Anda di halaman 1dari 8

JUDUL :

KONSEP KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM KEPERAWATAN

Disusun oleh :

KELOMPOK 6

Sonia Enjelina Silaban (1911312013)

Berliana Putri (1911312043)

Saskia Putri Maharani (1911312052)

Puti Mahagandhi (1911313006)

Nadiya Nurikhsani (1911313027)

Dwi Yunila Andhal Safitri (1911313033)

Slide 1

Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja beserta memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan
faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

K3 penting untuk melindungi perawat dari kemungkinan-kemungkinan yang membahayakan perawat,


seperti : terinfeksi penyakit menular,dan banyak hal lainnya serta penting bagi moral, legalitas dan
finansial.

Slide 2

Tujuan K3 dalam Keperawatan:

- Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.

- Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat.

- Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.

- Mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan selamat.

- Mewujudkan sistem informasi yang hiperkesdan keselamatan kerja


Slide 3

Manfaat K3 bagi Perawat :

- Perawat terlindungi dari kemungkinan terinfeksi

- Meningkatkan pelayanan perawat terhadap klien

- Meningkatkan kepercayaan klien terhadap perawat

- Mengurangi resiko bahaya yang muncul aik padaklien maupun perawat

- Perawat merasa aman melakukan pekerjaannya

Slide 4

Etika k3 dalam keperawatan :

- Otonomi (autonomi)

- Benefience (berbuat baik)

- Justice (keadilan)

- Non-malefience (tidak merugikan)

- Veracity (kejujuran)

- Fidelity (menepati janji)

- Confidentiality (Kerahasiaan)

- Accountability (akuntabilitasi)

Slide 5
Ruang lingkup K3 Rumah Sakit yaitu :

- Keselamatan terhadap faktor Penyebab penyakit

- Keselamatan terhadap pemakaian peralatan medik dan non medik

- Keselamatan terhadap bahan berbahaya

- Keselamatan terhadap bahaya kebakaran

- Keselamatan terhadap bencana

Slide 6

Kebijakan K3 Yang Berkaitan Dengan Keperawatan Di Indonesia

1. Kebijakan Manajemen Rumah Sakit

Kebijakan manajemen K3RS / safety and health policy berfokus pada penilaian kerja / operasional rumah
sakit dan penerapan K3 semua organisasi di rumah sakit. Pelaksanaan K3RS meliputi standar kerja RS,
standar keamanan bangunan, standar peralatan, standar pengendalian / kondisi emergensi, standar
pengolahan limbah dan lingkungan.

2. Pengorganisasian K3 Rumah Sakit

Pelaksanaan kebijakan K3 rumah sakit agar terlaksana dengan baik perlu dilakukan dalam bentuk
organisasi dalam setiap rumah sakit dan memiliki kerja yang jelas serta adanya keterlibatan dna
tingkatan komponen kerja di rumah sakit. Organisasi K3 berada satu tingkat di bawah direktur dan
bukan merupakan kerja rangkap. Bentuk organisasi K3 di rumah sakit merupakan organisasi struktural
yang terintegrasi ke dalam komite yang ada di rumah sakit dan disesuaikan dengan kondisi/kelas
masing-masing rumah sakit, misalnya komite medis/nosokomial kemudian yang kedua organisasi
fungsional (non struktural), bertanggung jawab langsung ke direktur rumah sakit.

Slide 7

3. Perencanaan dan Penerapan K3RS

Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 rumah sakit, perlu disusun strategi antara lain:

- Advokasi sosialisasi program K3 rumah sakit 

- Menetapkan tujuan yang jelas 

- Organisasi dan penugasan yang jelas 


- Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 rumah sakit pada setiap unit kerja di lingkungan rumah
sakit 

- Sumber daya yang harus didukung oleh manajemen puncak 

- Kajian resiko secara kualitatif dan kuantitatif 

- Membuat program kerja K3 rumah sakit yang mengutamakan upaya peningkatan dan pencegahan 

- Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala

- Perencanaan

Slide 8

Konsep Dasar K3

1. Sehat

Seorangperawat rumah sakit harus mempunyai status kesehatan prima dengan dilandasi oleh faktor
genetik yang dapat direpresentasikan oleh sejarah kesehatan keluarga.

status kesehatan individu dapat dinilai melalui derajat perasaan sehat fisik dan psikis,penghargaan diri,
pengetahuan, dan sikap tentang sehat-sakit

Secara langsung, hal tersebut berpengaruh kepadakualitas kehidupan kerja seorang perawat yang
meliputipendapatan, kesempatan pengembangan diri, keamanan,keadilan, kebanggaan, dan keyakinan
dalam pilihankerja.

Slide 9

2. Keselamatan kerja

Kesehatan kerja merupakan suatu kondisi yang bebas dari gangguan secara fisik dan psikis yang
disebabkan oleh lingkungan kerja

Risiko kesehatan dapat terjadi karena adanya faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan dan lingkungan yang menimbulkan stress atau gangguan fisik.

