Persamaan antara job order costing dan proses costing terletak pada
tujuannya yaitu, tujuan utama kedua sistem tersebut adalah membebankan biaya
bahan baku, tenaga kerja dan overhead ke produk dan memberikan meknisme
penghitungan biaya per unit. Keduanya menggunakan rekening yang sama
termasuk overhead pabrik, bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
Selain mempunyai persamaan, ternyata kedua sistem itu mempunyai
perbedaan seperti yang disajikan dalam tabel berikut:
Job Order Costing Process Costing
Beberapa pekerjaan yang berbeda Hanya ada satu jenis produk yang
dikerjakan dalam satu periode. diproduksi secara kontinyu dan dalam
Masing-masing pekerjaan memiliki jangka panjang. Seluruh unit bersifat
spesifikasi identik
Biaya dikumpulkan untuk setiap Biaya diakumulasikan per departemen
pekerjaan
Kartu biaya adalah dokumen sumber Laporan produksi depertemen menjadi
yang digunakan untuk mengendalikan dokumen sumber yang menunjukkan
pengumpulan biaya suatu pekerjaan pengumpulan dan disposisi biaya per
departemen
Biaya per unit dihitung untuk setiap Biaya per unit dihitung per
pekerjaan berdasarkan kartu biaya departemen berdasarkan laporan
produksi per departemen.
Perbedaan job order costing dan process costing disebabkan dua factor.
Pertama, aliran unit dalam system process costing bersifat kontinyu dan kedua,
masing-masing unit ini tidak bisa dibedakan. Berdasarkan proses costing, tidak
mungkin untuk mencoba mengidentifikasi biaya bahan, tenaga kerja, dan
overhead berdasarkan pesanan dari konsumen (seperti yang dilakukan dalam job
order costing) karena setiap order dipenuhi dari unit-unit yang identik yang
mengalir secara terus-menerus dari bagian produksi. Biaya diakumulasikan per
depertemen dan mebebankan biaya ini secara merata ke seluruh unit yang
melewati depertemen tersebut selama satu periode.
Perbedaan lebih lanjut antara kedua system penentuan harga pokok ini
adalah bahwa kartu biaya tidak digunakan dalam process costing, karena kuncinya
ada di tiap departemen. Sebagai gantinya digunakan dokumen yang disebut
3
overhead pabrik akan berdampak pada ketidak tepatan pada kebijakan perusahaan
selanjutnya. Memang ada beberapa metode perhitungan tarif overhead pabrik
yang sudah kita kenal, dan dalam pemilihan metode perhitungan yang tepat adalah
amat bergantung pada orientasi yang dianut perusahaan, dan dari orientasi itulah
kemudian dapat ditelusuri kaitannya dengan penentuan dasar biaya overhead
pabrik.
Orientasi pada hasil produksi, dasar overheadnya jumlah unit
Orientasi pada tenaga kerja, dasar overheadnya tenaga kerja atau jam
tenaga kerja,
Orientasi pada teknologi, dasar overheadnya jam mesin
Orientasi pada bahan baku, dasar overheadnya biaya bahan baku
Overhead pabrik/unit = Estimasi BOP/Estimasi unit produksi
Overhead pabrik sebagai persentase dari biaya tenaga kerja langsung
= Estimasi BOP/Estimasi jumlah biaya tenaga kerja langsung
Overhead pabrikberdasarkan jam tenaga kerja langsung
= Estimasi BOP/jam tenaga kerja langsung
Overhead pabrikberdasarkan jam mesin = Estimasi BOP/jam mesin
Overhead pabrik sebagai persentase dari biaya bahan langsung = Estimasi
BOP/Estimasi jumlah biaya bahan langsung
Ilustrasi
Hayamwuruk, Co mengestimasikan biaya overhead pabrik sebesar Rp.
14.000.000,- untuk tahun depan dengan estimasi unit yang diperoduksi sebesar
70.000 unit, dengan biaya bahan baku sebesar Rp. 70.000.000,-Konversi
memerlukan estimasi jam tenaga kerja langsung sebesar 35.000 jam dengan
biaya Rp. 5.000 per jam dan estimasi jam mesin adalah 56.000 jam.
Instruksi
Hitunglah tarif overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan pada :
Unit produksi
Biaya bahan baku
5