Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISIS KASUS DAN JURNAL

STASE GAWAT DARURAT


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Gawat Darurat

Di Susun Oleh :

Aulia Fitriani 1914901210100


Erna Lidia Sari 1914901210106
Maidatul Shalehah 1914901210119
Muradi 1914901210130
Muhammad Aulia Ramadhan 1914901210126
Muhammad Rifqi 1914901210128
Rahmah Fajerianti 1914901210141
Subhan Sanusi 1914901110158
Siti Hapsah 1914901110153

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
ANALISIS JURNAL

A. Pendahuluan
Data WHO menunjukkan bahwa selama lebih dari satu abad, perawatan bedah telah
menjadi komponen penting dari perawatan kesehatan. Di perkirakan setiap tahun ada 230
juta tindakan bedah dilakukan di seluruh (Hasri, 2012). Pembedahan merupakan tindakan
pengobatan invasif yang dilakukan oleh tim medis untuk mengatasi masalah medis dengan
membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan dan
akhirnya ditutup dengan penjahitan luka. Klasifikasikan tindakan pembedahan menjadi dua,
yaitu bedah mayor dan minor. Salah satu tindakan bedah mayor adalah laparotomi (Potter
dan Perry, 2006).

Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan
penyayatan pada dinding abdomen untuk mendapatkan organ dalam abdomen yang
mengalami masalah , misalnya kanker, perdarahan, obstruksi, dan perforasi (Sjamsuhidayat
,et al, 2010 ). Laparotomi merupakan salah satu tindakan bedah abdomen yang beresiko
4,46 kali terjadinya komplikasi infeksi pasca operasi dibanding tindakan bedah lainnya
Menurut Kristiantari (2009) masalah keperawatan yang terjadi pada pasien post laparotomi
meliputi pelemahan (memburuknya keadaan), keterbatasan fungsi tubuh yang cacat.
Pelemahan meliputi nyeri akut pada bagian lokasi operasi, takut dan keterbatasan LGS
(Lingkup Gerak Sendi). Keterbatasan fungsi tubuh meliputi ketidakmampuan berdiri,
berjalan, serta ambulasi dan cacat meliputi aktivitas yang terganggu karena keterbatasan
gerak akibat nyeri dan prosedur medis.

Nyeri yang hebat merupakan gejala sisa yang diakibatkan oleh operasi pada regio intra
abdomen, sekitar 60% pasien menderita nyeri yang hebat, 25% nyeri sedang dan 15% nyeri
ringan. (Nugroho,2010). Dalam periode pasca perioperatif, proses keperawatan diarahkan
pada menstabilkan kembali equilibrium fisiologi pasien, menghilangkan rasa nyeri dan
pencegahan komplikasi (Purwanto,2008). Metode penatalaksanaan nyeri mencakup
pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Salah satu pendekatan non- farmakologis
adalah distraksi. Distraksi mengalihkan perhatian pasien ke hal yang lain dan dengan
demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap
(Purwanto,2008). Salah satu tekhnik distraksi untuk pereda nyeri adalah terapi murotal
Qur’an. Murrotal Qur’an adalah terapi bacaan Al Qur’an yang merupakan terapi religi
dimana seseorang dibacakan ayat-ayat Al- Qur’an (Hadi,dkk, 2013).

Salah satu tindakan non farmakologis untuk mengurangi nyeri adalah latihan nafas dalam
(deep breathing exercise) yang merupakan metode efektif mengurangi rasa nyeri terutama
pada klien yang mengalami nyeri akut maupun kronis. Rileks sempurna yang dapat
mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah stimulasi nyeri
Prosedur nafas dalam yaitu menganjurkan pasien untuk duduk, menarik nafas dalam dengan
pelan, menahan beberapa detik, kemudian melepaskan (meniup lewat bibir) dan
menghembuskan udara untuk merasakan relaksasi (Tamsuri, A. 2012).

B. Kasus
Nama Klien : Nn. M No Register : 33xxxx
Usia : 47 Tahum Tanggal Masuk : 25-11-2020
Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medik : Post laparotomy Ca Rectum
Riwayat Kesehatan:
Jam masuk : 11.00 Wita
Keluhan Utama : Sesak dan nyeri
Keadaan Umum : Klien tampak lemah
RPS : Pada tanggal 24-11-2020 klien datang dengan keluhan tidak bisa BAB, perut terasa
sakit, kemudian dilakukan foto ronstgen dan didapatkan adanya massa di rectum 1/3 distal,
klien direncanakan operasi pada tanggal 25-11-2020. Setelah selesai operasi laparotomy
klien dilakukan perawatan yang intensif di ruang ICU.
RPD : Klien tidak memiliki riwayat DM, Hipertensi, ataupun penyakit keturunan lainnya.
Klien tampak tepasang nasal kanul 3 lpm, GCS 456 (CM) RR : 36 x/mnt ,Nadi : 140 x/mnt ,
TD : 102/60 mmHg, SpO2 : 99 % dengan terpasang oksigen 3 lpm nasal kanul, Pulsasi :
Lemah, Temperatur 36,70C, Infus Dextrose 5%
C. Rumusan Masalah
Pertanyaan Klinik :
1. Mana yang lebih efektif antara terapi deep breathing exercise (dbe) dengan terapi
murotal qur’an dengan terhadap nyeri luka post op laparotomi.

(Patient, Patient : luka post op laparotomi


Population or Population : pasien luka post op laparotomi
problem) Problem : luka post op laparotomi

(Intervention) Terapi Deep Breathing Exercise (DBE)

(Comparasion
or Terapi Murotal Qur’an
Intervention)

(Outcome) Nyeri Luka Post Op Laparotomi

Keyword:
Pasien luka post op laparotomi, Terapi Deep Breathing Exercise (DBE), Terapi
Murotal Qur’an, Nyeri Luka Post Op Laparotomi

D. Metode / strategi penelurusuran bukti


1. Deep Breathing Exercise (DBE) Dan Tingkat Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Laparatomi. Alamat Jurnal: Jurnal Keperawatan Terapan, Volume 3, No. 1 Waktu
penelitian : 2017
2. Pemberian Terapi Murotal Qur’an Terhadap Nyeri Saat Perawatan Luka Post Op
Laparotomi Di Ruang Kutilang Rs.Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung . Alamat
Jurnal : Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 2, Waktu Penelitian :
2018.

E. Hasil Penulusuran
NO Judul Jurnal Validity Important Applicable
1. Deep Breathing a. Desain penelitian : Kesimpulan penelitian ini adalah 1. Lebih
Exercise (Dbe) Desain penelitian ini 1) tingkat nyeri responden mudah
Dan Tingkat adalah Quasi Eksperimen. sebelum perlakuan pada kelompok dalam
Intensitas Nyeri b. Populasi dan sampel : kontrol rata-rata sebesar 4,44 dalam mengaplikas
Pada Pasien Populasi semua pasien post rentang nyeri sedang, 2) tingkat ikannya
Post Operasi nyeri responden sesudah pada
operasi laparatomi di RS. 2. Terapi Deep
Laparatomi kelompok kontrol tanpa pemberian
Lavalette Kota Malang Breathing
teknik DBE rata-rata 4,29 dalam
sebanyak 34 responden Exercise
rentang nyeri sedang, 3) tingkat
yang terdiri dari 17 nyeri sebelum (Dbe) dapat
responden kelompok perlakuan pada kelompok perlakua menurunkan
perlakukan dan 17 n rata-rata sebesar 4,88 dalam tingkat nyeri
responden lainnya rentang nyeri sedang, 4) tingkat 3. Resiko yang
kelompok kontrol nyeri responden sesudah perlakuan akan terjadi
c. Besar sampel : pada kelompok perlakuan rata-rata dalam
Sebanyak 34 responden sebesar 3,32 dalam rentang nyeri penerapanny
ringan, 5) ada penurunan tingkat a rendah
yang terdiri dari 17
nyeri pada kelompok kontrol, dari
responden kelompok
skala nyeri 4,44 menjadi 4,29 tetap
perlakukan dan 17 dalam rentang nyeri sedang, 6) ada
responden lainnya penurunan tingkat nyeri yang
kelompok kontrol signifikan pada kelompok
d. Pengumpulan sampel : eksperimen, 7) ada perbedaan
- Kriteria inklusi dalam intensitas nyeri pada pasien post
penelitian ini adalah operasi laparatomi antara kelompok
pasien post operasi kontrol dan kelompok perlakuan
laparatomi, bersedia (p=0,000).
menjadi responden,
mengalami nyeri
maksimal pada skala 6,
pasien komunikatif dan
sadar penuh.
- Kriteria eksklusinya
adalah nyeri yang tidak
dapat diatasi dengan
terapi farmakologis
(nyeri berat), pasien
tidak kooperatif dan
menolak partisipasi
e. Pengukurannya
Teknik pengumpulan data
dengan wawancara dan
observasi skala nyeri
dengan menggunakan
skala Numerical Rating
Scale (NRS), respon
tubuh, perilaku dan
kemampuan responden
dalam berkomunikasi.
Analisis univariat
dilakukan terhadap setiap
variabel dari hasil
penelitian. Data intensitas
nyeri dilakukan klasifikasi
skor 0-10 dengan kriteria
tidak nyeri hingga nyeri
sangat berat. Analisis
bivariat dengan
menggunakan Mann
Whitney U-Test.
2. Pemberian a. Desain penelitian : Berdasarkan hasil analisa data dan 1. Mudah
Terapi Peneliti menggunakan pembahasan dapat disimpulkan dalam
quasi eksperimen bahwa : distribusi frekwensi nyeri mengaplikas
Murotal
sebelum dilakukan tindakan terapi
Qur’an b. Populasi dan sampel : ikannya
Murotal Qur’an pada pasien post op
Terhadap seluruh pasien post operasi laparatomi di ruang Kutilang 2. Terapi
Nyeri Saat laparatomi yang di rawat RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek Provinsi murotal
Perawatan diruang kutilang RS Lampung dengan rata-rata nyeri 9,25 Qur’an
Luka Post Op Dr.Hi.Abdoel Moeloek berada pada nyeri sedang, distribusi dapat
pada bulan Juni sampai frekwensi nyeri setelah diberikan menurunkan
Laparotomi Di tindakan terapi murotal Qur’an di
dengan Agustus 2017 instensitas
Ruang pada pasien post op laparatomi di
c. Besar sampel : nyeri
Kutilang ruang Kutilang RS.Dr.Hi.Abdul
Sampel jumlah 30 orang Moeloek Provinsi Lampung 3. Tidak ada
Rs.Dr.H.Abdu
d. Pengumpulan sampel : memiliki rata-rata nyeri 0.68 dengan resiko yang
l Moeloek
- kriteria pasien tidak nyeri ringan, ada pengaruh akan terjadi
Provinsi pemberian tindakan terapi murotal
memiliki gangguan dalam
Lampung Qur’an terhadap penurunan penerapann
pendengaran, pasien
instensitas nyeri di ruang Kutilang ya
dengan kesadaran
RS.Dr.Hi.Abdul Moeloek Provinsi
composmentis. pasien Lampung tahun 2017 (p value=
yang sedang menjalani 0,000).
perawatan luka, pasien
mengalami nyeri
perawatan luka dengan
rentang nyeri ringan
sampai sedang (4-6).
e. Pengukurannya :
Pemberian tindakan terapi
murotal Qur’an terjadi
penurunan skala nyeri