Risiko keselamatan dapat terjadi karena aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, sengatan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, serta kerusakan
anggota tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Slide 10

3. Risiko

A. Golongan fisika

- Kebisingan

- Radiasi (sinar radio aktif)

- Suhu udara yang tinggi

- Tekanan udara yang tinggi

- Pencahayaan yang tidak cukup

B. Golongan Kimia.

- Debu

- Uap.

- Gas dapat mengakibatkan keracunan CO dan H2Sd.

- Larutan dapat mengakibatkan dermatitise.

- Insektisida

Slide 11

C. Golongan Infeksi

Penelitian menunjukan bahwa rata-rata risiko transmisi virus melalui Blood-borne pada kecelakaan
tertusuk jarum yaitu 30% untuk virus Hepatitis B, virus Hepatitis C yaitu 3% dan kurang lebih 0,3% untuk
virus HIC (Weston, 2008).

D. Golongan Fisiologis

Dapat disebabkan oleh kesalahan kontruksi, mesin, sikap badan yang kurang baik, salah cara melakukan
suatu pekerjaan yang dapat mengakibatkan kelelahan fisik bahkan lambat laun dapat menyebabkan
perubahan fisik pada tubuh pekerja.

Golongan Mental

Dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak baik atau keadaan pekerjaan yang monoton yang
menyebabkankebosanan.
Slide 12

4. Hazard

A. Somatik

Efek somatik merupakan efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi.

Gejala yang dirasakan bervariasi, ada yang langsung dirasakan oleh individu tersebut ada juga yang
tertunda. Gejala yang bisa langsung terlihat dalam waktu singkat diantaranyaepilasi, eritema, luka bakar,
dan penurunan jumlah sel darah. Sedangkanefek yang tertunda akan dirasakan dalam waktu yang lama
antara bulanan dan tahunan seperti katarak dan kanker

Cara menekan dan meminimalisir efek somatik akibat kerja di rumah sakit adalah dengan pembenaran,
optimisasi, dan pembatasan dosis.

Pembenaran (justifikasi) penimbangan tentang efek radiasi dan keuntungannya.

Optimisasi adalah pengupayaan agar besar dosis individu, jumlah orang terpajan, dan kemungkinan
terjadinya pajanan ditekan serendah mungkin (ALARA, as low as reasonably achievable).

Sedangkan pembatasan dosis adalah batasan yang jelas untuk prosedur kerja yang melibatkan radiasi
untukmencegah kerugian individu yang berlebihan, yang dapat timbul akibat kombinasi pemanfaatan.

Slide 13

B. Perilaku

Perilaku meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku. Beberapa cara agar perilaku kesehatan untuk mencegah
terjadinya risiko dan hazard selama oemberian asuhan keperawaan adalah sebagai berikut :

- Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran rumah sakit, baik bagi pekerja, pasien maupun pengunjung
rumah sakit;

- Penyebaran media komunikasi dan informasi baik melalui film, leaflet, poster, pamflet, dll;

- Promosi K3 pada setiap pekerja yang bekerja disetiap unit RS dan pasien serta pengunjung rumah sakit

Slide 14
C. Lingkungan

Rumah sakit yang memiliki banyak limbah infeksius tentu menjadi risiko dan hazard yang besar bagi
setiap orang yang ada di rumah sakit.

Beberapa risikodan bahaya kesehatanyang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara
lain penyakit menular (hepatitis, diare, campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ
genetik), dan risiko bahaya kimia.

Cara pencegahannya adalah dengan pengelolaan limbah rumah sakit yang benar. Perawat juga perlu
diedukasikan cara pembuangan sampah bekas tindakan asuhan keperawatan yang benar sesuai dengan
jenis sampah yang digunakan.

slide 15

D. Ergonomi

Ergonomi adalah posisi statis saat mengangkat, membungkuk, mendorong

Salah satu tindakan asuhan keperawatan yang berisiko terhadap gangguan muskuloskeletal adalah
perawatan luka.

Salah satu cara untuk mengurangi kecelakaan kerja akibat ergonomi adalah denan cara mengetahui
posisi yang tepat dan menjaga kesehatan muskuloskletal.

E. Pengorganisasian pekerjaan

seluruh komponen atau unsur yang ada di dalam suatu instansi, yaitu para pengelola dengan berbagai
aktivitasnya harusmemfokuskan pada perencanaan yang menyangkut pengoraganisasian peekrjaan
seperti penyusunan staf, penetapan program latihan jabatan dan sebagainya.

Slide 16

F. Budaya kerja

Setiap pegawai dan tenaga kesehatan di rumah sakit juga harus memiliki budaya kerja yang
memperhatikan prinsip-prinsip keselamatan agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit diatas apabila
diketahui oleh setiap individu yang memiliki keterkaitan dengan pelayanan di rumah sakit diharapkan
mampu menerapkan konsep dasar K3RS tersebut.

Dibutuhkan kesadaran dari setiap pihak agar dapat tercipta suatu kondisi dan situasi yang aman bagi
semua orang yang berada di rumah sakit
Slide 17

TEEIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai