Anda di halaman 1dari 14

STUDI KASUS KEPERAWATAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

oleh
Ula Hovi Roseifa, S.Kep
NIM 202311101139

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
STUDI KASUS KEPERAWATAN

Hari : Kamis, Tanggal : 18 Maret 2021


Nama : Ula Hovi Roseifa, S. Kep
NIM : 202311101139
Kelompok : 3A
Pembimbing : Ns. Nurfika Asmaningrum, M.Kep., Ph.D

KASUS 3
Seorang pasien laki-laki usia 21 tahun dirawat di ruang penyakit infeksi karena nyeri di sekitar ulu hati dan demam.
Pasien mengatakan diare sejak 3 minggu sebelum MRS. Pasien mual-mual dan nafsu makan menurun. Hasil
pemeriksaan positif HIV, BB 48 kg, TB 170 cm, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, kulit tampak kering, turgor
kulit > 2 detik. TD 90/65 mmHg, HR 86 x/menit, RR 19 x/menit, Suhu 390C. Pasien mendapatkan terapi infus RL
1500cc/hari, ceftriaxone 3x1 gr, omeperazole 3 x 4 mg.
Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
No Kasus
Keperawatan (SDKI)
3 Seorang pasien laki- 1. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi

laki usia 21 tahun (D.0019) selama 1x24 jam, defisit nutrisi pada pasien 1. Identifikasi status nutrisi
dapat teratasi. 2. Monitor asupan makanan
dirawat di ruang
Indikator Awal Ditingkatkan ke 3. Monitor berat badan
penyakit infeksi
1 2 3 4 5 4. Berikan suplemen makanan
karena nyeri di
Perasaan 2 4 5. Ajarkan diet yang
sekitar ulu hati dan
cepat diprogramkan
demam. Pasien
kenyang 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
mengatakan diare
Nyeri 2 4 untuk menentukan jumlah
sejak 3 minggu
abdomen kalori dan jenis nutrien yang
sebelum MRS.
Diare 2 4 diperlukan
Pasien mual-mual
Keterangan : Promosi Berat Badan
dan nafsu makan
1 : Meningkat 1. Identifikasi penyebab BB
menurun Hasil
2 : Cukup meningkat kurang
pemeriksaan positif
3 : Sedang 2. Monitor adanya mual
HIV, BB 48 kg, TB
4 : Cukup menurun muntah
170 cm, pasien
5 : Menurun 3. Berikan suplemen
tampak lemas,
Indikator Awal Ditingkatkan ke 4. Jelaskan peningkatan asupan
mukosa bibir
kering, kulit tampak 1 2 3 4 5 kalori yang dibutuhkan
kering, turgor kulit Berat 2 4
> 2 detik. TD 90/65 badan
mmHg, HR 86 IMT 2 4
x/menit, RR 19 Frekuens 2 4
x/menit, Suhu 390C. i makan
Pasien Nafsu 2 4
mendapatkan makan
terapi infus RL Membra 2 4
1500cc/hari, n
ceftriaxone 3x1 gr, mukosa
omeperazole 3 x 4 Keterangan :
mg. 1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik

2. Diare (D.0020) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Diare


selama 1x24 jam, diare pada pasien dapat 1. Identifikasi penyebab diare

teratasi 2. Identifikasi riwayat

Indikator Awal Ditingkatkan ke pemberian makan


1 2 3 4 5 3. Monitor tanda dan gejala
Kontrol 2 4 hipovolemia
pengelua 4. Berikan asupan cairan oral
ran feses 5. Anjurkan makanan porsi
Keterangan : kecil dan sering secara
1 : Menurun bertahap
2 : Cukup menurun 6. Kolaborasi pemberian obat
3 : Sedang antimotilitas (loperamide,
4 : Cukup meningkat difenoksilat
5 : Meningkat Pemantauan Cairan
Indikator Awal Ditingkatkan ke 1. Monitor frekuensi dan

