
Ditingkatkan ke peregangan untuk mengurangi
Indikator Awal tanda dan gejala
1 2 3 4 5
Tekanan 2 4 ketidaknyamanan seperti nyeri,
darah ketegangan otot, atau
Pola tidur 2 4 kecemasan
Ket: 1:memburuk, 2:cukup memburuk, Observasi:
3:sedang, 4:cukup membaik, 5: membaik 1. Identifikasi penurunan
tingkat energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi atau gejala
lain yang menganggu
kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi
yang pernah efektif
digunakan
3. Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
5. Monitor respons terhadap
terapi relaksasi
Teraputik:
1. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman jika
memungkinkan
2. Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
3. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. Musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
2. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
3. Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
4. Demontrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis.
Napas dalam, peregangan,
atau imajinasi terbimbing)
Gangguan pola Tujuan: Dukungan tidur (I.09265)
tidur (D.0055) Setelah dilakukan tindakan asuhan Definisi: memfasilitasi siklus
keperawatan selama 2x24jam diharapkan tidur dan terjaga yang teratur
pola tidur membaik, dengan kriteria Observasi:
sebagai berikut: 1. Identifikasi pola aktivitas
dan tidur
Kriteria Hasil: 2. Identifikasi faktor
Pola tidur (L.05045) pengganggu tidur (fisik
Ditingkatkan ke dan/atau psikologis)
Indikator Awal Terapeutik:
1 2 3 4 5
Keluhan 4 2 1. Modifikasi lingkungan (mis.
sulit tidur Pencahayaan, kebisingan,
Keluhan 4 2 suhu, matras, dan tempat
sering tidur)
terjaga 2. Fasilitasi menghilangkan
Ket: 1:menurun, 2:cukup menurun, stres sebelum tidur
3:sedang, 4:cukup meningkat, 5: 3. Tetapkan jadwal tidur rutin
meningkat 4. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
(mis. Pijat, pengaturan
posisi, terapi akupresur)
5. Sesuaikan jadwal pemberian
obat dan/atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga
Edukasi:
Ajaekan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
3. Seorang pasien laki-laki usia 21
tahun dirawat di ruang penyakit
infeksi karena nyeri di sekitar ulu
hati dan demam. Pasien
mengatakan diare sejak 3 minggu
sebelum MRS. Pasien mual-mual
dan nafsu makan menurun. Hasil
pemeriksaan positif HIV, BB 48
kg, TB 170 cm, pasien tampak
lemas, mukosa bibir kering, kulit
tampak kering, turgor kulit > 2
detik. TD 90/65 mmHg, HR 86
x/menit, RR 19 x/menit, Suhu
390C. Pasien mendapatkan terapi
infus RL 1500cc/hari, ceftriaxone
3x1 gr, omeperazole 3 x 4 mg.

Anda mungkin juga menyukai