oleh
Ula Hovi Roseifa, S.Kep
NIM 202311101139
KASUS 3
Seorang pasien laki-laki usia 21 tahun dirawat di ruang penyakit infeksi karena nyeri di sekitar ulu hati dan demam.
Pasien mengatakan diare sejak 3 minggu sebelum MRS. Pasien mual-mual dan nafsu makan menurun. Hasil
pemeriksaan positif HIV, BB 48 kg, TB 170 cm, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, kulit tampak kering, turgor
kulit > 2 detik. TD 90/65 mmHg, HR 86 x/menit, RR 19 x/menit, Suhu 390C. Pasien mendapatkan terapi infus RL
1500cc/hari, ceftriaxone 3x1 gr, omeperazole 3 x 4 mg.
Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
No Kasus
Keperawatan (SDKI)
3 Seorang pasien laki- 1. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
laki usia 21 tahun (D.0019) selama 1x24 jam, defisit nutrisi pada pasien 1. Identifikasi status nutrisi
dapat teratasi. 2. Monitor asupan makanan
dirawat di ruang
Indikator Awal Ditingkatkan ke 3. Monitor berat badan
penyakit infeksi
1 2 3 4 5 4. Berikan suplemen makanan
karena nyeri di
Perasaan 2 4 5. Ajarkan diet yang
sekitar ulu hati dan
cepat diprogramkan
demam. Pasien
kenyang 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
mengatakan diare
Nyeri 2 4 untuk menentukan jumlah
sejak 3 minggu
abdomen kalori dan jenis nutrien yang
sebelum MRS.
Diare 2 4 diperlukan
Pasien mual-mual
Keterangan : Promosi Berat Badan
dan nafsu makan
1 : Meningkat 1. Identifikasi penyebab BB
menurun Hasil
2 : Cukup meningkat kurang
pemeriksaan positif
3 : Sedang 2. Monitor adanya mual
HIV, BB 48 kg, TB
4 : Cukup menurun muntah
170 cm, pasien
5 : Menurun 3. Berikan suplemen
tampak lemas,
Indikator Awal Ditingkatkan ke 4. Jelaskan peningkatan asupan
mukosa bibir
kering, kulit tampak 1 2 3 4 5 kalori yang dibutuhkan
kering, turgor kulit Berat 2 4
> 2 detik. TD 90/65 badan
mmHg, HR 86 IMT 2 4
x/menit, RR 19 Frekuens 2 4
x/menit, Suhu 390C. i makan
Pasien Nafsu 2 4
mendapatkan makan
terapi infus RL Membra 2 4
1500cc/hari, n
ceftriaxone 3x1 gr, mukosa
omeperazole 3 x 4 Keterangan :
mg. 1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
1 2 3 4 5 kekuatan nadi
Frekuens 2 4 cairan
Tekanan 2 4 perlu
Demam adalah peroses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam
tubuh ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,2oC). Peningkatan suhu
tubuh mengakibatkan demam dan menjadi salah satu manifestasi paling umum penyakit pada
anak. Kompres adalah salah satu terapi non farmakologi yang mampu manangani suhu tubuh
anak yang mengalami febris. Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar
merupakan upaya memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar menurunkan
suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini menuju hipotalamus akan meransang
area preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor (Fadil & Hasan, 2018).
Menurut Fadil & Hasan (2018) kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran
akan terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup
panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh
darah tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan
membuka dan mempermudah pengeluaran panas, sehingga akan terjadi perubahan suhu
tubuh. kompres hangat memiliki pengaruh terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien febris
khususnya anak-anak. Kompres hangat termasuk tindakan mandiri yang harus diketahui oleh
semua tenaga kesehatan begitupun dengan orang tua.
Pada jurnal ini dijelaskan bahwa pemberian kompres hangat diberikan dengan cara
memberikan kain yang telah dicelupkan ke air hangat kemudian ditempelkan ke kedua ketiak
dan juga di dahi. Cara ini terbukti efektif dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan
suhu tubuh pada pasien febris
Daftar Pustaka:
Fadil, dan Hasan. A. 2018. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh
Pada Pasien Febris. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah. 7(2):1-6.
JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH
ABSTRAK
Demam adalah peroses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh
ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,2 oC). Peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan demam dan menjadi salah satu manifestasi paling umum penyakit pada anak.
Kompres adalah salah satu terapi non farmakologi yang mampu manangani suhu tubuh anak yang
mengalami febris. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 05 Juni sampai dengan 05 Juli Tahun
2017 di puskesmas Tanru Tedong Kabupaten Sidrap. Jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif dengan desain quasi eksperimen dengan rancangan pre and post test design, sampel
pada penelitian ini adalah pasien anak yang mengalami febris di ruang instalasi gawat darurat
dengan jumlah sampel sebanyak 17 orang. Tekhnik pengambilan sampel adalah purposive
sampling. Dari hasil penelitian dengan uji Kolmogorov-Smirnov Z didapat nilai pre p=0,62 dan
untuk post p=0,54. Dengan tingkat kemaknaan p >α (0,05) Yang dimana p >α (0,05) berarti uji
normalitas data berdistribusi normal maka dari itu dilakukan uji Paired T test, dengan hasil
p=0,0001 dengan tingkat kemaknaan p <α (0,05) yang dimana 0,0001<0,05 maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pasien febris
di ruangan instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Tedong Kabupaten Sidrap. Hasil penelitian ini
dapat di pergunakan sebagai bahan masukan bagi institusi kesehatan dan penanganan peningkatan
suhu tubuh pada pasien febris. Semoga penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi peneliti dalam hal melakukan penelitian.
hasil mean 37,54 standar deviasi 0,57 dari itu dapat disimpulkan bahwa adanya
dengan nilai min 36,7 nilai max 38,9. pengaruh kompres hangat terhadap
Tabel 3. Selisih nilai rata-rata perubahan suhu tubuh pasien febris di
sebelum dan setelah Intervensi di ruangan instalasi gawat darurat
ruangan instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Tedong Kabupaten
puskesmas Tanru TedongKabupaten Sidrap yang berarti Ha diterima dan Ho
Sidrap ditolak.
Varia n Me SD Min- p Kompres adalah salah satu
bel an max metode fisik untuk menurunkan suhu
Pre-
post
tubuh anak yang mengalami demam.
17 0,7 0,4 0,4-0,8 0,0001 Pemberian kompres hangat pada daerah
suhu
tubuh pembuluh darah besar merupakan upaya
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan memberikan rangsangan pada area
bahwa dari 17 Responden uji analisis preoptik hipotalamus agar menurunkan
bivariat didapatkan nilai selisih rata-rata suhu tubuh. Sinyal hangat yang
skor suhu tubuh sebelum dan setelah dibawa oleh darah ini akan menuju
intervensi yaitu mean 0,65 standar area hipotalamus merangsang preoptik
deviasi 0,37 dengan nilai min 0,41 dan mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh
max 0,80 dengan nilai p =0,0001 dengan sistem efektor. Sinyal ini akan
tingkat kemaknaan p <α (0,05) yang menyebabkan terjadinya pengeluarn
dimana 0,0001<0,05 maka dari itu dapat panas tubuh yang lebih banyak melalui
disimpulkan bahwa adanya pengaruh dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh
kompres hangat terhadap perubahan darah perifer dan berkeringat (Potter &
suhu tubuh pasien febris di ruangan Perry, 2010).
instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Dengan kompres hangat
Tedong Kabupaten Sidrap yang berarti menyebabkan suhu tubuh diluaran akan
Ha diterima dan Ho ditolak. terjadi hangat sehingga tubuh akan
menginterpretasikan bahwa suhu
PEMBAHASAN diluaran cukup panas, akhirnya tubuh
Hasil uji analisis univariat akan menurunkan kontrol pengatur suhu
didapatkan nilai rata-rata sebelum di otak supaya tidak meningkatkan suhu
intervensi yaitu hasil mean 38,14 standar pengatur tubuh, dengan suhu diluaran
deviasi 0,61 dengan nilai min 37,3 nilai hangat akan membuat pembuluh darah
max 39,5. Kemudian nilai rata-rata tepi dikulit melebar dan mengalami
sesudah intervensi didapatkan hasil vasodilatasi sehingga pori-pori kulit
mean 37,54 standar deviasi 0,57 dengan akan membuka dan mempermudah
nilai min 36,7 nilai max 38,9. pengeluaran panas, sehingga akan terjadi
Uji analisis bivariat didapatkan nilai perubahan suhu tubuh.
selisih rata-rata skor suhu tubuh sebelum Penelitian ini sejalan dengan
dan setelah intervensi yaitu mean 0,65 penelitian Purwanti & Ambarwati
standar deviasi 0,37 dengan nilai min (2013) menunjukkan bahwa rerata suhu
0,41 dan max 0,80 dengan nilai p tubuh pasien sebelum dilakukan
=0,0001 dengan tingkat kemaknaan p <α tindakan kompres hangat sebesar 38,9˚C
(0,05) yang dimana 0,0001<0,05 maka dan sesudah dilakukan intervensi rerata
suhu tubuh pasien adalah 37,9˚C. Pada Tedong kabupaten Sidrap dengan nilai
uji analisis terjadi perubahan rerata suhu mean 38,14 dan rerata suhu tubuh
tubuh 0,97˚C dengan SD 0,35˚C nilai p sesudah di berikan tindakan kompres
= 0,0001 yang berarti bahwa p <0,05. hangat pada pasien febris di ruangan
Penelitian ini juga sejalan dengan instalasi gawat darurat puskesmas
penelitian Hartini & Pertiwi (2015) Puskesmas Tanru Tedong kabupaten
menunjukkan bahwa efektifitas Sidrap dengan nilai hasil mean 37,54.
penurunan suhu tubuh pada anak demam Sedangkan Pada analisis bivariat
sebelum perlakuan kompres air hangat didaptkan nilai selisih rerata 0,65 dan
adalah 38,65˚C dan sesudah diberikan nilai p = 0,0001, sehingga ada pengaruh
perlakuan kompres air hangat suhu kompres hangat terhadap perubahan
tubuh menjadi 37,27˚C. Pada uji Paired suhu tubuh pada pasien febris.
T-test menunjukkan nilai p =0,0001
(p<0,05), di rumah sakit Telogorejo SARAN
Semarang. Saran pada penelitian ini adalah
Adapun asumsi penelitian diharapkan pihak puskesmas atau
kompres hangat memiliki pengaruh pelayanan kesehatan setempat dapat
terhadap perubahan suhu tubuh pada menetapkan program penanganan Pasien
pasien febris khususnya anak-anak. febris nonfarmakologis pemberian
Kompres hangat termasuk tindakan tindakan kompres hangat dalam
mandiri yang harus diketahui oleh memberikan perubahan suhu tubuh pada
semua tenaga kesehatan begitupun pasien febris.
dengan orang tua. Maka dari itu
diharapkan bagi orang tua untuk DAFTAR PUSTAKA
memberikan tindakan kompres hangat Dinkes, Sul-Sel. (2016). Propil data
kepada anaknya yang mengalami pasien
demam. Kompres hangat berpengaruh febris.http:/pojoksulseL.com.
karena pembuluh tepi dikulit melebar Hartina & Pertiwi. (2015).Efektifitas
dan mengalami vasodilatasi sehingga Kompres Air Hangat Terhadap
pori-pori kulit akan membuka dan Penurunan Suhu Tubuh Anak
mempermudah pengeluaran panas, Demam Usia 1-3 Tahun Di SMC
sehingga terjadi perubahan suhu tubuh. RS Telogorejo
Oleh dari itu penelitian ini peneliti Semarang.http://publikasihilmia
h.umc.ac.id.
mengambil kesimpulan bahwa kompres
Maharani. (2011). Perbandingan
hangat berpengaruh terhadap perubahan Efektifitas Pemberian Kompres
suhu tubuh pada pasien febris diruangan Hangat Dan Tefid Water Spoge
instalsi gawat darurat puskesmas Tanru Terhadap Penurunan Suhu
Tedong Kabupaten Sidrap. Tubuh Balita Yang Mengalami
Demam Di Puskesmas Rawat
Inap Karya Wanita Rumbai
KESIMPULAN
Pesisir, Jurnal Universitas
Rerata suhu tubuh sebelum di Riau.http://www.scribd.com/doc
berikan tindakan kompres hangat pada /73195543/all-ok.
pasien febris di ruangan instalasi gawat
darurat puskesmas Puskesmas Tanru
Potter & Perry. (2010). Fundamental Setyowati & Lina. (2013). Hubungan
Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Tingkat Pengetahuan Orang
Salemba Medika Tua Dengan Penanganan
Puskesmas Tanru Tedong. (2017). Demam Pada Anak Balita Di
Instalasi Gawat Darurat Kampung Bakalan Kadipiro
Puskesmas Tanru Tedong Banjarmasin Surakarta. Jurnal
Kabupaten Sidrap. Stikes PKU Muhammadiyah
Purwanti & Ambarwati. (2013). Surakarta.
Pengaruh Kompres Hangat http://stikespku.com.pdf.
Terhadap Perubahan Suhu Setiawati. (2009). Pengaruh Tepid
Tubuh Pada Pasien Anak Sponge Terhadap Penurunan
Hipertermia Di Ruang Rawat Suhu Tubuh Dan Kenyamanan
Inap RSUD Pada Anak Usia Pra Sekolah
Dr.MoewardiSurakarta.http://pu Dan Sekolah Yang Mengalami
blikasihilmiah.umc.ac.id. Demam Di Ruangan Perawatan
Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Anak Rumah Sakit
Demam Pada anak. Yogyakarta: Muhammadiyah Bandung,
Pustaka Pelajar Jurnal Universitas Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan.
http://www.digilib.ui.ac.id.