1 2 3 4 5 kekuatan nadi

Konsiste 2 4 2. Monitor berat badan

nsi feses 3. Monitor intake dan output

Frekuens 2 4 cairan

i 4. Atur interval waktu

defekasi pemantauan sesuai dengan


kondisi pasien
Peristalti 2 4
5. Jelaskan tujuan dan prosedur
k usus
pemantauan
Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik
3. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
(D.0130) keperawatan selama 1x24 jam, 1. Identifikasi penyebab
hipertermi pada pasien dapat teratasi.
hipertermi
Indikator Awal Ditingkatkan ke 2. Monitor suhu tubuh

1 2 3 4 5 3. Anjurkan tirah baring

Suhu 2 4 4. Kolaborasi pemberian cairan

tubuh dan elektrolit intravena, jika

Tekanan 2 4 perlu

darah Regulasi Temperatur


1.Monitor suhu tubuh
Keterangan :
2. Monitor tekanan darah,
1 : Memburuk
frekuensi pernapasan, dan nadi
2 : Cukup Memburuk
3. Tingkatkan asupan cairan dan
3 : Sedang
nutrisi yang adekuat
4 : Cukup membaik
4. Kolaborasi pemberian antipiretik
5 : Membaik
jika perlu
Evidence Based Practice in Nursing
Judul: Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada Pasien Febris

Demam adalah peroses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam
tubuh ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,2oC). Peningkatan suhu
tubuh mengakibatkan demam dan menjadi salah satu manifestasi paling umum penyakit pada
anak. Kompres adalah salah satu terapi non farmakologi yang mampu manangani suhu tubuh
anak yang mengalami febris. Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar
merupakan upaya memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar menurunkan
suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini menuju hipotalamus akan meransang
area preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor (Fadil & Hasan, 2018).

Menurut Fadil & Hasan (2018) kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran
akan terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup
panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan membuat pembuluh
darah tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi sehingga pori-pori kulit akan
membuka dan mempermudah pengeluaran panas, sehingga akan terjadi perubahan suhu
tubuh. kompres hangat memiliki pengaruh terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien febris
khususnya anak-anak. Kompres hangat termasuk tindakan mandiri yang harus diketahui oleh
semua tenaga kesehatan begitupun dengan orang tua.

Pada jurnal ini dijelaskan bahwa pemberian kompres hangat diberikan dengan cara
memberikan kain yang telah dicelupkan ke air hangat kemudian ditempelkan ke kedua ketiak
dan juga di dahi. Cara ini terbukti efektif dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan
suhu tubuh pada pasien febris

Daftar Pustaka:
Fadil, dan Hasan. A. 2018. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh
Pada Pasien Febris. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah. 7(2):1-6.
JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PERUBAHAN


SUHU TUBUH PADA PASIEN FEBRIS

Fadli1, Akmal Hasan2


1
Program Studi Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Sidrap
2
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Sidrap

Alamat Korespondensi: fadli.hanafi88@yahoo.com/085342707077

ABSTRAK
Demam adalah peroses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh
ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,2 oC). Peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan demam dan menjadi salah satu manifestasi paling umum penyakit pada anak.
Kompres adalah salah satu terapi non farmakologi yang mampu manangani suhu tubuh anak yang
mengalami febris. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 05 Juni sampai dengan 05 Juli Tahun
2017 di puskesmas Tanru Tedong Kabupaten Sidrap. Jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif dengan desain quasi eksperimen dengan rancangan pre and post test design, sampel
pada penelitian ini adalah pasien anak yang mengalami febris di ruang instalasi gawat darurat
dengan jumlah sampel sebanyak 17 orang. Tekhnik pengambilan sampel adalah purposive
sampling. Dari hasil penelitian dengan uji Kolmogorov-Smirnov Z didapat nilai pre p=0,62 dan
untuk post p=0,54. Dengan tingkat kemaknaan p >α (0,05) Yang dimana p >α (0,05) berarti uji
normalitas data berdistribusi normal maka dari itu dilakukan uji Paired T test, dengan hasil
p=0,0001 dengan tingkat kemaknaan p <α (0,05) yang dimana 0,0001<0,05 maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh pasien febris
di ruangan instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Tedong Kabupaten Sidrap. Hasil penelitian ini
dapat di pergunakan sebagai bahan masukan bagi institusi kesehatan dan penanganan peningkatan
suhu tubuh pada pasien febris. Semoga penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi peneliti dalam hal melakukan penelitian.

Kata Kunci : Kompres hangat, Febris, Suhu tubuh

PENDAHULUAN Berdasarkan World Healt


Demam adalah suatu keadaan Organization (WHO) memperkirakan
suhu tubuh diatas normal akibat jumlah kasus deman di seluruh dunia
peningkatan pusat pengatur suhu di mencapai 16 - 33 juta 500 – 600 ribu
hipotalamus. Sebagian besar deman kematian tiap tahunya (Setyowati,
pada anak akibat dari perubahan pada 2013). Data kunjungan ke fasilitas
pusat panas (termoregulasi) di kesehatan
hipotalamus. Penyakit-penyakit yang pediatrik di Brazil terdapat
ditandai adanya deman dapat menyerang sekitar 19% sampai 30% anak diperiksa
sistem tubuh. Selain itu demam juga karena menderita demam. Penelitian
berperan dalam meningkatkan oleh Jalil, Jumah, & Al-Baghli,
perkembangan imunitas spesifik dan 2007) di Kuwait menunjukkan bahwa
nonspesifik dalam membantu pemulihan sebagian besar anak usia tiga bulan
atau pertahanan terhadap infeksi sampai 36 bulan mengalami serangan
(Sodikin, 2012).

78 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

demam rata-rata enam kali pengeluaran sinyal oleh sistem efektor.


pertahunnya (Setiawati, 2009) Sinyal ini akan menyebabkan terjadinya
Di Indonesia penderita demam pengeluaran panas tubuh yang lebih
sebanyak 465 (91.0%) dari 511 ibu banyak melalui dua mekanisme yaitu
yang memakai perabaan untuk menilai dilatasi pembuluh darah perifer dan
demam pada anak mereka sedangkan berkeringat (Potter & Perry, 2010).
sisanya 23,1 saja menggunakan Berdasarkan penelitian Purwanti
termometer (Setyowati, 2013). Dinas & Ambarwati (2013) menunjukkan
Kesehatan Sulawesi Selatan, merilis data bahwa rerata suhu tubuh pasien sebelum
penderita demam atau febris sepanjang dilakukan tindakan kompres hangat
bulan Januari 2016 sebanyak 528 kasus sebesar 38,9˚C dan sesudah dilakukan
(Dinkes Sulsel, 2016). Dinas kesehatan intervensi rerata suhu tubuh pasien
Kabupaten Sidrap merilis jumlah adalah 37,9˚C. Pada uji analisis terjadi
penderita demam atau febris di tahun perubahan rerata suhu tubuh 0,97˚C
2015 berjumlah 1570 jiwa (Dinas dengan SD 0,35˚C nilai P = 0,0001yang
kesehatan Kabupaten Sidrap, 2015) berarti bahwa P <0,05.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah
di ruangan instalasi gawat darurat untuk mengetahui pengaruh kompres
puskesmas Tanru Tedong pada bulan hangat terhadap perubahan suhu tubuh
Januari - Desember 2016 angka pada pasien febris di ruangan instalasi
kejadian demam pada anak sebanyak gawat darurat puskesmas Tanru Tedong
102 pasien (Puskesmas Tanru Tedong, Kabupaten Sidrap.
2016).
Demam pada anak dibutuhkan BAHAN DAN METODE
perlakuan dan penanganan tersendiri Lokasi dan desain penelitian
yang berbeda bila dibandingkan dengan Lokasi penelitian ini dilakukan
orang dewasa. Hal ini dikarenakan, di ruangan instalasi gawat darurat
apabila tindakan dalam mengatasi Puskesmas Tanru Tedong Kabupaten
demam tidak tepat dan lambat maka Sidrap
akan mengakibatkan pertumbuhan dan Jenis penelitian ini adalah jenis
perkembangan anak terganggu. Demam penelitian kuantitatif experimental,
dapat membahayakan keselamatan anak dengan desain quasi eksperimen.
jika tidak ditangani dengan cepat dan Penelitian ini menggunakan, rancangan
tepat akan menimbulkan komplikasi lain pre-post test design, dimana penelitian
seperti, hipertermi, kejang dan ini hanya menggunakan satu kelompok
penurunan kesadaran (Maharani, 2011). yaitu kelompok intervensi untuk
Pemberian kompres hangat pada mengukur suhu tubuh sebelum dan
daerah pembuluh darah besar sesudah diberikan intervensi berupa
merupakan upaya memberikan kompres hangat selama 20 menit.
rangsangan pada area preoptik
hipotalamus agar menurunkan suhu Populasi dan sample
tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh Populasi pada penelitian ini
darah ini menuju hipotalamus akan adalah semua pasien anak yang
meransang area preoptik mengakibatkan mengalami demam atau febris diruangan

79 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

instalasi gawat darurat Puskesmas Tanru Tabel 1. Distribusi berdasarkan


Tedong Kabupaten Sidrap karakteristik responden di ruangan
Sampel dalam penelitian ini instalasi gawat darurat puskesmas
berjumlah 17 sampel. Teknik Tanru Tedong Kabupaten Sidrap
pengambilan sampel menggunakan Karakteristik responden n %
purposive sampling yaitu pengambilan Umur
2-3 tahun 6 35,3
sampel didasarkan pada kenyataan
4-5tahun 6 35,3
bahwa mereka kebetulan muncul. Dalam 6-7 tahun 3 17,6
penelitian bisa saja diperolehnya sampel >8 tahun 2 11,8
yang tidak direncanakan terlebih dahulu, Jenis Kelamin
melainkan secara kebetulan, yaitu unit Laki-Laki 11 64,7
Perempuan 6 35,3
atau subjek tersedia bagi peneliti saat
Total 17 100
pengumpulan data dilakukan. Proses Berdasarkan tabel 1. menunjukkan
diperolehnya sampel semacam ini bahwa dari 17 Responden didapatkan
disebut penarikan sampel secara yang memiliki kelompok umur paling
kebetulan. banyak adalah kelompok umur 2-3 tahun
dan 4-5 tahun masing-masing berjumlah
Analisa dan penyajian data 6 orang (35,3 %) dan kelompok umur
Analisis univariat adalah paling sedikit adalah kelompok umur >8
analisis yang bertujuan untuk tahun berjumlah 2 orang (11,8 %), serta
menjelaskan atau mendeskripsikan kelompok umur 6-7 tahun berjumlah 3
karakteristik masing-masing variabel orang (17,6 %).
diteliti. Analisis uji univariat ini akan Sedangkan untuk karakteristik
mendeskripsikan tentang jenis kelamin, responden menurut jenis kelamin yaitu
suhu tubuh sebelum dan sesudah laki-laki berjumlah 11 orang (64,7%)
kompres hagat. dan yang berjenis kelamin perempuan 6
Analisis bivariat adalah analisis orang (35,3%).
untuk menguji pengaruh perbedaan
antara dua variabel. Uji ini dilakukan Tabel 2. Nilai rata-rata suhu tubuh
untuk mengetahui pengaruh kompres sebelum dan sesudah Intervensi di
hangat terhadap perubahan suhu tubuh ruangan instalasi gawat darurat
pada pasien febris dengan menggunakan puskesmas Tanru Tedong Kabupaten
uji statistik paired t-test dengan tingkat Sidrap
kemaknaan p < 0,05. Variabel N Mean SD Min-Max
Pre 38,1 0,6 37,3-39,5
17
HASIL Post 37,5 0,6 36,7-38,9
Pada penelitian ini akan Berdasarkan tabel 2. menunjukkan
disajikan hasil penelitian pada analisis bahwa dari 17 Responden uji analisis
univariat dan analisis bivariat. Adapun univariat didapatkan nilai rata-rata
penjelasan hasil penelitian sebagai sebelum intervensi yaitu hasil mean
berikut: 38,14 standar deviasi 0,61 dengan nilai
min 37,3 nilai max 39,5. Kemudian nilai
rata-rata sesudah intervensi didapatkan

80 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

hasil mean 37,54 standar deviasi 0,57 dari itu dapat disimpulkan bahwa adanya
dengan nilai min 36,7 nilai max 38,9. pengaruh kompres hangat terhadap
Tabel 3. Selisih nilai rata-rata perubahan suhu tubuh pasien febris di
sebelum dan setelah Intervensi di ruangan instalasi gawat darurat
ruangan instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Tedong Kabupaten
puskesmas Tanru TedongKabupaten Sidrap yang berarti Ha diterima dan Ho
Sidrap ditolak.
Varia n Me SD Min- p Kompres adalah salah satu
bel an max metode fisik untuk menurunkan suhu
Pre-
post
tubuh anak yang mengalami demam.
17 0,7 0,4 0,4-0,8 0,0001 Pemberian kompres hangat pada daerah
suhu
tubuh pembuluh darah besar merupakan upaya
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan memberikan rangsangan pada area
bahwa dari 17 Responden uji analisis preoptik hipotalamus agar menurunkan
bivariat didapatkan nilai selisih rata-rata suhu tubuh. Sinyal hangat yang
skor suhu tubuh sebelum dan setelah dibawa oleh darah ini akan menuju
intervensi yaitu mean 0,65 standar area hipotalamus merangsang preoptik
deviasi 0,37 dengan nilai min 0,41 dan mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh
max 0,80 dengan nilai p =0,0001 dengan sistem efektor. Sinyal ini akan
tingkat kemaknaan p <α (0,05) yang menyebabkan terjadinya pengeluarn
dimana 0,0001<0,05 maka dari itu dapat panas tubuh yang lebih banyak melalui
disimpulkan bahwa adanya pengaruh dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh
kompres hangat terhadap perubahan darah perifer dan berkeringat (Potter &
suhu tubuh pasien febris di ruangan Perry, 2010).
instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Dengan kompres hangat
Tedong Kabupaten Sidrap yang berarti menyebabkan suhu tubuh diluaran akan
Ha diterima dan Ho ditolak. terjadi hangat sehingga tubuh akan
menginterpretasikan bahwa suhu
PEMBAHASAN diluaran cukup panas, akhirnya tubuh
Hasil uji analisis univariat akan menurunkan kontrol pengatur suhu
didapatkan nilai rata-rata sebelum di otak supaya tidak meningkatkan suhu
intervensi yaitu hasil mean 38,14 standar pengatur tubuh, dengan suhu diluaran
deviasi 0,61 dengan nilai min 37,3 nilai hangat akan membuat pembuluh darah
max 39,5. Kemudian nilai rata-rata tepi dikulit melebar dan mengalami
sesudah intervensi didapatkan hasil vasodilatasi sehingga pori-pori kulit
mean 37,54 standar deviasi 0,57 dengan akan membuka dan mempermudah
nilai min 36,7 nilai max 38,9. pengeluaran panas, sehingga akan terjadi
Uji analisis bivariat didapatkan nilai perubahan suhu tubuh.
selisih rata-rata skor suhu tubuh sebelum Penelitian ini sejalan dengan
dan setelah intervensi yaitu mean 0,65 penelitian Purwanti & Ambarwati
standar deviasi 0,37 dengan nilai min (2013) menunjukkan bahwa rerata suhu
0,41 dan max 0,80 dengan nilai p tubuh pasien sebelum dilakukan
=0,0001 dengan tingkat kemaknaan p <α tindakan kompres hangat sebesar 38,9˚C
(0,05) yang dimana 0,0001<0,05 maka dan sesudah dilakukan intervensi rerata