F. Diskusi
Menurut kelompok, kedua intervensi ini sama sama memiliki kelebihan dan kekurangan
yang tidak jauh berbeda. Kedua tindakan ini mudah untuk diaplikasikan, minimal resiko,
dan menunjukkan keefektifan dalam menurunkan intensitas nyeri.

Kelebihan Deep Breathing Exercise (DBE) :


1. Mudah di aplikasikan
2. Tidak membutuhkan alat khusus
3. Tidak membutuhkan biaya
4. Dapat diberikan kepada siapa saja
5. Dapat dilakukan mandiri dirumah

Kekurangan Deep Breathing Exercise (DBE) :


Tidak dapat dilakukan pada pasien sesak atau gelisah

Kelebihan murotal al-quran :


1. Mudah diaplikasikan
2. Tidak membutuhkan biaya
3. Dapat dilakukan mandiri dirumah

Kekurangan murotal al-qur’an :


1. Hanya dapat di aplikasikan pada pasien yang beragama muslim
2. Memerlukan alat untuk mengaplikasikannya

G. Kesimpulan
Kedua initervensi ini yaitu Terapi Murotal Al-Qur’an dan Deep Breathing Exercise (DBE)
sama-sama efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada pasien luka post op laparotomi
dan kedua intervensi dapat dapat dilakukan secara mandiri di rumah.

DAFTAR PUSTAKA
Hasri. (2012). BAB I pdf. http://thesis.umy.ac.id. Dilihat 5 desember 2020

Hamurni, R Diah M, (2017) Deep Breathing Exercise (Dbe) Dan Tingkat Intensitas Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Laparatomi.

Hadi, dkk. (2013). Obati Dirimu Dengan Al- Qur’an, Tangerang: Iniperbesa.

Marliyana, (2018). Pemberian Terapi Murotal Qur’an Terhadap Nyeri Saat Perawatan Luka
Post Op Laparotomi Di Ruang Kutilang Rs.Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Nugroho,W, (2010), Keperawatan gerontik dan geriatrik, edisi 3,Jakarta, EGC

Purwanto, E, Sumarni, DW, Sutono, (2008). Efek musik terhadap perubahan intensitas nyeri
pada pasien post operasi di ruang bedah cendana 2 RSUP dr Sarjito Yogjakarta, JIK,
Vol.03/No.02/Mei/2008

Potter&Perry, (2006), Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Nuha Medika: Yogyakarta.

Sjamsuhidayat & Jong, (2008). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

Tamsuri, A. (2012). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai