Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN MOBILISASI DENGAN LAMA HARI RAWAT

ANAK POST APPENDICTOMY

Suci Nurjanah
Universitas Muhammadiyah Ponorogo

e-mail : suci88.sn@gmail.com

Abstrak

Penatalaksanaan terhadap apendisitis pada anak adalah dengan melakukan apendiktomi


dengan metode laparatomy dengan mengakat atau membuang appendiks dengan mengunakan
satu sayatan di bawah perut bagian kanan. Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan
luka pasca operasi yang mempengaruhi lama hari rawat antara lain status gizi anak dan
mobilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan mobilisasi
dengan lama hari rawat anak Post Appendictomy di Rumah Sakit An-nisa dan Rumah Sakit
Gambiran. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi Analitik
dengan mengunakan pendekatan Cross sectional. Pada penelitian ini mengunakan tehnik
Total Sampling dengan jumlah responden 34 orang. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu univariat, bivariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan
status gizi P value=0,001 dan mobilisasi P value =0,030 dengan lama hari rawat anak post
appendictomy. berdasarkan hasil tersebut disarankan perawat memberikan pendidikan
kesehatan terkait penting mejaga berat badan dan mobilisasi pada anak post appendictomy
sehingga lama hari rawat anak tidak memajang.

Kata kunci : status Gizi, Mobilisasi, Lama hari rawat, post appendictomy

Abstract

the management of appendicitis in chilidren is appendictomy with the laparatomy method by tapping
or saving the appendix using an icision under the rigth abdomen. The causes factor to the healing
process of wound after surgency which influence the leggth of stay among others, children’s nutrition
satatus and mobilization. The purpuse of thr study was to know the relation between the nutrition
status and mobilization through the length of stay post appendictomy at An-Nisa and Gambiran
Hospital. The reseach desaign was analytic observation with cross sectional apporch. The number of
sampel is 34 respondent which is determined by total sampling method. Data were analyzed by
univriat and bivariat. The value nutriton status 0,001and mobilization 0,030 with the length of stay
for childreen post appendictomy. Based on the result, it is recommended that nurse provide health
education related the improtance of mainting wegth and mobilzation to the children post
appendictomy so the legth of stay doesn’t take too long

Keywords: Nutrition status, Mobilization, The length of stay and post appendictomy

1
PENDAHULUAN penyakit atau penyakit penyerta, status
gizi, kemudian faktor peran perawat
Anak merupakan individu yang meliputi perawatan luka, mobilisasi,
berada dalam rentang perubahan infeksi luka dan intake nutrisi. (Potter and
perkembangan yang dimulai dari bayi Perry, 2006).
hingga remaja. Pada rentang tumbuh Berdasarkan fenomena yang ditemui
kembang tersebut anak dihadapkan dengan peneliti mendapatkan didapatkan bahwa
masalah kesehatan(Wong, 2009). Masalah dari ke 4 pasien yang didiagnosa
kesehatan seperti penyakit non trautamtik appendicitis dan dilakukan tindakan
yang paling sering dijumpai dan Appendictomy, 2 anak lama hari rawat
memerlukan pembedahan abdomen segera setelah post operasi lebih dari 3 hari,
pada anak dan remaja adalah appendicitis karena kodisi anak mengalami obesitas,
(Minnes, 2008; Nelson,2013). intake nutrisi tidak adekuat serta latihan
Appendicitis merupakan keadaan mobilisasi yang pasif.
yang paling sering memerlukan tindakan
pembedahan pada usia kanak-kanak.
Meskipun jarang dijumpai pada anak-anak METODELOGI
berusia dibawah 2 tahun, appendicitis
sering disertai dengan komplikasi dan Desain penelitian yang digunakan dalam
kematian. Insiden appendicitis meningkat penelitian ini Observasi Analitik dengan
dalam kelompok usia diatas 2 tahun mengunakan pendekatan Cross sectional.
(Wong, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Insiden Appendicitis dari tahun anak yang menjalani operasi appendictomy
ketahun mengalami peningkatan terutama di Rumah Sakit An-Nisa dan Rumah Sakit
di negara-negara berkembang termasuk Gambiran. Sample dalam penelitian ini
Indonesia. Dilaporkan bahwa sekitar 20% adalah 34 sample dengan tehnik
dari seluruh penduduk Indonesia pengambilan sample Total Sampling
mengalami appendicitis (Dwi & Putri, dengan memilih responden berdasarkan
2013). Pada pediatrik insiden appendicitis kritesia inklusi dan Ekslusi.
meningkat 1-2 kasus per 10.000 anak
sampai umur 4 tahun dan 25 kasus per
10.000 anak pertahun untuk umur anatara HASIL PENELITIAN
10-17 tahun (Svensson, 2015). Pada study
pendahuluan di rumah sakit An-nisa Univariat
Tanggerang pada priode September hingga
Desember 2016 didapatkan 49 anak Tabel 1 karateristik responden
dengan terdiagnosa Appendicitis.
Dampak dari hospitalisasi bagi anak Variable Katogori Frekuensi Presentasi
adalah perpisahan dengan anggota Usia < 10 21 61,8
keluarga, kehilangan kontrol dan otonomi ≥ 10 13 38,2
karena prosedur pengobatan, kehilangan Jenis Laki – 19 55,9
kelamin Laki 15 44,1
aktivitas yang menunjang perkembangan,
Perempuan
kehilangan waktu bermain dan kecemasan Jaminan BPJS 25 73,5
pada anak terhadap prosedur pengobatan Kesehatan NON BPJS 9 26,5
di Rumah Sakit (Hocken berry & Wilson, Ruang Kelas 1 20 58,8
2014). Kelas Kelas 2 & 14 41,2
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perawatan 3
penyembuhan luka pasca ada dua yaitu
kondisi anak dan peran perawat. Faktor
kondisi anak meliputi obat-obatan, riwayat

2
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa ada kecenderungan anak dengan status gizi
sebagian besar anak yang menjalani kurang dan gizi lebih maka lama hari
operasi appendictomy usia <10 tahun rawat memanjang.
sebesar 61,8%. Sebagian besar responden
yang menjalani operasi appendictomy 2. Hubungan mobilisasi dengan lama hari
berjenis kelamin laki-laki sebesar 38,2%. rawat
Hampir seluruhnya responden yang Tabel 4 hubungan Mobilisasi dengan
menjalani operasi appendictomy lama hari rawat anak
mengunakan jaminan BPJS sebesar 73,5%.
Sebagian besar responden yang menjalani Variable Mean Std Std P
operasi appendictomy di rawat di ruang deviasi error value
kelas 1 sebesar 58,8%.
Tabel 2 rata-rata lama hari rawat Mobili Aktif 3,14 0,478 0,104 0,030
sasi Pasif 3,54 0,519 0,144
Variable Mean Std deviasi Min-Max Rata–rata lama hari rawat anak
Lama hari 3,29 0,524 2-4 dengan mobilisai aktif adalah 3,14 hari
rawat dengan standar deviasi 0,478 hari,
sedangkan lama hari rawat anak dengan
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
mobilisasi pasif adalah 3,54 hari dengan
rata-rata lama hari rawat anak post
standar deviasi 0,519. Hasil uji statistik
appendictomy adalah 3,29 hari dengan
didapatkan nilai p=0,030. Analisis tersebut
standar deviasi 0,524.
juga menjelaskan ada hubungan antara
mobisasi dengan lama hari rawat. Anak
Bivariat yang melakukan mobilisasi pasif ada
kecenderungan lama hari rawat
1. Hubungan status gizie terhadap lama memanjang.
hari rawat
Tabel 3 Hubungan Status Gizi dengan
lama hari rawat PEMBAHASAN
Lama hari rawat
Variabel Mean Std P a. Hubungan status gizi dengan lama
Deviasi value
hari rawat
Status gizi Kurang 3,71 0,488 0,001
Baik 3,00 0,343 Berat badan adalah parameter
Normal 3,56 0,524 pertumbuhan yang paling
. pengukurannya sederhana, mudah
Rata – rata lama hari rawat pada dilakukan serta merupakan indeks
anak yang berstatus gizi kurang adalah untuk status nutrisi sesaat. Status gizi
3,71 hari dengan stadar deviasi 0,488 hari. dapat dilihat dari hasil indeks massa
Pada anak yang bersatus gizi baik rata–rata tubuh yang diketahui berdasarkan
lama hari rawat nya adalah 3,00 hari perbandingan antara berat badan dan
dengan standar deviasi 0,343 hari. Pada anak. Status gizi sangat penting untuk
anak yang berstatus gizi lebih rata – rata proses penyembuhan luka pasca
hari rawat adalah 3,56 hari dengan stadar operasi, hal ini telah diketahui bahwa
deviasi 0,527 hari. Hasil uji statistik dapat status gizi yang buruk akan
di nilai p=0,001, berarti pada alpha <0,05. memperlambat penyembuhan luka
Analisis tersebut juga dapat menjelaskan akibat kekurangan vitamin, mineral,
bahwa ada hubungan antara status gizi protein dan zat-zat lain yang diperlukan
dengan lama hari rawat, dengan demikian dalam proses penyembuhan luka.

3
Hasil bivariat penelitian didapatkan hipoventilasi dan komplikasi pulmonal
terdapat hubungan satatus gizi dengan pasca operasi (Perry & Potter, 2009).
lama hari rawat anak, dimana status gizi
baik akan mempercepat proses b. Hubungan mobilisasi dengan lama
penyembuhan luka dan memperpendek hari rawat
lama rawat. Mobilisasi merupakan faktor utama
Penelitian ini sejalan dengan dalam mempercepat pemulihan dan
Kurnia (2014) terdapat hubungan antara mencegah terjadinya komplikasi pasca
status gizi dengan proses penyembuhan bedah. Mobilisasi sangat penting dalam
luka. Pada penelitian Susetyowati dkk mempercepat hari rawat dan
(2010) juga menyatakan ada pengaruh mengurangi risiko karena tirah baring
status gizi pasien bedah mayor lama, seperti terjadinya dekubitus,
preoperasi berdasarkan indikator NRI kekakuan atau penengangan otot-otot di
(Nutritional risk Index) terhadap lama seluruh tubuh, gangguam sirkulasi
rawat inap pascaoperasi. darah dan gangguan pernafasan dan
Status gizi yang buruk gangguan peristaltik maupun berkemih.
mempengaruhi sistim kekebalan Infeksi terjadi karena mobilisasi yang
tubuhyang memberikan perlindungan kurang sehingga sirkulasi untuk
terhadap penyakit infeksi seperti memenuhi kebutuhan nutrisi ke daerah
sekretori imuno globin (IgA) yang sayatan belum terpenuhi, akibatnya
dapat memberikan kekebalan perbaikan sel menjadi terhambat dan
permukaan memberan mukosa, hal ini merupakan salah satu alasan
gangguan sistim fagositosis, gangguan yang menyebabkan lama hari rawat
pembentukan kekebalan humoral memanjang dan pada akhirnya dapat
tertentu, berkurangnya sebagian menyebabkan dampak peningkatan
komplemen dan berkurangnya thymus biaya perawatan dan dampak
sel (Hidayat, 2011). Malnutrisi merusak hospitalisasi.
proses penyembuhan luka, malnutrisi Mobilisasi dapat menunjang proses
harusdi indentifikasi semenjak dini penyembuhan luka pasien karena
dengan menggunakan alat screnning dengan mengerakan anggota tubuh
gizi. Jika dibutuhkan pasien harus badan akan mencegah kekuatan otot
dikonsulkan pada ahli gizi dan dan sendi, sehingga dapat mengurangi
mendapatkan rencana perawatan gizi. nyeri dan dapat memeperlancar
Nutrisi yang optimal merupakan kunci peredaran darah kebagian yang
dalam fase penyembuhan luka (Rabbes, mengalami perlukaan agar proses
2015) penyembuhan luka menjadi cepat. Hal
Menurut Roupakias & mitsakou ini sejalan dengan carpenito (2000)
(2012), komplikasi pasca operasi pada bahwa salah satu faktor yang
pasien dengan obesitas dapat terjadi mempengaruhi proses penyembuhan
karena terdapat peningkatan jaringan luka akibat pembedahan adalah
adiposa subkutan yang akan menjadi mobilisasi.
jaringan mati, anak dengan gizi lebih Pada penelitian ini didapatakan
atau obesitas akan cenderung rentan hasil bahwa ada hubungan mobilisasi
terserang infeksi, infeksi pada luka post dengan lama hari rawat anak post
operasi akan menyebabkan lama hari appendictomy. Penelitian tersebut di
rawat anak post appendictomy. Selain dukung oleh penelitian Wati dkk (2014)
itu pasien obesitas sering sulit dirawat yang menyatakan ada perbedaan
karena tambahan berat badan, pasien bermakna antar rata-rata lamanya
bernafas tidak optimal saat berbaring penyembuhan luka pada pasien yang
miring sehingga mudah mengalami melakukan mobilisasi dini bergerak

4
dengan lamanya penyembuhan pasien
yang melakukan mobilisasi dini tidak B. SARAN
bergerak atau ada hubungan antara Dari hasil tersebut disarankan agar perawat
mobilisasi dini dengan lamanya meningkatkan perawat memberikan
penyembuhan luka pasien pasca operasi pendidikan kesehatan terkait penting
apendiktomi. mejaga berat badan ideal anak dan
Pada penelitian Sulistyawati (2012) mobilisasi pada anak post appendictomy
yang berjudul efektivitas mobilisasi dini sehingga lama hari rawat anak tidak
terhadap penyembuhan luka post memajang.
operasi apendicitis di dapatkan hasil
p=0,028 sehingga dapat disimpulkan
ada perbedaan yang signifikan proses DAFTAR PUSTAKA
penyembuhan luka antara klien yang
dengan pemberian mobilisasi dini Amin (2014). Hubungan statuz gizi dengan
dengan tanpa pemberian mobilisasi lama hari rawat inap pasien anak
dini. Penelitian lain juga menunjukan dengan diare akut. Univeristas
hasil serupa yaitu penelitian dari Ditya Lambung Mangkurat Banjarmasin
dkk (2016) & Kusmayanti dkk (2015)
terdapat hubungan yang signifikan Axton & Fugate (2009) Rencana asuhan
antara mobilisasi dini dengan proses keperawata pediatri. EGC. Jakarta
penyembuhan luka dan lama rawat
pasien laparotomi. Black & Hawk (2014). Keperawatan
Pada saat melakukan obeservasi di medikal bedah. Elsevier
ruang perawatan anak di rumah sakit
An-nisa dan rumah sakit Gambiran, Bowden, V R., & Greenberg, C. S (2010).
kebanyakan pasien atau ibu diberikan Chaildren and their families: The
pendidikan kesahatan oleh perawat continuum of care. Philadelphia:
untuk membantu dan meotivasi anak W. B. Saunders Company.
bisa melakukan gerakan miring kiri
miring kanan atau duduk dan turun dari Catherine Rabess (2015). Understanding
tempat tidur segera dan tiap 2 jam the link Between Wound Care and
sekali atau 4 jam sekali. Pada kenyataan Nutrition. JCN. Vol 29, No 4
saat peneliti melakukan pengamatan
didapatkan bahwa pasien yang telah Chin-Lung Chen,Et all.(2016). Risk factor
melakukan mobilisasi sedini mungkin for prolongen hospitalization in
akan tetapi tidak teratur namun dengan pediactric appendicitis patients
lama hari rawat yang panjang memiliki with medical treatment. Pediatrik
perasaan takut dan kwatir terhadap luka and neonatologi (2016) xx 1-6
operasi akan terbuka, selain itu alasan
nyeri sehingga anak tidak mau Dahlan (2014). Statistik untuk kedokteran
melakakan mobilisasi secara aktif, anak dan kesehatan. Epidemologi
mau melakukan mobilisasi jika ada Indonesia. Jakarta
perawat atau dokter mendampingin.
Demir Et all (2007). The factors affecting
KESIMPULAN DAN SARAN length of stay patients undergoing
A. KESIMPULAN appendictomy surgery in A military
Ada hubungan status gizi P teaching hospital. military
value=0,001 dan mobilisasi P value medicine.172,6.634
=0,030 dengan lama hari rawat anak
post appendictomy. Hasil analisis.

5
Ditya dkk (2016). Hubungan mobilisasi
dini dengan proses penyembuhan Nugroho (2012). Hubungan asupan nutrisi
luka pada pasien pasca laparatomi dengan lama penyembuhan luka
di bangsal bedah pria dan wanita post operasi Hernia Ingunalis di
RSUP Dr.M.Djamil Padang. Jurnal Rumah Sakit Beda Mitra Sehat
Kesehatan Andalas Lamongan. Surya. Vol.03,No.XIII,
Desember 2012
Dwi Kurnia (2014). Hubungan antara
status gizi dengan penyembuhan Marsaoly & Haris (2016). Infeksi luka
luka post operasi sectio caesarea operasi pada pasien post operasi di
(SC) pada ibu nifas di poli Bangsal RSU PKU
kandungan RSU DR. R Koesoma Muhammadiyah Bantul.
Tuban. Prodi DIII Kebidanan Universitas Muhamdiyah
Stikes NU Tuban. Yogyakarta

Eliza (2014). Hubungan antara status gizi Meilany dkk (2012). Pengaruh malnutrisi
terhadap proses penyembuhan luka dan faktor lainya terhadap kejadian
post sectio caesaria di Ruang Dewi wound Dehiscence pada
Kunti RSUD Kota Semarang. pembedahan abdominal anak pada
Jurnal Keperawatan Marternitas. periode perioperatif. Sari Pediatrik
Volume 2, No 1; 20-26
Mitrawati dkk (2015). Hubungan
Greyling (2010). Nutritional support for mobilisasi dini dengan lamanya
the patient with Wounds: food penyembuhan luka pasien pasca
Intake and supplementation. operasi apekdiktomi di Ruang
Wound Healing Southern Africa. Bedah RSUD Jend A. Yani Metro.
Volume 3 No.1 Jurnal Kesehatan Holistik.Vol , No
2 April 2015:71-75
Hockenberry-Eaton, M., D., Winkalstein,
M. L., & Schartz, P. (2009), Moh Nazir (2014). Metode penelitian.
Wong’s essentials of pediatric Galia indonesia. Bogor Jawa Barat
nursing (7th ed). St. Louis: Mosby,
inc. Roupakias & Mitasakou (2012). Surgical
morbility in obes children. Asia
Journal of Surgery. 35,99-103
Irma Puspita Arisabti. (2013). Manajemen
perawatan luka : Konsep Luka. Sandi dkk (2015). Infeksi luka operasi
EGC. Jakarta (ILO) pada pasien post Operasi
laparatomi. Poltekes Kemenkes.
Johanses et al (2011). Prologed legth of Malang
stay and many readmissions after
appendictomy. Danish Medical Seniwati dkk (2012). Faktor-Faktor yang
Bulletin berhubungan dengan proses
penyembuhan luka sectio caseria di
Kusumumayanti dkk (2012). Faktor- Ruang Perawatan Nifas RSUD
Faktor yang mempengaruhi lama Labuhan Baji Makassar. Stikes
perawatan pada pasien pasca Nani Hasanuddin Makasar.
operasi laparatomi di Instalasi Volume 1 Nomor 5 tahun 2012;
Rawat Inap BRSU Tabanan. ISSN:2302-1721
Univeritas Udayana

6
Sulistiyawati (2008). Efektivitas dengan proses penyembuhan luka
mobilisasi diini terhadap pasca operasi sectio cesarea.
penyembuhan luka post operasi depatermen gizi kesehatan,
apendisitis. Jakarta Universitas Airlangga. Surabaya

Susetyowati dkk (2010). Status gizi pasien Wirda Faswita (2016). tindakan perawatan
pasca bedah mayor preoperasi luka pada pasien fraktur terbuka
berpengaruh terhadap terhadap penyembuhan Luka di
penyembuhan luka dan lama rawat Rumah Sakit Islam Haji Medan
inap pasca operasi di RSUP Dr Tahun 2015. Jurnal Ilmiah Reseach
Sardjito Yogyakarta. Jurnal Gizi Sains Vol.2 No.2 Juni 2016
Klinik Indonesia. Vol.7,No.1, juli
2010 Wong dkk, 2009. Buku ajar keperawatan
pediatrik Volume 1&2. Jakarta :
Widjianingsih & Wirjatmadi (2013). EGC
Hubungan tingkat komsumsi gizi

Anda mungkin juga menyukai