81 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

suhu tubuh pasien adalah 37,9˚C. Pada Tedong kabupaten Sidrap dengan nilai
uji analisis terjadi perubahan rerata suhu mean 38,14 dan rerata suhu tubuh
tubuh 0,97˚C dengan SD 0,35˚C nilai p sesudah di berikan tindakan kompres
= 0,0001 yang berarti bahwa p <0,05. hangat pada pasien febris di ruangan
Penelitian ini juga sejalan dengan instalasi gawat darurat puskesmas
penelitian Hartini & Pertiwi (2015) Puskesmas Tanru Tedong kabupaten
menunjukkan bahwa efektifitas Sidrap dengan nilai hasil mean 37,54.
penurunan suhu tubuh pada anak demam Sedangkan Pada analisis bivariat
sebelum perlakuan kompres air hangat didaptkan nilai selisih rerata 0,65 dan
adalah 38,65˚C dan sesudah diberikan nilai p = 0,0001, sehingga ada pengaruh
perlakuan kompres air hangat suhu kompres hangat terhadap perubahan
tubuh menjadi 37,27˚C. Pada uji Paired suhu tubuh pada pasien febris.
T-test menunjukkan nilai p =0,0001
(p<0,05), di rumah sakit Telogorejo SARAN
Semarang. Saran pada penelitian ini adalah
Adapun asumsi penelitian diharapkan pihak puskesmas atau
kompres hangat memiliki pengaruh pelayanan kesehatan setempat dapat
terhadap perubahan suhu tubuh pada menetapkan program penanganan Pasien
pasien febris khususnya anak-anak. febris nonfarmakologis pemberian
Kompres hangat termasuk tindakan tindakan kompres hangat dalam
mandiri yang harus diketahui oleh memberikan perubahan suhu tubuh pada
semua tenaga kesehatan begitupun pasien febris.
dengan orang tua. Maka dari itu
diharapkan bagi orang tua untuk DAFTAR PUSTAKA
memberikan tindakan kompres hangat Dinkes, Sul-Sel. (2016). Propil data
kepada anaknya yang mengalami pasien
demam. Kompres hangat berpengaruh febris.http:/pojoksulseL.com.
karena pembuluh tepi dikulit melebar Hartina & Pertiwi. (2015).Efektifitas
dan mengalami vasodilatasi sehingga Kompres Air Hangat Terhadap
pori-pori kulit akan membuka dan Penurunan Suhu Tubuh Anak
mempermudah pengeluaran panas, Demam Usia 1-3 Tahun Di SMC
sehingga terjadi perubahan suhu tubuh. RS Telogorejo
Oleh dari itu penelitian ini peneliti Semarang.http://publikasihilmia
h.umc.ac.id.
mengambil kesimpulan bahwa kompres
Maharani. (2011). Perbandingan
hangat berpengaruh terhadap perubahan Efektifitas Pemberian Kompres
suhu tubuh pada pasien febris diruangan Hangat Dan Tefid Water Spoge
instalsi gawat darurat puskesmas Tanru Terhadap Penurunan Suhu
Tedong Kabupaten Sidrap. Tubuh Balita Yang Mengalami
Demam Di Puskesmas Rawat
Inap Karya Wanita Rumbai
KESIMPULAN
Pesisir, Jurnal Universitas
Rerata suhu tubuh sebelum di Riau.http://www.scribd.com/doc
berikan tindakan kompres hangat pada /73195543/all-ok.
pasien febris di ruangan instalasi gawat
darurat puskesmas Puskesmas Tanru

82 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394


JIKP©JURNAL ILMIAH KESEHATAN PENCERAH

Potter & Perry. (2010). Fundamental Setyowati & Lina. (2013). Hubungan
Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Tingkat Pengetahuan Orang
Salemba Medika Tua Dengan Penanganan
Puskesmas Tanru Tedong. (2017). Demam Pada Anak Balita Di
Instalasi Gawat Darurat Kampung Bakalan Kadipiro
Puskesmas Tanru Tedong Banjarmasin Surakarta. Jurnal
Kabupaten Sidrap. Stikes PKU Muhammadiyah
Purwanti & Ambarwati. (2013). Surakarta.
Pengaruh Kompres Hangat http://stikespku.com.pdf.
Terhadap Perubahan Suhu Setiawati. (2009). Pengaruh Tepid
Tubuh Pada Pasien Anak Sponge Terhadap Penurunan
Hipertermia Di Ruang Rawat Suhu Tubuh Dan Kenyamanan
Inap RSUD Pada Anak Usia Pra Sekolah
Dr.MoewardiSurakarta.http://pu Dan Sekolah Yang Mengalami
blikasihilmiah.umc.ac.id. Demam Di Ruangan Perawatan
Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Anak Rumah Sakit
Demam Pada anak. Yogyakarta: Muhammadiyah Bandung,
Pustaka Pelajar Jurnal Universitas Indonesia
Fakultas Ilmu Keperawatan.
http://www.digilib.ui.ac.id.

83 Volume 7 Nomor 2 Bulan Desember Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9394

Anda mungkin juga menyukai